Tugas Kecil Estimasi Biaya
Tugas Kecil Estimasi Biaya
Adanya perubahan gambar / spesifikasi teknis dari Perencana yang sudah disetujui
oleh Pemberi Tugas
Adanya instruksi tertulis dari pengawas lapangan untuk menyempurnakan suatu jenis
pekerjaan tertentu yg dipastikan bahwa sangat beresiko secara struktural atau system
tidak berfungsi tanpa adanya penyempurnaan tersebut dimana hal tersebut
sebelumnya belum dinyatakan dalam spesifikasi teknik.
Dalam perhitungan biaya tambah/kurang harga satuan yang digunakan harga satuan
pekerjaan yang tercantum dalam Bill of Quantity kontrak yang bersifat mengikat.
Biaya total pekerjaan belum dapat diprediksi dari awal sehingga untuk pekerjaan
dengan Budget tertentu sangat riskan bagi Pemberi Tugas terhadap terjadinya resiko
pembengkakan biaya proyek
b. Untuk penggunaan system kontrak unit price agar dihindari terjadi adanya harga satuan
timpang karena harga satuan bersifat mengikat untuk perhitungan realisasi biaya kontrak.
Dalam hal penawaran kontraktor terdapat harga satuan timpang untuk item pekerjaan tertentu
harus dilakukan klarifikasi & dibuat Berita Acara Kesepakatan mengenai harga satuan yg
akan digunakan untuk perhitungan biaya perubahan. Dalam penggunaan system kontrak ini
jarang dijumpai adanya Implikasi seperti halnya pada kontrak Lumpsum di atas karena
kontraktor tidak terbebani oleh adanya resiko-resiko pekerjaan yang belum terprediksi pada
saat pelelangan.
iii. Kontrak Gabungan/Lumpsum.
Sistem Kontrak gabungan ini pada umumnya digunakan pada : Unit Price.
a. Jenis pekerjaan borongan yang terdiri dari gabungan antara :
Sistem Kontrak Prosentase ini pada umumnya digunakan pada Kontrak Jasa Konsultasi
bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan, dimana konsultan yg bersangkutan menerima
imbalan jasa berdasarkan prosentase tertentu dari nlai fisik konstruksi / pemborongan
tersebut. Namun demikian tidak semua pekerjaan jasa konsultansi menggunakan system
kontrak Prosentase tetapi dapat pula menggunakan system Billing Rate.
vi. Kontrak Cost & Fee.
Sistem Kontrak Cost & Fee ini pada umumnya digunakan pada kontrak jasa pemborongan
dimana kontraktor yg bersangkutan menerima imbalan jasa / fee tertentu yg sifatnya tetap
karena sulitnya untuk memprediksi besarnya faktor resiko yang bakal terjadi selama durasi
pelaksanaan
vii. Kontrak Design & Built.
Sistem Kontrak Design & Built ini pada umumnya digunakan pada kontrak jasa
pemborongan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya umum dan sederhana sehingga dirasa
oleh Pemilik proyek akan kurang efisien baik dari segi biaya maupun waktu jika design dan
pelaksanaan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa yang berbeda.
C. HIRARKI DAN HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN.
Didalam Surat Perjanjian Pemborongan selain berisi ketentuan-KONTRAK ditetapkan
URUTAN HIRARKI bagian-bagian dokumen kontrak yang bertujuan apabila terjadi
pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain maka yang berlaku adalah
ketentuan berdasarkan urutan yang lebih tinggi dari urutan yg telah di tetapkan. Pada
umumnya Urutan Hirarki dokumen kontrak adalah sbb. :
a. Urutan ke-1 :Surat Perjanjian dan Amandemen/Addendum Kontrak
b. Urutan ke-2 : Ketentuan khusus kontrak
c. Urutan ke-3 :Ketentuan umum kontrak
(Beberapa type kontrak butir b & c masuk dalam pasal-pasal Surat Perjanjian)
d. Urutan ke-4 :Surat Perintah Kerja
e. Urutan ke-5 :Berita Acara Klarifikasi / Negosiasi
f. Urutan ke-6 :Addendum Dokumen Lelang
g. Urutan ke-7 :Spesifikasi Teknis
h. Urutan ke-8 :Spesifikasi Umum
i. Urutan ke-9 :Gambar
j. Urutan ke-10 :Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang (Aanwijzing)
k. Urutan ke-11 :Bill of Quantity / Rincian Anggaran Biaya.
HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN PELAKSANAAN.
Berdasarkan urutan proses dan kegunaan dari masing-masing dokumen maka terjadi saling
keterkaitan antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lain sebagai berikut :
1. SURAT PERJANJIAN.
Surat Perjanjian adalah bentuk perjanjian perikatan kontrak antara Pihak Pemberi Tugas /
Pengguna Jasa dengan Pihak penerima Tugas / Penyedia Jasa yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak diatas materai dengan ketentuan-ketentuan yg telah ditetapkan dalam syaratsyarat khusus kontrak dan syarat-syarat umum kontrak diatas.
2. KETENTUAN KHUSUS KONTRAK.
Ketentuan khusus kontrak adalah pasal-pasal yang berisi tentang penjelasan - penjelasan
DETAIL dan atau PERUBAHAN terhadap pasal-pasal yang ada didalam syarat-syarat
umum Kontrak sebagai contoh misalnya :
Penentuan Besar Jaminan Penawaran.
- Jaminan Pelaksanaan sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu Rp
- Jaminan Pemeliharaan / Retensi sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp .
- Jaminan Uang Muka sebesar 20 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp
Penentuan Tata cara Pembayaran.
- Pembayaran Uang Muka sebesar 20 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rp
- Pembayaran selanjutnya berdasarkan progress bulanan dengan dikurangi pengembalian
Uang mukan dan retensi secara proporsional.
- Termyn Retensi sebesar 5 % dari harga kontrak yaitu sebesar Rpsetelah berakhirnya masa
pemeliharaan.
Penentuan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama hari dimulai sejak dikeluarkannya SPK yaitu tgl.
s/d tgl.
Penentuan Masa Pemeliharaan.
Masa pemeliharaan ditentukan selama.hari
Penyesuaian Harga Kontrak / Eskalasi Pasal ini tidak berlaku (misalnya), dan seterusnya.
Untuk proyek-proyek yang mengacu kepada Kepres misalnya untuk Proyek-proyek
dikalangan Departemen Pekerjaan Umum. Ketentuan Umum Kontrak ini sudah ada
standarisasinya yang dinamakan Dokumen Syarat-syarat Khusus Kontrak. Dan untuk type
kontrak yang menganut kepada standar FIDIC Ketentuan khusus kontrak ini dinamakan Part
II Condition
3. KETENTUAN UMUM KONTRAK.
Ketentuan umum kontrak adalah pasal-pasal yg berisi tentang definisi-definisi dan
penjelasan-penjelasan UMUM yang akan diperikatkan dalam kontrak setelah diterbitkannya
SPK yang antara lain menjelaskan :
Jaminan Pekerjaan
Asuransi
Keselamatan Kerja
Masa Pemeliharaan
Pengawas Pekerjaan
Denda
Dll
Beberapa hal yg dirasa belum jelas dari dokumen penawaran penawaran yg telah
disampaikan, misalnya produk material yang ditawarkan dll.
Kesalahan yang dibuat oleh peserta lelang dalam membuat penawaran namun bersifat
tidak menggugurkan.
Addendum Dokumen Lelang adalah dokumen yg berisi segala macam perubahan baik
pengurangan, penambahan maupun penyempurnaan terhadap Dokumen Lelang (Gambar
lelang, Spesifikasi Teknis, Spesifikasi Umum) yg terjadinya dalam kurun waktu setelah
undangan lelang / pengambilan sampai dengan pemasukan dokumen penawaran dari peserta
lelang yg harus disetujui oleh Konsultan & Pemberi Tugas / Pengguna Jasa.
7. SPESIFIKASI TEKNIS.
Spesifikasi Teknis berisi uraian tentang peraturan-peraturan yg dipakai, lingkup pekerjaan,
persyaratan material, persyaratan pelaksanaan pekerjaan, persyaratan-persyaratan peralatan &
persyaratan khusus lainnya dari pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan dalam Gambar tersebut
Butir A. Spesifikasi teknis memiliki tingkat hirarki yg lebih tinggi dibanding gambar karena
apabila dilihat dari kronologis penyusunannya spesifikasi teknis dibuat untuk menjelaskan,
menegaskan dan mendetailkan hal-hal yang belum tercantum dalam gambar.
8. SPESIFIKASI UMUM.
Spesifikasi Umum selain memuat ketentuan yg telah diuraikan dalam Definisi Spesifikasi
Umum di muka, juga menjelaskan tentang tata cara peserta lelang dalam memasukan
penawaran pekerjaan yang telah diuraikan dalam Gambar (butir A) dan Spesifikasi Teknis
(butir B) termasuk dokumen-dokumen yang harus dilampirkan.
9. GAMBAR.
Gambar adalah dokumen produk Konsultan Perencana yang disahkan oleh Pemberi Tugas yg
berisi tentang dimensi-dimensi dan ukuran-ukuran bangunan yang dipakai sebagai acuan bagi
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Jika dalam suatu dokumen terdapat perbedaan gambar antara antara lembar satu
dengan yang lain maka yang berlaku adalah gambar dengan skala yang lebih besar.
Jika dalam suatu dokumen terdapat perbedaan antara gambar arsitektur dengan
gambar struktur maka untuk dimensi ruang yang berlaku adalah sesuai dengan
gambar arsitektur, namun untuk dimensi struktur (misalnya dimensi penulangan pelat)
yang berlaku adalah yang tercantum pada gambar struktur.
Bill of Quantity adalah daftar item & kuantitas pekerjaan yang penyusunan & perhitungannya
didasarkan atas gambar lelang (butir A), spesifikasi teknis (butir B) dan spesifikasi umum
(butir C) yang digunakan sebagai standar acuan bagi Peserta Lelang dalam mengajukan
penawaran harga.
Komponen kontrak terdiri dari item pekerjaan, volume, harga satuan dan total nilai
kontrak.
Secara sederhana kemudian dirumuskan sebagai berikut :
Item Pekerjaan : Harga Satuan x Volume = Total
Item Pekerjaan adalah komponen yang membentuk daftar kuantitas dan harga.
Harga Satuan adalah nilai harga pasar per satuan item pekerjaan.
Volume adalah jumlah item pekerjaan dalam satu satuan. Volume ini tidak sama
dengan kuantitas. Volume mengikat pada pencapaian Value for Money (VFM)
bahasannya ada pada artikel Pembangunan Yang Terjebak Harga atau Barang/Jasa dan
Penyedia dan beberapa lagi. Jadi volume disini terdiri dari komponen kualitas,
kuantitas, waktu dan lokasi.
Total adalah total biaya bukan total harga. Pada artikel Pembangunan Yang Terjebak
Harga telah dibahas perbedaan antara biaya (cost) dan harga (price). Biaya
mengandung 5 unsur VFM sedangkan harga adalah salah satu pembentuk biaya itu
sendiri.
Komponen item pekerjaan dan harga satuan dalam kontrak merupakan komponen tetap,
yang hanya bisa berubah pada keadaan tertentu atau kahar.
Item pekerjaan dalam penawaran dan kontrak penyedia tidak boleh berubah
terkecuali dalam keadaan kahar atau terjadi perubahan ruang lingkup atas perintah
pengguna barang/jasa.
Harga Satuan bersifat tetap baik itu dalam dokumen penawaran maupun dokumen
kontrak. Terkecuali terjadi keadaan kahar seperti diatur dalam pasal 91 ayat 2
ataupun juga untuk kontrak yang melewati 12 bulan seperti diatur dalam pasal 92
ayat 2.
Komponen volume dan total biaya adalah dua hal yang saling mempengaruhi dan dapat
berubah sesuai jenis kontrak. Dalam hal volume harus melalui screaning atau penyesuaian
antara dokumen pengadaan/pemilihan dan dokumen penawaran penyedia. Proses screaning
ini disebut dengan koreksi aritmatik. Tentang ini Insya Allah akan dibahas dalam artikel
berbeda.
Fleksibilitas Volume dan Total Biaya inilah yang membedakan antara jenis Kontrak
Lumpsum dan Harga Satuan.
Kontrak Lumpsum
TETAP
x Volume = Total
berdasarkan
hasil
Yang menjadi catatan adalah bahwa dalam kontrak harga satuan, item pekerjaan
ideal harus dicantumkan dalam RAB atau Rancangan Daftar Kuantitas. Hal ini untuk
mengantisipasi kondisi lapangan apabila dimungkinkan terjadinya optimalisasi output.
Maka tidak mengherankan apabila dalam Daftar Kuantitas ditemukan satu item
pekerjaan dalam Dokumen Pemilihan Harga Satuannya ada namun Volumenya = 0
dan harus juga ditawarkan oleh penyedia dalam dokumen penawaran.
Untuk itu effort terhadap jenis harga satuan sangat berbeda dengan kontrak lumpsum.
Contoh :
Jumlah Anggaran/Pagu
PENJELASAN TENTANG
PEKERJAAN
Pembuatan dinding partisi
Harga
Satuan
500,000.00
Volume SAT
360
m2
Total
180,000,000.00
250,000.00
unit
500,000.00
Pemasangan pintu
350,000.00
unit
700,000.00
Pengecatan Dinding
150,000.00
360.00
m2
54,000,000.00
Pemasangan kunci
150,000.00
unit
300,000.00
200,000.00
unit
800,000.00
200,000.00
m2
Jumlah Pekerjaan II
PPN 10%
Jumlah + PPN 10 %
236,300,000.00
23,630,000.00
259,930,000.00