Sawit
Sawit
Sehubungan dengan itu, penunasan hanya dilakukan dengan memotong daun-daun tua saja
yang tidak bermanfaat lagi bagi tanaman,yaitu daun-daun tua yang masih hijau menjelang
kering dilihat dari fungsinya sebagai "asimillator" tidak berarti lagi. Selain itu pada daun
menjelang kering terjadi transport/pengangkutan zat makanan dari daun tua ke pucuk
tanaman, dimana zat-zat makanan itu dipergunakan untuk pertumbuhan bagian lain, terutama
unsur yang mobil seperti Kalium (K) dan Mangan (Mn).
Tujuan menunas pada tanaman belum menghasilkan turutama untuk sanitasi/kebersihan
pohon. Peralatan yang diperlukan dalam menunas adalah "Chicel" berukuran 5 cm - 7,5 cm.
Pekerjaan penunasan ada 3 jenis, yaitu :
1. Penunasan Pendahuluan, dilakukan 6 bulan sebelum tanaman dimutasikan masuk menjadi
tanaman menghasilkan.
2. Penunasan periodik, dilakukan pada tanaman menghasilkan dengan rotasi/pergiliran yang
ditentukan
3. Penunasan panen dilakukan sekaligus pada saat panen. Kadang-kadang 1 daun - 2 daun
samping dari daun penyangga yang ditunas sebelum tandannya dipotong.
Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan penunasan ini tergantung pada cara penunasan,
bisa berupa dosos, kampak dan bisa juga egrek. Agar rotasi tunasan dapat terpenuhi,
sebaiknya dibuat rencana penunasan setiap bulan. Penunasan dilakukan pada waktu panen
rendah karena saat itu daun yang tidak menyangga tandan lebih banyak
Kastrasi (Ablasi)
Kastrasi adalah pemotongan atau pengebiran bunga jantan dan bunga betina yang masih
muda pada tahap pembungaan awal yaitu pada tanaman belum menghasilkan, yaitu pada
umur 14 - 20 bulan. Pemotongan bunga berlangsung selama 10 bulan - 12 bulan dengan
rotasi/pergiliran satu bulan sekali sebelum panen perdana/pertama. Hal ini dilakukan karena
bunga muda umumnya masih kecil dan belum sempurna, sering gugur atau aborsi, bunga
seperti ini tidak menguntungkan bila dipertahankan. Kastrasi dapat dimulai jika 25 % dari
tanaman telah berbunga.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya kastrasi adalah :
1. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air,
terutama di daerah yang memiliki musim kering panjang.
2. Mendapatkan buah buah dengan berat/tandan yang relatif seragam
3. Memperoleh kondisi tanaman yang bersih sehingga akan mengurangi kemungkinan adanya
serangan hama dan penyakit, antara lain ulat Tirathaba, tikus, tupai dan jamur Marasmius.
4. Kastrasi yang diikuti dengan penyerbukan bantuan pada panen pertama akan menghasilkan
tandan yang lebih sempurna dan lebih berat, sekaligus meningkatkan kapasitas panen.
Kastrasi dapat dilakukan dengan memotong bunga yang baru keluar dari ketiak pelepah daun
sebelum membesar. Alat potongnya bisa menggunakan chisel,yaitu alat seperti linggis
(dodos) yang pada ujungnya berkait. Bunga yang telah terpotong dengan linggis khusus ini
kemudian ditarik lurus dengan kait.
Cara memotongnya, bunga dipotong tanpa melukai batang kelapa sawit dan pangkal pelepah
daun. Rotasi (pergiliran) kastrasi dilakukan sekali sebulan sehingga bunga yang keluar belum
banyak menyerap unsur hara dar tanaman tersebut.
Dalam melaksanakan kastrasi harus dijaga agar pelepah daun tidak terluka atau terpotong.
Tandan bunga yang dipotong dikumpulkan ke dalam karung goni dan dipendam dalam tanah
(Muchdat Widodo)
Sumber :
1. Mukti Sardjoko dkk. Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Sawit. Direktorat Jenderal
Perkebunan, jakarta 2006
2. Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun. Manajemen Agrobisnis Kelapa
Sawit.Gadjah Mada University Press, 2008
3. Ir.Sunarko,M.Si. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.P.T Agro Media
Pustaka, Jakarta 2007.
Budidaya
Kelapa Sawit
Tanaman Tahunan
Perkebunan