: Agustina Cloudia
NIM
: 13.70.0092
Kelompok
: B1
1.1. TOPIK
Topik praktikum yang dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Mei 2016 adalah Susu Kental
Manis.
1.2. TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan susu
kental manis dan karakteristik susu kental manis yang baik.
2.
HASIL PENGAMATAN
3. Hasil pengamatan karakteristik dan kandungan gula susu kental manis dapat
dilihat pada Tabel 1.
4.
5. Tabel 1. Karakteristik dan Kandungan Gula Susu Kental Manis
6.
K
7. W
a
r
n
a
13. +
+
8.
Ra
18.
B
19. +
+
+
20.
++
24.
B
25. +
+
+
31. +
+
+
37. +
+
+
26.
++
12.
B
30.
B
36.
B
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
14.
++
32.
++
38.
++
9. A
r
o
m
a
15. +
+
+
21. +
+
+
+
27. +
+
+
33. +
+
+
39. +
+
+
10. Kekent
alan
16. ++
17. 50,3
22. +++
23. 52,6
28. ++
29. 46,7
34. ++
35. 48,3
40. ++
41. 45,3
Keterangan:
Warna
+
: agak putih
++
: putih
+++
: putih kekuningan
++++ : kuning
Rasa
+
++
+++
++++
: kurang manis
: agak manis
: manis
: sangat manis
Aroma
+
: aroma susu kurang kuat
Kekentalan
+
: kurang kental
51. ++
52. +++
53. ++++
++
+++
++++
: agak kental
: kental
: sangat kental
54.
55. Berdasarkan tabel hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa pada semua
kelompok menghasilkan karakteristik yang berbeda-beda. Warna susu kental
manis yang dihasilkan sebagian besar adalah putih kekuningan, kecuali pada
kelompok B1 berwarna putih. Rasa susu kental manis adalah manis. Aroma susu
kental manis secara umum adalah kuat kecuali kelompok B2 sangat kuat.
Kekentalan susu kental manis adalah agak kental kecuali kelompok B2 kental.
Kandungan gula tertinggi pada susu kental manis dihasilkan oleh kelompok B2,
yaitu 52,6 brix sedangkan kandungan gula terendah dihasilkan oleh kelompok
B5 adalah 45,3 brix.
56.
B3
B1
B2
B4
B5
PEMBAHASAN
59.
60. Susu kental manis adalah produk dari susu krim yang dibuat tanpa melalui
proses sterilisasi (Spreer, 1998). Menurut (Castilho, et al., 2010). susu kental
manis adalah susu yang dikonsentrasikan melalui tahap evaporasi dan
ditambahkan sukrosa sehingga akan membentuk solusi gula jenuh. Tujuan
pembuatan susu kental manis adalah untuk menguapkan kadar air dalam susu
hingga tersisa 40-50% sehingga umur simpannya lebih lama (Saleh, 2004).
Kandungan air yang banyak hilang pada pembuatan susu kental manis akan
berdampak pada meningkatnya jumlah padatan seperti lemak, protein,
karbohidrat dan abu (Olaoye, O.A., 2015). Fungsi susu kental manis menurut
91. Tahap pengolahan susu kental manis antara lain persiapan bahan baku,
pencampuran, penyaringan, homogenisasi, pasteurisasi, deaerasi, pendinginan,
penyimpanan dan pengalengan (Arni, 1992). Prinsip pengolahan susu kental
manis menurut Buckle (1995) adalah persiapan bahan baku, pencampuran,
homogenisasi, pemanasan dan pendinginan. Dalam praktikum pembuatan susu
kental manis, pertama-tama disiapkan 215 ml full cream dan 45 gram gula pasir.
Susu kemudian dipanaskan pada suhu 80oC hingga tersisa susu sapi separuh dari
volume awal (50% air sudah terupakan). Dilakukan pengecekan dengan
menuangkan susu di gelas ukur. Jika volume belum mencapai 50% dari total
volume awal, maka susu dipanaskan kembali. Besarnya api dijaga konstan.
Selanjutnya, dilakukan penambahan gula sebanyak 45 gram. Untuk kelompok
B1-B3 penambahan gula dilakukan diawal pemanasan sedangkan kelompok B4B5 penambahan gula dilakukan di akhir pemanasan. Gula pasir dilarutkan
hingga semuanya larut, dan dipastikan adonan tidak gosong. Api kemudian
dimatikan dan susu didinginkan hingga terbentul susu kental manis. Pastikan
total Susu Kental Manis yang dihasilkan sekitar 100 ml. susu kental manis
didinginkan pada suhu air sekitar 25oC sambil diaduk. Hal ini bertujuan untukk
mencegah kristalisasi lakstosa. Karakteristik fisik susu dan kandungan gula susu
kental manis diamati dan dilakukan sensori.
92.
93. Gula yang ditambahkan bertujuan sebagai pemanis, pengikat air dan sebagai
pengawet sehingga umur simpannya akan lebih panjang. Gula dengan
konsentrasi tinggi akan membuat pertumbuhan mikroorganisme terhambat
(Buckle, 1985). Proses pemanasan yang dilakukan sesuai dengan pendapat Saleh
(2004) dan Van Den Berg (1990) bahwa pemanasan akan menguapkan sebagian
air dalam susu (40%-50%) dan suhu yang digunakan dalam praktikum adalah
80oC (suhu pre-heating), suhu pemanasan diatas 100 oC akan membuat
kemampuan susu untuk mengental menurun. suhu dibawah titik didih tidak
mengubah kandungan susu. Proses pasteurisasi bertujuan agar mikroorganisme
yang mungkin terdapat dalam susu dapat terbunuh. Pengadukan dilakukan untuk
meratakan suhu panas pada campuran gula dan susu, menjaga suhu konstan dan
untuk mencegah adanya browning (Husaini et al, 1986). Pendinginan dan
99. Dalam segi aroma, dihasilkan aroma susu kuat pada susu kental manis kecuali
kelompok B2 yaitu aroma susu sangat kuat. Hal ini sesuai dengan SNI, dimana
aroma yang dihasilkan pada susu kental manis adalah normal (aroma susu sapi
masih dapat tercium). Aroma yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh proses
pemanasan. Semakin lama dan tinggi suhu pemanasan, maka aroma susu kental
manis semakin kuat dan rasanya semakin manis (Herchdoefer, 1986).
100.
101.
agak kental kecuali kelompok B2 yaitu kental. Hal ini sesuai dengan SNI,
dimana untuk susu kental manis biasanya konsistensinya kental. Faktor yang
mempengaruhi kekentalan dari susu kental manis adalah suhu pre-heating dan
kandungan padatan bukan lemak. Suhu pre-heating yang mulai naik akan
mempengaruhi kekentalan, tetapi apabila suhu terlalu tinggi tekstur produk yang
dihasilkan lebih encer. Pemisahan lemak dan munculnya kristal akan membuat
ukuran globula menjadi lebih besar sehingga kekentalan akan menurun.
Kandungan padatan bukan lemak yang tinggi dalam susu akan meningkatkan
pembentukan tekstur yang lebih kental (Van Den Berg, 1990). Herchdoerfer
(1986) menambahkan bahwa kandungan gula juga dapat mempengaruhi
kekentalan susu, semakin tinggi konsentrasi gula maka semakin kental susu
yang dihasilkan. Selain itu, semakin lama waktu pemanasan maka semakin
kental susu yang dihasilkan.
102.
103.
Kandungan gula (brix) yang diperoleh pada praktikum ini sekitar 45-52
104.
105.
106. KESIMPULAN
Susu kental manis adalah susu terkonsentrat yang melalui tahap evaporasi.
Kandungan gula yang tinggi pada susu kental manis membuat umur simpannya
panjang.
Tahap pengolahan susu kental manis adalah persiapan bahan baku, pencampuran,
homogenisasi, pemanasan dan pendinginan.
Pembentukan kristal laktosa akan membuat tekstur susu kental manis berpasir.
Faktor yang mempengaruhi kekentalan dari susu kental manis adalah suhu pre-
Faktor yang mempengaruhi kandungan gula pada susu kental manis yaitu waktu
pemanasan, kandungan air dan jumlah zat terlarut.
Asisten Dosen:
-Tjan, Ivana C.
Agustina Cloudia
13.70.0092
107. DAFTAR PUSTAKA
108.
109. Arni, Y et al. (1992). Penyehatan Lingkungan Industri Susu Kental Manis.Paper.
Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
110.
111. Buckle.(1985). Food Science. Australia Vicc.
112.
113. Bylund, G. (1995). Dairy Processing Handbook. Tetra Pak Processing Systems
AB. Sweden.
114.
115. Castilho, S.D & Filho, A.A.B. (2010). The History of Infant Nutrition. Jornal de
Pediatria - Vol. 86, No. 3. Brazil
116.
117. Gaman, P. M. & K. B. Sherrington.(1994). Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
118.
119. Hassan, S.M, Khaskheli M., Shah, A. H., Shah M. G., Umer M., Nisha A. R.,
Tariq M., Rahman A. and Khan M. S. (2015). Physio-Chemical Evaluation of
Skimmed and Condensed Milk of Buffalo. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research. 7(2):698-707. Malaysia.
120.
121. Herchdoerfer, S. M. (1986). Quality Control in Food Industry Volume
2.Academic Press. London.
122.
123. Hodge, J.E. & E.M. Osman. (1976). Carbohydrates. In O.R. Fenema (ed). Food
Chemistry (vol I), p.41. Marcel Dekker, Inc., New York and Basel.
124.
125. Husaini, Y. K. & Anwar, H. (1986). Makanan Bayi Bergizi.Gadjah Mada
University Press.Yogyakarta.
126.
127. Kalinina, O.,Kovalenko, O., & Kornilova O. (2014). Investigation of Viscosity of
Whole Hydrolyze Sweetened Condensed Milk. Ukrainian Food Journal.. Volume
3. Issue 2. Ukraina.
128.
10
129. Krupa, H., Jana, A.H., & Patel H.G. (2011). Synergy of Dairy With Non-Dairy
Ingredients or Product: A Review. African Journal of Food Science Vol. 5(16), pp.
817-832. India.
130.
131. Matz, S. A. (1992). Bakery Technology and Engineering. Van Nostrand Reinhold.
New York.
132.
133. Olaoye, O.A. (2015). A Study on Quality Parameters and Shelf Stability of
Sweetened Condensed Vegetable Milks Produced from Four Varieties of Soybeans
(Glycine max). International Food Research Journal 22(6): 2212-2218. Nigeria.
134.
135. Saleh, Eniza. (2004). Teknologi Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak.
http://library.usu.ac.id/modules.php?
op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=802.Diakses pada
tanggal 1 Juni 2016.
136.
137. Saragih, F. (2012). Susu Kental Manis & Krimer Kental Manis. Foodreview
Indonesia
Vol.VII/No.6/Juni2012.http://www.foodreview.biz/preview.php?
view2&id=56469#.UaNgDsFARGM. Diakses pada 1 Juni 2016.
138.
139. Spreer, E. (1998). Milk and Dairy Products Technology.Marcel Dekker, Inc.
NewYork.
140.
141. Standar
Mutu
SNI
2971:2011.
Susu
Kental
Manis.
http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_ main/sni/detail_sni/3366. diakses pada
tanggal 1 Juni 2016
142.
143. Van Den Berg. J. C. T. (2008). Evaporated and Condensed Milk. http: //
whqlibdoc . who .int /monograph/WHO_MONO_48_(p321).pdf
144.
145. Walstra,P. (2006). Dairy Science and Technology 2nd Ed. Taylor & Francis Group,
LLC. Boca Raton.
146.
147. LAMPIRAN
148.
149.
150.
151.