Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

A Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data secara sistematis
yang bertujuan untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya
(potter & perry, 2005) . Pengkajian bisa didapatkan dari anamnesis langsung dengan
pasien atau keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik. Pada pengkajian
anamnesis, klien dan keluarga mengatakan bahwa klien mengeluh demam sejak 2
bulan yang lalu, penurunan berat badan sebanyak 10 kg dalam 2 bulan terakhir serta
klien mengeluh adanya malaise. Hal ini sesuai dengan pendapat Irman Sumantri,
2009, yang menyatakan bahwa gejala umum pada klien dengan TB Paru memiliki
manifestasi klinis yaitu sesak, penurunan berat badan, malaise, nyeri dada serta batuk
dengan atau tanpa sputum. Namun di klien tidak ditemukan data batuk darah dan
nyeri dada. Batuk darah dan nyeri dada tidak ditemukan pada klien Tn.W , batuk
berdarah tidak ditemukan pada Tn.w karena tidak ada pembuluh darah jalan napas
yang pecah, sedangkan nyeri dada tidak ditemukan pada klien Tn.W karena gejala ini
timbul jika radang sudah mencapai ke pleura namun pada Tn.W belum ada
peradangan pada bagian pleura.
Pada pemeriksaan fisik Inspeksi dada anterior di dapatkan tidak ada retraksi
otot bantu nafas, pola nafas teratur, frekuensi 20 kali per menit, dan pernafasan
dangkal. Pemeriksaan dada posterior di dapatkan tidak adanya massa, tidak ada luka.
Pengembangan kedua dada paru simetris saat menarik nafas dan saat istirahat.
Pada pemeriksaan palpasi dada anterior didapatkan temperature kulit hangat, tidak
ada nyeri tekan,tidak teraba massa atau benjolan, taktil fremitus teraba sama kanan
dengan kiri. Pemeriksaan palpasi dada posterior didapatkan hasil temperatur kulit
hangat, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa atau benjolan, taktil fremitus teraba
sama .
Pemeriksaan perkusi pada dada anterior didapatkan lapang paru sebelah kiri
resonan dan lapang paru sebelah kanan redup. Pada bagian posterior ditemukan
lapang paru terdengar resonan dan kualitas bunyi lapang paru kanan redup.
Pada pemeriksaan auskultasi dada anterior dan posterior di dapatkan hasil lapang
paru kiri terdengar suara nafas vesikuler dan lapang paru kanan terdengar terdapat
ronchi.

Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 31 Agustus 2015


didapatkan hemoglobin 12.6 g/dL (N: 13-16 g/dL) hematrokit 39.3 % (N: 40-48 %)
trombosit 103x103/L (N: 150-400x103/L) leukosit 2.53 103/L (N: 5-10x103/L)
LED 36 (N: 0-10). Pemerikasaan bilirubin didapatkan bilirubin direk 0.3 mg/dL (N:
<0.2 mg/dL) SGOT 63 U/L (N: <37U/L). Pemeriksaan elektrolit didapatkan nilai
kalsium darah dalam batas abnormal yaitu 3.23 mEq/L (N: 3.3-5.4 mEq/L). Albumin
klien 2.05 g/dL (N: 3.5-5.2 g/dL) Hasil pemeriksaan laboratorium analisa gas darah:
pH 7,529 (N: 7,350-7,450) ; PCO2: 29,60 mmHg (N: 35,00-45,00mmHg); SaO2 94,90
(N: 95,00-98,00 %) standar HCO3 26 Mmol/L (N: 22-24 Mmol/L). Pemeriksaan
spesimen Batang Gram (-) : sedikit , leukosit : 0-1/lpb , Epitel : 0/lpb, Sediaan
langsung batang gram (-) : banyak , Coccus Gram (+) : Sedikit , Leukosit : >50/lpk ,
Epitel : 25-30 / lpk , ISOLATE : Acinetobacter baumannii (anitratus).
Penatalaksanaan medis untuk klien yaitu terapi cairan IVFD berupa NaCl
0.9% 500cc/8 jam 21 tetes/menit, heparin 10.000IU 2cc/jam, premix KCl 12.5
mEQ/24 jam. Terapi diit klien yaitu diit seimbang 2100 kkal berupa nasi lauk lunak
1900kkal sebanyak 55gram dan porsi ke 4 berupa roti 200kkal sebanyak 6 gram.
Terapi medikasi klien berupa 4FDC 3x500 mg PO, meropenem 3x1 gr IV keterolax
1x30mg IV, rifampisin 3x1tab PO, vit K 3x10mg IV, vit B6 3x10mg PO, streptomycin
1x1gr IV, flumicol 3x15cc PO, codein 3x10mg PO, cefepine 2x1gr IV, tramadol 3x1gr
IV *bila perlu, OMZ 1x40mg, combivent 2x1.5gr.
Pemeriksaan foto thorax yang dilakukan pada Tn.W pada tanggal 21 Agustus ,
dengan didapatkan hasil : Pemeriksaan radiografi thoraks proyeksi AP, Trakea
ditengah, kedua hillus tidak menebal, Tampak infiltrat di lapang atas dan perihiler
kanan-kiri, Kedua hemidiafragma licin . kedua sinus kostofrenikus lancip, Tulangtulang dinding dada kesan intak. Kesan : Infiltrat di lapang atas dan perihiler bilateral
DD/ TB paru.
Penatalaksanaan medis pada Tn.W sudah diberikan terapi OAT hari ke 5
4FDC .

B Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret,
ketidakmampuan batuk,

Berdasarkan diagnosa tersebut dapat didukung oleh ditandai dengan data-data


sebagai berikut Data Subjektif: Klien mengatakan batuk-batuk berdahak, dan
keluar sputum yang kental dan warnanya putih, Klien mengeluh sesak nafas. Data
Objektif: Kesadaran compos mentis, Pernafasan dangkal. Analisa: masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi sehingga planning: dilanjutkan


intervensi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Factor pendukung: ketika
pasien diajarkan tarik nafas dalam, batuk efektif dan fisioterapi dada klien mau
mengikuti yang dianjurkan oleh perawat dan mau menerapkannya. faktor
penghambat: saat dilakukan fisioterapi dada, klien mampu batuk tetapi klien tidak
mampu mengeluarkan dahaknya karena dahaknya keluar lewat fistule. Solusi:
perawat bekerja sama dengan keluarga untuk memotivasi klien untuk berlatih batuk
dan dilakukan fisioterapi dada.
2

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan


penyerapan nutrisi.
Berdasarkan diagnosa tersebut ditandai dengan data-data sebagai berikut Data
Subjektif: Klien mengatakan ingin makan melalui mulut seperti dahulu saat ia
sehat, klien mengatakan tidak puas makan dengan selang makan karena tidak ada
rasanya, BB klien sebelum sakit 60kg, setelah sakit 50kg, klien mengatakan berat
badannya turun 10kg dalam 2 bulan terakhir. BBI : (160 100) 10% = 60 10% =
54 66. Data Objektif: klien terpasang NGT, klien mendapat diet cair blenderized
6 x 200cc/hari, BB: 50kg, TB:160cm, :badan klien terlihat kurus, klien mendapat
terapi madu 1 sdm setelah makan, kadar Albumin : 2,20 g/dL (N: 3.5-5.2 g/dL).
Analisa: Masalah tidak teratasi. Planning: Lanjutkan intervensi masalah perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Faktor pendukung: setiap makanan yang
diberikan oleh perawat klien selalu menghabiskannya. Faktor penghambat: klien
merasa belum puas makan melalui selang NGT. Solusi: memberikan pengertian
kepada klien perihal terapi NGT yang diberikan untuknya sebagai bantuan
pemenuhan nutrisi klien.

Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi


Berdasarkan diagnosa tersebut dapat didukung oleh data Data Subjektif: Klien
mengatakan nyeri diarea lukanya. Data Objektif: Terdapat balutan verban dileher
kanan, balutan luka tertutup kassa, dan kassa bersih tidak ada darah dan pus, klien
mendapat terapi madu untuk di minum 1 sdm setelah makan, dan madu untuk
mengobati lukanya, keadaan luka klien berlubang dan lembab, warna luka merah
segar, tidak terdapat darah/pus, luas luka klien sebesar koin, verban diganti setiap
1x sehari setiap pagi. Analisa: Masalah belum teratasi, planning: Lanjutkan
intervensi masalah nyeri. Faktor pendukung: terapi madu dan pergantian balutan
dilakukan dengan baik. Faktor penghambat: penyembuhan luka klien lambat
karena penurunan imunitas. Solusi: kolaborasi dengan dalam perawatan luka, terapi
medis dan teknik steril.

Anda mungkin juga menyukai