Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PAPER STABILITAS SITEM TENAGA

TENTANG
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC
DENGAN MENGGUNAKAN THYRISTOR SEBAGAI PENGATURAN
TEGANGAN INPUT TERMINAL MOTOR UNTUK MENGHASILKAN
KECEPATAN YANG KONSTAN

Disusun Oleh:
SUPRIYADI
G1D013036

Dosen Pengampu:
AFRIYASTUTI HERAWATI, S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC


DENGAN MENGGUNAKAN THYRISTOR SEBAGAI PENGATURAN
TEGANGAN INPUT TERMINAL MOTOR UNTUK MENGHASILKAN
KECEPATAN YANG KONSTAN
Supriyadi
Jurusan teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
supriyadi091193@gmail.com
Abstrak
Untuk menjaga kestabilan kecepatan motor DC, maka dibutuhkan suatu sistem yang akan
mengatur kecepatan motor tersebut. Kestabilan kecepatan motor dapat diatur dengan menggunakan
rangkaian thyristor dalam mengatur tegangan input pada terminal motor. Penelitian ini membahas
tentang kestabilan kecepatan motor DC saat tanpa diberi beban dan saat diberi beban hingga beban
penuh ketika tanpa pengaturan dan setelah diberi rangkaian pengaturan tegangan dengan
menggunakan thyristor. Motor DC yang digunakan yaitu motor DC 2 kutub dengan kecepatan
sinkronnya yaitu 3000 rpm. Beban sangat mempengaruhi kecepatan motor, begitu juga dengan
tegangannya. Dengan pengaplikasian thyristor, maka dapat diatur nilai tegangan untuk menjaga
kecepatan agar tetap konstan seiring dengan bertambahnya beban pada motor DC hingga beban
penuhnya.
Kata kunci : Kestabilan kecepatan motor, thyristor

PENDAHULUAN
Sistem tenaga DC merupakan
sistem yang jarang dipergunakan dalam
praktik. Namun, motor DC masih banyak
dipergunakan dalam beberapa aplikasi,
seperti mobil listrik, pesawat udara, alat
elektronik portabel, dan pada aplikasi
kontrol kecepatan.
Keunggulan utama motor DC
adalah kemudahan dalam pengaturan
kecepatan dalam range yang lebar.
Mesin DC hampir sama dengan
mesin AC. Keduanya menggunakan
tegangan dan arus AC di dalamnya. Output
tegangan DC dihasilkan hanya karena
adanya suatu mekanisme untuk mengubah
tegangan AC menjadi DC pada
terminalnya. Mekanisme ini disebut
komutator, sehingga mesin DC juga
disebut mesin komutator.

Penggunaan motor arus searah


akhir-akhir ini mengalami perkembangan,
khususnya dalam pemakaiannya sebagai
motor penggerak. Motor arus searah
digunakan secara luas pada berbagai motor
penggerak dan pengangkut dengan
kecepatan
yang
bervariasi
yang
membutuhkan respon dinamis dan keadaan
steady-state.
Motor
arus
searah
mempunyai pengaturan yang sangat
mudah
dilakukan
dalam
berbagai
kecepatan dan beban yang bervariasi. Itu
sebabnya motor arus searah digunakan
pada
berbagai
aplikasi
tersebut.
Pengaturan kecepatan pada motor arus
searah
dapat
dilakukan
dengan
memperbesar atau memperkecil arus yang
mengalir pada jangkar menggunakan
sebuah tahanan. Selain pengaturan
arusnya, dapat juga dilakukan pengaturan
terhadap tegangan input pada terminal

moto DC untuk menghasilkan kecepatan


yang diinginkan.
Dalam
penelitian
ini
akan
dilakukan
studi
kasus
untuk
membandingkan kestabilan putaran motor
sebelum dan sesudah diaplikasikan
rangkaian pengatur tegangan dengan
menggunakan thyristor pada terminal input
motor DC. Pengaplikasian ini bertujuan
untuk menghasilkan kecepatan putaran
motor DC yang konstan dengan
berubahnya nilai beban pada motor DC.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Motor DC
Motor arus searah (motor DC)
adalah mesin yang merubah enargi listrik
arus searah menjadi energi mekanis yang
berupa putaran. Hampir pada semua
prinsip pengoperasiannya, motor arus
searah sangat identik dengan generator
arus searah. Kenyataannya mesin yang
bekerja baik sebagai generator arus searah
akan bekerja baik pula sebagai motor arus
searah. Oleh sebab itu sebuah mesin arus
searah dapat digunakan baik sebagai motor
arus searah maupun generator arus searah.
Berdasarkan fisiknya motor arus
searah secara umum terdiri atas bagian
yang diam dan bagian yang berputar. Pada
bagian yang diam (stator) merupakan
tempat diletakkannya kumparan medan
yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi
magnet sedangkan pada bagian yang
berputar (rotor) ditempati oleh rangkaian
jangkar seperti kumparan jangkar,
komutator dan sikat.
Motor
arus
searah
bekerja
berdasarkan prinsip interaksi antara dua
fluksi magnetik. Dimana kumparan medan
akan menghasilkan fluksi magnet yang
arahnya dari kutub utara menuju kutub
selatan dan kumparan jangkar akan
menghasilkan
fluksi
magnet
yang
melingkar. Interaksi antara kedua fluksi
magnet ini menimbulkan suatu gaya.

Penggunaan motor arus searah


akhir-akhir ini mengalami perkembangan,
khususnya dalam pemakaiannya sebagai
motor penggerak. Motor arus searah
digunakan secara luas pada berbagai motor
penggerak dan pengangkut dengan
kecepatan
yang
bervariasi
yang
membutuhkan respon dinamis dan keadaan
steady-state.
Motor
arus
searah
mempunyai pengaturan yang sangat
mudah
dilakukan
dalam
berbagai
kecepatan dan beban yang bervariasi. Itu
sebabnya motor arus searah digunakan
pada
berbagai
aplikasi
tersebut.
Pengaturan kecepatan pada motor arus
searah
dapat
dilakukan
dengan
memperbesar atau memperkecil arus yang
mengalir pada jangkar menggunakan
sebuah tahanan.
Setiap konduktor yang mengalirkan
arus
mempunyai
medan
magnet
disekelilingnya. Kuat medan magnet yang
timbul tergantung pada besarnya arus yang
mengalir dalam konduktor.
N I
H=
l

Weber/meter

Dimana :
H = Kuat medan magnet (Weber/meter)
N = Banyak kumparan (lilitan)
I = Arus yang mengalir pada penghantar
(Ampere)
l = Panjang dari penghantar (meter)
Besar gaya yang dihasilkan oleh
arus yang mengalir pada konduktor
jangkar yang ditempatkan dalam suatu
medan magnet adalah :
F=B I a l

Newton

Dimana :
Ia = Arus yang mengalir pada konduktor
jangkar ( Ampere )
B = Kerapatan fluksi (Weber/m2)

l = Panjang konduktor jangkar (m)


Bila kumparan jangkar dari motor
berputar dalam medan magnet dan
memotong fluksi utama maka sesuai
dengan hukum induksi elektromagnetis
maka pada kumparan jangkar akan timbul
Gaya Gerak Listrik (GGL) induksi yang
arahnya sesuai dengan kaidah tangan
kanan, dimana arahnya berlawanan dengan
tegangan yang diberikan kepada jangkar
atau tegangan terminal. Karena arahnya
melawan maka GGL induksi ini disebut
GGL lawan, yang besarnya :

d
e = N dt

Volt

sin t
dengan = m

e=N

d (m sin t)
dt

N m cos t

Volt

Besarnya GGL induksi maksimum


dalam satu belitan adalah :
e maks=

Volt

2. Thyristor
Thyristor adalah komponen aktif
elektronika yang dapat digunakan seperti
halnya pintu yaitu untuk menahan arus AC
atau melewatkan arus AC menggunakan
sumber input yang kecil. Penggunaan
thyristor pada rangkaian elektronika pada
umumnya digunkan sebagai saklar
(switch). Thyristor merupakan komponen
semikonduktor yang dibuat dari jenis
silikon.
Semikonduktor daya yang termasuk
dalam keluarga thyristor ini, antara lain :
SCR (silicon-controlled retifier), GTO
(gate turn-off thyristor), dan TRIAC. SCR

banyak digunakan dalam rangkaian


elektronika daya. SCR memiliki tiga
terminal, yaitu anoda, katoda, dan gate.
SCR dapat digunakan dengan sumber
masukan dalam bentuk tegangan bolakbalik (AC) maupun tegangan searah (DC).
SCR dalam rangkaian elektronika
daya dioperasikan sebagai sakelar. Jika
sumber tegangan masukan yang digunakan
tegangan searah, SCR akan konduksi (ON)
jika potensial pada anoda lebih positif
daripada potensial pada katoda dan pada
terminal gate dialirkan arus pulsa positif.
Kondisi ON SCR ini ditentukan oleh besar
arus pulsa positif pada gate. Tetapi, SCR
akan terus ON meskipun arus pulsa pada
gate diputus. SCR akan putus (OFF)
dengan cara membuat potensial pada
anoda sama dengan katoda. Proses
pengaliran arus listrik pada terminal gate
ini
disebut
penyulutan/
pemicu
(triggering), sedangkan proses pemutusan
(OFF) dari kondisi ON ini disebut
komutasi (commutation).
Motor DC pada saat sekarang ini
diberi sumber AC yang lalu disearahkan
dengan dioda dan bila dibandingkan
langsung dengan sumber DC yang didalam
aplikasinya banyak juga yang mengantikan
dioda dengan thyristor yang digunakan
dalam berbagai kombinasi kontrol
kecepatan melalui penyesuaian tegangan
ke motor. Berdasarkan pengaturan
tegangan mengunakan thyristor terbagi
atas 3 bagian sebagai berikut :
a. Kontrol phasa.
Dimana sumber AC dipotong
gelombang negatifnya sehingga yang
terhubung ke
motor adalah gelombang positifnya dan
pengontrolan ini dapat digunakan untuk
semua daya motor.
Kontrol fasa memanfaatkan sifat
thyristor di mana pada sembarang
waktu yang memenuhi syarat-syarat
onnya, pemberian arus trigger seketika
akan menyebabkan thyristor konduksi
(on) seperti Gambar 1 dan Gambar 2.
Bahwa Igt1 = Igt2 =Igt3, besar sudut

dapat diatur dengan rangkaian elektronik.


Jika 1 < 2 < 3, maka daya I > daya II >
daya III. Keunggulan cara ini adalah besar
0
0
sudut dapat diatur dari 0 180 yang
menghasilkan pengaturan daya output dari
0
0
0 100 .

Gambar 1 Rangkaian Kontrol Fasa

b. Integral siklus kontrol


Dengan memotong gelombang AC
sehingga merubah nilai tegangan AC atau
disebut juga AC Kontroler, yang
dihubungkan dengan jembatan dioda.
Metode ini hanya bermanfaat untuk ukuran
motor mempunyai daya yang kecil.
Selama tegangan masukkan setengah
siklus positif, daya yang mengalir
dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari
thyristor T1 dan thyristor T2 mengalami
daya selama tegangan masukan setengah
siklus negatif. Pulsa-pulsa yang dihasilkan
pada T1 dan T2 terpisah 1800. Bentuk
gelombang untuk tegangan masukan,
tegangan keluaran, dan sinyal gerbang
untuk T1 dan T2 ditunjukan pada Gambar
3.6c.

c. Kontrol chopper.
Dengan mengendalikan tegangan
rms masukkan ke motor melalui metode
pensaklaran. Metode ini digunakan untuk
pada saat start awal motor.
Gambar 2 Tegangan Output Setelah Besar
Sudut Penyalaannya Diatur

Anda mungkin juga menyukai