Pembelj Inovatif - Kontekstual
Pembelj Inovatif - Kontekstual
metode dan strategi pembelajarannya, serta media dan sumber belajarnya yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Al-Jamali (1995) dalam Nurdin,
Muhamad (2008), metode pendidikan (pembelajaran) dalam Al Quran mengandung makna perbuatan, menyentuh hati dengan perasaan, menggunakan
logika, pertanyaan, cerita, masihat, kata-kata hikmah, dan perumpamaan.
Sementara itu menurut An-Nahlawi (1995) dalam Nurdin Muhamad (2008),
metode pendidikan (pembelajaran) mengandung percakapan (hiwar), cerita
(kisah), perumpamaan (ibrah), teladan, serta usaha mengingatkan (mauidah),
menyenangkan (targhib), dan menantang (tarhib). Di samping itu, para pelaku
pendidikan juga dituntut untuk bisa mengorganisasi materi yang sesuai dengan
karakeristik siswa tersebut. Dengan terpenuhimnya tuntutan tersebut, niscaya
proses pembelajaran akan dapat berjalan dengan efektif utuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Untuk menjawab permasalahan tersebut para pakar pendidikan telah
sepakat bahwa pendekatan yang mengarah pada inquiri lebih cocok diterapkan
untuk pembelajaran pada siswa saat ini. Salah satu pendekatan pembelajaran
yang condong ke arah pendekatan inquiri adalah pendekatan kontekstual.
Pendekatan ini kemudan melahirkan pembelajaran kontekstual yang dikenal
dengan CTL (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan kontekstual dengan CTL ini juga dipandang sangat relevan dengan teori belajar konstruktivistik
yang sedang dikembangkan dan digalakkan dalam dunia pendidikan saat ini.
B. Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan lingkungan kehidupan dan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih
hidup dan lebih bermakna bagi siswa (Nurhadi, dkk., 2004). Di dalam pembelajaran ini siswa belajar melalui lingkungan dan melibatkan pengalamannya
untuk memaknai objek yang dipelajarinya. Siswa secara mandiri memiliki
peluang untuk membangun (mengkonstruk) suatu pengetehuan (konsep) dari
pengalaman dan lingkungannya. Dengan membangun pengetahuan secara
2
Felow (1999)
baik
apabila
bahan
yang
dipelajarinya
berhubungan
dengan
model-model
pembelajaran
yang
kondusif sesuai
dengan
karakteristik, kebutuhan dan lingkungan siswa. Dari sinilah akan lahir modelmodel pembeajaran inovatif.
C. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Kontekstual
Pembelajaran inovatif merupakan model pembelajaran yang kreatif dan
unik yang cenderung melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran inovatif diciptakan dengan mempetimbangkan karakteristik siswa,
kondisi lingkungan siswa, dan sarana-prasarana yang tersedia, sehingga lebih
menantang dan menggairahkan siswa untuk belajar secara mandiri, serta
mempermudah pencapaian tujuan belajar yang diinginkan.
pembelajaran inovatif yang mungkin bisa digunakan sebagai landasan bagi para
pendidik
(guru)
untuk
melaksanakan
pembelajaran
maupun
untuk
bersama
siswa
merangkum
seluruh
jawaban
siswa
dan
DAFTAR PUSTAKA
Aronson, E. & Patnoe, S. (1997), The Jigsaw Classroom, New York: EddisonWesley/Longman.
Gagne, Robert., (1982), Prinsip-Prinsip Belajar-Mengajar, Bandung, Alumni
Kagan, S., (1998), Cooperative Learning, San Juan Capistrano, CA Resources
for Teachers.
Nurdin, Muhamad., (2008), Kiat Menjadi Guru Profesional, Yogyakarta, Ar-Ruzz
Media.
Nurhadi, Burhan Yasin, dan A.G. Senduk., (2004), Pembelajaran Kontekstual
dan Penerapannya dala KBK, Malang, UMPRESS MALANG.
Sharan, S., (1999), Handbook of Cooperative Learning Methods, New York:
Praeger.
Slavin, R., (1994), Using Student Team Learning (4th ed.), Baltimore: Johns
Hopkins University.
Steven, R. & Slavin, R., (1995), The Cooperative Elementary School: Effects on
Student achievement, attitude, and Social Relations., American
Educational Research Journal, 32(2), 321-351.
10
11