TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Penuaan dapat didefinisikan sebagai proses fisiologis genetik yang
berhubungan dengan perubahan morfologi dan fungsional pada komponen sel dan
ekstrasel yang diperburuk dengan kerusakan sepanjang hidup dan menyebabkan
ketidakseimbangan yang progresif pada kontrol sistem regulasi organisme, hormonal,
autokrine, neuroendokrin, dan mekanisme hemostasis imun.5
Penuaan tidak dapat dihindari dan diklasifikasikan ke dalam penuaan biologis
dan kronis. Namun, penuaan biologis dapat diatasi dengan benar menggunakan
berbagai strategi preventif dan oleh karena itu progresnya dapat dikontrol. Walaupun
hipotesis yang berbeda telah menjelaskan mengenai mekanisme penuaan sel dan
molekul, studi terbaru memperlihatkan dengan jelas bahwa penuaan disebabkan
karena adanya akumulasi dari kerusakan molekul, sehingga menimbulkan teori
terpadu penuaan.6-11
Penuaan berhubungan dengan penurunan pada massa otot, dan tenaga otot
berkurang 1 persen tiap tahunnya, dan juga dikarenakan adanya penurunan aktivitas
fisik dengan penuaan usia, penurunan aktivitas tersebut menyebabkan hilangnya
kekuatan tulang.12-18
II.2. ETIOLOGI
Lebih dari tiga ratus teori telah diajukan untuk menjelaskan proses penuaan,
tetapi belum ada satupun yang diterima oleh gerontologist. Namun, pengajuan oleh
Denham Harman mengemukakan bahwa radikal bebas merupakan penyebab yang
berhubungan terhadap proses penuaan dasar.19,20
Teori radikal bebas merupakan suatu proses yang dapat dirubah oleh faktor
genetik dan lingkungan, dimana derivat oksigen radikal bebas berperan (karena
reaktivitas yang tinggi) pada kerusakan sel dan jaringan di usia terkait. Pada faktanya,
23,24
Growth hormone (GH) atau IGF-1 memiliki peran utama pada regulasi
pertukaran kolagen di jaringan muskulotendon manusia, dengan IGF-1 menstimulasi
kolagen pada tendon dan otot. IGF-1 dapat menghambat degradasi protein dalam otot,
dimana memberi efek penting selama periode imobilisasi ketika hilangnya protein
dalam otot.24,25,26
Penuaan berhubungan dengan penurunan bertahap dari aktivitas GH atau IGF1, dan menurnnya tingkat plasma IGF-1 dengan penuaan. Pada faktanya, lebih dari 30
persen laki-laki lansia memiliki tingkat IGF-1 dibawah angka referensi dewasa muda.
Penurunan IGF-1 berhubungan dengan perubahan komposisi tubuh, dengan
meningkatnya lemak dan penurunan massa otot. Growth Hormon pada lansia
menunjukkan peningkatan plasma IGF-1 dan menyebabkan peningkatan pada massa
tubuh (massa fat-free).27-33
II.3. PATOFISIOLOGI PENUAAN
Stres oksidatif timbul akibat reaksi metabolik yang menggunakan oksigen dan
mengakibatkan gangguan pada keseimbangan antara oksidan dan antioksidan sel.
Stres oksidatif adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan
antioksidan, dimana jumlah radikal bebas lebih banyak bila dibandingkan dengan
antioksidan. Jika produksi radikal bebas melebihi dari kemampuan antioksidan
intrasel untuk menetralkannya maka kelebihan radikal bebas sangat potensial
menyebabkan kerusakan sel. Sering kali kerusakan ini disebut sebagai kerusakan
oksidatif, yaitu kerusakan biomolekul penyusun sel yang disebabkan oleh reaksinya
dengan radikal bebas. Adanya peningkatan stres oksidatif berdampak negatif pada
beberapa komponen penyusun membran sel, yaitu kerusakan pada lipid membran
membentuk malonaldehida (MDA), kerusakan protein, karbohidrat, dan DNA.
Kerusakan oksidatif yang diakibatkan oleh radikal bebas berimplikasi pada berbagai
kondisi patologis, yaitu kerusakan sel, jaringan, dan organ seperti hati, ginjal, jantung
baik pada manusia maupun hewan. Kerusakan ini dapat berakhir pada kematian sel
sehingga terjadi percepatan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Sehubungan
dengan potensi toksisitas senyawa radikal bebas, tubuh memiliki mekanisme sistem
pertahanan alami berupa enzim antioksidan endogen yang berfungsi menetralkan dan
mempercepat degradasi senyawa radikal bebas untuk mencegah kerusakan komponen
makromolekul sel. Sistem ini dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: sistem
pertahanan preventif seperti enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation
peroksidase dan sistem pertahanan melalui pemutusan reaksi radikal seperti isoflavon,
vitamin A, vitamin C, dan vitamin E. Tubuh memiliki tiga enzim antioksidan intrasel
atau antioksidan endogen, yaitu superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidade
(GPx) dan katalase (Cat). SOD merupakan salah satu antioksidan endogen yang
berfungsi mengkatalisis reaksi dismutasi radikal bebas anion superoksida (O2-)
menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen. Pada mamalia terdapat 2 bentuk
SOD yaitu bentuk CuZn-SOD yang berada di dalam sitoplasma dan bentuk Mn-SOD
yang terdapat di dalam matriks mitokondria. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kondisi stres oksidatif meningkat diantaranya puasa, olah raga, stres
psikis, dan inflamasi. Pada kondisi stress oksidatif terjadi produksi radikal bebas yang
berlebihan. Meningkatkan produksi radikal bebas di dalam tubuh dapat menurunkan
ensim-enzim antioksidan intrasel dan menyebabkan kerusakan sel.1
Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang memiliki elektron tak
berpasangan. Berbagai jenis radikal bebas memiliki potensi untuk berinteraksi
terhadap molekul biologis dalam tubuh, seperti protein, lipid, dan DNA, dan
mencetuskan reaksi yang dapat merusak serta menyebabkan kematian sel. Berbagai
evidens yang ada hingga saat ini telah menunjukkan bahwa pajanan radikal bebas
terlibat dalam etiologi berbagai penyakit termasuk penyakit vaskuler. Radikal bebas
berasal dari dalam (endogen) maupun luar tubuh (eksogen). Reactive Oxygen Species
(ROS), radikal bebas endogen, terbentuk saat proses metabolisme aerobik dan reaksi
sekunder transisi logam seperti copper dan besi; sedangkan radikal bebas eksogen
dapat berasal dari asap rokok, polusi, sinar ultraviolet, radiasi pengion, dan lain lain.
Radikal bebas memiliki dua sifat, yaitu reaktivitas tinggi, karena kecenderungan
menarik electron, dan dapat mengubah suatu molekul.1
Sifat
radikal
bebas
yang
mirip
dengan
oksidan
terletak
pada
Kerusakan DNA
Fungsi telomer adalah sebagai penutup yang penting untuk pemeliharaan
stabilitas kromosom dengan melindungi ujung kromosom dari rekombinasi, fusi dan
degradasi. Oleh karena itu kehilangan fungsi telomer kemungkinan mempunyai efek
yang besar dalam pemeliharaan dan integritas kromosom. Sebelum membelah diri, sel
akan menjalani beberapa fase. Salah satunya adalah fase S (fase sintesis) yang
memungkinkan penggandaan seluruh untai DNA yang menyusun genom (kumpulan
semua gen yang ada pada setiap sel, suatu organisme). Penggandaan DNA pada
umumnya dilakukan oleh enzim DNA-polimerase. Namun demikian, sintesis DNA
yang dianut oleh DNA polimerase tidak memungkinkan penggandaan pada bagian
ujung DNA liniar. Dengan adanya struktur telomer yang khas dan enzim telomerase
penggandaan untai DNA dapat dilakukan secara menyeluruh. Bila suatu sel tidak
memiliki enzim telomerase, sel tersebut tidak mampu menggandakan bagian paling
akhir dari untai DNA-nya, walaupun tetap dapat membelah diri. Hal tersebut
menyebabkan untai DNA pada sel anakan menjadi lebih pendek dari sel awal. Bila
keadaan ini berlanjut terus-menerus seiring dengan pembelahan sel, untai DNA
menjadi terlalu pendek dan kestabilan genom terganggu. Keadaan ini mengancam
kelanjutan hidup sel, dan dapat mengaktifkan program bunuh diri sel (apoptosis), atau
sel berhenti membelah dan memasuki tahap "jompo" (senescence). 1
Penuaan merupakan penurunan keadaan homeostasis secara progresif setelah
fase reproduktif kehidupan tercapai sehingga menimbulkan risiko peningkatan
penyakit atau kematian. Penuaan secara biologis dikaitkan dengan usia secara
kronologis, namun penuaan secara dini dapat terjadi diawal kehidupan sebagai
kegagalan dalam merawat serta memperbaiki sel dan organ karena kerusakan DNA
(deoxyribose nucleic acid). Penuaan dapat terjadi secara tidak terprogram akibat stres
oksidatif atau terprogram karena pemendekan telomer setiap kali sel membelah.
Penuaan merupakan proses akumulasi defek selular akibat kerusakan meolekular yang
disebabkan secara acak oleh stress, pajanan lingkungan (termasuk dalam hal ini stress
psikis) dan nutrisi yang buruk. Mekanisme genetik dalam merawat serta memperbaiki
sel dan organ, mempengaruhi tingkat penuaan dan tingkat hidup organisme. Gaya
hidup sehat dan nutrisi sehat dapat mengurangi defek seluler yang terjadi, selanjutnya
akumulasi defek seluler berakibat pada kejadian inflamasi. Sel terus menerus
mengalami stres dan kerusakan dari sumber eksogen dan endogen. Respons yang
terjadi, sel bisa membaik secara penuh, membelah, sel berhenti membelah atau sel
mengalami apoptosis. Pada keadaan normal sel akan terus menerus membelah sampai
mencapai batas untuk kemampuan membelah. Sel fibroblas manusia normal dapat
membelah hingga 50 70 kali pada kondisi kultur jaringan dan kemudian akan
berhenti membelah. Hilangnya kemampuan replikasi secara keseluruhan dan
ireversibel yang terjadi pada sel somatik didefinisikan sebagai senescence selular (sel
yang jompo). Sel yang mengalami senescence mempunyai bentuk sel yang ireguler,
volume sel yang lebih besar, jumlah lisosom yang lebih banyak, mitokondria yang
abnormal serta abrasi inti sel yang multipel menampilkan sel fibroblas muda yang
aktif membelah, bentuknya tajam pada kedua ujung serta melingkar dan sel fibroblas
yang mengalami senescence, datar inti lebih kecil dan terbelah pada kondisi kultur. 1
Terdapat 2 hipotesis yang menjelaskan mengapa sel mengalami senescence.
Hipotesis pertama yakni senescence selular merupakan mekanisme untuk menekan
pertumbuhan tumor. Hipotesis ini berdasarkan fakta sel kanker terus menerus
membelah tanpa batas pada kondisi kultur. Dalam konteks ini, respons senescence
yang terjadi menguntungkan organisme oleh karena melindungi organisme terhadap
kanker. Hipotesis kedua menyatakan, senescence selular yang terjadi sebagai
rekapitulasi proses penuaan. Hipotesis ini berdasarkan fakta, proses perbaikan dan
perawatan sel dan organ berkurang, seiring dengan bertambahnya usia. Dalam
konteks ini, senescence selular dianggap merugikan karena mengganggu fungsi dan
regenerasi jaringan. 1
II.4.
PENCEGAHAN AGING
Antioksidan34
Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar rendah secara
bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi, yaitu suatu
proses di mana terjadi pengurangan atau pemindahan jumlah elektron dalam
reaksi kimia, yaitu dengan jalan elektronnya mudah dicuri oleh radikal bebas,
dalam upaya agar sel-sel yang lainnya selamat. Antioksidan merupakan senyawa
yang dapat menghambat proses oksidasi. Bagi manusia, senyawa antioksidan
diperlukan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang berlebihan sehingga dapat
mencegah penyakit degeneratif. Salah satu senyawa antioksidan yang dapat
diperoleh secara alami adalah golongan fenolik.
Antioksidan melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, dan juga meredam
dampak negatif dari senyawa ini, tubuh memerlukan antioksidan. Antioksidan
merupakan senyawa-senyawa kimia yang bersifat reduktor, terdiri dari betakaroten, vitamin E, vitamin C, zinc dan selenium. Secara alamiah beta-karoten
banyak terdapat pada wortel, apricot, peach, bayam, brokoli, serta asparagus.
Vitamin E banyak terdapat pada biji-bijian (tepatnya biji yang sedang
berkecambah), ikan, daging serta sayur dan buah buahan.
sebagainya. Ketika radikal bebas itu menyerang manusia, akan merusak DNA,
membrane sel, dan imun manusia. Akibatnya akan menyebabkan penyakit
degeneratif (menurun) yang saat ini banyak diderita manusia, seperti diabetes
mellitus (kencing manis), katarak, kerusakan hati, kanker, bahkan penuaan dini.
Walaupun begitu, kita harus tetap cermat untuk memutuskan mengkonsumsi
suplemen atau tidak. Suplemen anti oksidan diperlukan jika :
1. Tidak dapat makan sayuran segar dan/atau buah dalam sehari.
2. Mengkonsumsi makanan berlemak berlebihan, merokok, minum alkohol
3. Melakukan aktivitas fisik atau mengemban psikis berat.
4. Berada dalam lingkungan dengan polusi yang berat.
Hipocrates mengatakan : Let your food be your medicine and medicine be
your food. Selama cukup mengkonsumsi makanan bergizi, cukup sayur dan
buah tidak perlu mengkonsumsi vitamin.. Kelebihan vitamin dan mineral akan
memperberat proses metabolisme dalam tubuh..vitamin larut dalam air, misal
vitamin C, akan dikeluarkan bersama kencing, dan jika berlebihan akan
memperberat beban ginjal. Jika berlangsung lama, akan merusak ginjal.
Kelebihan mengonsumsi vitamin yang tidak larut air misal vitamin E, akan
tertimbun dalam tubuh dan jika sudah melampaui batas akan meracuni tubuh.
kalsium, susu almond atau susu kedelai. makanan kedelai dapat menggantikan
produk susu.
Makan beberapa lemak penting untuk kesehatan dan membantu tubuh
menyerap beberapa vitamin seperti vitamin A dari sayuran berwarna oranye
dan juga buah-buahan. Lemak sehat, seperti zaitun atau canola minyak, adalah
pilihan terbaik. Tinggi di monounsaturated lemak, rendah lemak jenuh dan
mengandung kolesterol. Asam lemak omega-3, yang ditemukan pada ikan
seperti tuna dan salmon, juga sehat. Hindari lemak jenuh dan lemak trans.
Lemak jenuh ditemukan dalam produk hewani seperti daging, susu, keju, telur,
mentega dan lemak babi. Tidak apa-apa untuk menggunakan sesekali mentega
dalam makanan untuk mendukung, tapi cobalah satu sendok teh minyak zaitun
sebagai gantinya. Lemak trans bertindak seperti lemak jenuh dalam tubuh. Ini
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mengurangi konsumsi garam, dapat digantikan dengan bumbu lain yang
dapat memberikan rasa dalam makanan. Juga beberapa studi kasus
menambahkan bahwa konsumsi alkohol dapat mempercepat terjadinya
penyakit jantung, yang juga sama-sama menyebabkan penuaan dini.
Vitamin C
Berbagai studi epidemiolgi menunjukkan bahwa vitamin C dapat
Vitamin E
plak pada arteri sehingga aliran darah baik yang ke jantung maupun otak bisa
berlangsung lancar tanpa sumbatan.
Selenium
Asupan Selenium sebagai antioksidan sudah sangat jelas. Selenium
adalah komponen alami dalam tubuh sebagai antioksidan glutation peroksidase
dan juga memegang peranan penting menghambat efek toksik dari Merkuri dan
Aktivitas36
Tingkat latihan menurun dengan bertambahnya usia, telah dilaporkan
bahwa sekitar 70% orang Amerika lansia secara fisik tidak aktif. Sekitar 10-20
menit dari latihan aerobic dapat menyebabkan peningkatan kadar GH serum
yang puncak di akhir periode dan berkelanjutan hingga 2 jam selanjutnya.
Intensitas dan durasi latihan penting diperlukan sebelum GH dilepaskan.
Latihan yang lama dan di atas ambang laktat menghasilkan 2 kali lipat
peningkatan sekresi GH, peningkatan tidak terlihat dalam kelompok
berolahraga di bawah ambang laktat. Beberapa lintas Studi sectional telah
menunjukkan korelasi positif Hipofisis, antara ukuran kebugaran aerobik dan
sekresi GH 24-jam dan respon terhadap GH secretagogues. Dengan demikian
dalam mencegah terjadinya penuaan dini, dibutuhkan latihan atau kerja fisik.
Yang dapat dilakukan sejak dini, sebelum memasuki usia lansia. Sehingga
II.5. TERAPI
a. Skin rejuvenation atau Phytotherapy37
bakteri),
implan
sintetis
atau
pseudo-sintetik
(Silikon,
mikrosfer
untuk
mempromosikan
peremajaan
kulit
dengan
cara
Col-1,
MMP-1
(TIMP-1)
dan
122.141
inhibitor
serta
jaringan
berpartisipasi
matriks
dalam
(DHEA)
(sulfat
bentuk
dan
urin
17-keto-
Pengobatan
menyebabkan
kondisi
tubuh
membaik,
dengan
peningkatan massa otot dan kepadatan tulang dan penurunan jaringan adiposa.
Selain itu, peningkatan ketebalan kulit adalah observed. Melatonin telah
terbukti memiliki pengaruh yang menguntungkan pada proses penuaan, karena
memiliki efek terbalik sehubungan dengan tubuh, pembatasan makanan
meningkatkan
kadar
melatonin
dan
menurun
terkait
usia.
Dengan
GH/
IGF-1
memiliki
samping.3,36,39
Beberapa manfaatnya seperti ;3,36,39
beberapa
manfaat
dan
efek
Tabel 1. Kesimpulan
perubahan pada komposisi tubuh dan efek samping yang terjadi saat pengobatan
Tabel 1. Lanjutan