Anda di halaman 1dari 4

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

REVIEW LAPORAN TUGAS AKHIR KELAS B


No
.
1

Penulis,
Judul, Tahun
I Nugroho ,
Optimasi
Penempatan
Arrester
Terhadap
Tegangan
Lebih Transien
Pada
Transformator
Daya Dengan
Metode
Algoritma
Genetika ,
2014

LatarBelakang

RumusanMasalah

Penulisan latar
belakang oleh penulis
sesuai karena
menjelaskan alasan
melakukan penelitian
dengan judul
Optimasi Penempatan
Arrester Terhadap
Tegangan Lebih
Transien Pada
Transformator Daya
Dengan Metode
Algoritma Genetika .
yaitu pentingnya
arrester sebagai salah
satu pengaman dari
petir yang dapat
mengganggu keandalan
sistem

Pada laporan skripsi ini


tidak disertai subbab
rumusan masalah,
namun apabila perlu
disertakan, maka
rumusan masalah yang
sesuai adalah :
1. Berapa jarak
penempatan arrester
yang optimal terhadap
tegangan lebih transien
pada transformator
daya.
2. Bagaimana pengaruh
dari waktu muka arus
sambaran balik
terhadap jarak
optimum penempatan
arrester.
3.Bagaimana pengaruh
dari jarak titik
sambaran dengan
saluran terhadap
jarak optimum
penempatan arrester.

YOGI ANASTRA DANU WIJAYA


21060113120060

Tujuan
Dalam penulisan
skripsi ini, tujuan
penelitian yang
ditulis sudah sesuai
dengan latar
belakang
diadakannya
penelitian ini yaitu:
1. Menentukan
penempatan arrester
yang optimal
terhadap tegangan
lebih transien pada
transformator daya.
2. Mengetahui
pengaruh dari waktu
muka arus sambaran
balik terhadap jarak
optimum
penempatan arrester.
3. Mengetahui
pengaruh dari jarak
titik sambaran
dengan saluran
terhadap
jarak optimum
penempatan arrester.

Kesimpulan

BatasanMasalah

Saran

Kesimpulan yang dibuat sudah


menjawab tujuan dari penelitian
yaitu:
1. Konfigurasi saluran kawatkabel (X2) memiliki jarak
maksimum arrester dengan
transformator daya yang lebih
besar dibandingkan dengan
konfigurasi saluran kawat-kawat
(X1). Pada tegangan 20 kV jarak
maksimum terbaik untuk
konfigurasi (X1) adalah 1,0443
m dan konfigurasi (X2) adalah
9,0559 m. Tegangan 150 kV
jarak maksimum terbaik untuk
konfigurasi (X1) adalah 1,295 m
dan konfigurasi (X2) adalah
11,963 m. Tegangan 500 kV
jarak maksimum terbaik
konfigurasi (X1) adalah 2,736 m
dan konfigurasi (X2) adalah
18,477 m.
2. Semakin besar jarak antara
titik sambaran dengan saluran
maka jarak maksimum arrester
dengan transformator daya
semakin besar. Pada tegangan 20
kV dengan jarak sambaran 50 m
didapat jarak maksimum untuk

Pada penelitian ini,


batasan maslahnya
sebagai berikut:
1. Tugas akhir ini
tidak diaplikasikan
secara langsung
tetapi hanya dalam
bentuk simulasi.
2. Tegangan yang
digunakan untuk
menentukan
penempatan arrester
adalah tegangan 20
kV, tegangan 150
kV, dan tegangan
500 kV.
3. Kawat yang
digunakan adalah
jenis konduktor
tunggal (single
conductor) dengan
luas penampang
kawat yang
digunakan untuk
tegangan 20 kV
adalah 95 mm2 [5],
tegangan 150 kV
adalah 281 mm2,
dan tegangan 500

Penelitian ini
memberikan
untuk mengg
kabel jenis la
sebagai samp
metode optim
yang lain seb
metode analis

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN


REVIEW LAPORAN TUGAS AKHIR KELAS B
konfigurasi (X1) = 1,04 m dan
konfigurasi (X2) = 9,05 m. Pada
jarak sambaran 100 m didapat
jarak maksimumdan untuk
konfigurasi (X1) = 1,929 m;
konfigurasi (X2) = 16,724 m.
Sedangkan dengan jarak 200 m
didapat jarak maksimum:
konfigurasi (X1) = 3,56 m dan
untuk konfigurasi (X2) = 30,88
m. Pada simulasi dengan
tegangan 150 kV dan 500 kV
juga didapatkan hasil yang
serupa, dimana semakin besar
jarak titik sambaran maka
semakin besar pula jarak
maksimum arrester dengan
transformator.
3. Semakin besar waktu muka
arus sambaran balik maka jarak
maksimum arrester dengan
transformator daya semakin
besar. Pada tegangan 20 kV
dengan waktu muka sambaran
0,5 s didapat jarak maksimum
untuk konfigurasi (X1) = 1,702
m dan konfigurasi (X2) = 14,764
m. Pada sambaran dengan waktu
muka sambara 1 s menunjukan
jarak maksimum pada
konfigurasi (X1) sebesar 1,928
YOGI ANASTRA DANU WIJAYA
21060113120060

kV adalah 327 mm2.


4. Kabel yang
digunakan adalah
kabel berinti tunggal
(single core cable)
dan untuk tegangan
20 kV memiliki
diameter konduktor
(dr) = 20,6 mm dan
diameter isolasi
pembungkus (dR) =
33,2 mm; tegangan
150 kV memiliki dr
= 62 mm dan dR =
101 mm; serta
tegangan 500 kV
memiliki dr = 62
mm dan dR = 129
mm.[5]

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN


REVIEW LAPORAN TUGAS AKHIR KELAS B
m dan untuk konfigurasi (X2)
didapat jarak sejauh 16,726 m.
Sedangkan dengan waktu muka
2 s didapat jarak maksimum
untuk konfigurasi (X1) = 2,185
m dan untuk konfigurasi (X2) =
18,946 m. Pada simulasi dengan
tegangan 150 kV dan 500 kV
juga didapatkan hasil yang
serupa, dimana semakin besar
waktu muka sambaran maka
semakin besar pula jarak
maksimum arrester dengan
transformator.
4. Besar tegangan sisa yang tiba
pada transformator daya masih
berada dibawah nilai BIL
tramsformator daya tersebut.
Pada tegangan 20 kV tegangan
sisa yang tiba pada transformator
daya adalah 108,6 kV. Pada
tegangan 150 kV tegangan sisa
sebesar 565,1 kV. Pada tegangan
500 kV Tegangan sisa sebesar
1348,2 kV.

M. Wahyu
Ashari,

Latar belakang dari


penelitian ini

YOGI ANASTRA DANU WIJAYA


21060113120060

Pada laporan skripsi ini


tidak disertai subbab

Memodelkan dan
mensimulasikan

Dari hasil simulasi yang


dilakukan dapat dilihat bahwa

Batasan masalah
penelitian ini adalah:

Saran yang d
tidak sesuai d

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN


REVIEW LAPORAN TUGAS AKHIR KELAS B
Optimasi Daya
Pada
Pembangkit
Listrik Tenaga
Bayu (PLTB)
Menggunakan
Kendali Sudu
Berbasis
Jaringan
Syaraf Tiruan

menjelaskan
permaslahan
pengembangan PLTB di
Indonesia yakni
kecepatan angin yang
rendah sehingga
efisiensi PLTB menjadi
rendah. Oleh karenanya
diperlukan
pengendalian sudu agar
efisiensi PLTB
meningkat

YOGI ANASTRA DANU WIJAYA


21060113120060

rumusan masalah,
namun apabila perlu
disertakan, maka
rumusan masalah yang
sesuai adalah :
Bagaimana model
system PLTB yang
sesuai dengan
karakteristik angin di
indonesia

system PLTB yang


sesuai dengan
karakteristik angin
di Indonesia, dan
merancang
pengendali berbasis
jaringan syaraf
tiruan untuk control
sudu.

daya lebih optimal pada sud


yang dikendalikan dengan JST
dibandingkan denga sudu yang
tetap

1.Menggunakan
generator induksi
tipe squirrel cage
2.Menggunakan
rigid drive train one
mass model
3.kecepatan angin
berkisar antara 3-6
m/s
4.Merancang
pengendali sudu
berbasis jaringan
syaraf tiruan untuk
memperoleh
efisiensi daya turbin
yang optimal.

batasan masa
yang dibuat

Anda mungkin juga menyukai