Anda di halaman 1dari 8

My Biology World

Kamis, 12 April 2012


TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI
SISTEM IMUN

PENDAHULUAN
Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat
dimobilisasi oleh
tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing.
Kulit merupakan penghalang yang hebat bagi pertumbuhan dan penetrasi
virus
dan bakteri, sementara keringat dan sekresi-sekresi lainnya cenderung
menjaga
pH yang rendah di permukaan epidermis, sehingga mencegah propagasi
(perbanyakan) berbagai jenis patogen.
Bakteri merupakan flora alamiah yang tumbuh di permukaan kulit serta di
dalam lekukan-lekukan dan saluran-saluran di tubuh. Flora alamiah ini saling
menjaga pertumbuhan populasi masing-masing dan berperan juga sebagai
penghalang
bagi pertumbuhan mikroorganisme asing.
Jika terdapat luka atau bukaan pada kulit maka luka atau bukaan kulit akan
dilapisi oleh lapisan mukus protektif, bukan hanya sebagai pelumas tetapi
juga
sebagai penjebak penyerbu dari luar.
Jika penyerbu dari luar mampu menembus masuk maka masih ada respon
internal
yang dimiliki tubuh yaitu merupakan bagian dari imunitas tubuh seperti
pembentukan interferon . Interferon adalah molekul protein kecil yang
dihasilkan dalam sebuah sel yang diserang virus. Interferon merupakan agen
anti
kanker potensial dalam tubuh. Interferon bekerja melindungi sel-sel yang

bertetangga dengan sel yang di invasi virus, yaitu dengan cara melekatkan
diri
pada sel-sel tersebut untuk mencegah pembentukan protein virus.
MEKANISME SISTEM IMUN MANUSIA
Terdiri atas pertahanan yang bekerja secara spesifik. Arena pertarungan
anatomi bagi sistem pertahanan meliputi, pembuluh limfe, nodus limfe, sel
darah
putih, sumsum tulang dan kelenjar timus. Semua respon imun dalam tubuh
nyaris
diperantarai oleh dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T.
Kedua macam limfosit itu berasal dari sel limfosit di sumsum tulang,
kemudian
di proses di timus untuk limfosit T dan di sumsum tulang untuk limfosit B dan
akhirnya menetap dalam jaringan limfoid tubuh.
Sistem limfe terdiri dari pembuluh limfe, kelenjar limfe, cairan limfe,
timus, tonsil dan limpa.
Kelenjar limfe, cairan limfe, timus, tonsil dan limpa mengandung jaringan
limfatik. Jaringan limfatik tersusun atas serat retikuler, sel fibroblast,
makrofag dan sejumlah besar
limfosit. Kelenjar limfe memproduksi limfosit dan dan antibodi. Makrofag
berfungsi untuk memfagositose
(membersihkan) cairan limfe dari mikroba, sel-sel yang rusak dan zat-zat
asing
lainnya.
Ketika terjadi respon imun terhadap agen-agen asing maka limfosit B
terutama yang terlibat dalam pembentukan protein globular yang disebut
antibodi ,
prosesnya disebut respon humoral.
Antibodi ialah suatu protein globulin (immunoglobulin) (Ig) yang di
produksi oleh limfosit B (sel plasma).
Antibodi terdiri dari 4 rantai polipeptida. Adapun macam-macam antibodi
ialah : Ig M, Ig A, Ig G, Ig D dan
Ig E.
Ig M, merupakan antibodi yang terdapat dalam darah dan
pertama muncul setelah antigen masuk. Ig M merupakan antibodi utama
terhadap bakteri gram negatip.

Ig A, banyak terdapat pada cairan-cairan sekresi membran


mukosa dan serosa seperti kolostrum pada ASI, air mata, sekret usus, sekret
bronchus dan air ludah.
Ig G, merupakan antibodi yang mudah berdifusi masuk ke
dalam cairan interstitial. Merupakan antibodi utama yang timbul bila tubuh
dimasuki antigen yang untuk kedua kali atau lebih atau disebut sebgai
respon
sekunder.
Ig D, merupakan antibodi yang berperan sebagai reseptor
pada membran sel. Merupakan antibodi yang merangsang pembentukan
antibodi.
Ig E, merupakan antibodi yang penting dalam pertahanan
tubuh terhadap parasit dan infeksi-infeksi lainnya. Kadar Ig E meningkat
pada
penyakit alergi seperti eksim, asma dll.
Pada respon imun yang kedua yaitu respon imun yang diperantarai sel,
limfosit T menginisiasi serangan oleh berbagai tipe sel terhadap zat asing.
Setiap racun atau organisme memiliki senyawa-senyawa kimiawi khusus
yang tidak
ditemukan keadaan lain, senyawa demikian yang disebut antigen .
Antigen ialah suatu zat kimia asing yang bila masuk ke dalam tubuh dapat
merangsang tubuh kita untuk menghasilkan suatu protein yaitu
immunoglobin (Ig,
antibodi).
Antigen biasanya secara kimia dapat berupa glikoprotein, nukleoprotein,
lipoprotein, polisakarida ataupun protein biasa. Antigen sering ditemukan di
permukaan organisme uniseluler. Di dalam tubuh terdapat antibodi spesifik
nyaris bagi semua jenis antigen.
Dua sifat antigen ialah,
1. Imunogenisiteit : dapat merangsang pembentukan antibodi khusus.
2. Reaktiviteit : dapat bereaksi
dengan antibodi khusus.
Suatu antigen disebut komplit bila memiliki dua sifat di atas.
MACAM-MACAM IMUNITAS
1. Imunitas non spesifik
Yaitu daya tahan tubuh terhadap berbagai bibit
penyakit yang tida k selektif, artinya tubuh tidak harus mengenal dahulu

jenis bibit
penyakitnya dan tidak harus memilih hanya satu bibit penyakit tertentu saja
untuk dihancurkannya.
Contoh : Asam lambung yang dapat membunuh berbagai
macam bakteri sekaligus.
Imunitas non spesifik meliputi :
1. Rintangan
Mekanis
Kulit yang utuh tidak dapat
ditembus oleh mikroba karena epidermis kulit terdiri dari berlapis-lapis sel
disertai lapisan tanduk di atasnya.
Keringat, air mata dan lendir dapat mngencerkan atau
membersihkan zat-zat asing, sedangkan minyak dari kelenjar minyak
(glandula sebacea) pada kulit melindungi kulit dari
kekeringan. Rambut pada hidung
menyaring partikel-partikel kasar.
Refleks batuk, bersin dan muntah dapat mengeluarkan zat-zat asing
dari saluran
pernapasan dan saluran pencernaan bagian atas.
Rintangan Kimiawi
Lisozim, yaitu enzim pembunuh
bakteri (bakterisid), terdapat pada air ludah, air mata dan keringat yang
akan
mengurangi kemungkinan infeksi oleh
berbagai bakteri.
Suasana asam di kulit akan mengurangi
pertumbuhan mikroorganime
Mikroflora pada kulit yang normal
pada kulit dan selaput lendir dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen
(bakteri penyebab penyakit).
Asam Lambung, dapat membunuh semua
macam mikroba dan melumpuhkan berbagai racun.
2. Imunitas spesifik
Yaitu daya tahan tubuh
yang khusus untuk jenis bibit penyakit tertentu saja. Daya tahan spesifik

meliputi pengenalan dahulu terhadap bibit penyakit, memproduksi antibodi


atau
limposit T khusus yang hanya akan bereaksi terhadap bibit penyakit
tersebut.
Contoh : Antibodi terhadap bakteri tifus
hanya dapat membunuh bakteri tifus, tidak berpengaruh terhadap bakteri
TBC.
Imunitas spesifik trbagia atas :
2.1. Imunitas
humoral : berhubungan dengan reaksi antigen dan antibodi yang
komplementer
di dalam tubuh.
2.2. Imunitas
seluler : berhubungan dengan reaksi sejenis sel (Limfosit T) dengan antigen
di dalam tubuh.
Imunitas spesifik disebut demikian karena,
a. Setiap antibodi dan setiap limfosit T
hanya bereaksi terhadap 1 jenis antigen saja. Kecuali bila ada antigen lain
yang memiliki
konfigurasi determinart site yang serupa dengan antigen asli, maka akan
terjadi reaksi antigen-antibodi.
Reaksi ini biasanya lemah karena keduanya tidak 100 % komplementer.
b. Limfosit B dengan antibodi yang dihasilkannya
maupun limfosit T dapat mengenal-mengingat ada antigen dan bereaksi
dengan antigen.
Perbedaannya
dengan imunitas non spesifik ialah,
1. Imunitas non spesifik
tidak memerlukan proses pengenalan
terhadap mikroorganime yang masuk ke dalam tubuh.
2. Imunitas non spesifik bekerja terhadap
berbagai bibit penyakit sekaligus.
Dalam
tubuh imunitas spesifik dan non spesifik bekerja sama dalam melindungi
tubuh.
3. Sistem
Komplemen
Suatu rangkaian protein plasma (kurang
lebih ada 18 macam) dalam keadaan normal berada dalam non aktif. Bila
ada mikroba yang
masuk ke dalam tubuh maka glikoprotein sel mikroba akan mengaktifkan
sistem
komplemen ini.
Faktor lain yang dapat mengaktifkan sistem

komplemen ini ialah bila terdapat antibodi kompleks yang telah melekat
dengan
antigen.
Serangkaian reaksi kimia yang akan muncul karena
aktifnya sistem komplemen ini ialah,
Menghasilkan opsonin , yaitu suatu zat yang
melekatkan mikroba dengan leukosit sehingga memudahkan terjadinya
fagositosis.
Terjadinya
pelepasan histamin oleh
mastosit (mast cell). Histamin menimbulkan vasodilatasi dan peningkatan
permiabilitas kapiler terhadap protein.
Menghasikan kemotaksin yang akan menarik
leukosit menuju daerah infeksi.
Menghasilkan kinin yang mempunyai fungsi
seperti histamin (vasodilatasi dan meningkatnya permeabilitas pembuluh)
juga bersifat merangsang ujung-ujung reseptor saraf seperti rasa sakit
dan
gatal.
Menimbulkan suatu
reaksi pada membran sel mikroorganisme yang menyebabkan timbulnya
lubang-lubang pada membran. Hal seperti ini akan mematikan
oranisme.

4. Interferon
Interferon ialah sekumpulan protein yang
di produksi dan disekresikan sejumlah sel seperti makrofag, fibrosit, limfosit,
dll yang terkena infeksi berbagai virus.
Begitu masuk ke dalam cairan interstitiel, interferon akan terikat oleh
reseptor membran plasma pada sel-sel yang sehat. Sel-sel ini akan terpicu
untuk
membentuk suatu protein antivirus yang akan melindungi sel-sel sehat dari
serangan berbagai virus.
Interferon juga merangsang jenis limfosit
tertentu untuk langsung membunuh dan menghancurkan sel-sel yang
terinfeksi
virus seperti melanoma (kanker tahi lalat, kanker payudara, dsbnya).
5. Fagositosis
Sewaktu tubuh terkena infeksi infeksi maka
terbentuk kemotaksin yang berasal dari komplemen, dari racun-racun
bakteri
ataupun dari sel-sel yang mati. Kemotaksin akan terikat pada reseptor

membran
plasma dari fagosit, kemudia akan mempengaruhi kadar kalsium sitosol
sehingga
akan terjadi pergerakan amoeboid dari fagosit menuju daerah infeksi.
Dengan pergerakan amoeboid, fagosit akan
melintasi celah diantara sel-sel endotel kapiler menuju ke daerah infeksi,
peristiwa demikian disebut DIAPEDESIS .
Macam-macam fagosit
5.1. Makrofag
Berasal
dari monosit yang berhasil masuk ke dalam jaringan-jaringan. Makrofag
yang
masih berjalan-jalan disebut makrofag berkelana. Bila makrofag sudah
menetap di dalam jaringan disebut histiosit
atau makrofag menetap. Contoh mikroglia di dalam otak dan makrofag pada
dinding
sinusoid hati.
5.2. Mikrofag
Yaitu suatu granulosit yang masuk ke
dalam jaringan melalui proses diapedesis. Diantara granulosit yang
berkemampuan
paling besar fagositosis adalah sel-sel neutrofil, baru eusinofil. Sedangkan
basofil belum jelas keterlibatannya.

Diposkan oleh boymaniammbs di 20.40


Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Posting Lebih Baru


Posting Lama
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
2012 (12)
April (6)
MANTAP-2 BIO UN 2012
KUNCI JAWABAN MANTAP 1 BIO UN 2012
MANTAP 1 BIO UN 2012
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI
RINGKASAN SEBAGIAN ANIMALIA-BAGIAN-2
RINGKASAN SEBAGIAN MATERI KELAS X BAGIAN-1
Januari (6)
2011 (24)

Mengenai MBS. Maniam

boymaniammbs
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Tinggal di Bandung. Blog ini dibuat sebagai bagian dari keinginan saya untuk berbagi bahan-bahan yang
saya punya bagi sesama teman guru bio dan murid-murid. Silahkan diambil. Semoga bermanfaat. Wass.
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger .

Anda mungkin juga menyukai