Anda di halaman 1dari 10

A Paper of

Transfer Pricing

By:
Fajar Anugrah
Fariz Qasmal Maulana
Muhammad Arif
Rizky Muharam
Erwin Ginanjar

120110110179
120110110189
120110110199
120110110185
120110110206

Prinsip Dasar Harga Transfer


A. Bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga pasar yang dikenakan
seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar/dibeli dari pemasok luar.
B. Bagi divisi penjualan, harga transfer merupakan pendapatan dan akan diperhitungkan adanya laba untuk pusat laba penjualan, sedangkan
C. Bagi pusat laba pembelian, harga transfer merupakan biaya atau harga pokok
sehingga diharapkan masih dapat dijual dengan memperoleh keuntungan.

Tujuan Penentuan Harga Transfer


Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan berikut ini:
1) Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk
menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2) Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita maksudnya, sistem harus
dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha
juga akan meningkatkan laba perusahaan.
3) Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4) Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

Kondisi yang Mempengaruhi Harga Transfer


Suatu transfer barang dan jasa dalam suatu transaksi setidaknya salah satu dari kedua
pihak adalah pusat laba. Harga semacam itu biasanya melibatkan suatu elemen laba karena
suatu perusahaan yang independen tidak akan mentransfer barang dan jasa ke perusahaan lain
sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi harga
transfer adalah:
Prinsip Dasar
Harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan
seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan citacita jika kondisi-kondisi di bawah ini ada.

Orang-orang yang Kompeten


Idealnya, para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat
tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya. Staf yang terlibat
dalam negosiasi dan arbitrase harga transfer juga harus kompeten.
Atmosfer yang Baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas, sebagaimana diukur dalam
laporan laba rugi mereka, sebagai cita-cita yang penting dan pertimbangan yang
signifikan dalam penilaian kinerja mereka.
Harga Pasar
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan mapan
dari produk identik yang sedang ditransfer maksudnya, harga pasar mencerminkan
kondisi yang sama (kuantitas, waktu pengiriman, dan kualitas) dengan produk yang
dikenakan harga transfer.
Dianggap cara yang terbaik karena harga pasar cocok dengan konsep pusat
laba (dapat mengukur kontribusi setiap pusat laba), dan menjadikan penilaian prestasi
atas dasar laba menjadi layak untuk diterapkan (dapat mengoptimal-kan suatu divisi
untuk memperoleh laba).
Kelemahan :

Tidak semua produk yang ditransfer memiliki harga pasar

Harga pasar sering berubah sehingga harga transfer berubah


Sering terdapat harga yang sama untuk produk yang sama

Kebebasan Memperoleh Sumber Daya


Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para manajer
sebaiknya diizinkan untuk memilih alternatif yang paling baik untuk mereka. Manajer
pembelian harus bebas untuk membeli dari pihak luar, dan manajer penjualan harus
bebas untuk menjual ke pihak luar.
Informasi Penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan
pendaparan yang relevan dari masing-masing alternatif tersebut.

Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi
kontrak antar unit usaha.
Jika semua kondisi di atas terpenuhi, maka sistem harga transfer berdasarkan harga pasar
dapat menghasilkan keselarasan cita-cita, dan tidak membutuhkan administrasi pusat.
Hambatan-hambatan dalam Perolehan Sumber Daya
Sekarang akan dipertimbangkan situasi di mana manajer pusat laba tidak memiliki
kebebasan dalam mengambil keputusan tersebut dan akibat-akibat yang terjadi dengan
adanya hambatan dalam perolehan sumber daya pada kebijakan harga transfer yang ada.
Pasar yang Terbatas
Dalam banyak perusahaan, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli dapat saja
sangat terbatas. Ada beberapa alasan akan hal ini:
a. Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan
eksternal.
b. Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdefernsiasi,
tidak ada sumber daya dari luar.
c. Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka perusahaan
cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar
mendekati biaya variabel perusahaan, di mana hal ini jarang sekali terjadi.
Suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitif walaupun perusahaan
tersebut tidak membelli atau menjual produknya ke pasar bebas dengan cara:
a. Jika ada harga pasar yang diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk
menentukan harga transfer.
b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.
c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba
tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar.
d. Jika pusat laba pembelian produk yang serupa dari pasar luar/bebas, maka pusat laba
tersebut dapat meniru harga kompetitif untuk produk-produk eksklusifnya.
Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Misalnya jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas
dengan kata lain, pusat laba tersebut memiliki kapasitas yang berlebih. Perusahaan mungkin

tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok
luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai.
Sebaliknya, andaikan jika pusat laba pembelian tidak dapat memperoleh produk yang
diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi
tersebut terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam industri. Dalam kasus
ini, output dari pusat laba pembelian terhalng dan kembali, laba perusahaan tidak dapat
optimal.
Jika jumlah transfer dalam perusahaan adalah kecil atau situasi tersebut bersifat
sementara, banyak perusahaan membiarkan para pembeli dan penjualn untuk saling bekerja
sama tanpa campur tang kantor pusat.
Beberapa perusahaan memberikan wewenang kepada pusat laba pembelian atau
penjualan untuk menyerahkan keputusan perolehan sumber daya ke satu orang atau komite
yang terpusat.

Pricing Corporate Services


Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan jasa-jasa
unit usaha, namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya. Tiga teori
pemikiran mengenai jasa-jasa.
1. Suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang diberikan. Jika
membayar kurang dari itu, maka unit usaha akan termotivasi untuk menggunakan
jasa-jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis.
Dan sebaliknya, jika membayar melebihi dari biaya variable standard, maka mereka
mungkin tidak akan menggunakan jasa-jasa yang dipandang perlu oleh manajer
senior.
2. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan biaya variable standard
ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standard (biaya penuh/fullcost).
Pendukung teori ini berpendapat jika unit usaha tidak mempercayai bahwa jasa
tersebut bernilai sebesar itu, maka ada sesuatu yang salah dalam kualitas atau efisiensi
dari unit jasa tersebut. Biaya penuh mencerminkan biaya jangka panjang perusahaan,
dan inilah yang harus dibayar.

3. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan harga pasar, atau biaya
penuh standard (standard full cost) ditambah margin labanya. Harga pasar digunakan
jika memungkinkan, jika tidak, maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang
akan digunakan. Logikanya adalah modal yang digunakan oleh unit jasa sebaiknya
memperoleh tingkat pengembalian atas modal yang digunakan sebagaimana dengan
unit produksi.
Pilihan Penggunaan Jasa
Pihak manajemen mungkin memutuskan bahwa unit usaha dapat memilih apakah
menggunakan jasa sentral atau tidak. Unit usaha dapat memperoleh jasa tersebut dari pihak
luar, mengembangkan kemampuan mereka atu memilih untuk tidak menggunakan jasa ini
sama sekali.
Kesederhanaan dari Mekanisme Harga
Harga yang dibebankan kepada jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang
dimaksudkan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami
dengan cukup mudah oleh para manajer unit usaha.
Penentuan Harga Jasa Korporat
Jasa-jasa korporat yang berkaitan dengan kegiatan unit usaha juga harus
diperhitungkan dalam harga produk yang dihasilkan atau dijual oleh unit usaha. Jasa korporat
dapat ditentukan dengan dua jenis transfer, yaitu:
1. Pengendalian jumlah jasa korporat yang diterima oleh unit penerima, yaitu dengan biaya
variabel standar, biaya penuh atau biaya satndar penuh.
2. Pilihan penggunaan jasa, yaitu manajer unit usaha juga diberi kesempatan untuk memilih
dan menggunakan jasa dari luar jasa korporat.

Administrasi Harga Transfer


Bagaimana pelaksanaan dari kebijakan harga transfer yang dipilih khususnya dalam
tingkat negosiasi yang diizinkan untuk menentukan harga transfer, metode penyelesaian
konflik dalam menentukan harga transfer, dan klasifikasi produk yang sesuai dengan metode
yang paling tepat.
Negosiasi
Jika harga transfer tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat maka unit usaha
dapat menegosiasikan harga transfer satu sama lain. Dengan kata lain, bahwa
kepercayaan dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas harga

pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen lini
(Line Management).
Beberapa kelemahan jika harga transfer ditentukan oleh staf pusat, diantaranya adalah

Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga, maka kemampuan manajemen

lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang.


Unit bisnis biasanya memiliki informasi yang paling baik mengenai pasar dan
biaya-biaya yang ada, sehingga merupakan pihak yang paling tepat untuk
mencapai harga yang pantas.

Arbitrase dan Penyelesaian Konflik


Suatu prosedur harus dibuat untuk menengahi arbitrase harga transfer, prosedur dalam
menengahi arbitase harga transfer bisa diserahkan tugas kepada seorang eksekutif saja,
atau membentuk suatu komite yang memiliki tiga tanggung jawab yaitu menyelesaikan
arbitase harga transfer, meninjau alternative perolehan sumber daya yang mungkin ada
dan mengubah peraturan harga transfer bila perlu.
Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara.
1. Secara formal. Dengan menyerahakan kasus secara tertulis kepada pihak
penengah / pendamai (arbitrator)
2. Secara informal atau secara lisan saja.
Terdapat empat cara dalam menyelesaikan konflik dalam arbitrase tersebut, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Memaksa (Forcing)
Membujuk (Smoothing)
Menawarkan (Bargaining)
Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

Klasifikasi Produk
Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin formal
dan spesifik peraturan yang ada. Jika harga pasar selalu siap sedia, maka perolehan
seumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas keputusan buat
atau beli (make or buy decision) yang melebihi jumlah tertentu.

Beberapa perusahaan membagi produknya ked alam dua kelas :


1. Kelas I
Meliputi seluruh produk dimana manajemen senior ingin mengendalikan
perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan produk-produk yang
bervolume besar, produk-produk yang tidak memiliki sumber dari luar, dan produkproduk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi alas
an kualitas atau alasan tertentu.
2. Kelas II
Meliputi seluruh produk lainnya. Secara umum, ini merupakan produk-produk
yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya ganggguan terhadap operasi
yang sedang berjalan, produk-produk yang relative kecil, diproduksi dengan peralatan
umum (general purpose equipment). Produk-produk kelas II ditransfer pada harga
pasar.

Model Harga Transfer Teoritis (Theoritical Transfer Pricing Model)


Model ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Model-model yang berdasarkan teori ekonomi klasik
Model ekonomi klasik pertama kali dikemukakan oleh Jack Hirschleifer dalam
sebuath artikel tahun 1956. Ia menggunakan kurva permintaan untuk transfer produk
menengah dari satu unit usaha ke unit usaha lain untuk mendapatkan harga transfer.
Dengan menggunakan harga transfer yang ada, kedua unit tersebut akan menghasilkan
total laba maksimum dengan mengoptimalkan laba masing-masing unit.
2. Model-model yang berdasarkan program linier
Merupakan model yang berdasarkan pendekatan biaya kesempatan,

juga

mengkombinasikan hambatan-hambatan kapasitas, menghitung pola produksi optimal


perusahaan, dan menghitung nilai yang menunjukan kontribusi laba dari setiap sumbar
daya yang langka.
3. Model-model yang berdasarkan nilai Shapley
Nilai shapley dikembangkan pada tahun 1953 oleh L.S.Shapley sebagai metode
pembagian laba dari koalisi perusahaan atau individu di antara anggota-anggota
individual sesuai dengan proporsi kontribusi yang dibuat oleh masing-masing.

Case 5-3 General Appliance Coorporation


Stove Top Problems
Kondisi yang ada:
VP dari Manufacturing Staff telah menjalankan tugasnya sesuai prosedur.
Ada 2 sisi jika transfer pricing dilakukan. Pertama Stove Division menyetujui tetapi
profit divisi ini berkurang. Kedua, profit Stove Division tidak menurun tetapi kualitas barang
yang diproduksi menurun.
Pertanyaan mendasar:
Apakah masalah terletak pada transfer price? Ataukah ada tahapan sebelumnya yang
terlewat?
Solusi:
Dinyatakan bahwa kualitas perlu dinaikkan. Tidak ada pengujian terhadap pernyataan
ini. oleh karena pernyataan ini merupakan dasar dalam penentuan transfer pricing, pernyaaan
ini baiknya diuji terlebih dahulu. Pengujian dapat dilakukan secara informal seperti
mengadakan pertemuan antara divisi-divisi yang bersangkutan (Stove Division, Chrome
Products Division, dan Manufacturing Staff). Pengujian secara teknis merupakan kebijakan
dari ahli-ahli yang bersangkutan di bidangnya. Kemudian keputusan transfer pricing
didasarkan pada temuan-temuannya. Jika transfer pricing memang perlu dilakukan, maka itu
merupakan konsekuensi yang harus ditanggung oleh Stove Division karena pada umumnya
hasil pengujian merupakan fakta.
Thermostatic Control Problem
Dihitung terlebih dahulu jika thermostatic control unit dibeli dengan harga $ 2,45 dan
$ 2,15. Kemudian diperlihatkan proporsi kebutuhan tiap divisi. Di soal disebutkan bahwa
keperluan thermostatic control unit untuk divisi Laundry lebih besar 5x daripada divisi
Refrigeration. Setelah dihitung dan dibandingkan, maka kemudian dilihat kebijakan transfer
price-nya (apakah cenderung short-term strategy atau long-term strategy). Dengan proporsi
kebutuhan dan kebijakan transfer price dijadikan sebagai variabel penentu, maka dapat dibuat
keputusan apakah divisi Refrigeration dan Laundry harus membeli semua thermostatic
control unit dengan harga $ 2,45 atau dicampur dengan unit dari pihak eksternal entitas yang
seharga $ 2,15.

Transmission Problem
Jika pabrik tetap dibuat (dengan kata lain investasi tetap dijalankan) maka transfer
price yang bisa disetujui adalah $ 11,25 (lowest price pada investment analysis). Nobody to
blame.
However, jika investasi tidak jadi dilakukan, maka transfer price yang $ 12 itu $ 0,5
nya harus ada yang menanggung ($ 0,5 adalah error yang terjadi). Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah menetapkan transfer price dalam range lowest value from analysis sampai
dengan $ 11,5. Artinya bahwa kesalahan perhitungan sebesar $ 0,5 ditanggung kedua divisi.
Nobody gets the most profit or nobody gets the loss.
Sebagai pencegahan di masa depan, perusahaan harus memperbaiki sistem approval
mereka dalam capital investment.

Anda mungkin juga menyukai