Granulasi Kering
I Preformulasi
1. Vitamin C
Sifat Kimia
Nama Lain
Nama Kimia
: (5R)-[(1S)-1,2-dihidroksetil]-3,4-dihidroksifuran-2(5H)-on
Rumus Molekul
: C6H8O6
Rumus Bangun
Bau
: tidak berbau
Warna
Rasa
: asam
Kelarutan
: mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene P.
Berat Jenis
: 176,13
Titik Leleh
: 190
pH
Sifat Farmakologi
Khasiat
: Antioksidan
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Indikasi
Kontraindikasi
Efek Samping
Interaksi Obat
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Dosis
Oral
Pencegahan : 40 100 mg/hari
Pengobatan : 200 600 mg/hari
Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tak tembus cahaya
Stabilitas
cahaya, namun sedikit perubahan warna tidak berpengaruh pada efek terapinya.
Asam askorbat teroksidasi dengan cepat pada udara atau suasana basa.Pada
konsentrasi > 100 mg/ml, asam askorbat mengalami dekomposisi melalui produksi
kabon dioksida.
2. Amylum
(C6H10O5)n , dengan n = 300-1000
Pemerian
Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul kecil
berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda untuk
setiap varietas tanaman.
Kegunaan
Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul; pengikat
tablet.
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37C.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmasetikal
Sebagai bahan tambahan untuk sediaan oral padat denan kegunaannya sebagai
pengikat, pengisi, dan penghancur. Pada formulasi tablet, pasta amilum segar
dengan konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet sebagai
pengikat. Sebagai penghancur, digunakan amilum dengan konsentrasi 3-15%
b/b.
pH
: 5,5 6,5
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Densitas
: 1,478 g/cm30
Suhu gelatinasi
Aliran
: 10,8-11,7 g/det
Kelembaban
Stabilitas
Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban yang
tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal
pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan
mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga menghasilkan turunan pati dan
modifikasinya yang berbentuk unik,
Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487
3. Avicel
Sinonim
Pemerian
Rumus Molekul
: (CHO)n
Bobot Molekul
: > 3100
pH
:5-7
Titik lebur
: 260 270 C
Kelarutan
Penggunaan
Kandungan
denganbahan asam.
Aplikasi
Konsentrasi
: 20-90%
Stabilitas
Penyimpanan
Inkompatibel
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
menghasilkan tablet keras dengan tekanan kempayang rendah pada
pengempaan tablet. Zat ini menghasilkan pembasahan yang cepat dan merata
karena adanya wicking acting sehingga cairan penggranulasi terdistribusi
secara merata. Selain itu avicel dapat menyempurnakan ikatan
pada pengempaan dan mengurangi capping dan friabilitas tablet.
Khasiat :
Avicel merupakan pengisi yang baik untuk cetak langsung dan granulasi
kering. Avicel dapat menyerap udara sehingga kelembapannya tinggi.
Kemampuan mengikat (holding capacity ) 50% zat aktif 100 mg, maka
minimal avicel yang dibutuhkan
50% = 100/ 50 x 100 mg = 200 mg
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 102
4. Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat)
C36H70MgO4
BM = 591,27
Pemerian
Kegunaan
praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.
Densitas
Sifat aliran
Polimorfisme
Titik leleh
: 88,5 C.
: stabil.
Stabilitas
Pemerian
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Kegunaan
: anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan
kapsul.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan pada sediaan oral padat
sebagai lubrikan dan pengisi. Pemakaian :
Kelarutan
: 5-30%
pH
Kekerasan
: 1 - 1,5
Higroskopisitas
Indeks refraksi
: nD = 1,54 1,59
Gravitasi spesifik
: 2,7 - 2,8
Stabilitas
Inkompatibilitas
: 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
Struktur
: (C6H9NO)n
BM
:2500 3 juta.
Pemerian
Pembawa obat : 10 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
pH
Densitas
: 1,17-1,18 g/cm3
110 -130C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas: dengan senyawa amonium kuarterner.
7. Amprotab
Pemerian
terdiri dari granul sferis atau ovoid yang sangat kecil yang ukuran dan jenisnya
bervariasi tergantung jenis tanamannya.
Kelarutan
pH
Berat Jenis
: 1,478 g/cm3
: 0,4629 g/cm3
: 0,658 g/cm3
Suhu gelatinisasi
: 73C
Kecepatan aliran
: 10,8-11,7 g/s
Fungsi
: Penghancur (3 5 % b/b)
Stabilitas
sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal larutan pati panas
atau pasta
secara
fisik
tidak
stabil
dan
mudah
ditumbuhi
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
II
asam askorbat
250mg
Amprotab
10%
PVP
10%
Avicel
q.s
Mg stearat
1%
Talk
2%
Amilum kering
5%
Vit C juga merupakan zat yang tidak tahan panas dan lembab, juga akan
terhidrolisa jika ada air, sehingga digunakan metode granulasi kering agar
tidak merusak zat aktif
III. Perhitungan
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet asam mefenamat mengandung asam mefenamat250 mg
Bobot tablet 500 mg; Dibuat 300 tablet
R/tiap tablet:
Fase dalam:
Asam mefenamat
: 250 mg
(92%)
PVP
:0,1x500mg
: 50 mg
Amprotab
:0,1x500mg
: 50 mg
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Avicel
:(460-250-50-50)mg : 110 mg
F.D
: 0,92 x 500 mg
: 460 mg
Mg stearat
Talk
Amilum kering :
Untuk 300 tablet
Bobot granul teoritis:
Fase dalam total : 92% + 1,5% = 93,5%
Fase dalam : Asam mefenamat : 250 mg x 300 : 75 g
(92%)
PVP
: 50 mg x 300 : 15 g
Amprotab
: 50 mg x 300 : 15 g
Avicel
: 110 mg x 300 : 33 g
(1,5%)
Mg Stearat 0,5%:
Talk 1 %
Jumlah slug
:
: 140,25 g
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Mg stearat 0,5 %
Talk
Amilum kering 5 %
:
Total
= 8,44 gram
V.
Penimbangan
Asam Askorbat
75
gram
L - HPC
15
gram
Amprotab
15
gram
Avicel
33
gram
Mg Stearat
0,65
gram
Talk
1,3
gram
Amylum kering
6,49
gram
Prosedur
1) Asam askorbat dan bahan pembantu lainnya digerus halus terlebih dahulu
kemudian ditimbang sesuai kebutuhan.
2) Semua Fase Dalam (Asam Mefenamat, Amprotab, L HPC, Avicel) dicampur
dengan sejumlah Fase Luar (0,5% Mg Stearaat + 1% Talk)
3) Campuran di slug sampai terbentuk bongkahan bongkahan.
4) Bongkahan tersebut dihancurkan dalam mortar lalu diayak dengan ayakan nomor
16 kemudian di slug kembali (bila aliran granul kasar kurang baik aliran
granul kasar yang baik yakni > 4 g/s). Tiap selesai selesai 1 tahap slugging, aliran
granul diperiksa.
5) Granul yang dihasilkan dievaluasi.
6) Granul yang dihasilkan ditimbang (untuk menentukan jumlah Fase Luar yang
harus ditambahkan / sisa)
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
7) Sisa Fase Luar ditimbang sesuai kebutuhan kemudian dicampur dengan granul
selama 5 menit.
8) Campuran akhir dicetak menjadi tablet.
9) Lakukan evaluasi tablet.
VI.
Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat, Kadar Pemampatan, dan
Porositas
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250
mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat.
Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
BJ nyata =
BJ mampat =
g/mL
g/ml
Kadar Pemampatan =
Porositas=
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
3
Kecepatan Aliran
1
Alat dihidupkan
Sudut Istirahat
1
Hitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang
datar dengan tinggi granul : tan a = h / r
B Tablet
1
Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau
tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintikbintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan
jangka sorong.
Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung bobot
rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil secara
acak.
Kekerasan
diukur
berdasarkan
luas
permukaan
tablet
dengan
Friabilitas
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan
selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar,
kurang daya ikat serbuk, terlelu banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang
tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
1
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
HASIL EVALUASI
A. Granul
No
Jenis Evaluasi
Hasil evaluasi
.
1.
Laju Alir :
2.
BJ
g/detik
: 11,24 g/detik
Bobot (B) : 30 gram
Vol awal : 45 ml
Vol mampat : 35 ml
BJ mampat :
Kadar pemampatan :
g/ml
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
3.
Sudut istirahat
6.
BJ sejati
= 16,88 g
Berat pikno+paraffin
= 46,22 g
Berat pikno+paraffin+zat
= 46,30 g
Berat Zat
= 0,13 g
Perhitungan BJ nyata:
Berat paraffin = 46,22-16,88 = 29,34 g
BJ paraffin
= 1,17 gr/mL
Volume =
BJ nyata =
= 14,38 mL
= 3,21 g/mL
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
500
6
510
6
Diameter
(cm)
510
510
1,21
1,21
495
500
1,21
1,21
500
510
1,21
1,21
500
510
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
1,21
510
6 Tebal520
6(cm)
490 0,26 5200,27
510 0,27 4920,27
505 0,27 5000,27
510 0,27 5100,27
0,28
0,32
0,28
0,31
0,31
0,31
0,28
0,32
0,32
0,31
0,31
0,31
Keterangan
Rata-rata (cm)
Standar Deviasi
diameter
1,21
0 cm
3.
Kekerasan (kg / cm2)
Tebal
0,29
0,02
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
4.
Friabilitas
Bobot tablet awal (Wo) : 8,75 gram
Bobot tablet akhir (Wt) : 8,64 gram
=
= 1,25 %
5.
Waktu Hancur
Waktu tablet ke - 1 hancur : 1,5 detik
Waktu tablet ke - 6 hancur : 5 detik
Selisih waktu : 3,5 detik
22,23 gram
0,505 gram
= 44,01 tablet
196 ,01
300
Sampel :
Deviasi :
X 100 % = 65,33 %
Friabilitas
= 20 tablet
Kekerasan
= 20 tablet
X 100 % = 19,33 %
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan tablet dengan menggunakan
vitamin C sebagai zat aktif, dan metode yang kami gunakan adalah granulasi kering.
Granulasi kering adalah metode yang digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan oleh
panas, lembab, dan juga untuk zat yang dapat terurai jika terkena air. Salah satu zat yang
mempunyai sifat seperti itu adalah vitamin C.
Pada metode ini yang perlu dilakukan adalah mencampurkan zat aktif dan setengah
dari fase luar yang di butuhkan, setelah itu campuran tersebut di cetak menggunakan
tekanan yang tinggi (proses slug) sampai terbentuk bongkahan bongkahan, yang
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
kemudian di hancurkan kembali dan di ayak. Proses slugging ini di maksudkan untuk
memperbesar ukuran zat yang akan di buat menjadi tablet, hal ini di lakukan untuk
memperbaiki laju alir dari zat tersebut, karena semakin besar partikel maka akan
semakin mudah mengalir zat tersebut. Setalah terbentuk granul kemudian di campur
kembali dengan sisa fase luar yang sesuai dengan banyaknya granul yang di hasilkan.
Setelah zat aktif tercampur dengan semua zat tambahan, kemudian dilakukan uji
granul, yang pertama kali kami uji adalah uji kecepatan aliran granul. Ternyata dari hasil
pengujian kecepatan aliran granul tersebut, granul yang kami hasilkan memiliki
kecepatan aliran 11,24 g/detik, dari hasil yang di dapat kami mengetahui bahwa granul
yang kami miliki mempunyai kecepatan aliran yang baik karena sesuai dengan literatur
bahwa kecepatan aliran granul yang baik adalah > 4 g/detik, kecepatan alir ini akan
berpengaruh pada saat pencetakan tablet, jika kecepatan alir < 4 g/detik, maka akan
berpengaruh pada bobot dan tebal tablet, yang nantinya akan tidak seragam, dan akan
mempengaruhi dosis juga. Selain itu granul yang kami miliki mempunyai sudut istirahat
yang baik yaitu 27, sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa sudut istirahat
yang baik adalah 25 45oC, data ini menunjukan granul yang kami buat memiliki aliran
yang bagus, menyebar dan timbunannya rendah.
Dari hasil pengujian granul, ternyata granul yang kami miliki sudah memenuhi
persyaratan untuk di cetak, maka tahapan selanjutnya yang kami lakukan adalah
pencetakan tablet. Setelah semua granul selesai di cetak, kami melakukan pengujian
terhadap tablet yang kami hasilkan.
Pengujian pertama yang kami lakukan adalah pengujian terhadap kekerasan tablet.
Tablet yang kami buat memiliki kekerasan 6kg/cm2, kekerasan tablet yang kami buat ini
sudah bagus, karena kekerasannya sesuai dengan diameter dari tablet tersebut.
Kemudian kami melakukan uji keseragaman bobot. Tablet yang kami cetak mempunyai
bobot yang relativ seragam, hal ini menandakan bahwa tablet yang kami buat mencapai
keseragaman bobot yang sudah di tetapkan dalam farmakope, yaitu tidak > 2 tablet
mempunyai peyimpangan bobot 5%.
Kemudian pada uji keseragaman ukuran yang meliputi diameter dan tebal dari tablet,
tablet yang kami buat sudah sesuai dengan standar karena diameter tablet tidak lebih
dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet. Data yang digunakan
untuk pengujian Keseragaman ukuran ini adalah simpangan baku dari rata-rata diameter
dan tebal tablet. Keseragaman ukuran yang baik adalah yang memiliki simpangan baku
mendekati nol. Simpangan baku diameter tablet kami adalah 0,00 dan simpangan baku
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
tebal tablet adalah 0,02 jadi dapat dinyatakan bahwa keseragaman ukuran tablet kami
merata/baik. Keseragaman ukuran ini juga mempengaruhi pada penampilan tablet.
Pada uji friabilitas, tablet yang kami buat mempunyai friabilitas 1,25% yang berarti
frabilitas tablet kami kurang baik, karena friabilitas tablet yang baik adalah adalah < 1
%, tablet yang kami buat memiliki friabilitas yang kurang baik karena banyaknya fines
pada granul yang akhirnya menyebabkan tablet menjadi lebih rapuh. Banyaknya fines
ini di sebabkan pada saat proses slugging, jadi pada saat penghancuran bongkahan
bongkahan tablet, terlalu banyak yang menjadi sebuk, bukannya menjadi granul.
Friabilitas harus < 1% karena uji friabilitas ini digunakan untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman.
Kemudian dilakukan pengujian terhadap waktu hancur tablet. Tablet yang kami
buat hancur dengan selisih waktu 3,5 detik, tablet yang pertama hancur pada waktu 1,5
detik, dan tablet terakhir hancur pada waktu 5 detik. Hal ini menandakan tablet yang
kami buat mudah untuk hancur, karena sesuai dengan literatur waktu hancur tablet yang
baik adalah tidak lebih dari 15 menit, karena di umpamakan waktu dari lambung menuju
usus adalah 15 menit, sehingga jika waktu hancur tablet lebih dari 15 menit maka tablet
tidak akan di cerna yang berarti tidak akan bisa memberikan efek.
Rendemen dari pembuatan tablet metode granulasi terpisah ini adalah 77,003%.
Hilangnya zat mungkin terjadi pada saat pengayakan proses granul, karena dilakukan
pencetakan yang menyebabkan banyak zat yang hilang, juga pada saat pengujian
pengujian granul, dan pada saat pencetakan tablet.
KESIMPULAN
- Pembuatan Tablet dengan metode granulasi kering ditujukan untuk zat aktif
yang mempunyai laju alir, dan kompresibilitas buruk, juga untuk zat aktif yang
tidak tahan panas, lembab, dan dapat terhidrolisa jika terkena air, seperti
-
vitamin C.
Rendemen yang dihasilkan adalah 65,33 %
Deviasi tablet yang dihasilkan adalah 19,33 %
Jumlah tablet yang dihasilkan adalah 196 tablet
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
DAFTAR PUSTAKA
Paul J Weller.
Handbook of
Pharmaceutical
excipients.
EdII.1994.London;
The
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
Vinaliza : penimbangan, uji kecepatan alir granul, uji waktu hancur tablet
Melinda : penentuan bobot jenis, uji keseragman ukuran (tebal dan diameter)
Pembuatan Batcsheet
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
LAMPIRAN
Pembuatan Tablet
Granulasi Kering
LAMPIRAN
VITAC 250
@ 25 tablet
Komposisi :
Tiap tablet mengandung:
vitamin C 250 mg
Dosis :
Dewasa: 3 kali 1 tablet.
Anak-anak : 2 kali 1 tablet.
Indikasi :
Sariawan, Degenerasi makular, Bahan pengasam urin (efektivitas masih dipertanyakan,
mencegah dan mengobati flu, hematuria, infeksi gusi, anemia, Pencegahan dan terapi
defisiensi vitamin C.
Kontra indikasi :
Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan
Efek samping :
1% - 10% : hyperoxaluria ( kejadian tergantung dosis)
< 1% : Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala
Peringatan :
Pasien diabetes dan pasien yang mempunyai kemungkinan mengalami renal calculi berulang
(cth.pasien dialisis) disarankan untuk tidak mengkonsumsi dosis berlebih pada waktu yang
panjang (beberapa studi menggunakan dosis minimal 100 mg/hari).
Kemasan :
@ 25 tablet
No.Reg : DBL 1100300410A1
No.batch : 1104003
Mfg : Des 11
Exp : Des 12
Diproduksi oleh
PT stfi-Pharmasindo
Bandung Indonesia