OLEH :
Alfred H. L. Toruan
PEMBIMBING :
Dr. Sulandri, Sp.BP
pada
kepala
dan
leher
biasanya
diterapi
dengan
menggunakan
kemoradioterapi, dimana biasa dihubungkan dengan keadaan umum yang jelek dan
kondisi lokal yang tidak baik untuk proses penyembuhan.1
Pada tahun 1977, McCraw et al mendefinisikan konsep terbaru dan aplikasi
dari myocutaneous island flap berdasarkan anatomi dan fisiologi. Empat flap sesuai
untuk rekonstruksi kepala dan leher berdasarkan pada otot latisimus dorsi, pektoralis
mayor, sternomastoid dan otot trapezius. Otot trapezius berbentuk triangular, datar
dan otot yang fleksibel dengan ukuran yang cukup luas, secara dekat menempel pada
kulit yang berada diatasnya dan kaya akan pembuluh darah. Percobaan dan
konfirmasi anatomi pada fisiologi dasar dari flap miokutaneous pada otot trapezius
berkembang pesat. Nettervile et al mendiskusikan dengan baik tiga variasi dari flap
ini : superior based, lateral based dan terakhir lower based. Penggunaan lower
trapezius musculocutaneous sendiri telah banyak diteliti dan direkomendasikan untuk
penggunaan pada rekonstruksi kepala dan leher pada pasien yang menderita kanker
pada daerah tersebut.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Flap adalah suatu unit jaringan yang dipindahkan dari satu area (donor site) ke
area yang lain (recipient site) dengan masih mempertahankan sistem aliran darahnya
sendiri.3,4
pembuluh darah, jaringan otak, persendian atau implant nonbiologi yang terpapar
kepada dunia luar. Flap juga diperlukan pada preasure sore dimana terdapat tulang
yang terekspose. Pada kondisi ini penutupan luka secara langsung tidak
direkomendasikan karena memberikan tekanan pada luka akibat penonjolan tulang
yang dapat menghambat penyembuhan luka3.
Indikasi Penggunaan Flap:
1
Recipient bad yang vascularisasinya jelek (misalnya diatas tulang, fascia, tendo,
saraf, pembuluh darah).
Kebutuhan rekonstruksi pada daerah wajah pasca kegagalan dengan skin graft /
full thickness skin graft misalnya pada kelopak mata,bibir, telinga, hidung dll)
Aksis panjang dari flap paralel dengan arah dari jaringan pembuluh darah
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Aliran darah fasciocutaneus perforator dari kulit dan otot serta tulang yang
berdekatan.
2. Indirect vascularization
Merupakan dasar dari flap muskulokutaneus. Aliran darah berasal dari arteri
otot yang secara transversal menembus fascia dan didistribusikan ke kulit.
Test Photoplethysmegraph
BAB III
LOWER TRAPEZIUS MUSCULOCUTANEOUS FLAP
TCA dibagi menjadi arteri superfisial dan bagian dalam pada aspek posterior
dari segitiga posterior. Cabang superfisial berjalan dibawah permukaan dari trapezius
dan membagi menjadi cabang asenden dan desenden. Cabang desendeng menyuplai
bagian tengah dan bawah dari otot trapezius dan kulit yang menutupinya. Cabang
asenden menyuplai trapezius bagian superior sepanjang ocipital dan pembuluh darah
paraspinosus.8
Cabang bagian dalam berjalan di bawah otot ramboideus. Arteri ini juga
disebut dengan DSA. Arteri ini mengirimkan cabang ke trapezius, dimana bergabung
antara otot romboideus mayor dan minor. Cabang ini memberikan kontribusi pada
suplai darah dari otot trapezius bagian bawah dan kulit yang mendasarinya.8
Pembuluh-pembuluh darah dominan ini telah dipelajari dan ditemukan secara
distribusinya : DSA (15/30), TCA (9/30), atau keduanya (6/30). Arteri yang tidak
dominan biasanya merupakan cabang dari arteri dominan yang lain. Aliran balik vena
dapat melalui vena servikal transversal, yang maa bermuara pada vena subklavian
atau vena jugular eksterna.8
Indikasi
Teknik flap lower trapezius musculocutaneous (LTMC) diindikasikan pada
rekonstruksi pada daerah kepala dan leher. Menurut penelitian Soo Kwang Yoon,
penggunaan flap LTMC dapat juga digunakan pada kanker kepala dan leher, yang
biasanya dihubungkan dengan kondisi umum pasien yang jelek dan kondisi lokal
yang kurang bagus. Flap ini memberikan kegunaan yang lebih besar pada penutupan
kraniofasial lateral dan defek pada dasar tengkorak lateral. Selain itu, berguna juga
pada koreksi leher lateral dan defek fasial eksternal dan dapat juga untuk menutupi
defek scalp bagian posterolateral.8,9
Kontraindikasi
-
Persiapan preoperatif
a.
b.
-
Evaluasi8
Penentuan perluasan dari pembedahan leher bila telah dilakukan
Eksklusi pembedahan pada trauma yang dihubungkan dengan toraks posterior
Komplikasi potensial
Kehilangan parsial atau total dari flap akibat dari masalah aliran keluar vena
dan aliran masuk arteri. Posisi yang dipilih dari pasien saat melakukan operasi
merupakan
hal
yang
krusial
dalam
pencegahan
penekanan
yang
Pada saat melakukan panen pada flap ini, klavikula anterior dan beberapa
serat skapular dan inervasinya melalui nervus aksesori spinal dapat terkena
imbasnya. Bagaimanapun, pasien tetap waspada bahwa penekanan dari parsial
atau total dari pergerakan sendi bahu yang dibantu oleh otot trapezius dapat
hilang.
Insisi dapat meluas dengan baik ke punggung.
Bila flap dilakukan setelah diseksi daerah leher sebelumnya, pasien diberikan
penjelasan mengenai kemungkinan adanya flap alternatif bila vaskularisasi
dianggap tidak adekuat. Alternatif flap yang dapat digunakan pada otot
latisimus dorsi.
Pembentukan seroma dapat terjadi, dan pasien diinformasikan bahwa drainase
dengan cara aspirasi berkelanjutan atau peletakan drain dapat terjadi,
Teknik operasi8
a. Penentuan defek
b. Gambaran padel (alas) kulit
- Letakkan padel pada posisi tengah antara prosesus spinosus dan batas medial
dari skapula, diatas dari serat otot paling banyak pada otot yang melindungi,
-
3. Lanjutkan dengan mengelevasi dari otot trapezius pada arah medial dan
chepalad.
4. Atur bagian chepalad pada padel kulit untuk memastikan bagian tersebut
menutupi otot trapezius Bagian proksimal dari padel kulit harus diperluas
dengan baik ke otot trapezius untuk memastikan menutupi perforator
muskulokutaneus. Bila diperlukan, bagian terbesar dari proksimal dapat
dilakukan deepitelialisasi degan retensi dari perforator muskulokutaneus.
5. Lengkapi insisi dari ujung chepalad dari padel kulit ke tempat defek kulit
dan elevasi kulit dan jaringan subkutan secara lateral dan medial dari
bagian superior medial dari otot trapezius. Sebagai alternatif adalah
dengan melewatkan flap melalui terowongan subkutan. Pendekatan
terakhir ini menyediakan visualisasi yang lebih sedikit dari serat anterior
bagian atas dari trapezius dan dapat menyebabkan area dari pedikel
menjadi konstriksi pada titik rotasi bila otot yang akan di flap tebal.
6. Lanjutkan diseksi lebih dalam pada fascia otot trapezius, angkat otot
secara keseluruhan lepas dari otot latisimus dorsi dan romboid mayor.
Identifikasi dari cabang desenden dari TCA yang berjalan dibawah
permukaan dari otot.
7. Tinggalkan otot romboideus mayor yang melekat secara intak untuk
menghindari instabilitas dari skapula.
8. Pisahkan insersi otot dari vertebra dan ligasi perforator paraspinosus
sebagai sebuah flap dan diangkat secara superior. Perlekatan ke tulang
belakang skapula juga dilakukan transeksi juga diperlukan untuk
mencapai tempat resipian tanpa adanya tegangan.
9. Untuk padel kulit diatas ujung skapula dan yang dominant adalah TCA,
cabang dari DSA ke otot trapezuus diligasi sebagaimana diidentifikasi
berada antara romboideus mayor dan minor.
10. Untuk padel kulit yang berada dibawah ujung skapula atau pada kasus
dimana lebih dominan DSA, lindungi DSA dengan memisahkan otot
romboideus minor pada sisi dari pembuluh darah untuk memudahkan
keperluan lengkungan rotasi tanpa menyebabkan tegangan pada pembuluh
Perawatan postoperasi8
-
Tempat donor ditutup diatas 1 atau dua 10 mm dari drain perforator ang terisi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yoon, Soo Kwang, Song, Seung Han, Oh, Sang Ha. Reconstruction of the
Head and Neck Region Using Lower Trapezius Musculocutaneous Flaps.
Archives of Plastic Surgery, November 2012; 39(6): 626-630
7. Attia, Amr. The Lower Trapezius Myocutaneous Flap for Reconstruction after
Surgery for Head and Neck Cancer: NCI Experience. Journal of the Egyptian
National Cancer Institute, September 2002, Vol. 14, No.3 ;185 191
Essential
of