Anda di halaman 1dari 32

Program Percepatan Akuntabilitas

Keuangan Pemerintah
2010

Latar Belakang

Besarnya jumlah utang Pemerintah RI

Portofolio utang negara sangat rentan


terhadap berbagai risiko, baik berupa risiko
refinancing akibat struktur jatuh tempo yang
tidak seimbang maupun risiko pasar akibat
perubahan suku bunga dan nilai tukar Rupiah;
Risiko-risiko tersebut secara terusmenerus harus dikelola dengan sebaikbaiknya agar krisis fiskal dapat dihindari,
dengan menerapkan strategi pengelolaan
utang negara terbaik sesuai standar yang
berlaku secara internasional

Pembiayaan Defisit APBN 2000-2007


Pembiayaan Defisit APBN 2000-2007
70,0
60,0
50,0
40,0

Triliun Rp

30,0
20,0
10,0
(10,0)
(20,0)
(30,0)

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Utang

10,2

10,3

Non-Utang

5,9

30,2

Defisit

16,1

40,5

23,7

2006

2007

4,7

(2,6)

(21,2)

19,0

37,7

42,0

12,3

9,4

46,0

(1,2)

20,0

12,3

35,1

20,8

11,1

29,4

58,3

Jenis Instrumen Utang


Negara

Posisi Stok Utang


(PLN+SUN)

Proporsi Pinjaman Luar Negeri (PLN) dan


Surat Utang Negara (SUN)
berdasarkan Mata Uang
per Desember 2007

Tujuan Pengelolaan Utang


Tujuan pengelolaan utang negara dalam jangka panjang
adalah untuk meminimalkan biaya utang pada tingkat risiko
yang terkendali.

Menjamin terpenuhinya financing gap dan fiscal sustainability yang


sesuai dengan kondisi ekonomi makro, serta lowest possible cost;

Meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang


terutama untuk meminimalkan risiko, baik risiko pasar maupun risiko
refinancing;

Mengembangkan
upaya-upaya
agar
pinjaman
yang
sudah
direncanakan dapat dilaksanakan sesuai jadwal dan perkiraan biaya;

Untuk Surat Utang Negara (SUN), sesuai pasal 9 UU no 24

tahun 2002, pengelolaan SUN juga diharapkan dapat


mendukung pengembangan pasar SUN (Primary dan
Secondary Market).

Tujuan Penyusunan Strategi


Pengelolaan Utang Negara

Memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku,


misalnya pasal 9 UU No.24 Tahun 2002 tentang SUN;

Memberikan keyakinan pada investor dan kreditor bahwa


pengelolaan utang dilakukan secara transparan dan
akuntabel;

Sebagai pedoman umum pada unit pengelola utang negara


agar kebijakan yang ditempuh dapat terintegrasi dan
komprehensif;

Mendasari penyusunan indikator pengukuran kinerja utama


bagi unit pengelola utang (key performance indicators).

Ruang Lingkup Strategi


Pengelolaan Utang Negara

Pengelolaan atas utang negara yang langsung membebani APBN, yaitu


pinjaman luar negeri (external loans) dan SUN yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan.
Strategi Pengelolaan Utang Negara dievaluasi minimal sekali dalam
setahun agar sesuai dengan perkembangan lingkungan dan kondisi pasar
keuangan.

KEBIJAKAN UTANG
NEGARA

Pedoman umum:
UU No. 17 Tahun 2003 dan PP No 23 Tahun 2003,
mengatur
Jumlah kumulatif defisit APBN < 3% PDB;
Jumlah kumulatif pinjaman pemerintah pusat dan
Pemda < 60 % PDB tahun bersangkutan.

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara;

UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 447/Kmk.06/2005


Tentang Strategi Pengelolaan Utang Pemerintah Tahun 20052009

Perangkat Peraturan
Pendukung

SUN, diatur :
UU No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang
Negara;

Pinjaman dan Hibah LN diatur :


Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2006 tentang
Tatacara Pengadaan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri dan Tatacara Penerusan Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
143/PMK.05/2006 tentang Tata Cara Penarikan
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

Risiko Utama Portofolio Utang


Negara

Risiko Kesinambungan Fiskal adalah risiko meningkatnya


beban pembayaran utang yang menyebabkan krisis utang
dalam suatu tahun anggaran;
Risiko Nilai Tukar adalah peningkatan pembayaran utang
pemerintah karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap
valuta asing;
Risiko Tingkat Bunga adalah risiko peningkatan
pembayaran utang pemerintah karena kenaikan tingkat
bunga mengambang;
Risiko Pembiayaan Kembali adalah risiko
ketidakseimbangan maturity profile utang pemerintah
pada suatu tahun tertentu;
Risiko Operasionaladalah risiko tidak beroperasinya
pengelolaan utang karena kegagalan dalam tingkat tehnis
yang disebabkan oleh antara lain human error;

Kendala Yang Dihadapi

Daya serap pasar SUN yang masih


terbatas.

Likuiditas pasar SUN yang belum optimal

Pengadaan pinjaman luar negeri


memakan waktu yang cukup lama.

Belum berkembangnya pasar instrumen


derivatif.

Strategi Pengelolaan Utang


Negara (1)
1.

Borrowing Strategy Pinjaman Luar Negeri


Pinjaman baru secara lebih selektif
Memperbaiki manajemen utang untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pinjaman luar negeri
Mengupayakan restrukturisasi utang luar
negeri
Penataan Pengelolaan Utang Luar Negeri
Aspek Pengeluaran.

Strategi Pengelolaan Utang


Negara (2)
2. Strategi Pengelolaan Utang Luar
Negeri
1. pengurangan komitmen utang luar negeri
2. senantiasa meningkatkan porsi utang dengan
bunga tetap (fixed rate),
3. memanfaatkan fasilitas penjadwalan
utang/moratorium/rescheduling
4. pemanfaatan fasilitas debt swap dari kreditor

Strategi Pengelolaan Utang


Negara (3)

Strategi Pengelolaan Surat Utang


Negara

1. Pengelolaan portofolio surat utang negara dan risiko :


Pengurangan Utang Negara
Penyederhanaan Portofolio Utang Negara
Penerbitan/Pengadaan Utang Negara dalam Mata Uang Rupiah
Meminimalisasi Risiko Pembiayaan Kembali.
Peningkatan Porsi Utang Negara dengan Bunga Tetap
Penurunan Porsi Kredit Ekspor dan Pinjaman Komersial
2. Pengembangan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder :
Pengembangan pasar perdana
Pengembangan pasar sekunder
Penerapan Prinsip Pengelolaan Utang Negara yang Baik

Siklus Pinjaman Luar Negeri

TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN LUAR


NEGERI

PMK No 143/PMK.05/2006
tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri
1.
2.
3.
4.

Pembukaan Letter of Credit (L/C)


Pembayaran Langsung (Direct Payment)
Rekening Khusus (Special Account)
Penggantian Pembiayaan Pendahuluan
(Reimbursement)

(a) SKEMA PEMBUKAAN LETTER OF CREDIT


8
TAGIHAN

BANK
KORESPONDEN
LOC

BUKA
LC
6

5a

10

PPHLN/LENDER
SUPPLIER
LN

NOD

7
4
BUKA LC

REKANAN/
IMPORTIR

P.A. / K.P.A.

6a

11
BI atau bank lain
yg ditunjuk

PEMBERITAHUAN
-SKPD L/C

P-LOC
5

SKPD L/C

12
NDLC

KPPN

SPP SKPD L/C

DJPU

NOD

13

SP3

KETERANGAN SKEMA PEMBUKAAN


LETTER OF CREDIT (Pasal 4)
1.
2.

3.
4.

5.

5a
6.

6a

PA/KPA mengajukan SPP-SKPD L/C kepada KPPN Khusus disertai


KPBJ.
KPPN Khusus menerbitkan SKPD L/C dan mengirimkan asli SKPD
L/C ke BI atau Bank yg ditunjuk, dan tembusannya ke PA/KPA dan
DJBC
Berdasarkan SKPD L/C, PA/KPA memberitahukan kepada
rekanan/importir ybs untuk membuka LC
Rekanan atau importir yang diberi kuasa oleh rekanan, atas dasar
KPBJ dan master list yang disetujui oleh PA/KPA mengajukan
permintaan pembukaan L/C kepada BI atau bank lain yang
ditunjuk.
BI atau bank lain yang ditunjuk mengajukan permintaan kepada
PPHLN untuk menerbitkan pernyataan kesediaan melakukan
pembayaran (letter of commitment)/ P-LOC.
PPHLN menerbitkan Special of Commitment/Letter of Commitment
dan kemudian disampaikan kepada Bank Koresponden.
Atas dasar permintaan pembukaan L/C dari rekanan/importir
disertai master list. BI atau bank lain yang ditunjuk melaksanakan
pembukaan L/C.
BI atau bank lain yang ditunjuk menyampaikan tembusan
dokumen pembukaan L/C kepada KPPN Khusus.

KETERANGAN SKEMA PEMBUKAAN


LETTER OF CREDIT
7.
8.

9.
10.
11.
12.

13.

Rekanan/importir melaksanakan impor barang dari Supplier luar


negeri.
Atas dasar pembukaan L/C dari BI atau bank lain yang ditunjuk,
Letter of Commitment serta dokumen realisasi L/C, Bank
Koresponden melakukan penagihan kpd PPHLN untuk dibayarkan
kepada rekanan/supplier luar negeri.
PPHLN melaksanakan pembayaran kepada Bank Koresponden.
Bank Koresponden melakukan pembayaran kepada rekanan/supplier
luar negeri
PPHLN mengirimkan Notice of Disbursement atas pembayaran Bank
Koresponden kepada Dit DJPU cq Dit. EAS
Atas dasar realisasi L/C, BI atau bank membuat Nota Disposisi L/C
(NDLC) dan menyampaikan tembusannya kepada KPPN Khusus (ayat
7 & 9)
Atas dasar SKPD L/C dan Nota Disposisi L/C, KPPN Khusus Jkt VI
menerbitkan & Membukukan Surat Perintah Pengesahan Pembayaran
(SP3) & menyampaikannya kpd :
(a) PA/KPA sbg dasar pembukuan SAI dlm hal L/C dibuka di BI
(b) PA/KPA dan BI dlm hal L/C dibuka di bank lain,

(b) SKEMA PEMBAYARAN LANGSUNG


REKANAN

4
TAGIHAN

P.A. / K.P.A.

SPP-APD-PL

2
3

WA

KPPN VI

PPHLN/LENDER

SP3

NOD
BI

5
DJPU

KETERANGAN SKEMA PEMBAYARAN


LANGSUNG (Pasal 5)
1.
2.

3.
4.
5.

6.

Rekanan mengajukan tagihan kepada Pengguna


Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)
Berdasarkan KPBJ, PA/KPA menyampaikan Surat Permintaan
Penarikan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung
(SPP APD-PL) kepada KPPN
Berdasarkan SPP APD-PL, KPPN menerbitkan APD-PL/
Withdrawal Application dan mengirimkannya kepada PPHLN.
Berdasarkan WA, PPHLN melakukan pembayaran langsung
kepada rekening rekanan
Atas pembayaran tsb, DJPU menerima Notice of
Disbursement (NOD) untuk dibukukan sebagai penarikan
pinjaman dan meneruskannya ke KPPN Khusus Jakarta VI.
Atas dasar NOD yang diterima dari DJPU, KPPN Khusus
Jakarta VI menerbitkan dan menyampaikan Surat Perintah
Pembukuan/Pengesahan (SP3) kepada BI dan PA/KPA.

(c) SKEMA REKENING KHUSUS


7

REKANAN
10

Initial
deposit

LENDER/
DONOR
2

WA

12

NOD

DJPU

9
1

RK

DJPB

PA/KPA
SPM,SPPSKM RK LC

3A
BI / Bank lain
yg ditunjuk
11
Nota pemin
dahbukuan
uang

6 Copy SP2D
8

KPPN
6

SP2D /
SKM RK L/C

KETERANGAN SKEMA MELALUI


REKENING KHUSUS (pasal 6)
1.

2.

3.

4.
5.
6.

Atas dasar NPHLN DJPB cq. Dit. PKN mengajukan


permintaan pembukaan Rekening Khusus (Reksus) ke BI
atau bank lain yg ditunjuk.
Setelah Reksus dibuka, sesuai ketentuan dalam NPHLN
DJPB mengajukan permintaan Initial Deposit kepada
Lender (ayat1).
Lender/PPHLN mengisi dana Initial Deposit ke Reksus di BI
atau bank lain yg ditunjuk. 3A Perdirjen DJPB disampaikan
ke KPPN
Rekanan mengajukan tagihan ke Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran(PA/KPA).
PA/KPA mengajukan SPM atau SPP-SKM RK LC ke KPPN
Atas dasar SPM dari PA/KPA, KPPN menerbitkan SP2D
untuk disampaikan kepada PA/KPA, BI, Dit PKN dan atas
dasar SPP-SKM RK L/C, KPPN menerbitkan SKM RK-L/C
atas beban Reksus dikirim ke BI atau bank

KETERANGAN SKEMA PEMBAYARAN


MELALUI REKENING KHUSUS
7.

8.
9.

10.
11.

Atas dasar SP2D atau SKM RK LC yang diterbitkan KPPN


dan penyerahan dokumen L/C oleh supplier melalui Bank
Koresponden, BI atau bank lain melakukan pembebanan
RK dan memindahbukukan ke rekening
rekanan/bendaharawan (ayat 4)
Berdasarkan dok realisasi RK L/C, BI atau bank
menyampaikan nota disposisi L/C kpd KPPN (ayat 8 &10)
Atas copy SP2D dari KPPN, Dit PKN menyampaikan
Withdrawal Application (WA) kepada Lender untuk
dibuatkan replenishment pengisian
PPHLN menransfer dana ke reksus
Berdasarkan transfer oleh PPHLN, Bank Indonesia atau
Bank lain yang ditunjuk membuat nota pemindahbukuan
uang:

12.

Debet : Rekening Bank Koresponden


Kredit : Rekening Khusus

PPHLN menyampaikan NOD ke Ditjen Pengelolaan Utang

(d) PENGGANTIAN PEMBIAYAAN


PENDAHULUAN (REIMBURSEMENT)
KHUSUS UNTUK PENERUSAN PINJAMAN
3

LENDER
NOD
4

Penerima
Penerusan

Rek.

Pinj (PPP)
Bukti &
rencana

DJPU

2
APD
1

SP2D

KPPN
SP3

KETERANGAN SKEMA PENGGANTIAN


PEMBIAYAAN PENDAHULUAN
1.

2.

3.
4.
5.

Penerima Penerusan Pinjaman (PPP) mengajukan


bukti-bukti pengeluaran pembiayaan pendahuluan
dan rincian rencana penggunaan uang kepada KPPN
KPPN mengajukan Aplikasi Penarikan Dana (APD)
kepada PPHLN dilampiri SP2D-(Pembiayaan
Pendahuluan) dan dokumen pendukung lainnya
yang dipersyaratkan oleh PPHLN
Atas dasar APD, PPHLN melakukan penggantian
(reimbursement) untuk Rekening PPP
Atas dasar APD, DJPU menerima NOD dari lender
Berdasarkan NOD yang diterima, KPPN menerbitkan
SP3. Surat Perintah Pembukuan/Pengesahan (SP3)

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai