Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA (IBU) DALAM PEMENUHAN SARAPAN

PAGI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SDN
SEBERANG MESJID 5 BANJARMASIN
TAHUN 2015
Framita R*Yenny O**Isnawati***
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyan Banjarmasin
Program studi S.1 Keperawatan
Rusadi.mitha13@gmail.com
Abstrak
Orang tua berperan sebagai pembina pribadi, pembentuk kebiasaan, kerohanian dalam
pemenuhan sarapan pagi pada anak. Peran tersebut mempengaruhi prestasi belajarnya.
Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara peran orang tua (ibu) dalam pemenuhan
sarapan pagi pada anak usia 6-12 tahun dengan prestasi belajar anak

Jenis penelitian kuantitatif, Rancangan analitik. Pendekatan cross sectional. Pengumpulan


data dengan kuesioner. Populasi penelitian seluruh Ibu anak di SDN seberang Mesjid 5. Besar
sampel 60 responden menggunakan Proporsional Stratified Random. Analisis univariat dan
bivariat dengan uji Spearman rho. Responden terbanyak memiliki peran dalam pemenuhan
kebutuhan sarapan pagi anak kategori baik dengan jumlah 24 orang (40%). Responden
terbanyak mencapai prestasi belajar kategori cukup dengan jumlah 23 orang (38,3%). Hasil
uji Spearman p=0,000 r= 0,838. Ada hubungan peran orang tua dalam pemenuhan sarapan
pagi dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin tahun 2015.
Kata kunci : peran orang tua, sarapan pagi, prestasi belajar
Daftar Rujukan : 26 (2006-2014)
____________________________________________________________________
1. Pendahuluan
Anak berkembang dalam keluarga sehingga dalam keluarga banyak didominisasi
hubungan antara orang tua dan anak. Pemenuhan kebutuahan sarapan pada anak usia
sekolah merupakan tanggung jawab dan peran orang tua terutama ibu sehingga sarapan
bagi anak usia sekolah sangat penting. Beberapa manfaat sarapan bagi anak usia sekolah
adalah meningkatkan kemampuan otak, sarapan juga bermanfaat untuk meningkatkan
daya tahan tubuh (Khomsan,2011). Makan pagi bagi anak sekolah dapat meningkatkan
prestasi belajar menjadi baik (Depkes, 2014).Kebiasaan sarapan mempengaruhi prestasi
belajar anak di sekolah. Rata-rata anak yang tidak membiasakan sarapan pagi memilki
daya pikir dan kemampuan mengingat yang rendah dibandingkan dengan anak-anak yang

dibiasakan untuk sarapan pagi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada
tanggal 18 april 2015 di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin dengan melakukan
observasi dan wawancara pada 32 orang anak yang dilakukan secara acak padakelas 1-6,
maka ditemukan 13 (40,62%) anak mempunyai prestasi nilai yang buruk, 9 (28,12%)
orang anak tergolong mempunyai indeks prestasi yang baik dan 10 (31,25%) orang anak
tergolong standart. Dan dari hasil wawancara didapat orang tua (ibu) yang mempunyai
anak dengan prestasi buruk menyatakan bahwa mereka tidak terbiasa menyediakan
sarapan pagi kepada anaknya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang hubungan antara peran orang tua (ibu) dalam pemenuhan
sarapan pagi pada anak usia 6-12 tahun dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang
Mesjid 5 Banjarmasin tahun 2015
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif, Rancangan analitik. Pendekatan cross sectional. Pengumpulan
data dengan kuesioner. Populasi penelitian seluruh Ibu anak di SDN seberang Mesjid 5.
Besar sampel 60 responden menggunakan Proporsional Stratified Random. Analisis
univariat dan bivariat dengan uji Spearman rho pada interval kepercayaan 95% dan alpha
(=0,05). Etikan penelitian yaitu meminta persetujuan responden, menjaga kerahasiaan
dan tidak mencantumkan nama responden.
3. Hasil Penelitian
a. Peran orang tua membina pribadi anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin tahun
2015
Hasil penelitian tentang peran orang tua membina pribadi anak di SDN Seberang
Mesjid 5 Banjarmasin tahun 2015 dapat dilihat pada table 1.1
Tabel 1.1Peran orang tua membina pribadi anak di SDN Seberang Mesjid 5
Banjarmasin tahun 2015
No
1
2
3
4

Peran orang tua dalam membina pribadi anak


Sangat Tidak baik
Tidak baik
Baik
Sangat baik
Jumlah

n
21
19
13
7
60

%
35,0
31,7
21,7
11,7
100

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa responden terbanyak melaksanakan peran dalam


membina pribadi anak kategori sangat tidak baik dengan jumlah 21 orang (35%).
b. Peran orang tua membentuk kebiasaan anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin
tahun 2015
Hasil penelitian tentang peran orang tua membentuk kebiasaan anak di SDN Seberang
Mesjid 5 Banjarmasin tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Peran orang tua membentuk kebiasaan anak di SDN Seberang Mesjid 5
Banjarmasin tahun 2015
No Peran orang tua dalam membentuk
n
%
kebiasaan anak
1
Sangat Tidak baik
18
30,0
2
Tidak baik
21
35,0
3
Baik
10
16,7
4
Sangat baik
11
18,3

Jumlah

60

100

Tabel 1.2 Memperlihatkan bahwa peran orang tua membentuk kebiasaan anak
terbanyak berada pada kategori tidak baik dengan jumlah 21 (35,0)
c. Peran orang tua membentuk kerohanian anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin
tahun 2015
Hasil penelitian tentang peran orang tua membentuk kerohanian anak di SDN
Seberang Mesjid 5 Banjarmasin tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 1.3
Tabel 1.3 Peran orang tua membentuk kerohanian anak di SDN Seberang Mesjid 5
Banjarmasin tahun 2015
No Peran orang tua dalam membentuk
n
%
kerohanian anak
1
Sangat Tidak baik
16
26,7
2
Tidak baik
28
46,7
3
Baik
9
15,0
4
Sangat baik
7
11,7
Jumlah
60
100
Tabel 1.3 Memperlihatkan bahwa peran orang tua membentuk Kerohaniaan terbanyak
berada pada kategori tidak baik dengan jumlah 28 (46,7)
d. Hubungan antara peran orang tua (Ibu)Sebagai Pembina kepribadian Anak dalam
pemenuhan sarapan pagidengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5
Banjarmasin
Hasil penelitian tentang hubungan peran orang tua (Ibu) Sebagai Pembina kepribadian
Anak dalam pemenuhan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang
Mesjid 5 Banjarmasindapat dilihat pada tabel 1.4
Tabel 1.4Hubungan antara peran orang tua (Ibu) SebagaiPembina kepribadian dalam
pemenuhan sarapan pagi dengan dengan prestasi belajar anak di SDN
Seberang Mesjid 5 Banjarmasin.
No.

1
2
3
4

Peran orang tua dalam membina


kepribadian

Prestasi belajar
Kurang Cuku
p
n
N
n
Sangat tidak baik
7
6
3
Tidak baik
2
3
11
Baik
0
0
9
Sangat baik
0
0
0
Jumlah
9
9
23
Uji Spearman Rho p 0,000<=0,05 r=0,519
Gagal

Baik

Jumla
h

n
5
3
4
7
19

N
21
19
13
7
60

Tabel 1.4 memperlihatkan bahwa responden yang orang tuanya berperan dalam
membina kepribadian kategori sangat tidak baik lebih banyak memiliki prestasi
kategori gagal dengan jumlah 7 orang (33,3%). Responden yang orang tuanya
berperan kategori tidak baik lebih banyak memiliki prestasi belajar kategori cukup
dengan jumlah 11 orang (57,9%). Responden yang peran orang tuanya kategori baik
lebih banyak memiliki prestasi kategori cukup dengan jumlah 9 orang (69,2%).
Responden dengan peran orang tua kategori sangat baik lebih banyak memiliki
prestasi kategori baik sebanyak 7 orang (100%) Hasil uji spearman rho
p=0,000<=0,05 artinya ada hubungan antara peran orang tua dalam membina
kepribadian dengan dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5
Banjarmasin
e. Hubungan peran orang tua (Ibu) Sebagai Pembentuk kebiasaan anak dalam
pemenuhan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5
Banjarmasin Tahun 2015
Hasil penelitian tentang hubungan peran orang tua (Ibu) Sebagai Pembentuk
kebiasaan anak dalam pemenuhan sarapan pagi dengan prestasi belajar anak di SDN
Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.14
Tabel 1.5
Hubungan peran orang tua (Ibu)sebagai Pembentuk kebiasaan anak
dalam pemenuhan sarapandengan prestasi belajar anak di SDN
Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015
No.

1
2
3
4

Peran orang tua dalam


membentuk kebiasaan
Sangat tidak baik

Gagal
n
5

Prestasi belajar
Kurang Cukup
n
n
3

Tidak baik
4
6
10
Baik
0
0
4
Sangat baik
0
0
3
Jumlah
9
9
23
Uji Spearman Rho p=0,000<=0,05 r=0,488

Jumlah
Baik
n

18

1
6
8
19

21
10
11
60

Tabel 1.5 memperlihatkan bahwa responden dengan peran orang tua kategori sangat
tidak baik cenderung memiliki prestasi belajar kategori cukup dengan jumlah 6 orang
(33,3%). Responden dengan peran orang tua dalam membentuk kebiasaan kategori
baik dan sangat baik memiliki prestasi kategori baik. Hasil uji spearman rho
p=0,000<=0,05 artinya ada hubungan peran orang tua membentuk kebiasaan anak
dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015
f.

Hubungan peran orang tua (Ibu) Sebagai Pembentuk kerohanian anak dalam
pemenuhan sarapan pagidengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5
Banjarmasin Tahun 2015

Hasil penelitian tentang hubunganperan orang tua (Ibu) Sebagai Pembentuk


kerohanian anak dalam pemenuhan sarapan pagidengan prestasi belajar anak di SDN
Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015dapat dilihat pada tabel 1.6
Tabel 1.6
Hubungan peran orang tua (Ibu) Sebagai Pembentuk kerohanian anak
dalam pemenuhan sarapan pagidengan prestasi belajar anak di SDN
Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015
No.
Peran orang tua dalam
Prestasi belajar
Jumlah
membentuk kerohanian
Gagal Kuran Cuku Baik
g
p
n
n
n
n
N
1
2
3
4

Sangat tidak baik


7
2
2
5
16
Tidak baik
2
7
14
5
28
Baik
0
0
6
3
9
Sangat baik
0
0
1
6
7
Jumlah
9
9
23
19
60
Uji Spearman Rho p=0,001<=0,05 r=0,421
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peran orang tua dalam membentuk
kerohanian kategori sangat tidak baik lebih banyak memiliki prestasi kategori gagal
dengan jumlah 7 orang (43,8). Pada peran yang tidak baik lebih banyak memiliki
prestasi cukup dan peran sangat baik lebih banyak memiliki prestasi baik dengan
jumlah 6 orang (85,7%). Hasil uji spearman rho menunjukkan p=0,001<=0,05
artinya ada hubungan peran orang tua membentuk kerohanian anak dengan prestasi
belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015
4. Pembahasan

a. Hubungan peran orang tua membina pribadi dengan prestasi belajar anak di
SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa responden yang orang tuanya berperan
dalam membina kepribadian kategori sangat tidak baik lebih banyak memiliki
prestasi kategori gagal dengan jumlah 7 orang (33,3%). Responden yang orang
tuanya berperan kategori tidak baik lebih banyak memiliki prestasi belajar
kategori cukup dengan jumlah 11 orang (57,9%). Responden yang peran orang
tuanya kategori baik lebih banyak memiliki prestasi kategori cukup dengan
jumlah 9 orang (69,2%). Responden dengan peran orang tua kategori sangat
baik lebih banyak memiliki prestasi kategori baik sebanyak 7 orang (100%).
Ada hubungan antara peran orang tua dalam membina kepribadian dengan
dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin
Menurut Supartini (2012) peran orang tua dalam membina pribadi anak dapat
mempengaruhi prestasi anak. Jika kepribadian anak baik maka sikap dan
perilakunya dalam berhubungan dengan orang lain akan menjadi baik sehingga
hal ini akan mempengaruhi prestasinya pada ranah afektif. Pribadi yang baik
akan melahirkan sikap yang positif dan tindakan yang positif sehingga hal ini
juga mengarahkan anak untuk giat dalam belajar sehingga hal ini dapat
membuat pencapaian prestasi yang maksimal. Menurut Ginanjar (2008)

kepribadian yang kuat dan tangguh akan menyebabkan anak dapat


berkompetesi dengan orang lain secara baik sehingga mereka tidak mudah
untuk kalah atau menyerah hal inilah yang membuat mereka dapat meraih
prestasi yang maksimal. Sebaliknya kepribadian yang lemah akan diiringi oleh
sikap keterpaksaan, sikap putus asa dan mudah menyerah sehingga anak akan
sulit memperoleh prestasi. Peran orang tualah yang membentuk kepribadian
anak dan hal itu dapat dilakukan dari waktu kewaktu misalnya dalam
kesempatan menyiapkan sarapan pagi bagi anak.

b. Hubungan peran orang tua membentuk kebiasaan anak dengan prestasi belajar
anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan peran orang tua
kategori sangat tidak baik cenderung memiliki prestasi belajar kategori cukup
dengan jumlah 6 orang (33,3%). Responden dengan peran orang tua dalam
membentuk kebiasaan kategori baik dan sangat baik memiliki prestasi kategori
baik. Hasil uji spearman rho p=0,000<=0,05 artinya ada hubungan peran
orang tua membentuk kebiasaan anak dengan prestasi belajar anak di SDN
Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015. Peran orang tua membentuk
kebiasaan anak untuk sarapan pagi dapat mempengaruhi prestasi belajar anak.
Hal ini dapat dijelaskan karena dengan terbiasa sarapan pada pagi hari maka
anak akan tercukupi kebutuhan nutrisinya jika nutrisi yang diperlukan otak dan
sel sel otot terpenuhi maka anak akan dapat berpikir dan belajar dengan baik,
anak akan memiliki konsentrasi yang tinggi dalam mengikuti pelajaran
sehingga akan membuatnya mendapatkan prestasi yang baik. Menurut
Pendapat (Arisman (2010) sarapan pagi berguna untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh yang dipergunakan untuk beraktifitas dan berpikir oleh sebab itu
jika anak tidak sarapan dipagi hari karena orang tuanya tidak membiasakan hal
itu maka dapat menurunkan pretasi belajarnya. Anak yang tidak sarapan pagi
sering mengantuk, tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan lemah atau lesu
karena nutrisi tubuh kurang akibatnya mereka tidak dapat mengikuti pelajaran
dengan baik sehingga dapat menyebabkan prestasinya kurang baik. Hal ini
sejalan dengan pendapat Proverawati (2010) yang menyatakan bahwa nutrisi
anak sangat penting untuk dipenuhi melalui membiasakan sarapan pagi sebab
nutrisi tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang
dapat mempengaruhi kecerdasan anak sehingga hal ini akan mempengaruhi
prestasi yang didapatnya.
c. Hubungan peran orang tua membentuk kerohanian anak dengan prestasi
belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peran orang tua sangat tidak baik lebih
baik memiliki prestasi kategori gagal. Pada peran yang tidak baik lebih banyak

kurang dan peran sangat baik lebih banyak memiliki prestasi baik dengan
jumlah 6 orang (85,7%). Hasil uji spearman rho menunjukkan p=0,001<
=0,05 artinya ada hubungan peran orang tua membentuk kerohanian anak
dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun
2015. Peran orang tua dalam membentuk kerohanian anak dapat
mempengaruhi prestasi belajar anak jika orang tua tidak membentuk
kerohanian anak maka anak dapat menjadi anak yang nakal dan memiliki sikap
yang kurang baik sehingga hal ini dapat menghambat prestasinya namun jika
peran orang tua baik maka anak akan menjadi anak yang baik, memiliki
kerohanian yang baik dan kecerdasan spiritual yang tinggi akan
menyebabkannya siap bersaing dengan orang lain untuk meraih prestasi. Hal
ini sejalan dengan pendapat Ginanjar (2008) yang menyatakan bahwa
kerohanian atau kecerdasan spiritual dapat mempengaruhi prestasi seseorang
dalam kehidupan. Kerohanian membuat seseorang dapat bersikap baik dan
tindakannya akan baik pula sehingga memudahkannya berhubungan dengan
orang sehingga hal ini juga mempengaruhi prestasi yang dicapainya.
Kerohanian yang baik akan menimbulkan semangat untuk terus berjuang dan
bekerja keras karena dia memiliki harapan yang baik akan kehidupan sehingga
akan mempengaruhi prestasinya.
5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa


sebagai berikut :
a. Responden terbanyak melaksanakan peran dalam membina pribadi anak
kategori sangat tidak baik dengan jumlah 21 orang (35%)
b. Responden terbanyak melaksanakan perandalam membentuk kebiasaan anak
berada pada kategori tidak baik dengan jumlah 21 (35,0)
c. Responden terbanyak melaksanakan peran dalam membentuk kerohanian anak
berada pada kategori tidak baik dengan jumlah 28 (46,7)
d. Ada hubungan antara peran orang tua dalam membina kepribadian dengan
dengan prestasi belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin 2015.
Nilai p 0,000 dan r=0,519
e. Ada hubungan peran orang tua membentuk kebiasaan anak dengan prestasi
belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015.
Nilaip=0,000 dan r=0,488
f. Ada hubungan peran orang tua membentuk kerohanian anak dengan prestasi
belajar anak di SDN Seberang Mesjid 5 Banjarmasin Tahun 2015. Nilai
p=0,001 dan r=0,421
6. Saran

Pihak sekolah perlu memberikan konseling dan bekerjasama dengan orang tua
agar dapat meningkatkan peran orang tua dalam pemenuhan sarapan pagi. Cara
pendidikan yang diberikan pihak sekolah dapat menggunakan media leaflet atau

booklet mengenai pentingnya sarapan pagi sehingga orang tua dapat menyadari
pentingnya perannya dalam pemenuhan sarapan pagi. Selain itu pihak sekolah juga
dapat memanggil orang tua agar dapat bermusyawarah dengan pihak sekolah guna
mengoptimalkan prestasi belajar anaknya. Pihak sekolah perlu juga untuk
memberikan informasi mengenai pada aspek mana prestasi anak yang masih
belum tercapai dengan baik serta cara mengatasinya agar orang tua dapat
membantu anaknya untuk berprestasi. Orang tua perlu membentuk kepribadian
anak dengan cara memberikan contoh menganai cara duduk ketika mau makan,
menasehati anak untuk mengambil makanan sendiri. Orang tua perlu membentuk
membiasaan sarapan pagi pada anak dengan cara menyajikan makanan untuk
sarapan pagi anak, memberikan bekal pada anak ketika mau berangkat ke sekolah.
Orang tua perlu membentuk kerohanian anak dengan cara mengajarkan anak untuk
berdoa sebelum dan sesudah makan secara langsung. Pihak puskesmas perlu
melakukan upaya promosi kesehatan dengan melakukan penyuluhan mengenai
manfaat sarapan pagi pada anak dan orang tua dengan bekerja sama dengan pihak
sekolah dalam penyelenggaraannya. Peneliti selanjutnya perlu melakukan
penelitian tentang faktor lain yang mempengarugi prestasi belajar seperti
kecerdasan intelektual, ketekunan belajar, fasilitas atau sarana dan prasarana yang
mendukung yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
prestasi belajar anak
Daftar Rujukan
Arikunto, S. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Bondika A, A. (2011) Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Makanan
Jajanan pada Anak Sekolah Dasar. Undergraduate thesis,Diponegoro
University.
Dahlan S, M. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan : Deskriptif,
Bivariat, Dan Multivariat.Edisi.5. Jakarta: Salemba Medika.
Desy S. (2013) Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak. http://desysuar.blogspot.com. di
akses pada tanggal 13 Mei 2015.
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fandinna N. (2010). Hubungan Makan Pagi dengan Prestasi Belajar SDN
Sungelebak Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan. Diakses pada
21 Mei 2015
Ginanjar A. (2008). Kecerdasan Spiritual. PT. Raja Grapindo Utama
Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat, A.A. (2013). Metode Penelitian Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika
Khomsan, (2011) Peranan dan pangan kualitas gizi Jakarta: Grasindo Persada

Kleinman & Ronald E. (2009). Pediatric Gastointestinal Dissease. Ontario: BC


Decker.
Muhibbin. S (2013). Psikologi Belajar Ed Revisi 13. Jakarta: Rajawali
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta
_________. (2010). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rieneka Cipta.
Nursalam . (2014). Metode penelitian ilmu keperawatan : pendekatan praktis. Edisi
III,jakrta : salemba medika
Papalia, Wendkos-Olds., & Duskin-Feldman. (2009). Human development (11th ed.).
New York: The McGraw-Hill Companies.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2009) Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep,Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk. Jakarta: EGC.2009
Proverawati. (2010) Ilmu gizi Yokyakarta: Nuha Medika
Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Sagala S. (2010) Psikologi Pendidikan Kpibadian Anak. PT. Gramedia Widia Sarana
Indonesia, Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sugiono. (2012). Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV Alphabeta
Supartini (2012) Buku Ajar Ilmu Keperawatan anak: Jakarta: EGC
Suparyanto (2012) Konsep Dan Peran Orang Tua. (internet) dimuat pada <http://drsuparyanto.blogspot.com>. di akses pada tanggal 15 Mei 2015.
Suprayatmi M. (2011). Kebiasaan Makan Pada Anak-Anak. (internet) dimuat pada
<http//www.pangan dan gizi.wordpress> diakses pada tanggal 15 Mei 2015.
Tulus T (2004) Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa, PT. Gramedia
WidiasaranaIndonesia, Jakarta.
Willis S. (2010) Remaja dan Permasalahannya: Jakarta: EGC

Zakiah, D (2000) Pendekatan Psikologis dan Fungsi keluarga dalam Menanggulangi


Kenakalan Remaja. Semarang.
____________________________________________________________________
*Framita R. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Banjarmasin
**Yenny O. S.Kep.,Ns.,M,Kep. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin
***Isnawati. S.K.M.,M.Kes. Dosen Politekkes Negeri Depkes Banjarbaru.
____________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai