ISKEMIK
Disusun Oleh :
Bimo Kusumo
1061050174
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2012
Disusun Oleh :
Bimo Kusumo
1061050174
Mengetahui,
PERNYATAAN MAHASISWA
Nama Mahasiswa
NIM
: Bimo Kusumo
: 1061050174
Menyatakan
dengan
sesungguhnya,
bahwa
Skripsi
berjudul
Bertambahnya Usia Sebagai Faktor Risiko Terhadap Insidensi Stroke Iskemik di
Indonesia adalah betul-betul karya buatan sendiri. Hal-hal yang bukan karya
saya, dalam Skripsi tersebut telah diberi tanda citation dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik.
Jakarta, ..........
Yang membuat pernyataan,
(Bimo Kusumo)
NIM : 1061050174
ABSTRAK
: studi literatur
Hasil
: proses menua sebagai suatu proses degeneratif memegang peranan terhadap
keaadaan vaskular dan faktor lain yang memicu kejadian stroke iskemik. Penimbunan plak ateroma
pada aterosklerosis karena status hiperkolesterolemia ditambah dengan efek dari AGEs diabetes
mellitus menambah risiko terjadinya oklusi pembuluh darah terutama pembuluh darah otak dimana
terjadi percepatan aterosklerosis pada keadaan hiperkolesterolemia dan diabetes mellitus.
Degenerasi discus intervertebralis seiiring bertambahnya usia berpotensi menyebabkan oklusi
pembuluh darah pada keadaan tertentu dan kadar homosistein terhadap kejadian disfungsi endotel
turut berperan terhadap kejadian stroke iskemik trombotik.
Kesimpulan : bertambahnya usia merupakan faktor risiko terhadap insidensi kejadian stroke
iskemik
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
.........................................................................................
DAFTAR ISI
.........................................................................................
DAFTAR TABEL
.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
.........................................................................................
I.
II.
i
ii
iii
iv
PENDAHULUAN
.......................................................................................
..
I.1. Latar
Belakang.......................................................................................................
I.2. Perumusan
Masalah..............................................................................................
I.3. Tujuan
Penelitian...................................................................................................
I.4.Manfaat
Penelitian..................................................................................................
2.1.5.
kadar homosistein pada stroke iskemik trombotik berdasarkan
kelompok umur
III. PEMBAHASAN
............................................................................................
IV. KESIMPULAN
............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. sebaran klasifikasi kadar lipid plasma pada lansia pria dan wanita
Tabel 2.2
Perbandingan profil faktor risiko antara pria dan wanita pada kelompok usia
yang berbeda pada kasus stroke iskemik
Tabel 2.3
dan kontrol
DAFTAR GAMBAR
hal
AF
Atrial Fibrilation
AGEs
AVM
JNC 7
NHLBI
RSCM
RSUD
RSUP
TIA
WHO
Bab I
Pendahuluan
dengan pendapatan rendah 4,9%43 . Stroke masih merupakan penyebab utama kecacatan.
Data dari NHLBs Farmingham Heart Study, di Amerika Serikat diperkirakan terdapat
600.000 yang terdiri dari 500.000 penderita stroke baru dan 100.000 penderita stroke
ulang42.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yang dilaksanakan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, menyebutkan bahwa penyebab kematian utama di
Indonesia adalah stroke, yaitu sebesar 26,9% dari seluruh penyebab kematian 31. Menurut
penelitian (Hoy DG, Rao C, Hoa NP, Suhardi S, Lwin AMM. 2012) kejadian stroke terjadi
300 kasus untuk setiap 100.000 penduduk di Indonesia11. Pada 1053 kasus stroke pada 5
rumah sakit di Yogyakarta tercatat angka kematian sebesar 28,3 %, sedangkan pada kasus
stroke iskemik adalah 20,4%. Mortalitas pasien stroke di unit stroke RSUP dr.Sardjito
Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun 2004 dari jumlah 209 jiwa per tahun
menjadi 507 jiwa pada tahun 200933.
Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah otak, timbul
mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45-80 tahun. Stroke dibagi atas 2 jenis
berdasarkan kausanya yakni stroke hemoragik (jenis perdarahan) dan stroke iskemik (jenis
oklusif)20. Data penelitian mengenai gambaran faktor risiko stroke iskemik di RSUP H.
Adam Malik, Medan, dari 217 penderita stroke, diperoleh 105 pria (48,4%) dan 112
wanita (51,6%). Umur rata-rata 60,79 (SD 12.626) dengan rentang umur 17 tahun hingga
87 tahun. Didapati persentasi masing-masing faktor risiko dari persentasi yang terbesar
hingga persentasi yang terkecil sebagai berikut hipertensi 74,2%, riwayat TIA/stroke
sebelumnya 31,3%, riwayat diabetes melitus 30%, dan riwayat penyakit jantung 15,7% 18.
Berdasarkan penelitian untuk angka kasus di Poli Saraf RSUD Gambiran Kediri (Puspita
MR, Putro G. 2008) kelompok umur >55 tahun menempati 72,2% dan kelompok 55
tahun dengan angka kasus 27,8%28.
Menurut hasil penelitian Juan De Jesus tahun 2010 di Cuba mengenai prevalensi
stroke dan faktor risiko yang terasosiasi pada orang yang lebih tua, umur rata-rata
penderita stroke adalah 74 tahun 25,6% dari total sampel berumur >80tahun 15. Penelitian
A.Bhalla, et al (2004) juga mendapatkan total rata-rata umur penderita stroke adalah 70,7
tahun dari rentang usia 34,8-93,5 tahun. Gejala stroke seperti paralisis, disphasia, disfagia,
inkontinensia, dan koma lebih terlihat pada pasien yang lebih tua dibandingkan pasien
yang lebih muda3.
Menurut penelitian sri mulyani (2007) mengenai ketahanan hidup pasien stroke di
rscm, jumlah pasien stroke berusia 60 tahun (50,7%) sedikit diatas pasien berusia <60
tahun (49,3%). Sebagian besar pasien stroke tersebut menderita hipertensi (71,2%) dan
hiperkolesterol (49,3%) (mulyani & besral, ketahanan hidup setahun pasien stroke)23
Dari total pasien stroke, 80% menderita stroke iskemik dimana 20% sisanya adalah stroke
hemorragik Faktor risiko tinggi stroke khususnya stroke iskemik yang berhubungan
dengan proses menua adalah fibrial atrilasi, penyakit jantung kongestif, dan stenosis arteri
karotis7.
Dari penelusuran beberapa hasil penelitian terlihat bahwa angka kejadian stroke terus
meningkat, disini usia sangat memegang posisi dalam total angka kejadian stroke sebagai
suatu faktor risiko yang harus diperhatikan. Secara umum kecenderungan menurunnya
kapasitas fungsional baik pada tingkat selular maupun pada tingkat organ organ sejalan
dengan proses menua dan pernyataan ini sesuai dengan pendapat Bustan dalam Meylani
dan Gurendro (2010) yg menyatakan pertambahan risiko penyakit seiiring bertambahnya
usia secara alamiah27.
Kejadian stroke sebenarnya bisa ditekan apabila masyarakat khusus nya golongan
lansia sebagai pemegang insidensi tertinggi kejadian stroke mengenali cara pencegahan
stroke. Pemahaman masyarakat yang kurang terlihat dalam penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rizaldi Pinzon (2012) mengenai alasan mengapa pasien stroke telat datang
ke rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi terbesar pasien datang ke
rumah sakit lebih dari 24 jam pasca serangan stroke (46%) dan hanya 13% pasien yang
datang ke rumah sakit kurang dari 3 jam setelah onset serangan. Alasan utama
keterlambatan pasien datang ke rumah sakit adalah tidak tahu gejala stroke dan kurang
dipahaminya stroke sebagai kedaruratan medik (membutuhkan pertolongan yang cepat dan
tepat). Ketidaktahuan gejala dini stroke dijumpai pada 74% kasus yang datang lebih dari
24 jam pasca serangan. Stroke tidak dianggap sebagai kedaruratan medik dijumpai pada
68% responden yang datang lebih dari 24 jam setelah onset27.
1. Usia merupakan salah satu faktor risiko terhadap prevalensi kejadian stroke iskemik
khususnya golongan lansia
2. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyakit stroke
Maka perumusan masalah dalam studi literatur ini adalah :
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyakit stroke khususnya faktor
bertambahnya usia sebagai faktor risiko terhadap prevalensi kejadian stroke
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah disampaikan, maka pertanyaan studi
literatur ini adalah :
1. Apa yang membuat bertambahnya usia sebagai faktor risiko meningkatnya insidensi
kejadian stroke iskemik?
2. Apa yang harus dilakukan seorang lansia agar dapat mencegah kejadian stroke iskemik?
1.3. Tujuan studi literatur
Tujuan studi literatur ini secara umum adalah mengetahui bertambahnya usia sebagai
faktor risiko terhadap insidensi kejadian stroke. Sedangkan tujuan khusus studi literatur
adalah :
a. Mengetahui berbagai aspek yang patut diwaspadai sebagai lansia terhadap penyakit stroke
iskemik
b. Mengetahui pencegahan stroke pada lansia dan masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Literatur
Proses penuaan dapat dijelaskan sebagai pengurangan yang progresif pada cadangan
homeostatik yang dimiliki oleh setiap organ. Pengurangan ini, yang sering disebut
homeostenosis, akan terlihat pada usia dekade ketiga dan bersifat bertahap serta progresif.
Bertambahnya umur dikaitkan dengan proses penuaan dan status lansia29. Menurut WHO,
klasifikasi lansia adalah usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lansia (elderly) 60-74
tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun, dan lansia sangat tua (very old) di atas 90 tahun26.
2.1.2. STROKE
Banyak aspek yang ditertimbangkan dalam menetapkan pembagian stroke. dari kausanya :
1. Jenis perdarahan (stroke hemorhagik), disebabkan pecahnya pembuluh darah otak, baik
intrakranial maupun subaraknoid. Pada perdarahan intrakranial, pecahnya pembuluh darah
otak dapat karena berry aneurysm akibat hipertensi tak terkontrol yang mengubah
morfologi arteriol otak atau pecahnya pembuluh darah otak karena kelainan kongenital
pada pembuluh darah otak tersebut. Perdarahan subaraknoid disebabkan pecahnya
aneurysma kongenital pembuluh arteri otak diruang subaraknoidal (Misbach J. 2007) 20.
Stroke jenis ini merupakan sekitar 20% dari semua stroke, diakibatkan oleh pecahnya
suatu mikro aneurisma dari Charcot atau etat crible di otak (Martono H, Kuswardani RAT.
2007)19.
2. Jenis oklusif (stroke iskemik), dapat terjadi karena emboli lepas dari sumbernya, biasanya
berasal dari jantung atau pembuluh arteri otak baik intrakranial maupun ekstrakranial atau
trombotik/ arteriosklerotik fokal pada pembuluh arteri otak yang berangsur-angsur
menyembit dan akhirnya tersumbat (Jusuf Misbach, 2007)20. Secara patologis pada stroke
non hemoragik yang merupakan jenis terbanyak dari seluruh stroke, apa yang terjadi pada
pembuluh darah di otak serupa dengan apa yang terjadi di jantung, terutama jenis emboli
dan trombosis19.
otak. Demikian pula lepasnya radikal bebas membakar membran lipid sel dengan segala
akibatnya.
Kematian apoptotic mungkin lebih berkaitan dengan reaksi rantai kaskade iskemik
yang berlangsung lebih lambat melalui proses kelumpuhan pompa ion Natrium dan
Kalium, yang diikuti proses depolarisasi membrane sel yang berakibat hilangnya kontrol
terhadap metabolisme Kalsium dan Natrium intra seluler. Ini memicu mitochondria untuk
melepaskan enzim caspase apoptosis. Lain halnya pada stroke hemoragik dimana gejalagejala
klinik
yang
timbul
semata-mata
karena
kerusakan
sel
akibat
proses
hemolisis/proteolisis darah yang keluar dari pembuluh darah otak yang pecah merembes
ke massa otak sekitarnya. Gejala klinik tentu tergantung pada lokasi kerusakan
Derajat ambang batas aliran darah otak yang secara langsung berhubungan dengan fungsi
otak, yaitu:
Ambang fungsional, adalah batas aliran darah otak (yaitu sekitar 50-60 cc/100 gram/
menit), yang bila tidak terpenuhi akan menyebabkan terhentinya fungsi neuronal, tetapi
integritas sel-sel saraf masih utuh.
Ambang aktivitas listrik otak (threshold of brain electrical activity), adalah batas aliran
darah otak (sekitar 15 cc/100 gram/ meniy) yang bila tak tercapai, akan menyebabkan
aktivitas listrik neuronal terhenti, berarti sebagian struktur intrasel telah berada dalam
proses desintegrasi.
Ambang kematian sel (threshold of neuronal death), yaitu batas aliran darah otak yang bila
tak terpenuhi, akan menyebabkan kerusakan total sel-sel otak (CBF kurang dari 15cc/ 100/
menit/ gram)(20, 21).
2.1.2.5 EPIDEMIOLOGI STROKE BERDASARKAN GOLONGAN UMUR
nasional sebesar 0,8%. Stroke juga menjadi penyebab kematian paling tinggi yaitu
mencapai 15,9% pada kelompok umur 45 sampai 54 tahun dan meningkat menjadi 26,8%
pada kelompok umur 55 sampai 64 tahun. Sekitar 35,8% orang lanjut usia terkena
serangan stroke dan 12,9% pada usia lebih muda (Puspita MR, Putro G, 2008)(28, 38).
Gambar 2.1 : insidensi stroke berdasarkan jenis stroke, penyebab stroke iskemik40
Gambar 2.2 : insidensi stroke di beberapa negara terpilih dalam penelitian40
Tabel 2.1 : sebaran klasifikasi kadar lipid plasma pada lansia pria dan wanita (rata-rata
umur lansia pria 68.9-72 tahun dan lansia wanita 67,6-67,7) menurut penelitian (khairani
R, sumeira R. 2005)14
Plak ateroma
Plak ateromatosa yang khas (ateroma atau fibrofatty plaque) merupakan lesi berwarna
putih-kuning dengan dasar yang terletak pada tunika intima dan menonjol ke dalam lumen
pembuluh darah. Secara histologi, plak ateroma terdiri atas fibrous cap superfisial yang
mengandung sel-sel otot polos, leukosit, dan jaringan ikat padat matriks ekstrasel yang
menutupi inti nekrotik; plak ini mengandung sel-sel mati, lipid, pecahan kolestrol, sel-sel
busa yang penuh lemak (sel makrofag serta sel otot polos) dan protein plasma; pembuluh
darah kecil melakukan proliferasi pada perbatasan tunika intima-media. Di samping itu
semua pembuluh darah arteri yang kecil juga mengalami perubahan ateromatus termasuk
fibrosis tunica media, hialinisasi dan kalsifikasi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
2. Hialinisasi = Hialin adalah istilah untuk menunjukkan perubahan khas di dalam sel atau
ruang ekstraselular, yang pada sediaan histologis tampak homogen, seperti kaca, dan
merah muda. Perubahan hialin intraseluler dapat mencakup kelebihan jumlah protein,
kumpulan imunoglobulin, nukleoprotein viral, dan substansi lain. Hialin ekstraselular
menunjukkan adanya protein plasma yang mengendap dan protein lain yang melewati
dinding membran35.
3. Kalsifikasi = Kalsifikasi patologik terjadi dalam dua bentuk dan merupakan endapan
garam kalsium yang abnormal dalam jaringan tubuh. Kalsifikasi distrofik terjadi dalam
jaringan nonviabel
Kalsifikasi metastatik terjadi dalam jaringan viabel dan berkaitan dengan keadaan
hiperkalsemia22.
Pada usia yang amat lanjut umumnya dijumpai kelainan vaskuler, antara lain
arteriosklerosis. Kelainan lain yang biasanya berhubungan dengan penyakit : hipertensi,
dan mengenai arteri-arteri kecil otak yaitu micro-aneurysma (Coni et al, 1976)30.
Micro aneurysma ini umumnya akan menimbulkan keadaan patologis : infark lakuner
atau perdarahan kecil-kecil. Hipertensi juga dapat menimbulkan perdarahan besar yang
sifatnya setempat. Keadaan hipertensi sendiri merupakan faktor risiko terjadinya
trombosis ataupun emboli pembuluh darah serebral. Yang terakhir ini akan berakibat
terjadinya infark relatif lebih luas dan bersifat setempat (Brocklehurst et al, 1987)30.
menurun. Karena aliran darah serebral sangat erat hubungannya dengan aktifitas
metabolisme, terjadi juga penurunan aliran darah serebral (Bertha, G. 1990)30.
berasal dari glukosa (glioksal, metilglioksal, dan 3-deoksiglukoson) dengan gugua amino
protein intrasel dan ekstrasel membentu Advanced Glycation End Products (AGEs) yang
dapat memberi efek vaskular yakni peningkatan permeabilitas vaskular sehingga
mempermudah masuk dan tertumpuk nya lipid dalam pembuluh darah yang akan
mempercepat proses aterosklerosis disamping hiperkolesterolemia sebagai faktor utama
pemicu aterosklerosis16.
2.1.5. Kadar Homosistein pada stroke iskemik trombotik berdasarkan kelompok umur
Kejadian aterotrombosis yang berkaitan dengan hiperhomosisteinemia merupakan
hasil dari disfungsi dan jejas endotel yang diikuti aktivasi trombosit dan pembentukan
trombus. Penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa aterosklerosis yang
dipicu hiperhomosisteinemia ditandai dengan akumulasi substansi trombosit. Jejas endotel
yang diinduksi homosistein mengekspos matriks sub-endotelial yang akhirnya
mengakibatkan aktivasi trombosit. Disfungsi endotel merupakan salah satu mekanisme
aterotrombosis yang diduga berperan dalam hiperhomosisteinemia. Pada kondisi
fisiologis, jenis kelamin laki-laki dan pertambahan usia kadar homosistein akan
meningkat10.
Menurut penelitian (Aman AK, Ginting AA, Anwar Y. 2005), kadar homosistein
berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol hanya pada kelompok umur 41-60
tahun, sedangkan kelompok umur <40 dan >61 tahun tidak berbeda bermakna
dibandingkan kontrol1.
tabel 2.3 : kadar homosistein berdasarkan kelompok umur pada penderita stroke
iskemik dan kontrol1
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut teori umum, proses menua adalah proses degeneratif progresif dimulai dari
tingkat sel hingga ke tingkat organ tubuh seiiring bertambahnya usia. Semakin tua usia
seseorang, fungsi-fungsi tubuh semakin menurun dan semakin berisiko untuk mengidap
berbagai penyakit.
Stroke merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi pada golongan lansia.
Faktor-faktor risiko yang berperan memicu stroke terutama stroke iskemik pada
kelompok usia lanjut adalah proses degeneratif pembuh darah otak pada usia lanjut,
kelainan vaskular yang terjadi terutama aterosklerosis, hipertensi, diabetes melitus, dan
hiperkolesterolemia.
Pada pembuluh darah otak pada usia lanjut, pembentukan plak ateroma sering
dijumpai karena proses degeneratif pembuluh darah dan status hiperkolesterolemia.
Diabetes mellitus juga memegang peran dalam mempermudah pembentukan plak
ateroma dan mempercepat proses aterosklerosis karena terbentuknya AGEs.
Aterosklerosis dapat menghambat aliran darah menuju otak sehingga dapat memicu
stroke iskemik dimana asupan oksigen tidak tersuplai dengan baik pada jaringan otak
yang mengalami oklusi pembuluh darah karena aterosklerosis. Aterosklerosis semakin
mudah terbentuk seiiring bertambahnya usia ditambah dengan faktor-faktor risiko yang
berperan seperti status hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan hipertensi.
Degenerasi discus vertebralis pada kasus spondilosis servikalis juga memegang
peranan pada kasus stroke iskemik. Degenerasi tersebut dapat menekan a.vertebrales dan
terjadi oklusi pembuluh darah otak. Berkurangnya panjang kolum servikal yang
mengakibatkan a.vertebrales menjadi berkelok-kelok dan pada posisi tertentu dapat
terjadi oklusi juga memegang peranan sebagai suatu faktor risiko.
Meningkatnya kadar homosistein pada golongan lansia berperan pada kejadian oklusi
pembuluh darah terutama stroke iskemik trombotik. Disfungsi endotel karena pengaruh
langsung homosistein ditambah proses degeneratif pembuluh darah seiiring
bertambahnya usia merupakan faktor risiko terjadinya oklusi pembuluh darah karena
tertumpuknya trombus pada endotel pembuluh darah yang degeneratif dan rusak.
BAB IV
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Bertambahnya usia merupakan faktor risiko terhadap insidensi stroke iskemik
b. SARAN
kurangnya data kejadian stroke iskemik di Indonesia karena bertambahnya usia
dengan masing-masing faktor risiko penyebab dari bertambahnya usia tersebut di dalam
skripsi ini diharapkan . Untuk kedepannya dibutuhkan penelitian-penelitian lebih lanjut
mengenai permasalahan ini karena kurangnya penelitian yang ada di Indonesia dan
pemahaman yang baik untuk masyarakat umum khusunya golongan lansia. Dibutuhkan
pula penelusuran permasalahan insidensi stroke iskemik pada golongan usia muda.
Daftar pustaka
1. Aman AK, Ginting AA, Anwar Y. Kadar Homosistein pada Penderita Stroke Iskemik
Trombotik. 2005
2. Bakheit AMO. A primer in stroke care. Penerbit AuthorHouse.2007 p.6
3. Bhalla A, Grieve R, Tilling K, Rudd AG, Wolfe CDA. Older stroke patients in europe : stroke
care and determinants of outcome. British Geriatric Society. 2004
4. Bollmann A, Lombardi F. Introduction to Atrial Fibrilation : From Mechanism to Treatment.
In Understanding Atrial Fibrilation. 2008. Morgan & Claypool p.3
5. Corwin EJ. buku saku patofisiologi edisi ke-3. penerbit buku kedokteran ECG. 2007 p.250
6. Davey P. Stroke. At a glance medicine. penerbit erlangga. 2006 p.351
7. Davis S, Lees K, Lindley R. Stroke in Elderly. World Stroke Academy
8. Delf, MH. Major diagnosis fisik. Penerbit buku kedokteran ECG. 1986 p.287
9. Dewanto G, et al. Panduan praktis diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. Penerbit buku
kedokteran ECG. 2007 p.24
10. Gugun AH. hiperhomosisteinemia dan faktor risiko kelainan vaskuler. Mutiara medika. 2008
11. Hoy DG, Rao C, Hoa NP, Suhardi S, Lwin AMM. Stroke Mortality variations in South East
Asia: empirical evidence from the field. 2012
12. Ingall T. Stroke-Incidence, mortality, morbidity and risk. Journal of Insurance Medicine. 2004
13. Kasner SE. Chalela JA. Hickenbottom SL. Ischemic Cerebrovascular Disease. In Clininal
Neurology of the Older Adult. Lippincott Williams & Wilkins. 2008 p.243-244
14. Khairani E, sumeira R. Profil lipid pada penduduk lanjut usia di jakarta. universa medicina.
2005
15. Llibre JDJ, et al. Prevalence stroke and associated risk factors in older adults in Havana City
and Matanzas Provinces, Cuba. MEDICC review. 2010
16. Maitra A, Abbas AK. Sistem Endokrin. Di Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit ,ed.7.
penerbit buku kedokteran EGC. 2005 p.1221-1222
17. Mant J. Introduction to stroke. in ABC of stroke. blackwell publishing. 2011
18. Marlina Y. Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara. 2011
19. Martono H, Kuswardany RAT. Strok dan penatalaksanaannya oleh internis. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam edisi keempat jilid III. pusat penerbitan departemen IPD FKUI. 2006 p.1411
20. Misbach J. pandangan umum mengenai stroke. Unit Stroke Manajemen stroke secara
komprehensif. balai penerbit FKUI. 2007 p.5-6
21. Misbach J. Stroke Aspek diagnostik patofisiologi manajemen. balai penerbit FKUI. 1999 p.34
22. Mitchell R.N., et al, buku saku dasar patologis penyakit robbins & cotran edisi ke-7, penerbit
buku kedokteran ECG, 2006 p.303
23. Mulyani S, Besral. Ketahanan Hidup Setahun Pasien Stroke di RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2, No.3, 2007.
24. Neurological disorders : public health challenges. World Health Organization. 2009 p.152
diunduh pada tanggal 11 september 2012 dari
25. Neurological disorders : public health challenges. World Health Organization. 2009 p.154
diunduh pada tanggal 11 september 2012 dari
26. Nugroho HW. komunikasi dalam keperawatan gerontik. penerbit buku kedokteran ECG. 2006
p.5
27. Pinzon R. Mengapa Pasien Stroke Datang Terlambat Ke Rumah Sakit. Medicinus. 2012
28. Puspita MR, Putro G. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Stroke di Rumah Sakit
Umum Daerah Gambiran Kediri. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2008
29. Resnick NM. Ilmu Kedokteran Geriatrik. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam vol.1
E/13, penerbit buku kedokteran ECG, 1995 p.38
30. Samekto MW, Pranarka K. Sindroma Serebral. Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut, balai
penerbit FKUI, 2010 p. 145-146
31. Santoso A. Sekapur Sirih. Menaklukkan pembunuh no.1: mencegah dan mengatasi penyakit
jantung koroner secara tepat dan cepat. A. Fauzi Yahya. 2010:xvii
32. Setiati S, Harimurti K, Roosheroe AG. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI
33. Setyopranoto I. stroke : gejala dan penatalaksanaan. CDK. 2011
34. Sloane, E. anatomi dan fisiologi untuk pemula. penerbit buku kedokteran EGC. 1995 p.277
35. Tambayong J., patofisiologi untuk keperawatan, penerbit buku kedokteran ECG, 1999 p.5
36. Tandra H. segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang osteoporosis. penerbit PT Gramedia
pustaka utama. 2009 p.68
37. Yao XY, et al, Age and Gender specific prevalence of risk factors in patient with first ever
ischemic stroke in China, 2012 diunduh pada tanggal 4 oktober 2012 di
http://www.hindawi.com/journals/srt/2012/136398/
38. Yuniadi Y. intervensi pada stroke non-hemoragik. jurnal kardiologi indonesia. 2010
39. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indonesia
%202008.pdf akses tanggal 13 Agustus 2012
40. http://books.google.co.id/books?
id=Z8uwPwlPUw4C&pg=PA153&lpg=PA153&dq=LACI+stroke+adalah&source=bl&ots=g
epIE7WtXq&sig=GjpQziQHq5bBwSXlff6iHO9aCnE&hl=id&sa=X&ei=fhx1UJjeMMf3rQe
gv4D4CQ&ved=0CCkQ6AEwAA#v=onepage&q=LACI%20stroke%20adalah&f=false
http://books.google.co.id/books?
id=Z8uwPwlPUw4C&pg=PA153&lpg=PA153&dq=LACI+stroke+adalah&source=bl&ots=gepIE7
WtXq&sig=GjpQziQHq5bBwSXlff6iHO9aCnE&hl=id&sa=X&ei=fhx1UJjeMMf3rQegv4D4CQ
&ved=0CCkQ6AEwAA#v=onepage&q=LACI%20stroke%20adalah&f=false
41. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indonesia
%202008.pdf akses tanggal 13 agustus 2012
42. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052002/pus-1.htm akses tanggal 11 oktober 2012
43. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/ akses tanggal 13 agustus 2012