Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Penuaan dapat didefinisikan sebagai proses fisiologis genetik yang
berhubungan dengan perubahan morfologi dan fungsional pada komponen sel dan
ekstrasel yang diperburuk dengan kerusakan sepanjang hidup dan menyebabkan
ketidakseimbangan yang progresif pada kontrol sistem regulasi organisme, hormonal,
autokrine, neuroendokrin, dan mekanisme hemostasis imun.5
Penuaan tidak dapat dihindari dan diklasifikasikan ke dalam penuaan biologis
dan kronis. Namun, penuaan biologis dapat diatasi dengan benar menggunakan
berbagai strategi preventif dan oleh karena itu progresnya dapat dikontrol. Walaupun
hipotesis yang berbeda telah menjelaskan mengenai mekanisme penuaan sel dan
molekul, studi terbaru memperlihatkan dengan jelas bahwa penuaan disebabkan
karena adanya akumulasi dari kerusakan molekul, sehingga menimbulkan teori
terpadu penuaan.6-11
Penuaan berhubungan dengan penurunan pada massa otot, dan tenaga otot
berkurang 1 persen tiap tahunnya, dan juga dikarenakan adanya penurunan aktivitas
fisik dengan penuaan usia, penurunan aktivitas tersebut menyebabkan hilangnya
kekuatan tulang.12-18
II.2. ETIOLOGI
Lebih dari tiga ratus teori telah diajukan untuk menjelaskan proses penuaan,
tetapi belum ada satupun yang diterima oleh gerontologist. Namun, pengajuan oleh
Denham Harman mengemukakan bahwa radikal bebas merupakan penyebab yang
berhubungan terhadap proses penuaan dasar.19,20
Teori radikal bebas merupakan suatu proses yang dapat dirubah oleh faktor
genetik dan lingkungan, dimana derivat oksigen radikal bebas berperan (karena
reaktivitas yang tinggi) pada kerusakan sel dan jaringan di usia terkait. Pada faktanya,

peningkatan radikal oksigen endogen dihasilkan di dalam sel dan mengakibatkan


modifikasi oksidatif pada molekul biologis (lipid, protein dan asam nukleat) yang
telah diindikasikan mempunyai peran atas penuaan dan kematian semua makhluk
hidup.20,21,22
Teori radikal bebas telah direvisi pada tahun 1972 ketika mitokondria
diidentifikasi sebagai penyebab awal atas sebagian besar reaksi radikal bebas yang
terjadi di dalam sel. Lalu juga dikatakan bahwa masa hidup bergantung dengan
tingkat kerusakan radikal bebas di mitokondria. Pada faktanya, mitokondria, dimana
mempunyai regenerasi radikal bebas yang terus menerus sepanjang hidup sel dan
terutama DNA mitokondria, merupakan kunci target daripada serangan radikal bebas.
Sel, dimana menggunakan oksigen, dan oleh karena itu memproduksi spesies oksigen
reaktif, harus berevolusi dengan sistem defensive anti oksidan kompleks untuk
menetralisir spesies oksigen reaktif dan melindunginya dari kerusakan radikal bebas.
Demikian, peningkatan stress oksidatif dalam penuaan nampaknya merupakan suatu
penyebab dari ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan produksi yang
lebih tinggi dari antioksidan defences

23,24

Growth hormone (GH) atau IGF-1 memiliki peran utama pada regulasi
pertukaran kolagen di jaringan muskulotendon manusia, dengan IGF-1 menstimulasi
kolagen pada tendon dan otot. IGF-1 dapat menghambat degradasi protein dalam otot,
dimana memberi efek penting selama periode imobilisasi ketika hilangnya protein
dalam otot.24,25,26
Penuaan berhubungan dengan penurunan bertahap dari aktivitas GH atau IGF1, dan menurnnya tingkat plasma IGF-1 dengan penuaan. Pada faktanya, lebih dari 30
persen laki-laki lansia memiliki tingkat IGF-1 dibawah angka referensi dewasa muda.
Penurunan IGF-1 berhubungan dengan perubahan komposisi tubuh, dengan
meningkatnya lemak dan penurunan massa otot. Growth Hormon pada lansia
menunjukkan peningkatan plasma IGF-1 dan menyebabkan peningkatan pada massa
tubuh (massa fat-free).27-33
II.3. PATOFISIOLOGI PENUAAN

Stres oksidatif timbul akibat reaksi metabolik yang menggunakan oksigen dan
mengakibatkan gangguan pada keseimbangan antara oksidan dan antioksidan sel.
Stres oksidatif adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan
antioksidan, dimana jumlah radikal bebas lebih banyak bila dibandingkan dengan
antioksidan. Jika produksi radikal bebas melebihi dari kemampuan antioksidan
intrasel untuk menetralkannya maka kelebihan radikal bebas sangat potensial
menyebabkan kerusakan sel. Sering kali kerusakan ini disebut sebagai kerusakan
oksidatif, yaitu kerusakan biomolekul penyusun sel yang disebabkan oleh reaksinya
dengan radikal bebas. Adanya peningkatan stres oksidatif berdampak negatif pada
beberapa komponen penyusun membran sel, yaitu kerusakan pada lipid membran
membentuk malonaldehida (MDA), kerusakan protein, karbohidrat, dan DNA.
Kerusakan oksidatif yang diakibatkan oleh radikal bebas berimplikasi pada berbagai
kondisi patologis, yaitu kerusakan sel, jaringan, dan organ seperti hati, ginjal, jantung
baik pada manusia maupun hewan. Kerusakan ini dapat berakhir pada kematian sel
sehingga terjadi percepatan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Sehubungan
dengan potensi toksisitas senyawa radikal bebas, tubuh memiliki mekanisme sistem
pertahanan alami berupa enzim antioksidan endogen yang berfungsi menetralkan dan
mempercepat degradasi senyawa radikal bebas untuk mencegah kerusakan komponen
makromolekul sel. Sistem ini dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: sistem
pertahanan preventif seperti enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation
peroksidase dan sistem pertahanan melalui pemutusan reaksi radikal seperti isoflavon,
vitamin A, vitamin C, dan vitamin E. Tubuh memiliki tiga enzim antioksidan intrasel
atau antioksidan endogen, yaitu superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidade
(GPx) dan katalase (Cat). SOD merupakan salah satu antioksidan endogen yang
berfungsi mengkatalisis reaksi dismutasi radikal bebas anion superoksida (O2-)
menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen. Pada mamalia terdapat 2 bentuk
SOD yaitu bentuk CuZn-SOD yang berada di dalam sitoplasma dan bentuk Mn-SOD
yang terdapat di dalam matriks mitokondria. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kondisi stres oksidatif meningkat diantaranya puasa, olah raga, stres
psikis, dan inflamasi. Pada kondisi stress oksidatif terjadi produksi radikal bebas yang
berlebihan. Meningkatkan produksi radikal bebas di dalam tubuh dapat menurunkan
ensim-enzim antioksidan intrasel dan menyebabkan kerusakan sel.1

Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang memiliki elektron tak
berpasangan. Berbagai jenis radikal bebas memiliki potensi untuk berinteraksi
terhadap molekul biologis dalam tubuh, seperti protein, lipid, dan DNA, dan
mencetuskan reaksi yang dapat merusak serta menyebabkan kematian sel. Berbagai
evidens yang ada hingga saat ini telah menunjukkan bahwa pajanan radikal bebas
terlibat dalam etiologi berbagai penyakit termasuk penyakit vaskuler. Radikal bebas
berasal dari dalam (endogen) maupun luar tubuh (eksogen). Reactive Oxygen Species
(ROS), radikal bebas endogen, terbentuk saat proses metabolisme aerobik dan reaksi
sekunder transisi logam seperti copper dan besi; sedangkan radikal bebas eksogen
dapat berasal dari asap rokok, polusi, sinar ultraviolet, radiasi pengion, dan lain lain.
Radikal bebas memiliki dua sifat, yaitu reaktivitas tinggi, karena kecenderungan
menarik electron, dan dapat mengubah suatu molekul.1
Sifat

radikal

bebas

yang

mirip

dengan

oksidan

terletak

pada

kecenderungannya untuk menarik elektron.Jadi sama halnya dengan oksidan, radikal


bebas adalah penerima elektron. Itulah sebabnya dalam kepustakaan kedokteran,
radikal bebas digolongkan dalam oksidan. Namun perlu diingat bahwa radikal bebas
adalah oksidan tetapi tidak setiap oksidan adalah radikal bebas. Radikal bebas lebih
berbahaya dibanding dengan oksidan yang bukan radikal. Hal ini disebabkan oleh
kedua sifat radikal bebas diatas, yaitu reaktifitas yang tinggi dan kecenderungannya
membentuk radikal baru, yang pada gilirannya apabila menjumpai molekul lain akan
membentuk radikal baru lagi, sehingga terjadilah rantai reaksi (chain reaction) Reaksi
rantai tersebut baru berhenti apabila radikal bebas tersebut dapat diredam (quenched).
Seluruh reaksi radikal bebas dapat dijabarkan menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu tahap
inisiasi, tahap propagasi , tahap terminasi.1

Kerusakan DNA
Fungsi telomer adalah sebagai penutup yang penting untuk pemeliharaan
stabilitas kromosom dengan melindungi ujung kromosom dari rekombinasi, fusi dan
degradasi. Oleh karena itu kehilangan fungsi telomer kemungkinan mempunyai efek
yang besar dalam pemeliharaan dan integritas kromosom. Sebelum membelah diri, sel
akan menjalani beberapa fase. Salah satunya adalah fase S (fase sintesis) yang
memungkinkan penggandaan seluruh untai DNA yang menyusun genom (kumpulan
semua gen yang ada pada setiap sel, suatu organisme). Penggandaan DNA pada
umumnya dilakukan oleh enzim DNA-polimerase. Namun demikian, sintesis DNA
yang dianut oleh DNA polimerase tidak memungkinkan penggandaan pada bagian
ujung DNA liniar. Dengan adanya struktur telomer yang khas dan enzim telomerase
penggandaan untai DNA dapat dilakukan secara menyeluruh. Bila suatu sel tidak
memiliki enzim telomerase, sel tersebut tidak mampu menggandakan bagian paling
akhir dari untai DNA-nya, walaupun tetap dapat membelah diri. Hal tersebut
menyebabkan untai DNA pada sel anakan menjadi lebih pendek dari sel awal. Bila
keadaan ini berlanjut terus-menerus seiring dengan pembelahan sel, untai DNA
menjadi terlalu pendek dan kestabilan genom terganggu. Keadaan ini mengancam
kelanjutan hidup sel, dan dapat mengaktifkan program bunuh diri sel (apoptosis), atau
sel berhenti membelah dan memasuki tahap "jompo" (senescence). 1
Penuaan merupakan penurunan keadaan homeostasis secara progresif setelah
fase reproduktif kehidupan tercapai sehingga menimbulkan risiko peningkatan
penyakit atau kematian. Penuaan secara biologis dikaitkan dengan usia secara

kronologis, namun penuaan secara dini dapat terjadi diawal kehidupan sebagai
kegagalan dalam merawat serta memperbaiki sel dan organ karena kerusakan DNA
(deoxyribose nucleic acid). Penuaan dapat terjadi secara tidak terprogram akibat stres
oksidatif atau terprogram karena pemendekan telomer setiap kali sel membelah.
Penuaan merupakan proses akumulasi defek selular akibat kerusakan meolekular yang
disebabkan secara acak oleh stress, pajanan lingkungan (termasuk dalam hal ini stress
psikis) dan nutrisi yang buruk. Mekanisme genetik dalam merawat serta memperbaiki
sel dan organ, mempengaruhi tingkat penuaan dan tingkat hidup organisme. Gaya
hidup sehat dan nutrisi sehat dapat mengurangi defek seluler yang terjadi, selanjutnya
akumulasi defek seluler berakibat pada kejadian inflamasi. Sel terus menerus
mengalami stres dan kerusakan dari sumber eksogen dan endogen. Respons yang
terjadi, sel bisa membaik secara penuh, membelah, sel berhenti membelah atau sel
mengalami apoptosis. Pada keadaan normal sel akan terus menerus membelah sampai
mencapai batas untuk kemampuan membelah. Sel fibroblas manusia normal dapat
membelah hingga 50 70 kali pada kondisi kultur jaringan dan kemudian akan
berhenti membelah. Hilangnya kemampuan replikasi secara keseluruhan dan
ireversibel yang terjadi pada sel somatik didefinisikan sebagai senescence selular (sel
yang jompo). Sel yang mengalami senescence mempunyai bentuk sel yang ireguler,
volume sel yang lebih besar, jumlah lisosom yang lebih banyak, mitokondria yang
abnormal serta abrasi inti sel yang multipel menampilkan sel fibroblas muda yang
aktif membelah, bentuknya tajam pada kedua ujung serta melingkar dan sel fibroblas
yang mengalami senescence, datar inti lebih kecil dan terbelah pada kondisi kultur. 1
Terdapat 2 hipotesis yang menjelaskan mengapa sel mengalami senescence.
Hipotesis pertama yakni senescence selular merupakan mekanisme untuk menekan
pertumbuhan tumor. Hipotesis ini berdasarkan fakta sel kanker terus menerus
membelah tanpa batas pada kondisi kultur. Dalam konteks ini, respons senescence
yang terjadi menguntungkan organisme oleh karena melindungi organisme terhadap
kanker. Hipotesis kedua menyatakan, senescence selular yang terjadi sebagai
rekapitulasi proses penuaan. Hipotesis ini berdasarkan fakta, proses perbaikan dan
perawatan sel dan organ berkurang, seiring dengan bertambahnya usia. Dalam
konteks ini, senescence selular dianggap merugikan karena mengganggu fungsi dan
regenerasi jaringan. 1

Mekanisme molekular yang berkaitan dengan senescence selular yaitu


akumulasi kerusakan DNA, gangguan perbaikan DNA, modifikasi epigenetik DNA,
peningkatan produksi radikal bebas dan peningkatan kerusakan protein dan
pemendekan telomer. Kerusakan DNA dapat ditimbulkan dari sumber eksogen seperti
sinar ultra violet (UV) dan sumber endogen seperti hasil metabolisme berupa SOR,
hidrolisis dan alkilasi. Kerusakan DNA yang terjadi menimbulkan dua akibat. Bila
terjadi misreplikasi atau segregasi kromosom aberans maka akan menimbulkan
perubahan permanen berupa mutasi atau kromosom aberans dengan resiko kanker.
Bila terjadi gangguan transkripsi atau replikasi maka akan menimbulkan siklus sel
tertunda atau berhenti serta apoptosis sel yang akan berperan dalam proses penuaan.
Saat ini tumbuhnya suatu kanker tidak lagi merupakan suatu misteri, karena para
peneliti telah berhasil mengidentifikasi proses paling dasar pada tumbuhnya kanker
yaitu pada tingkatan molekuler. Kanker adalah suatu proses yang multistep meliputi
inisiasi (perubahan genetik yang irreversibel) dan promosi (populasi klonal sel).
Akumulasi mutasi gen inilah yang menjadi kunci dalam proses terjadinya kanker pada
manusia. Akibat adanya mutasi genetis yang multipel, akan menyebabkan terlepasnya
kontrol normal replikasi. Sel yang mengalami mutasi tersebut beserta turunannya
akan bermultiplikasi secara tidak terkontrol sehingga dapat menginfiltrasi jaringan
sekitarnya, bahkan sekelompok sel tumor dapat bermetastasis ke organ yang lain.
Enzim telomerase berperan dalam setiap replikasi sel yaitu dapat dapat
mempertahankan panjang telomer kepada sel keturunannya, sehingga apabila sel
kanker tidak mempunyai enzim telomerase yang cukup maka pertumbuhan sel-sel
kanker tersebut akan terhenti dengan sendirinya yaitu pada saat enzim tersebut tidak
dapat lagi mempertahankan panjang telomer yang terus menerus akibat adanya
kontrol proliferasi sel yang abnormal. 1

II.4.

PENCEGAHAN AGING
Antioksidan34
Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar rendah secara
bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi, yaitu suatu
proses di mana terjadi pengurangan atau pemindahan jumlah elektron dalam
reaksi kimia, yaitu dengan jalan elektronnya mudah dicuri oleh radikal bebas,
dalam upaya agar sel-sel yang lainnya selamat. Antioksidan merupakan senyawa
yang dapat menghambat proses oksidasi. Bagi manusia, senyawa antioksidan
diperlukan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang berlebihan sehingga dapat
mencegah penyakit degeneratif. Salah satu senyawa antioksidan yang dapat
diperoleh secara alami adalah golongan fenolik.
Antioksidan melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, dan juga meredam
dampak negatif dari senyawa ini, tubuh memerlukan antioksidan. Antioksidan
merupakan senyawa-senyawa kimia yang bersifat reduktor, terdiri dari betakaroten, vitamin E, vitamin C, zinc dan selenium. Secara alamiah beta-karoten
banyak terdapat pada wortel, apricot, peach, bayam, brokoli, serta asparagus.
Vitamin E banyak terdapat pada biji-bijian (tepatnya biji yang sedang
berkecambah), ikan, daging serta sayur dan buah buahan.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dapat dikelompokkan menjadi


3 kelompok, yaitu :
1. Antioksidan primer (antioksidan endogen atau antioksidan enzimatis).
Contohnya enzim superokside dismutase, katalase dan glutation peroksidase.
Enzim-enzim ini mampu menekan atau menghambat pembentukan radikal
bebas dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk
lebih stabil.
2. Antioksidan sekunder (antioksidan eksogen atau antioksidan non enzimatis).
Contoh antioksidan sekunder ialah vitamin E, vitamin C, -karoten, isoflavon,
asam urat, bilirubin, dan albumin. Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai
penangkap radikal bebas kemudian mencegahamplifikasi radikal.
3. Antioksidan tersier, misalnya enzim DNA-repair, metionin sulfoksida
reduktase, yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang disebabkan oleh
radikal bebas.
Akhir-akhir ini banyak sekali suplemen antioksidan yang ditawarkan oleh para
produsen obat. Mulai dari yang hanya mengandung satu jenis bahan, dua, sampai
yang sifatnya multi. Baik itu berupa mineral, vitamin ataupun campuran
keduanya. Para produsen tersebut berlomba-lomba menawarkan produknya
dengan segala manfaat yang ditawarkan jika konsumen mengkonsumsi
produknya. Tapi, apakah kita benar-benar membutuhkan suplemen antoksidan?
Pertanyaan inilah yang mesti kita utarakan pada diri kita sendiri sebelum
memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen antioksidan. Karena selain manfaat
yang akan kita dapatkan, kita juga harus mempertimbangkan efek samping yang
juga dibawa oleh suplemen tersebut. Karena sealami apapun suatu bahan tetap
memiliki efek samping yang mesti diwaspadai. Lebih-lebih jika suplemen
tersebut dari bahan sintetis.
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah
proses oksidasi. Banyaknya radikal bebas yang semakin mengelilingi manusia
akhir-akhir ini merupakan salah satu alasan mengapa semakin banyak ditawarkan
suplemen antioksidan. Baik dari asap kendaraan, radiasi computer, makanan, dan

sebagainya. Ketika radikal bebas itu menyerang manusia, akan merusak DNA,
membrane sel, dan imun manusia. Akibatnya akan menyebabkan penyakit
degeneratif (menurun) yang saat ini banyak diderita manusia, seperti diabetes
mellitus (kencing manis), katarak, kerusakan hati, kanker, bahkan penuaan dini.
Walaupun begitu, kita harus tetap cermat untuk memutuskan mengkonsumsi
suplemen atau tidak. Suplemen anti oksidan diperlukan jika :
1. Tidak dapat makan sayuran segar dan/atau buah dalam sehari.
2. Mengkonsumsi makanan berlemak berlebihan, merokok, minum alkohol
3. Melakukan aktivitas fisik atau mengemban psikis berat.
4. Berada dalam lingkungan dengan polusi yang berat.
Hipocrates mengatakan : Let your food be your medicine and medicine be
your food. Selama cukup mengkonsumsi makanan bergizi, cukup sayur dan
buah tidak perlu mengkonsumsi vitamin.. Kelebihan vitamin dan mineral akan
memperberat proses metabolisme dalam tubuh..vitamin larut dalam air, misal
vitamin C, akan dikeluarkan bersama kencing, dan jika berlebihan akan
memperberat beban ginjal. Jika berlangsung lama, akan merusak ginjal.
Kelebihan mengonsumsi vitamin yang tidak larut air misal vitamin E, akan
tertimbun dalam tubuh dan jika sudah melampaui batas akan meracuni tubuh.

Gaya Hidup Sehat


Gizi35
Memilih makanan yang kaya akan protein dalam setiap kali makan.
Makan makanan protein penting untuk menjaga massa otot, yang mulai hilang
atau menurun seiring bertambahnya usia. Tapi tidak semua protein harus
berasal dari makanan hewani seperti unggas, daging tanpa lemak dan produk
susu. Untuk menurunkan risiko terjadinya penuaan dini, cobalah untuk
membatasi makanan hewani untuk 1/3 atau kurang dari piring, dan
menambahkan kacang-kacangan dan sejumlah sayur. Susu rendah lemak dapat
menyediakan protein, kalsium, vitamin D yang dapat membentengi tulang
Anda. Jika Anda tidak toleran terhadap laktosa, cobalah susu beras yang kaya

kalsium, susu almond atau susu kedelai. makanan kedelai dapat menggantikan
produk susu.
Makan beberapa lemak penting untuk kesehatan dan membantu tubuh
menyerap beberapa vitamin seperti vitamin A dari sayuran berwarna oranye
dan juga buah-buahan. Lemak sehat, seperti zaitun atau canola minyak, adalah
pilihan terbaik. Tinggi di monounsaturated lemak, rendah lemak jenuh dan
mengandung kolesterol. Asam lemak omega-3, yang ditemukan pada ikan
seperti tuna dan salmon, juga sehat. Hindari lemak jenuh dan lemak trans.
Lemak jenuh ditemukan dalam produk hewani seperti daging, susu, keju, telur,
mentega dan lemak babi. Tidak apa-apa untuk menggunakan sesekali mentega
dalam makanan untuk mendukung, tapi cobalah satu sendok teh minyak zaitun
sebagai gantinya. Lemak trans bertindak seperti lemak jenuh dalam tubuh. Ini
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mengurangi konsumsi garam, dapat digantikan dengan bumbu lain yang
dapat memberikan rasa dalam makanan. Juga beberapa studi kasus
menambahkan bahwa konsumsi alkohol dapat mempercepat terjadinya
penyakit jantung, yang juga sama-sama menyebabkan penuaan dini.

Vitamin C
Berbagai studi epidemiolgi menunjukkan bahwa vitamin C dapat

mencegah terjadinya penyakit kanker. Berbagai bukti menunjukkan bahwa


suplementasi vitanmin C mempunyai efek yang menguntungkan. Penelitian di
Arizona State University melaporkan bahwa suplement 500 mg/hari selama 2
minggu meningkatkan kadar glutation dalam darah 50%. Seperti diketahui
bahwa glutation adalah antioksidan alami.
Peneliti dari universitas California menemukan dengan asupan minimal
250 mg /hari vitamin C dapat melindungi degradasi sperma. Vitamin C aman di
konsumsi dalam dosis besar.

Vitamin E

Vitamin E adalah antioksidan ampuh yang larut dalam lemak. Vitamin E


bekerja secara baik dibagian tubuh yang banyak mengandung lemak seperti
pada sistem kekebalan tubuh, otak dan pembuluh-pembuluh arteri. Bila radikal
bebas sampai menyerang bagian-bagian tubuh tersebut, terjadilah kerusakankerusakan sel. Fungsi vitamin E adalah seperti pemadam kebakaran yang akan
mematikan serbuan radikal bebas yang secara tidak langsung akan mencegah
penyakit degeneratif.
Selain vitamin E, beta karoten juga mampu mencegah penyakit
degeneratif (misalnya penyakit jantung koroner dan kanker). Saat ini penyakit
akibat gangguan pembuluh darah menempati peringkat atas sebagai penyakit
pembunuh. Apabila pembuluh darah ke arah jantung tersumbat, terjadilah
serangan jantung.
Beta-karotene
Beta karoten adalah antioksidan larut dalam lemak dan sangat efektif
untuk melindungi dari serangan radikal bebas. Peneliti dari Jepang melaporkan
bahwa suplementasi 30mg perhari beta karoten dapat melindungi tubuh dari
kerusakan akibat radiasi x-ray. Peneliti dari Italia menemukan bahwa beta
karoten dapat melindungi tuibuh dari kanker kolon, dan peneliti dari Kanada
melaporkan bahwa beta karoten dapat melindungi tubuh dari kanker mammae.
Suplementasi oral beta karoten dapat mencegah supresi dari sistem imun.
Juga dilaporkan kadar betakaroten yang rendah dalam darah, meningkatkan
resiko terjadinya kanker paru, kanker lambung dan penyakit jantung. Beta
karoten

juga berfungsi untuk memperlambat berlangsungnya penumpukan

plak pada arteri sehingga aliran darah baik yang ke jantung maupun otak bisa
berlangsung lancar tanpa sumbatan.
Selenium
Asupan Selenium sebagai antioksidan sudah sangat jelas. Selenium
adalah komponen alami dalam tubuh sebagai antioksidan glutation peroksidase
dan juga memegang peranan penting menghambat efek toksik dari Merkuri dan

Cadmium. Kadar selenium yang rendah dalam darah meningkatkan resiko


kanker dan penyakit jantung koroner. Suplementasi 200 microgram/hari
selenometionin dapat meningkatkan kadar glutation peroksidase. Penelitian di
cina menunjukkan bahwa suplementasi 50 mikrogram/hari selenium, 15 mg
beta karoten dan 30 mg vitamin E menurunkan resiko kematian akibat kanker
gaster sebesar 21%. Peneliti lain dari Cina juga melaporkan dengan
suplementasi 200 mikrogram perhari Selenium secara signifikan menurunkan
resiko berkembangnya kanker hati pada populasi yang beriko tinggi.
Sumber Antioksidan
Antioksidan bisa dengan mudah kita dapatkan dari makanan. Beberapa
contoh makanan sumber antioksidan antara lain :
Vitamin A : Wortel, brokoli, sayur hijau, bayam, labu, hati, kentang, telur,
aprikot, mangga, susu dan ikan.
Vitamin C : Lada/merica, cabe, peterseli, jambu biji, kiwi, brokoli, taoge,
kesemek, pepaya, stroberi, jeruk, lemon, bunga kol, bawang putih, anggur,
raspberri, jeruk kepruk, bayam, tomat dan nanas.
Vitamin E : Asparagus, alpukat, buah zaitun, bayam, kacang kacangan,
biji bijian, minyak sayur, sereal.
Karotin : Beta karoten, lutein, likopen, wortel, labu, sayur sayuran hijau,
buah buah berwarna merah, tomat, rumput laut.
Polipenol : Buah berri, teh, bir, anggur, minyak zaitun, cokelat, kopi, buah
kenari, kacang, kulit buah, buah delima dan minuman anggur.

Aktivitas36
Tingkat latihan menurun dengan bertambahnya usia, telah dilaporkan
bahwa sekitar 70% orang Amerika lansia secara fisik tidak aktif. Sekitar 10-20
menit dari latihan aerobic dapat menyebabkan peningkatan kadar GH serum
yang puncak di akhir periode dan berkelanjutan hingga 2 jam selanjutnya.
Intensitas dan durasi latihan penting diperlukan sebelum GH dilepaskan.

Latihan yang lama dan di atas ambang laktat menghasilkan 2 kali lipat
peningkatan sekresi GH, peningkatan tidak terlihat dalam kelompok
berolahraga di bawah ambang laktat. Beberapa lintas Studi sectional telah
menunjukkan korelasi positif Hipofisis, antara ukuran kebugaran aerobik dan
sekresi GH 24-jam dan respon terhadap GH secretagogues. Dengan demikian
dalam mencegah terjadinya penuaan dini, dibutuhkan latihan atau kerja fisik.
Yang dapat dilakukan sejak dini, sebelum memasuki usia lansia. Sehingga

memperlama terjadinya proses penuaan dini.


Kebiasaan Tidur36
Durasi tidur gelombang lambat secara langsung berkorelasi dengan
jumlah produksi GH, tidak diketahui apakah tidur gelombang lambat
merangsang sekresi GH atau apakah hubungan antara tidur dan GH sekresi
disebabkan oleh bersama jalur saraf dalam hipotalamus. GHRH mungkin
memiliki efek terhadap tidur, penurunan tingkat terjaga saat tidur REM dan
meningkatkan durasi gelombang lambat tidur. GH sendiri mempengaruhi pola
tidur dan GH pada laki-laki muda yang sehat meningkatkan durasi tidur REM,
mungkin karena penghambatan GnRH sekresi. Manipulasi axis GH
menggunakan GH secretagogues seperti MK 677 mempengaruhi pola tidur,
meningkatkan tidur tahap IV sebesar 50% dan tidur REM dengan 20% pada
orang dewasa laki-laki muda dan 50% peningkatan tidur REM tapi tidak
memperlambat tidur gelombang di tua.
Dengan bertambahnya usia terdapat perubahan arsitektur tidur termasuk
kesulitan dengan inisiasi tidur, penurunan waktu tidur total, penurunan tidur
efisiensi, mengurangi gelombang delta atau tidur gelombang lambat dan
peningkatan fragmentasi tidur, namun tidur REM adalah sebagian besar
diawetkan. Perubahan-perubahan dalam pola tidur mungkin berkontribusi
terhadap penurunan sekresi GH diamati dengan bertambahnya usia.
Maka dari itu salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah
menjaga pola tidur. Meskipun pada saat tua didapatkan pola tidur yang tidak
baik akibat perubahan hormone. Namun tidur yang cukup dan berkualitas bisa
menjaga salah satu gaya hidup untuk mencegah adanya penuaan dini.

II.5. TERAPI
a. Skin rejuvenation atau Phytotherapy37

Perkembangan baru di ranah peremajaan kulit seperti Phytotherapy


meningkat di pasar cosmeceutical. Beberapa dari tumbuhan umum yang ada di
lingkungan adalah: Rosmarinus officinalis, Vitis vinifera (Ekstrak biji anggur),
sitronelol, limonene, Oenothera biennis (evening primrose), Glycyrrhiza
glabra (ekstrak licorice), Aframomum ekstrak biji angustifolium, Diosgenin
(Wild yam), N6 furfuryladenine (kinetin), dan ergothioneine. Melalui
penelitian setiap dari bahan-bahan botani, telah disimpulkan bahwa uji coba
terhadap bahan alami tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk
meremajakan kulit.
b. Prosedur Invassive38
Ada berbagai prosedur, yang sebagian besar adalah dimaksudkan untuk
memunculkan kembali dari lapisan epidermis, yaitu: untuk menghapus lapisan
rusak epidermis dan mengganti jaringan epidermis yang rusak dengan lapisan
kulit yang sudah direnovasi dan terkadang dapat juga memacu pembentukan
dari collagen.
c. Peeling38
Chemical peeling adalah metode untuk menyebabkan ablasi kimia
lapisan kulit yang didefinisikan untuk menginduksi kulit sebagai akibat dari
regenerasi dan perbaikan mekanisme setelah peradangan epidermis dan
dermis. Chemical peeling diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu kulit
Superficial [--, asam lipo-hydroxy (HA), asam trikloroasetat (TCA) 1030%] terkelupas epidermal lapisan tanpa melampaui lapisan basal; kulit
menengah mendalam (TCA atas 30 sampai 50%) mencapai dermis reticular
atas; kulit terdalam (TCA> 50%, fenol) menembus dermis reticular rendah.
Kedalaman mengelupas tidak tergantung pada substansi yang digunakan saja,
tapi pada konsentrasi, pH larutan dan waktu application. Sejumlah perubahan
kulit telah dilaporkan setelah beberapa minggu: epidermis terstruktur kembali
normal, melanosit yang hadir dan terdistribusi secara merata, sel-sel basal
mengandung melanin kecil butir didistribusikan secara homogen, ketebalan
basal membran homogen, dalam dermis, sub epidermal baru. Band kolagen
muncul, serat elastis membentuk jaringan baru.
Jika kulitnya dangkal menargetkan kromosom, penyebab deskuamasi,
meningkatkan aktivitas epidermis enzim, menyebabkan epidermolisis dan
pengelupasan kulit, menengah mendalam kulit menyebabkan koagulasi protein
membran, menghancurkan sel-sel hidup epidermis dan, tergantung pada

konsentrasi dermis. Dalam kulit mengental protein dan menghasilkan


epidermolisis lengkap, restrukturisasi dari lapisan basal dan pemulihan kulit
yang terstruktur. Kedalaman kulit berkorelasi dengan potensi efek samping,
seperti hiperpigmentasi, lentigo surya, risiko pasca-operasi infeksi, terutama
herpe.
Mekanisme dimana chemical peel berlaku tidak jelas dijelaskan. Sebuah
peningkatan kadar serat kolagen, air dan GAG dalam dermis telah dilaporkan.
Ada saran bahwa perbaikan dalam elastisitas kulit dan keriput setelah peeling
kimia dapat dikaitkan untuk meningkatkan Col-1 dengan atau tanpa Col-3,
serat elastis, sebagai baik dari penyusunan kembali padat kolagen fibers.
d. Laser38
Dalam meremajakan kulit juga dapat menggunakan Laser dengan
bantuan sinar Infrared. Yang dapat mengoptimalisasikan kembali kulit dalam
setiap lapisan epidermis dan juga dermis.
e. Injectable skin38
Tujuan dari bio kulit peremajaan adalah untuk meningkatkan biosintesis
yang kapasitas fibroblas, menginduksi rekonstruksi secara optimal lingkungan
fisiologis, peningkatan aktivitas sel, hidrasi, dan sintesis kolagen, elastin, dan
HA. Efek yang diinginkan dapat dicapai oleh microinjections dalam dermis
superfisial produk yang mengandung hanya satu bahan aktif atau koktail
senyawa yang berbeda yang sempurna biokompatibel dan benar-benar diserap:
HA, vitamin, mineral, nutrisi, hormon, GF, asam amino, autologus berbudaya
fibroblas, produk homeopati, berbeda formulasi dapat menginduksi mencolok
berbeda molekuler dan seluler proses dalam fibroblas di vitro.
Namun, yang lebih rinci penelitian diperlukan untuk menjelaskan apakah
dan bagaimana seluler dan proses molekuler yang terlibat dalam peremajaan
kulit wajah in vivo, apakah proses ini sama-sama efisien, independen dari usia
pasien. Bukti dari konsep, termasuk efisiensi jangka panjang, protokol suntik
optimal masih kurang. Produk disuntikkan dalam atau di bawah kulit untuk
meningkatkan fitur fisik oleh pembesaran jaringan lunak dikenal sebagai
fillers. Ada autologous (lemak, fibroblast manusia), kolagen (sapi yang
diturunkan), HA (nonanimal stabil atau viskoelastik HA dari fermentasi

bakteri),

implan

sintetis

atau

pseudo-sintetik

(Silikon,

mikrosfer

polymethacrylate, poli-L-asam laktat, kalsium mikrosfer hydroxylapatite


ditangguhkan di polisakarida berair gel, gel polimer alkil-imida).
Ini dapat dikelompokkan dalam sementara, semipermanen (berlangsung
antara 1-2 tahun), atau permanen bahan (berlangsung lebih dari 2 tahun). GAG
dan khususnya HA atau Hyaluronan adalah komponen utama dari matriks
ekstraselular kulit yang terlibat dalam jaringan perbaikan semua jaringan
tissues. Sebagai bahan latar belakang fisik, ia memiliki fungsi di mengisi,
pelumasan, penyerapan shock, dan pengucilan protein. Selain itu, HA telah
terlibat sebagai pengatur sel proliferasi dan locomotion. Injeksi HA
diperkirakan

untuk

mempromosikan

peremajaan

kulit

dengan

cara

meningkatkan hidrasi dan fibroblast activation.


HA disuntikkan ke dalam kulit dapat merangsang fibroblast untuk
mengekspresikan
metaloproteinase-1

Col-1,

MMP-1

(TIMP-1)

dan

122.141

inhibitor
serta

jaringan

berpartisipasi

matriks
dalam

penyembuhan luka, modulasi sel-sel inflamasi, interaksi dengan proteoglikan


dari matriks ekstraselular, dan pengambilan dari FR. Semua fitur ini dari HA
telah membuat hal itu terjadi berguna sebagai senyawa struktural ideal dan
telah mengangkat suntikan produk HA yang paling diterima dan ilmiah
diselidiki "standar emas" prosedur untuk peremajaan kulit dan augmentasi.
HA alami memiliki paruh dalam jaringan dari hanya 1 sampai 2 hari
sebelum menjalani pengenceran air dan degradasi enzim dalam hati menjadi
karbon dioksida dan air. Diproduksi dari bakteri (Staphylococcus kuda)
fermentasi dan dimodifikasi oleh kimia silang untuk meningkatkan ketahanan
terhadap degradasi enzimatik dan memperpanjang efek mereka, non-hewani
reticulated HA pengisi yang lebih murni, lebih kental, biasanya ditoleransi
dengan baik dan jarang menimbulkan reaksi imunologik. Durasi efek untuk
pengisi HA berkisar dari 3 sampai 12 bulan. Tahan lama pengisian dermal
dapat mempertahankan posisi 1-2 tahun atau bahkan lebih. Pengisian HA
modern berbeda dalam ukuran partikel, cross-linking dan jenis agen silang
digunakan dalam HA; phasic struktur- mono / biphasic, konsentrasi HA dan
kehadiran agen anestesi di setiap syringe.

f. Hormone Replacement Therapy (HRT)38


Hal ini juga diketahui bahwa ada penurunan progresif hormon sintesis
dengan usia. Kadar hormon pertumbuhan (GH) dan insulin seperti faktor
pertumbuhan-1 (IGF-1), melatonin (nokturnal), TSH, hormon tiroid (T3),
dehydroepiandrosterone

(DHEA)

(sulfat

bentuk

dan

urin

17-keto-

metabolitnya), estrogen dan testosteron semakin menurun. Hormonal utama


defisit pada manusia menopause, andropause dan parsial defisiensi androgen
dari substitusi DHEA male. Penuaan telah terbukti menyebabkan peningkatan
kondisi tubuh, aktivitas seksual, dan kepadatan tulang. Dalam penelitian
secara acak dan terkontrol plasebo dari 280 lebih tua laki-laki dan perempuan
(60-79 tahun), masing-masing subjek menerima 50 mg DHEA setiap hari
selama setahun. Para wanita menunjukkan peningkatan dari libido, kesehatan
kulit, dan density.
Selanjutnya, Penelitian lain yang dilakukan oleh Rudman et al, telah
menunjukkan bahwa saat GH menurun tanda-tanda biologis penuaan akan
muncul.

Pengobatan

menyebabkan

kondisi

tubuh

membaik,

dengan

peningkatan massa otot dan kepadatan tulang dan penurunan jaringan adiposa.
Selain itu, peningkatan ketebalan kulit adalah observed. Melatonin telah
terbukti memiliki pengaruh yang menguntungkan pada proses penuaan, karena
memiliki efek terbalik sehubungan dengan tubuh, pembatasan makanan
meningkatkan

kadar

melatonin

dan

menurun

terkait

usia.

Dengan

bertambahnya usia terjadi penurunan produksi melatonin, yang mungkin


memiliki koneksi ke gangguan tidur diderita oleh orang lanjut usia. Hal ini
juga telah ditunjukkan melatonin yang dapat mencegah perkembangan tumor
dan pertumbuhan.
Menariknya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan
tumor mengalami penurunan kadar melatonin dibandingkan dengan individual
sehat. HRT dengan testosteron benar-benar ditunjukkan pada pria yang lebih
tua yang baik gejala atau memiliki tingkat serum testosteron rendah. Entah
penurunan testosteron atau kehilangan ritme sirkadian testosteron sekresi telah
diamati dalam persentase yang tinggi dari pria yang lebih tua.
Gejala klinis termasuk kelemahan umum, seksual disfungsi, berkurang
otot dan massa tulang, dan penurunan eritropoiesis. Tingkat testosteron rendah
telah ditunjukkan dalam epidemiologi studi untuk menyebabkan morbiditas
yang lebih tinggi dan mortalitas tingkat dan prevalensi lebih tinggi depresi,

jantung koroner penyakit, dan osteoporosis. resistensi insulin telah terbukti


memainkan peran penting dalam pengembangan hipogonadisme di pria yang
lebih tua.
Dengan demikian, pria obesitas dan pria dengan diabetes tipe 2, secara
signifikan lebih rendah kadar testosteron. Kontrol HRT dengan estrogen dan
progesteron telah lama dianggap memiliki efek anti-penuaan; Hasil penelitian
yang lebih besar meskipun, terutama dari Perempuan Health Initiative, telah
menunjukkan bahwa efek anti-penuaan belum tentu yang diharapkan. Di sisi
lain, HRT telah dituduh memiliki risiko kardiovaskular yang lebih tinggi dan
peningkatan risiko kanker payudara. Namun, ia memiliki jelas, efek
pencegahan positif pada osteoporosis, dan awal, dosis rendah monoterapi
estrogen dapat dianggap memiliki manfaat.
Terapi hormon Growth Hormone (GH) dan Insuline like growth factor-1
(IGF-1) menjadi pusat perhatian para ahli anti-aging dan keterlibatan para ahli
neuroendokrin untuk sebagai terapi anti-aging.3,36,39 seperti yang kita ketahui
bahwa GH dan IGF-1 mempunyai peran yang kritis untuk proliferasi sel,
resistensi stress dan pertahanan pada sel tubuh.3 GH adalah suatu hormone
peptide yang disintesis dan disekresi oleh sel somatotrofik pada glandula
pituitary anterior.39 GH diproduksi pada saat malam hari ( pada gelombang
tidur tertentu ).39 GH dikontrol oleh GH-Releasing Hormon (GHRH), Growth
hormone release-inhibiting factor (GHRIF) dan somatostatin (SMT).39 GH
akan memediasi proliferasi sel kondrosit, fibroblast, adiposit, myoblast, dan
sel imun.39 Kadar GH pada manusia akan meningkat pada saat neonates,
menurun pada masa kanak-kanak, meningkat pesat pada masa pubertas dan
kembali menurun pada masa tua.39 Sedangkan IGF-1 akan di produksi di liver,
setelah pelepasan GH oleh glandula pituitary anterior yang memicu terjadinya
anabolisme.39
Pemberian

GH/

IGF-1

memiliki

samping.3,36,39
Beberapa manfaatnya seperti ;3,36,39

beberapa

manfaat

dan

efek

1. Meningkatkan kompleksitas neuron pada hippocampus, yang meningkat


rangsangan dan potensiasi jangka panjang. Sehingga morfologi struktur
otak tidak mengalami atrofi, yang berhubungan dengan gangguan ingatan,
kemampuan belajar dan pengaturan emosi.
2. Meningkatkan densitas tulang
3. Meningkatkan massa otot dan menurunkan massa lemak pada tubuh
4. Meningkatkan progenitor hematopoietic, sehingga terjadinya peningkatan
dan akumulasi Early thymocyte progenitor (ETP) pada timus yang
meningkatkan produksi dari sel T de novo. Dan berfungsi untuk regenerasi
timus.
Studi penelitian yang dilakukan oleh Ashpole et al, pada penggunaan
IGF-1 eksogen terbukti tidak mengembalikan penuaan sel yang sudah terjadi
pada sel neuron, namun terjadi peningkatan post-synaptic density dan multiple
spine bouton sinaps sehingga sungsi sinaps pada neuron CA1 pada daerah
hippocampus meningkat.3
Beberapa studi penelitian dilakukan oleh para ahli yang disajikan dalam suatu
table, seperti berikut:36

Tabel 1. Kesimpulan

penelitian dari terapi GH pada subjek dewasa usia lanjut;

perubahan pada komposisi tubuh dan efek samping yang terjadi saat pengobatan

(testo = testosterone, E2 = estradiol, HRT = hormone replacement therapy, PSA =


prostate specific antigen, NR = not reported, ns = non significant)

Tabel 1. Lanjutan

(testo = testosterone, E2 = estradiol, HRT = hormone replacement therapy, PSA =


prostate specific antigen, NR = not reported, ns = non significant)
Pengobatan orang dewasa di atas usia 60 tahun menyebabkan perubahan
yang cepat dalam penanda serum dan metabolisme. Besarnya IGF-1 respon
dosis tingkat IGF-1 tergantung dan meningkat dapat dideteksi 24 jam setelah
pemberian GH dan mencapai puncak tertinggi setelah 7 hari. 36 Setelah
pengobatan 7 hari dengan GH terjadi ekskresi lebih rendah dari nitrogen urin
dan natrium (peningkatan kadar kedua tanda tersebut menyarankan
peningkatan anabolisme protein).36 Beberapa perubahan terjadi pada kelompok

dengan terapi GH terjadi peningkatan IGF-I, massa tubuh (8,8%), kepadatan


mineral tulang pada tulang belakang lumbar (1,6%) tanpa ada perubahan
dalam kepadatan tulang radius atau femur proksimal. 36 Pada kelompok terapi
GH terdapat juga peningkatan ketebalan kulit dengan 7,1%, dan penurunan
massa total lemak 14,4% dibandingkan dengan tidak ada perubahan pada
kelompok yang tidak diobati.36 Pengaruh penambahan terapi steroid seks jenis
kelamin tertentu, bahwa pria diganti dengan GH dan testosteron memiliki
penurunan lebih lanjut dalam massa lemak dibandingkan mereka yang diobati
dengan GH saja, namun wanita diganti dengan estrogen oral dan transdermal
dan GH memiliki perubahan dalam komposisi tubuh yang mirip dengan
mereka yang dirawat dengan GH saja.36
Temuan ini didukung oleh penelitian yang melibatkan terapi GH dan
latihan dalam kohort yang lebih tua dari perempuan (75 tahun) yang
mengakibatkan peningkatan massa tubuh tanpa lemak dan pengurangan massa
lemak, perubahan yang tidak terlihat dalam kelompok melakukan latihan
dengan placebo.36
Banyak penelitian melihat komposisi tubuh perubahan dengan
penggunaan scanning DEXA yang dibatasi oleh total kandungan air tubuh
individu pada saat itu.36 Standar emas untuk penilaian komposisi tubuh adalah
model empat kompartemen, dan ini telah digunakan dalam sejumlah
penelitian.36 GH memiliki tindakan natriuretik anti potensi, meningkatkan
retensi natrium dan air, memperluas ruang ekstraseluler dan meningkatkan air
intraseluler.36
Pada kebanyakan penelitian yang diterbitkan sampai saat ini kejadian
efek samping dikaitkan dengan terapi GH sudah tinggi.36 Efek samping utama
yang dihadapi termasuk edema perifer, paresthesia, gangguan toleransi
glukosa / diabetes mellitus, carpal tunnel syndrome dan pada pria
ginekomastia.36 Efek samping ini semua bergantung dosis dan diselesaikan
dengan pengurangan dosis salah satu atau penghentian obat (Tabel 1).
frekuensi tinggi ini efek samping membatasi penggunaan pengobatan GH pada
orang dewasa lebih dari 60 tahun. 36 Perhatian utama dalam kaitannya dengan

penggunaan GH jangka panjang dalam kelompok ini adalah hubungan antara


tingkat IGF-I dan risiko kanker.36

Anda mungkin juga menyukai