Anda di halaman 1dari 25

Pembuatan Tablet

Granulasi Kering

I Preformulasi
1. Vitamin C
Sifat Kimia
Nama Lain

: Asam Askorbat, Acidum ascorbicum

Nama Kimia

: (5R)-[(1S)-1,2-dihidroksetil]-3,4-dihidroksifuran-2(5H)-on

Rumus Molekul

: C6H8O6

Rumus Bangun

Berat Molekul : 176,13


Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk

: serbuk atau hablur

Bau

: tidak berbau

Warna

: putih atau agak kuning

Rasa

: asam

Kelarutan

: mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene P.

Berat Jenis

: 176,13

Titik Leleh

: 190

pH

: pH antara 2,2 dan 2,5

Sifat Farmakologi
Khasiat

: Antioksidan

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Indikasi

: Pengobatan difisiensi vitamin C, sariawan, menghambat


vasodilatasi, menghambat oksidasi LDL, Asam askorbat juga
digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis tertentu
oleh karena sifatnya yang menekan sitokina IL-18 dan enzim
hialuronidase pada degradasi asam hialuronat guna mencegah
metastasis, stimulasi kolagen untuk mengisolasi sel tumor in
vivo, mencegah efek onkogenik virus dan karsinogen.

Kontraindikasi

: Hiperkromatosis, talasemia, anemia sideroblastik (dosis besar),


dan bagi penderita yang menderita tukak lambung berat.

Efek Samping

: Diare dan pembentukan batu ginjal, mengganggu penyerapan


mineral yang diperlukan tubuh seperti tembaga. Vitamin C
merupakan senyawa yang mempermudah penyerapan zat besi.

Interaksi Obat

a) Antikoagulan (mencegah pembekuan darah)


efek antikoagulan akan berkurang
b) Aspirin
efek vit C menurun, vit C dosis tinggi (>2000 mg/ hari) dapat meningkatkan
kadar aspirin dalam darah hingga mencapai level toksik
c) Barbiturat (sebagai sedativa/pil tidur)
perpanjangan efek barbiturate
d) Pil KB
risiko hamil dapat meningkat jikat digunakan vit C dosis tinggi (1000 mg/hari).
Perdarahan merupakan tanda terjadinya interaksi. Penggunaan vit C takaran
250-500 mg dapat mengurangi interaksi tersebut.
e) Kinidin (menormalkan denyut jantung/antiaritmia)
perpanjangan masa kerja kinidin
f) Kinin (antimalaria & kejang kaki malam hari)
perpanjangan masa kerja kinin
g) Primidon (antikonfulsan)
perpanjangan masa kerja primidon
h) Uji kadar glukosa dalam urin
mungkin terjadi kesalahan hasil uji ketika mengukur kadar gula dalam urin
penderita diabetes

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

Dosis

Oral
Pencegahan : 40 100 mg/hari
Pengobatan : 200 600 mg/hari
Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tak tembus cahaya
Stabilitas

: Asam askorbat secara bertahap menjadi gelap lewat paparan terhadap

cahaya, namun sedikit perubahan warna tidak berpengaruh pada efek terapinya.
Asam askorbat teroksidasi dengan cepat pada udara atau suasana basa.Pada
konsentrasi > 100 mg/ml, asam askorbat mengalami dekomposisi melalui produksi
kabon dioksida.
2. Amylum
(C6H10O5)n , dengan n = 300-1000
Pemerian
Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul kecil
berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda untuk
setiap varietas tanaman.
Kegunaan
Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul; pengikat
tablet.
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37C.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmasetikal
Sebagai bahan tambahan untuk sediaan oral padat denan kegunaannya sebagai
pengikat, pengisi, dan penghancur. Pada formulasi tablet, pasta amilum segar
dengan konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet sebagai
pengikat. Sebagai penghancur, digunakan amilum dengan konsentrasi 3-15%
b/b.
pH

: 5,5 6,5

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Densitas

: 1,478 g/cm30

Suhu gelatinasi

: 73 C untuk pati jagung.

Aliran

: 10,8-11,7 g/det

Kelembaban

: 11% untuk pati jagung.

Stabilitas
Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban yang
tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal
pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan
mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga menghasilkan turunan pati dan
modifikasinya yang berbentuk unik,
Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487
3. Avicel

Sinonim

: Microcristal sellulosa, avicel pH, celex, cellulose gel,

crytal line cellulose,E460,emcocel.

Pemerian

: serbuk putih, tidak berbau.

Rumus Molekul

: (CHO)n

Bobot Molekul

: > 3100

pH

:5-7

Titik lebur

: 260 270 C

Kelarutan

: praktis tidak larut dalam air, larutan asam, pelarut

organik dan NaOH 5%, larut dalam larutan alkali.

Penggunaan

: dapat berfungsi sebagai pengikat, pengisi, disintregant

dan lubrikan. Dalam formulasi ini bertindak sebagai pengisi tablet.

Kandungan

: Mengandung bubur kayu dari serat tumbuhan

denganbahan asam.

Aplikasi

: Adsorben (20-90%), zat pengikat (20-

90%), disentegran (5-15%)

Konsentrasi

: 20-90%

Stabilitas

: stabil pada bahan higroskopik.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.

Inkompatibel

: Pengoksidasi kuat, Avicel digunakan sebagai pengisi

karena memilikikonsentrasi terbanyak, dalam granulasi basah avicel dapat

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
menghasilkan tablet keras dengan tekanan kempayang rendah pada
pengempaan tablet. Zat ini menghasilkan pembasahan yang cepat dan merata
karena adanya wicking acting sehingga cairan penggranulasi terdistribusi
secara merata. Selain itu avicel dapat menyempurnakan ikatan
pada pengempaan dan mengurangi capping dan friabilitas tablet.
Khasiat :

Avicel merupakan pengisi yang baik untuk cetak langsung dan granulasi
kering. Avicel dapat menyerap udara sehingga kelembapannya tinggi.
Kemampuan mengikat (holding capacity ) 50% zat aktif 100 mg, maka
minimal avicel yang dibutuhkan
50% = 100/ 50 x 100 mg = 200 mg
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 102
4. Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat)
C36H70MgO4

BM = 591,27

Pemerian

: hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa.

Kegunaan

: lubrikan untuk tablet dan kapsul.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan untuk


kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya digunakan sebagai lubrikan
pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25 5,0 %.
Kelarutan

praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.

Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.


: 1,03 1,08 g/cm3.

Densitas
Sifat aliran

: sulit mengalir, bubuk kohesif.

Polimorfisme

: trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar.

Titik leleh

: 88,5 C.
: stabil.

Stabilitas

Inkompatibilitas : dengan asam kuat,alkali, dan garam besi.


Penyimpanan

: disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.280-282


5. Talkum

Pemerian

: serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau.

Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

Kegunaan

: anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan

kapsul.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan pada sediaan oral padat
sebagai lubrikan dan pengisi. Pemakaian :

Glidan & lubrikan tablet : 1-10%.

Pengisi tablet & kapsul

Kelarutan

: 5-30%

: praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali,

larutan organik, dan air.

pH

: 6,5 10 untuk larutan dispersi 20% b/v

Kekerasan

: 1 - 1,5

Higroskopisitas

: talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25C

dan kelembaban relatif naik hingga 90%.

Distribusi ukuran partikel : bervariasi

Indeks refraksi

: nD = 1,54 1,59

Gravitasi spesifik

: 2,7 - 2,8

Stabilitas

: stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada

160C selama tidak lebih dari 1 jam.

Inkompatibilitas

: dengan senyawa amonium kuarterner.

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.


6. Povidon (PVP)
Nama lain

: 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.

Struktur

: (C6H9NO)n

BM

:2500 3 juta.

Pemerian

: serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau

hampir tidak berbau, higroskopik.


Kegunaan

: pensuspensi, pengikat tablet.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : biasa digunakan


pada sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :

Pembawa obat : 10 25 %

Pendispersi : sampai 5%

Suspending agent : sampai 5%

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 5%

pH

: 3,0 7,0 untuk larutan 5% b/v

Densitas

: 1,17-1,18 g/cm3

Higroskopisitas: sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi


pada kelembaban relatif yang rendah.
Titik leleh

: melembut pada 150C.

Indeks refraksi: nD = 1,54 1,59


Kelarutan

: larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan air.

Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.


Stabilitas

: Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar

110 -130C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas: dengan senyawa amonium kuarterner.
7. Amprotab

Pemerian

: serbuk tak berbau, tak berasa, halus berwarna putih

terdiri dari granul sferis atau ovoid yang sangat kecil yang ukuran dan jenisnya
bervariasi tergantung jenis tanamannya.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam etanol dingin dan air dingin.

Pati mengembang di air sekitar 5-10% pada suhu 37C

pH

: 5,5-6,5 untuk 2% b/v dispersi berair dari pati jagung

pada suhu 25C

Berat Jenis

: 1,478 g/cm3

Berat jenis ruah

: 0,4629 g/cm3

Berat jenis mampat

: 0,658 g/cm3

Suhu gelatinisasi

: 73C

Kecepatan aliran

: 10,8-11,7 g/s

Fungsi

: Penghancur (3 5 % b/b)

Stabilitas

: Lindungi dari kelembaban tinggi, Inert jika digunakan

sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal larutan pati panas
atau pasta

secara

fisik

tidak

stabil

dan

mudah

ditumbuhi

mikroorganismesehingga menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang


berbentuk unik

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

II

Formula dan Kesimpulan Metode


a

Formula yang akan dibuat :


R/

asam askorbat

250mg

Amprotab

10%

PVP

10%

Avicel

q.s

Mg stearat

1%

Talk

2%

Amilum kering

5%

Metoda / teknik pembuatan :


Granulasi kering.
b

Alasan pemilihan metode :

Vitamin C mempunyai daya alir, dan daya kompresibilitas yang buruk,


sehingga harus di buat granul dahulu untuk memperbaiki persyaratan
tersebut.

Vit C juga merupakan zat yang tidak tahan panas dan lembab, juga akan
terhidrolisa jika ada air, sehingga digunakan metode granulasi kering agar
tidak merusak zat aktif

III. Perhitungan
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet asam mefenamat mengandung asam mefenamat250 mg
Bobot tablet 500 mg; Dibuat 300 tablet
R/tiap tablet:
Fase dalam:

Asam mefenamat

: 250 mg

(92%)

PVP

:0,1x500mg

: 50 mg

Amprotab

:0,1x500mg

: 50 mg

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Avicel

:(460-250-50-50)mg : 110 mg
F.D

: 0,92 x 500 mg
: 460 mg

Fase luar : 0,08 x 500 mg = 40 mg

Mg stearat

Talk

Amilum kering :
Untuk 300 tablet
Bobot granul teoritis:
Fase dalam total : 92% + 1,5% = 93,5%
Fase dalam : Asam mefenamat : 250 mg x 300 : 75 g
(92%)

PVP

: 50 mg x 300 : 15 g

Amprotab

: 50 mg x 300 : 15 g

Avicel

: 110 mg x 300 : 33 g

Fase luar yang ditambahkan:

(1,5%)

Mg Stearat 0,5%:

Talk 1 %
Jumlah slug

:
: 140,25 g

Dalam praktikum diperoleh hasil / berat slug 121,42 gram maka:


Jumlah tablet = 121,42 x 300 = 259 tablet
140,25
Dengan demikian fase luar yang ditambahkan (sisa) adalah

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

Mg stearat 0,5 %

Talk

Amilum kering 5 %

:
Total

= 8,44 gram

Massa cetak = 121,42 + 8,44 = 129,86 gram


III

V.

Penimbangan
Asam Askorbat

75

gram

L - HPC

15

gram

Amprotab

15

gram

Avicel

33

gram

Mg Stearat

0,65

gram

Talk

1,3

gram

Amylum kering

6,49

gram

Prosedur
1) Asam askorbat dan bahan pembantu lainnya digerus halus terlebih dahulu
kemudian ditimbang sesuai kebutuhan.
2) Semua Fase Dalam (Asam Mefenamat, Amprotab, L HPC, Avicel) dicampur
dengan sejumlah Fase Luar (0,5% Mg Stearaat + 1% Talk)
3) Campuran di slug sampai terbentuk bongkahan bongkahan.
4) Bongkahan tersebut dihancurkan dalam mortar lalu diayak dengan ayakan nomor
16 kemudian di slug kembali (bila aliran granul kasar kurang baik aliran
granul kasar yang baik yakni > 4 g/s). Tiap selesai selesai 1 tahap slugging, aliran
granul diperiksa.
5) Granul yang dihasilkan dievaluasi.
6) Granul yang dihasilkan ditimbang (untuk menentukan jumlah Fase Luar yang
harus ditambahkan / sisa)

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
7) Sisa Fase Luar ditimbang sesuai kebutuhan kemudian dicampur dengan granul
selama 5 menit.
8) Campuran akhir dicetak menjadi tablet.
9) Lakukan evaluasi tablet.

VI.

Evaluasi dan Hasil Evaluasi


A Massa siap cetak
1

Penetapan Bobot Jenis Sejati


Penetapan ditentukan dalam piknometer 10 mL dengan menambahkan cairan
pendispersi yang tidak melarutkan granul atau serbuk.

Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat, Kadar Pemampatan, dan
Porositas
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250
mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat.
Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan
sebagai berikut :

BJ nyata =

BJ mampat =

g/mL

g/ml

Kadar Pemampatan =

Porositas=

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
3

Kecepatan Aliran
1

Timbang beker glass kosong (Wo)

Set skala pada posisi 0

Masukkan granul ke corong

Alat dihidupkan

Catat waktu alir (t)

Timbang beker glass berisi granul (Wt)

Hitung aliran granul :

Sudut Istirahat
1

Dengan melakukan prosedur yang sama dengan prosedur 4

Ukur tinggi puncak taburan granul (h)

Ukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d = 2r)

Hitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang
datar dengan tinggi granul : tan a = h / r

B Tablet
1

Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau
tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintikbintik. Bau tablet tidak boleh berubah.

Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan
jangka sorong.

Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung bobot
rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.

Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil secara
acak.

Kekerasan

diukur

berdasarkan

luas

permukaan

tablet

dengan

menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah


kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
5

Friabilitas

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan
selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar,
kurang daya ikat serbuk, terlelu banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang
tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
1

diambil 20 tablet secara acak

tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)

tablet dimasukkan dalam alat

alat dinyalakan selama 4 menit

tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)

Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %.

Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)


Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan 1
cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 + 2
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masingmasing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi,
angkat keranjang dan amati semua tablet : semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Uji Disolusi (FI IV)


Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masingmasing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga
suhu 37+0.5, dan angkat termometer. Masukkan satu tablet ke dalam alat,
hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera
jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang
dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media
disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung,
tidak kurang 1cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi.

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

HASIL EVALUASI
A. Granul
No

Jenis Evaluasi

Hasil evaluasi

.
1.

Laju alir massa siap cetak

Berat beker kosong (Wo) : 63 gram


Waktu alir (t) : 5,84 detik
Berat total (Wt) : 128,69 gram

Laju Alir :
2.

BJ

g/detik

: 11,24 g/detik
Bobot (B) : 30 gram
Vol awal : 45 ml
Vol mampat : 35 ml

BJ mampat :
Kadar pemampatan :

g/ml

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

3.

Sudut istirahat

Tinggi puncak (h): 3 cm


Diameter taburan (d): 12 cm
Jari-jari (r): 6 cm

6.

BJ sejati

Sudut istirahat (0): 250


Diketahui:
Berat pikno

= 16,88 g

Berat pikno+paraffin

= 46,22 g

Berat pikno+paraffin+zat

= 46,30 g

Berat Zat

= 0,13 g

Perhitungan BJ nyata:
Berat paraffin = 46,22-16,88 = 29,34 g

BJ paraffin

= 1,17 gr/mL

Massa paraffin yang tergantikan oleh


serbuk:
46,30 29,34 0,13 = 16,83 g (=massa
serbuk)

Volume =

BJ nyata =

B. Tablet / Hasil Jadi


No.
Jenis Evaluasi
Hasil evaluasi
1.
Keragaman Bobot (mg)

= 14,38 mL

= 3,21 g/mL

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
500
6
510
6
Diameter
(cm)
510
510
1,21
1,21
495
500
1,21
1,21
500
510
1,21
1,21
500
510
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21

510
6 Tebal520
6(cm)
490 0,26 5200,27
510 0,27 4920,27
505 0,27 5000,27
510 0,27 5100,27
0,28
0,32
0,28
0,31
0,31
0,31

0,28
0,32
0,32
0,31
0,31
0,31

Standar Deviasi : 8,23 mg


2.
Keragaman Ukuran

Keterangan
Rata-rata (cm)
Standar Deviasi

diameter
1,21
0 cm
3.
Kekerasan (kg / cm2)

Tebal
0,29
0,02

Rata rata : 505 mg

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
4.
Friabilitas
Bobot tablet awal (Wo) : 8,75 gram
Bobot tablet akhir (Wt) : 8,64 gram

=
= 1,25 %
5.
Waktu Hancur
Waktu tablet ke - 1 hancur : 1,5 detik
Waktu tablet ke - 6 hancur : 5 detik
Selisih waktu : 3,5 detik

Massa yang belum dicetak : 22,23 gram


Massa rata : 1 tablet = 0,505 gram

22,23 gram
0,505 gram

= 44,01 tablet

Tablet seharusnya = 300 tablet


Yang dibuat : 44,01 + 152 = 196,01
Rendemen :

196 ,01
300

Sampel :

waktu hancur = 6 tablet

Deviasi :

X 100 % = 65,33 %

Friabilitas

= 20 tablet

Kekerasan

= 20 tablet

300(196 ,01+6 +20+20)


300

Tablet dalam kemasan = 25 tablet

X 100 % = 19,33 %

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan tablet dengan menggunakan
vitamin C sebagai zat aktif, dan metode yang kami gunakan adalah granulasi kering.
Granulasi kering adalah metode yang digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan oleh
panas, lembab, dan juga untuk zat yang dapat terurai jika terkena air. Salah satu zat yang
mempunyai sifat seperti itu adalah vitamin C.
Pada metode ini yang perlu dilakukan adalah mencampurkan zat aktif dan setengah
dari fase luar yang di butuhkan, setelah itu campuran tersebut di cetak menggunakan
tekanan yang tinggi (proses slug) sampai terbentuk bongkahan bongkahan, yang

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
kemudian di hancurkan kembali dan di ayak. Proses slugging ini di maksudkan untuk
memperbesar ukuran zat yang akan di buat menjadi tablet, hal ini di lakukan untuk
memperbaiki laju alir dari zat tersebut, karena semakin besar partikel maka akan
semakin mudah mengalir zat tersebut. Setalah terbentuk granul kemudian di campur
kembali dengan sisa fase luar yang sesuai dengan banyaknya granul yang di hasilkan.
Setelah zat aktif tercampur dengan semua zat tambahan, kemudian dilakukan uji
granul, yang pertama kali kami uji adalah uji kecepatan aliran granul. Ternyata dari hasil
pengujian kecepatan aliran granul tersebut, granul yang kami hasilkan memiliki
kecepatan aliran 11,24 g/detik, dari hasil yang di dapat kami mengetahui bahwa granul
yang kami miliki mempunyai kecepatan aliran yang baik karena sesuai dengan literatur
bahwa kecepatan aliran granul yang baik adalah > 4 g/detik, kecepatan alir ini akan
berpengaruh pada saat pencetakan tablet, jika kecepatan alir < 4 g/detik, maka akan
berpengaruh pada bobot dan tebal tablet, yang nantinya akan tidak seragam, dan akan
mempengaruhi dosis juga. Selain itu granul yang kami miliki mempunyai sudut istirahat
yang baik yaitu 27, sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa sudut istirahat
yang baik adalah 25 45oC, data ini menunjukan granul yang kami buat memiliki aliran
yang bagus, menyebar dan timbunannya rendah.
Dari hasil pengujian granul, ternyata granul yang kami miliki sudah memenuhi
persyaratan untuk di cetak, maka tahapan selanjutnya yang kami lakukan adalah
pencetakan tablet. Setelah semua granul selesai di cetak, kami melakukan pengujian
terhadap tablet yang kami hasilkan.
Pengujian pertama yang kami lakukan adalah pengujian terhadap kekerasan tablet.
Tablet yang kami buat memiliki kekerasan 6kg/cm2, kekerasan tablet yang kami buat ini
sudah bagus, karena kekerasannya sesuai dengan diameter dari tablet tersebut.
Kemudian kami melakukan uji keseragaman bobot. Tablet yang kami cetak mempunyai
bobot yang relativ seragam, hal ini menandakan bahwa tablet yang kami buat mencapai
keseragaman bobot yang sudah di tetapkan dalam farmakope, yaitu tidak > 2 tablet
mempunyai peyimpangan bobot 5%.
Kemudian pada uji keseragaman ukuran yang meliputi diameter dan tebal dari tablet,
tablet yang kami buat sudah sesuai dengan standar karena diameter tablet tidak lebih
dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet. Data yang digunakan
untuk pengujian Keseragaman ukuran ini adalah simpangan baku dari rata-rata diameter
dan tebal tablet. Keseragaman ukuran yang baik adalah yang memiliki simpangan baku
mendekati nol. Simpangan baku diameter tablet kami adalah 0,00 dan simpangan baku

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
tebal tablet adalah 0,02 jadi dapat dinyatakan bahwa keseragaman ukuran tablet kami
merata/baik. Keseragaman ukuran ini juga mempengaruhi pada penampilan tablet.
Pada uji friabilitas, tablet yang kami buat mempunyai friabilitas 1,25% yang berarti
frabilitas tablet kami kurang baik, karena friabilitas tablet yang baik adalah adalah < 1
%, tablet yang kami buat memiliki friabilitas yang kurang baik karena banyaknya fines
pada granul yang akhirnya menyebabkan tablet menjadi lebih rapuh. Banyaknya fines
ini di sebabkan pada saat proses slugging, jadi pada saat penghancuran bongkahan
bongkahan tablet, terlalu banyak yang menjadi sebuk, bukannya menjadi granul.
Friabilitas harus < 1% karena uji friabilitas ini digunakan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman.
Kemudian dilakukan pengujian terhadap waktu hancur tablet. Tablet yang kami
buat hancur dengan selisih waktu 3,5 detik, tablet yang pertama hancur pada waktu 1,5
detik, dan tablet terakhir hancur pada waktu 5 detik. Hal ini menandakan tablet yang
kami buat mudah untuk hancur, karena sesuai dengan literatur waktu hancur tablet yang
baik adalah tidak lebih dari 15 menit, karena di umpamakan waktu dari lambung menuju
usus adalah 15 menit, sehingga jika waktu hancur tablet lebih dari 15 menit maka tablet
tidak akan di cerna yang berarti tidak akan bisa memberikan efek.
Rendemen dari pembuatan tablet metode granulasi terpisah ini adalah 77,003%.
Hilangnya zat mungkin terjadi pada saat pengayakan proses granul, karena dilakukan
pencetakan yang menyebabkan banyak zat yang hilang, juga pada saat pengujian
pengujian granul, dan pada saat pencetakan tablet.

KESIMPULAN
- Pembuatan Tablet dengan metode granulasi kering ditujukan untuk zat aktif
yang mempunyai laju alir, dan kompresibilitas buruk, juga untuk zat aktif yang
tidak tahan panas, lembab, dan dapat terhidrolisa jika terkena air, seperti
-

vitamin C.
Rendemen yang dihasilkan adalah 65,33 %
Deviasi tablet yang dihasilkan adalah 19,33 %
Jumlah tablet yang dihasilkan adalah 196 tablet

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.

1989. Jakarta : UI-Press.Anief, Moh.


Depkes RI. Farmakope Indonesia Ed III.1979.Jakarta.Wade, Ainley and

Paul J Weller.
Handbook of

Pharmaceutical PressDepartment of Pharmaceutical Sciences.


Ilmu Meracik Obat. 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Martindale The Extra Pharmacopoeia, twenty-eight edition. 1982.

Pharmaceutical

excipients.

London : The Pharmaceutical Press.

EdII.1994.London;

The

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering

Daftar Distribusi Kerja


Praktikum

Dani Mulawarman : pencetakan tablet, proses slugging

Vinaliza : penimbangan, uji kecepatan alir granul, uji waktu hancur tablet

Andy Djemahu : pencetakan tablet, proses slugging

Melinda : penentuan bobot jenis, uji keseragman ukuran (tebal dan diameter)

Yunita : perhitungan penimbangan, uji kekerasan tablet, uji keseragaman


bobot, uji friabilitas.

Pembuatan Batcsheet

Dani Mulawarman : preformulasi

Vinaliza : pembuatan kemasan dan brosur

Andi Djemahu : prosedur, evaluasi dan hasil evaluasi

Melinda : Hasil evaluasi dan perhitungan

Yunita : Pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, editing.

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
LAMPIRAN

Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
LAMPIRAN
VITAC 250

@ 25 tablet
Komposisi :
Tiap tablet mengandung:
vitamin C 250 mg
Dosis :
Dewasa: 3 kali 1 tablet.
Anak-anak : 2 kali 1 tablet.
Indikasi :
Sariawan, Degenerasi makular, Bahan pengasam urin (efektivitas masih dipertanyakan,
mencegah dan mengobati flu, hematuria, infeksi gusi, anemia, Pencegahan dan terapi
defisiensi vitamin C.
Kontra indikasi :
Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan
Efek samping :
1% - 10% : hyperoxaluria ( kejadian tergantung dosis)
< 1% : Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala
Peringatan :
Pasien diabetes dan pasien yang mempunyai kemungkinan mengalami renal calculi berulang
(cth.pasien dialisis) disarankan untuk tidak mengkonsumsi dosis berlebih pada waktu yang
panjang (beberapa studi menggunakan dosis minimal 100 mg/hari).
Kemasan :
@ 25 tablet
No.Reg : DBL 1100300410A1
No.batch : 1104003
Mfg : Des 11
Exp : Des 12
Diproduksi oleh
PT stfi-Pharmasindo
Bandung Indonesia

Anda mungkin juga menyukai