- Ventilator
- Spirometer
- Air viva (ambu bag)
- Oksigen sentral
- Perlengkapan untuk mengisap sekresi
- Kompresor Air
Setting Ventilator
1. Tentukan Minute Volume (M.V.) yaitu :
M.V = Tidal Volume (T.V) x Respiratory Rate (R.R)
Normal T.V = 10 15 cc/kg BB
Normal R.R = - pada orang dewasa = 10 12 x/menit
Pada pasien dengan COPD, T.V lebih kecil, yaitu 6 8 cc/kg BB.
Pada Servo Ventilator 900 C :
- M.V dibawah 4 liter, pakai standar infant
- M.V. diatas 4 liter, pakai standar adult
2. Modus
Tergantung dari keadaan klinis pasien.
Bila mempergunakan IMV, harus dikombinasikan dengan PEEP.
3. PEEP
Ditentukan tergantung dari keadaan klinis pasien.
Pada pasien dengan edema paru, PEEP dimulai dengan 5 mmHg.
Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai dari nol, tetapi FiO2
dinaikan sampai 50%. Bila FiO2 tidak naik, baru diberikan PEEP mulai dari 5
mmHg.
Catatan :
- Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang dari 50 %
- PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg, sampai batas maximal
15 mmHg.
4. Pengaturan Alarm :
- Oksigen = batas terendah : 10 % dibawah yang diset
batas tertinggi : 10 % diatas yang diset
- Expired M.V = kira-kira 20 % dari M.V yang diset
Pemantauan
1. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan seting,
analisa gas darah diperiksa 20 menit setelah ada perubahan seting.
Nilai standar : PCO2 = 35 45 mmHg
Saturasi O2 = 96 97 %
PaO2 = 80 100 mmHg
Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan bertahap 10 %.
Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.
Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.
2. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan klinis, letak ETT
dan komplikasi yang terjadi akibat pemasangan Ventilator.
3. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung, tekanan
darah, sianosis, temperatur.
4. Auskultasi paru untuk mengetahui :
- letak tube
- perkembangan paru-paru yang simetris
- panjang tube
5. Periksa keseimbangan cairan setiap hari
6. Periksa elektrolit setiap hari
7. Air Way Pressure tidak boleh lebih dari 40 mmHg
8. Expired Minute Volume diperiksa tiap 2 jam
9. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.
10. Perhatikan ada tidaknya tension pneumothorax dengan melihat tandatanda sebagai berikut :
- gelisah, kesadaran menurun
- sianosis
- distensi vena leher
- trachea terdorong menjauh lokasi tension pneumothorax
- salah satu dinding torak jadi mengembang
Perawatan :
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan atau pada
keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, untuk
mencegah infeksi.
3. Breathing circuit sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar
pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru pasien.
4. Perhatikan permukaan air di humidifier, jaga jangan sampai habis, air
diganti tiap 24 jam.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari, perhatikan jangan
sampai letak dan panjang tube berubah.
Tulis ukuran dan panjang tube pada flow sheet
6. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :
Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT sedemikian rupa sehingga
posisinya berada diatas pasien. Tubing harus cukup panjang untuk
memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.
7. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien, dengan merubah
posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan posisi berguna untuk mencegah
terjadinya dekubitus.
8. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien sendirian.
9. Teknik mengembangkan cuff :
- kembangkan cuff dengan udara sampai tidak terdengar suara bocor.
- cuff dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.
test feeding terlebih dahulu, terutama pada pasien dengan post laparatomy
dengan reseksi usus.
Alternatif lain apabila tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi melalui
enteral bisa dilakukan dengan pemberian nutrisi parenteral.
Pemberian nutrisi ?
F. Perawatan Mata
Pada pasien dengan pemasangan Ventilasi Mekanik perawatan mata itu
sangat penting dalam asuhan keperawatan. Pengkajian yang sering dan
pemberian tetes mata/zalf mata bisa menurunkan keringnya kornea. Bila
refleks berkedip hilang, kelopak mata harus di plester untuk mencegah
abrasi kornea, kering dan trauma. edema sclera dapat terjadi pada pasien
dengan Ventilasi Mekanik bila tekanan vena meningkat. .. Atur posisi
kepala lebih atas/ekstensi.
Keterampilan perawat di ICU sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan dan
keberhasilan tindakan.
Berbagai peralatan berteknologi tinggi seperti halnya Ventilasi Mekanik
membutuhkan penanganan yang benar untuk mengoperasikannya, oleh
karena itu, keterampilan yang perlu dikuasai oleh seorang perawat adalah
keterampilan teknis. Askep termasuk tindakan/prosedur, berkomunikasi baik
antar perawat, sejawat tim kesehatan lain. Disamping itu keterampilan
mengelola masalah kesehatan pasien dan keterampilan mengambil
keputusan merupakan pra syarat untuk bekerja dengan baik di ICU. Semua
keterampilan ini merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat.