Anda di halaman 1dari 2

Potensi Biomassa Padi dan Jagung untuk

Pembangkit listrik
1. Deskripsi
Provinsi Gorontalo masih mengalami masalah kekurangan daya listrik terutama untuk kegiatan
investasi. Potensi penggunaan listrik mencapai 37 MW, sedangkan kapasitas yang tersedia hanya
23,65 MW. Pemerintah telah membangun 2x25 MW Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU Batubara)
di Kabupaten Gorontalo Utara tetapi masih tidak bisa memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang.
Permintaan daya listrik diperkirakan mencapai 100 MW pada tahun 2012. Di Kabupaten Pohuwato,
permintaan arus listrik adalah sekitar 7 MW, pada kenyataannya kapasitas sebenarnya hanya 3,15
MW.
Listrik di Gorontalo dihasilkan dari mesin diesel yang menggunakan bahan bakar solar sehingga
biaya operasi yang relatif tinggi, dan juga menghasilkan banyak gas rumah kaca. Sebaliknya, Provinsi
Gorontalo memiliki potensi tinggi untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(PLTB) berdasarkan ketersediaan biomassa terutama padi dan jagung. Selain itu, beberapa
perusahaan asing seperti GS Caltex Korea berminat untuk mengimpor biomassa dari Gorontalo untuk
bahan bakar PLTB di Korea dalam rangka proyek Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean
Development Mechanism).
Masalah yang dihadapi yaitu sebagian besar biomassa padi maupun jagung tidak dimanfaatkan dan
biasanya dibakar. Sekam tersebar di penggilingan padi, jerami tersebar di sawah dan tongkol jagung
di tempat-tempat pemipil jagung. Belum ada investor lokal yang bersedia menjadi pengumpul
biomassa untuk kebutuhan PLTB di Gorontalo maupun untuk tujuan ekspor.
2. Tujuan
Penanaman modal ditujukan untuk mengembangkan usaha pengumpulan, pengolahan dan
pengemasan biomassa padi dan jagung untuk tujuan ekspor dan pembangunan PLTB di Gorontalo.
3. Ruang Lingkup
Kegiatan investasi ini meliputi:
(1) pengumpulan biomassa sekam padi dan jagung;
(2) pengeringan biomassa sesuai persyaratan; dan
(3) pengemasan dan ekspor biomassa.
4. Nilai Investasi

Investasi yang diperlukan yaitu biaya pengangkutan biomassa dari lokasi ke tempat penampungan
dan pengolahan, biaya pembangunan gudang, biaya pengemasan. Biaya pengangkutan merupakan
komponen terbesar. Analisis biaya pengangkutan dan harga biomassa dalam radius 50 km dari
tempat penampungan disajikan pada Tabel 4, 5 dan 6.
5. Status Investasi
- Studi kelayakan ekonomi untuk pembangunan PLTB telah dilakukan, termasuk penyediaan
biomassa.
- Sosialisasi pengumpulan biomassa di tingkat petani dan instansi terkait telah dilakukan.
6. Kunci Keberhasilan
- Kerjasama dengan petani dan pemilik gilingan padi serta pemipil jagung.
- Keberlangsungan penyediaan biomassa.
7. Lokasi
Lokasi tempat penampungan, pengolahan dan pengemasan biomassa sebaiknya di Kabupaten
Gorontalo mengingat ketersediaan biomassa dan kedekatan dengan pelabuhan laut Gorontalo. Data
ketersediaan biomassa padi dan jagung disajikan pada Tabel 7 dan
Tabel 8.
8. Kemudahan Investasi
- Fasilitasi penyediaan lahan usaha. Lahan, baik untuk pembangunan PLTB maupun untuk
penampungan, pengolahan dan pengemasan telah tersedia yaitu di Desa Isimu Selatan Kabupaten
Gorontalo.
- Fasilitasi perijinan. Pemerintah Provinsi membantu mengurus ijin yang berkaitan dengan investasi di
Kabupaten/kota.
- Studi kelayakan biomassa sudah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai