BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan
sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu
gugus asetil. Asetanilida dapat diperoleh dari asetilasi anilin. Amina aromatis primer
dapat bereaksi dengan anhidrida asetat membentuk larutan monoasetil. Bila pemanasan
selama reaksi diperpanjang dan kelebihan anhidrida asetat, maka akan menghasilkan
bentuk/turunan diasetil. Umumnya bentuk diasetil tidak stabil dalam air dan mengalami
hidrolisis menjadi bentuk monoasetil (Priyatmono, 2008).
Asetanilida dapat dibuat dari anilin dan anhidrida asetat. Mekanisme reaksinya
menyangkut serangan nukleofil oleh anilin pada karbon karbonil dari suatu turunan asam.
Anilin adalah benzena tersubstitusi yang bereaksi lebih mudah daripada benzenanya
sendiri. Jadi anilin bereaksi substitusi elektrofilik lebih cepat daripada benzena. Hal ini
disebabkan karena anilin mempunyai gugus NH2 yang merupakan gugus aktivasi. Adanya
gugus ini menyebabkan cincin lebih terbuka terhadap subsitusi lebih lanjut. Sedangkan
reaksi dengan nukleofil terhadap anhidrida lebih reaktif dibandingkan ester. Kedua hal
inilah yang menyebabkan reaksi pembuatan asetnilida lebih cepat dibandingkan aster dan
ammonia (Irdoni, 2015).
1.2
Tujuan Percobaan
1. Mempelajari dan memahami pembuatan asetanilida skala labor.
2. Mempelajari pembuatan turunan amida aromatik melalui reaksi amina
aromatik dengan turunan asam karboksilat, yaitu anhidrida asam.
3. Menghitung berat asetanilida yang dihasilkan, persentase rendemen, dan kadar
air
BAB II
Reaksi Acylasi Pembuatan Asetanilida
LANDASAN TEORI
2.1
Amina Aromatis
Amina merupakan gabungan dari suatu ammonia (-NH 3) dengan hidrokarbon.
menyerap
air.
Agen
penghidrasi
ini
biasanya
menggunakan
DDC
Amida Primer
Amida terbentuk dari asam karboksilat yang disebut carboxamides. Amida ini
berbentuk padatan kecuali formamida yang dalam bentuk cairan. Amida tidak
menghantarkan listrik, memiliki titik didih tinggi, dan (ketika cair) adalah pelarut yang
baik. Tidak ada sumber-sumber alam praktis amida kovalen sederhana, tetapi peptida dan
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan
cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime
yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun
1899, Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H 2O dengan
katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat
(Priyatmono, 2008).
2
Sifat Asetanilida
C6H5NHCOCH3
135,16 g/gmol
305oC (1 atm) ; 415,21oC (2,5 atm)
1,21 gr/ml
113-60oC (1 atm)
Padat
Putih
Butiran (kristal)
elektron sunyi dari N, bisa melakukan delokalisasi dengan sistem dari inti benzen.
Akibatnya anilin sangat mudah mengalami reaksi substitusi elektrofilik. Interkonversi
gugus fungsi amina jadi amida dapat dilakukan dengan mereaksikan amina dengan asetat
anhidrat, suatu senyawa turunan asam karboksilat. Anilin, suatu amina primer aromatik
C6H5NHCOCH3 + CH3COOH..............................(1)
asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan
pengaduk (Kirk, 1981).
C6H5NH2 + CH3COOH
C6H5NHCOCH3 + H2O.........................................(2)
Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150 oC 160oC. Produk dalam
keadaan panas rekristalisasi dengan menggunakan kristalizer (Kirk, 1981).
3.
C6H5NHCOCH3........................................................(3)
C6H5NHCOCH3 + H2S............................................(4)
Dalam percobaan asetanilida ini digunakan proses antara asetat anhidrat dengan
anilin. Pertimbangan dari pemilihan proses ini adalah:
a
b
Reaksinya sederhana
Tidak menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk
regenerasi katalis dan tidak perlu menambah biaya yang digunakan
untuk membeli katalis sehingga biaya produksi lebih murah (Nadya,
2008).
2.4.2
2.5
mula anilin bereaksi dengan asetat anhidrat membentuk suatu amida yaitu asetanilida dan
asam asetat (Irdoni, 2015).
amida
merupakan
suatu
reaksi
Substitusi
Nukleofilik (SN)
Asil
substrat yang sesuai. Sebuah asil merupakan alkil yang terikat pada ikatan rangkap
oksigen dan karbon. Jika R mewakili alkil, maka asil mempunyai formula.
O
R-CO-
Rekristalisasi
10
b
c
digunakan untuk melarutkan bahan (material) lainnya. Pelarut, terutama pelarut organik
mempunyai potensi bahaya terhadap kesehatan, produktifitas, dan efisiensi di lingkungan
kerja atau industri. Pelarut diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1
pelarut
ini
bagi
kesehatan
berubah-ubah
sesuai
dengan
konsentrasinya. Hal yang sering terjadi yaitu kontak terhadap jaringan tubuh
termasuk iritasi (mucous membrane) selaput lendir atau saluran pernapasan.
Seperti iritasi yang disebabkan oleh oksidasi HCl dan dehidrasi oleh H 2SO4,
HCN, dan H2S. Asam-asam tersebut sangat beracun dengan akibat yang berbeda
dibanding dengan asam lainnya. Asam tersebut dapat membentuk senyawa
kompleks dengan logam yang ada dalam enzyme (Cytochrome) yang dapat
mencegah terjadinya metabolisme oksigen dalam sel (Susilo, 2006).
2
11
12
Flammable Unit
Flammable unit adalah batas konsentrasi suatu gas dalam
campuran untuk dapat dibakar (Susilo, 2006).
2.7
bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang industri
bahan kimia. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 oC selama
waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air
(Kirk, 1981).
Kadar air dalam makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara:
1
Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan.
Cara ini relatif mudah dan murah. Kelemahannya antara lain:
a
Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap
misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak
mengalami oksidasi dan sebagainya.
Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit
melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
14
Spesifikasi
250 mL
Jumlah
1
Satuan
Buah
100 mL
Buah
Erlenmeyer
Corong Buchner
Buah
Pompa Vakum
Buah
Gelas Ukur
100 mL
Buah
Gelas Ukur
50 mL
4
5
Pipet Volume
Termometer
25 mL
120C
1
1
Buah
Buah
Batang pengaduk
25 cm
Buah
Spatula
Buah
Timbangan analitik
Buah
Corong gelas
Buah
10
Kertas saring
11
Alumunium foil
12
Batu didih
Secukupny
a
Secukupny
a
Buah
13
Wadah sampel
Buah
Nama Bahan
Anilin
Spesifikasi
-
Jumlah
8,7 mL
8,1 mL
Akuades
30 mL : 30mL
Etanol
25 mL
15
3.3
Prosedur Praktikum
1
2
Dimasukkan 8.1 mL asam asetat anhidrat kedalam labu didih alas bulat.
Ditambahkan 8.7 mL anilin kedalam labu alas bulat, dan dimasukkan batu didih
3
4
kedalam labu.
Digoyang-goyangkan labu agar zat tercampur sempurna.
Dipanaskan larutan diatas penangas air pada temperatur 78 0 800C, sambil
5
6
asetanilida.
Didinginkan labu dasar bulat selama 15 menit didalam wadah batu es sampai
8
9
10
11
16
3.4
Rangkaian Alat
Rangkaian Pompa Vakum
6
5
4
3
2
1
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Tabel Praktikum
1
4.2
: 36%
Pembahasan
Reaksi asilasi merupakan suatu reaksi memasukkan gugus asil kedalam suatu
substrat yang sesuai. Sebuah asil merupakan alkil yang terikat pada ikatan rangkap
oksigen dan karbon. Pada percobaan ini asetanilida dibuat dengan cara mereaksikan 8,7
ml anilin dengan 8,1 ml asam asetat anhidrat. Anilin dan asam asetat anhidrat berfungsi
sebagai reaktan (pereaksi), sedangkan asam asetat glasial berfungsi sebagai pelarut yang
bersifat asam (melepas ion H +/H3O+) yang juga sangat mempengaruhi reaksi agar
terbentuk suatu garam amina. Pemilihan anilin dan asam asetat anhidrat sebagai bahan
utama pembuatan asetanilida dikarenakan di dalam anilin terdapat gugus amida primer
yang akan berikatan dengan gugus asetil dari asam asetat anhidrat. Dimana anilin sebagai
mengkorversi satu atom hidrogen pada aniin digantikan dengan satu gugus asetil dari
asam asetat anhidrat.
18
BAB V
KESIMPULAN
Reaksi Acylasi Pembuatan Asetanilida
19
Kesimpulan
Kesimpulan dari pratikum Reaksi Asilasi Pembuatan Asetanilida adalah:
Asetanilida dapat dibuat dengan mereaksikan anilin dan asam asetat anhidrat dan
hasil samping reaksi berupa air yang dibuat dalam skala labor (jumlah tertentu).
Reaksi asilasi adalah suatu reaksi memasukkan gugus asil kedalam suatu substrat
yang sesuai. Dalam percobaan ini gugus asil adalah gugus asetat dari asetat
anhidrat ((CH2CO)2O) yang substratnya yaitu anilin (C 6H5NH2) dan hasil
asetanilida adalah:
1
Usahakan suhu saat pemanasan selalu tetap (konstan) sehingga reaksi dapat
berlangsung sempurna.
Perhatikan selalu peralatan safety yang digunakan agar tidak terjadi bahaya yang
tidak diinginkan.
Berhati-hati saat praktikum berlangsung dan gunakan selalu alat pelindung diri
bersifat eksoterm.
Selalu memperhatikan penggunaan bahan yang berbahaya seperti anilin dan asam
asetat anhidrat harus menggunakan lemari asam untuk penggunaan bahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adyana, I K, dkk, 2004, Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L.), http://acta.fa.itb.ac.id, 14 Mei 2016.
Austin, George T, 1984, Shreves Chemical Process Industries, 5th ed. McGraw- Hill
Book Co, Singapura.
20