PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Sejumlah besar celah paralel yang berjarak sama disebut kisi difraksi. Kisi dapat
dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis paralel yang sangat halus dan teliti di atas pelat
kaca. Jarak yanag tidak tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi sebagai celah.Kisi
difraksi yang berisi celah-celah disebut kisi transmisi (Giancoli, 2001 : 302-303).
Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah
banyak. Jika seberkas sinar dilewatkan kisi difraksi akan terdifraksi dan dapat menghasilkan
suatu pola difraksi di layar. Jarak antara celah yang berurutan (d) disebut tetapan kisi. Jika
jumlah celah atau goresan tiap satuan panjang (cm) dinyatakan dengan N, maka :
d = 1/N
Seberkas sinar tegak lurus kisi dan sebuah lensa konvergen digunakan untuk
mengumpulkan sinar-sinar tersebut ke titik P yang dikehendaki pada layar. Distribusi
intensitas yang diamati pada layar merupakan gabungan dari efek interferensi dan difraksi.
Setiap celah menghasilkan difraksi seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dan sinar-sinar
yang terdifraksi sebelumnya tersebut berinterferensi pada layar yang menghasilkan pola akhir
(Soekarno,1996: 150-155).
Pola interferensi yang diuraikan pada suatu arah sembarang, sebelum mencapai titik
yang diamati. Masing-masing sinar berasal dari celah yang berbeda pula. Untuk dua celah
yang berbeda, beda lintasan yang terjadi ialah d sin . Dengan demikian persyaratan umum
pola interferensi ialah :
d sin = n (n = 1,2,3,..)
Persyaratan tersebut dapat dinyatakan untuk menentukan panjang gelombang dengan
mengukur jika tetapan kisi d diketahui dengan bilangan bulat, n menyatakan orde difraksi.
Jiak gelombang yang datang pada kisi terdiri atas beberapa panjang gelombang masingmasing akan menyimpang atau akan membentuk maksimum pada arah yang berbeda. Kecuali
untuk n=0 yang terjadi pada arah = 0. Maksimum pusat (n = 0) meliputi berbagai panjang
sedangkan maksimum ke-1, ke-2 dan seterusnya memenuhi ( m +1) * /2 menurut panjang
gelombang masing-masing (Hikam,2005: 20-21).
Suatu celah yang dikenai cahaya dari arah depan akan memproyeksikan bayangan
terang yang sebentuk dengan celah tersebut di belakangnya. Tetapi di samping itu, terbentuk
juga bayangan-bayangan terang yang lain dari celah tersebut di sebelah menyebelah bayangn
aslinya, dan yang semakin ke tepi, terangnya semakin merosot. Jadi seolah-olah sinar cahaya
yang lolos lawat celah itu ada yang dilenturkan atau didifraksikan kea rah menyamping.
Gejala difraksi demikian tak lain ialah interferensi sinar-sinar gelmbang elektromagnetik
cahaya dari masing-masing bagian medan gelombang sebagai sumber gelombang cahaya
(Soedojo,2004 : 123).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
Cara Kerja
-Menyiapkan sumber cahaya yang digunakan di bangku, celah sempit dan layar seperti
ditunjukkan gambar
-Meletakkan celah sempit sejauh L terhadap layar sehingga pola yang terbentuk dapat
teramati dan diukur dengan jelas.
-Menggambar pola difraksi pada kertas grafik untuk setiap celah sempit yang digunakan.
- Melakukan percobaan yang sama untuk kisi difraksi.
3.4
Hasil Pengamatan
-Tabel 1
NO.
Kisi (cm)
l (cm)
P (cm)
200
1,75 x 103
1.
100
35
1
100
2.
300
73,5
1
300
200
1,22 x 103
200
0,62 x 10
3.
600
75
1
600
-Tabel 2
NO.
Kisi (cm)
P (cm)
l (cm)
1.
100
32
1
100
2.
300
56
1
300
160
1,1 x 103
3.
600
85
1
600
160
0,8 x 103
Kisi (cm)
P (cm)
39
1
100
120
3,2 x 103
120
1,08 x 103
120
0,19 x 103
160
2 x 10
-Tabel 3
NO.
1.
3.5
100
2.
300
39
1
300
3.
600
68
1
600
Analisa Data
-Tabel 1
1
100
200
35
1)
= 1,75 10-3
1
300
200
73,5
2)
= 1,22 10-3
1
600 = 0,62 10-3
200
75
3)
-Tabel 2
1
100
160
32
1)
= 2 10-3
l (cm)
1
300
160
56
2)
= 1,1 10-3
1
600
160
85
3)
= 0,810-3
-Tabel 3
1
100
120
29
1)
= 3,2 10-3
1
300
120
29
2)
= 1,08 10-3
1
600
120
68
3)
= 0,9 10-3
BAB IV
PEMBAHASAN
Dengan Rumus :
dP
l
1) Pada percobaan I dengan menggunakan kisi 100 celah/cm dengan jarak 200 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 35 cm dengan panjang gelombang 1,75x10-3 cm
2) Pada percobaan II dengan menggunakan kisi 300 celah/cm dengan jarak 200 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 73,5 cm dengan panjang gelombang 1,22x10-3 cm
3) Pada percobaan III dengan menggunakan kisi 600 celah/cm dengan jarak 200 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 75 cm dengan panjang gelombang 0,62x10-3 cm
4) Pada percobaan IV dengan menggunakan kisi 100 celah/cm dengan jarak 160 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 32 cm dengan panjang gelombang 2x10-3 cm
5) Pada percobaan V dengan menggunakan kisi 300 celah/cm dengan jarak 160 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 56 cm dengan panjang gelombang 1,1x10-3 cm
6) Pada percobaan VI dengan menggunakan kisi 600 celah/cm dengan jarak 160 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 35 cm dengan panjang gelombang 0,8x10-3 cm
7) Pada percobaan VII dengan menggunakan kisi 100 celah/cm dengan jarak 120 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 39 cm dengan panjang gelombang 3,2x10-3 cm
8) Pada percobaan VIII dengan menggunakan kisi 300 celah/cm dengan jarak 120 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 39 cm dengan panjang gelombang 1,08x10-3 cm
9) Pada percobaan IX dengan menggunakan kisi 600 celah/cm dengan jarak 120 cm
menghasilkan bayangan warna hijau 68 cm dengan panjang gelombang 0,9x10-3 cm
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1) Kisi difraksi adalah kisi-kisi yang dibuat dengan galur-galur sejajar yang berjarak sama
terhadap satu sama lain, yang lebih spesifiknya lagi kisi difraksi bermanfaat untuk
mengukur panjang gelombang.
2) Hubungan P dan d berbanding terbalik
3) Semakin besar nilai N yang didapatkan jarak kisi (d) yang didapatkan semakin kecil
Semakin kecil nilai N yang didapatkan nilai jarak kisi (d) yang didapatkan semakin besar.
4) P berbanding lurus dengan
5.2
Saran
Karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam mengukur jarak spektrum, maka
membutuhkan waktu yang lebih agar data yang diperoleh lebih akurat.