Anda di halaman 1dari 49

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat ,rahmat
serta karunianya sehingga penulis dapat menulis makalah ini dengan baik
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.makalah ini berjudul tipologi
dan langgam arsitektur.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dapat memahami tipologi dan
langgam arsitektur pada gedung perpustakaan daerah kota kupang. Terutama bagi rekan - rekan
mahasiswa teknik arsitektur dapat lebih memahaminya.tipologi dan langgam arsitektur pada gedung
perpustakaan daerah , sebagai syarat untuk memperoleh nilai pada matakuliah teori arsitektur empat
Kami mengucapkan terimah kasih buat team dosen mata kuliah teori arsitektur empat,serta
rekan-rekan seperjuangan dan juga buat para pembaca.

Penulis

Kupang 21 okt 2007

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah Dunia dalam
segala hal, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, sampai kepada sisi psikologis
manusia. Pengaruh terbesar terhadap perubahan-perubahan ini adalah perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
erat hubungannya dengan manusia. Manusia merupakan penggerak atau inti dari
perubahan zaman. Arsitektur juga terkena impas dari pengaruh perkembangan ini.
Arsitektur terkena impas karena arsitektur itu sendiri merupakan hasil dan wujud dari
kebudayaan manusia, karena mampu menjelaskan sejarah perkembangan peradaban
manusia.pada perkembangan selanjutnya, arsitektur selain dapat menjelaskan sejarah
perkembangan

peradaban

manusia, arsitektur

juga

merupakan

salah

satu

hasil

kebudayaan manusia yang bisa dijadikan sebagai pengatur tatanan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat.
Di zaman modern sekarang ini, arsitektur tidak hanya sebagai simbol kebudayaan,
atau sebagai pengatur tatanan sosial, budaya dan ekonomi saja, tetapi arsitektur
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang serba modern

yang

dijadikan sebagai salah satu bagian dari ilmu pengetahuan yang malahan merupakan
suatu bidang profesi atau sumber mata pencaharian. Untuk itu, maka arsitektur perlu
dipelajari, mulai dari prinsip-prinsip perancangan, unsur-unsur perancangan, sampai
kepada sejarah perkembangannya. Ini semua dimaksudkan agar karya-karya arsitektur
yang dihasilkan selain berkwalitas, mampu menjawab dan memenuhi segala tuntutan dan
kebutuhan manusia.
Dalam dunia arsitektur pengenalan terhadap ciri atau karakter dari sebuah karya
arsitektur sangatlah penting. Pengenalan yang dimaksud merupakan sebuah proses atau
tahapan awal bagi studi mahasiswa arsitektur ( arsitek junior ) maupun para arsitek
senior, sehingga dengan pengetahuan ini dapat bermanfaat dalam berkarya. Dalam hal

ini karya-karya arsitektur di masa lampau dapat dijadikan sebagai kamus, lumbung, atau
dengan kata lain sebagai sumber inspirasi dalam menghasilkan karya-karya arsitektur.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan, sebagai
berikut:
* Pemahaman terhadap langgam arsitektur
* Pengenalan ciri atau karakteristik arsitektur ( tipologi arsitektur ).
* Penerapan prinsip-prinsip arsitektur pada gedung perpustakaan daerah kota kupang.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah-masalahnya dapat dirumuskan,
sebagai berikut:

Bagaimana pemahamam mahasiswa terhadap langgam arsitektur

Bagaimana pemahaman terhadap ciri atau karakteristik arsitektur


( tipologi arsitektur ).

Bagaimana pengaruh arsitektur modern terhadap arsitektur lokal

Bagaimana penerapan penerapan prinsip-prinsip arsitektur

1.4 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan
Tujuan dari kajian terhadap tipologi dan langgam arsitektur adalah agar lebih mengenal dan mengetahui
ciri atau karakteristik gedung perpustakaan daerah kota kupang.

Sasaran
Sasaran dari kajian terhadap tipologi dan langgam arsitektur, adalah agar mahasiswa arsitektur
( arsitek junior ) dapat mengenal dan mengetahui tentang tipologi dan langgam arsitektur pada
bangunan perpustakaan daerah kota kupang , sehingga pengetahuan ini dapat dijadikan sebagai;
kamus, lumbung, atau dapat dikatakan sebagai sumber inspirasi, yang dapat digunakan dikemudian
hari dalam menghasilkan karya-karya arsitektur yang berkwalitas, beridentitas dan berbudaya.

1.5 LINGKUP DAN BATASAN


Lingkup dan batasan dari kajian terhadap tipologi dan langgam arsitektur pada bangunan
perpustakaan daerah , ialah ciri atau karakteristik dari arsitektur pos modern, konsep
ruang, pola ruang dan konsep struktur dari arsitektur lokal setempat.

1.6 METODOLOGI PENULISAN

Metode pengumpulan data


- Survei data sekunder
survei data sekunder, adalah mencari dan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber literatur
yang berkaitan dengan arsitektur pada gedung perpustakaan daerah kota kupang

Metode analisa
- Analisa deskriptif
yaitu, dengan melakukan analisa yang lebih mendalam terhadap tipologi dan langgam arsitektur
khususnya pada karakteristik gedung perpustakaan daerah kota kupang.
- Analisa komparatif
yaitu, dengan melakukan analisis dengan melakukan kajian perbandingan terhadap perkembangan
arsitektur pada bangunan lain seperti gedung wali kota kupang,gedun DPR kota kupang, dalam hal ini
kajian dalam bentuk komentar terhadap karya-karya arsitektur yang dimiliki pada bangunan tersebut.
- Proses atau langkah analisis
* Pengambilan data
* Meninjau kembali data-data yang diperoleh
* Melakukan analisa deskriptif
* Melakukan analisa komparatif

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan
dan metode penulisan yang digunakan.
Bab II. Gambaran umum
Pengertian tipologi,langgam,geometri
Bab III. Pembahasan.
Dalam bab ini dikemukakan tipologi dan langgam pada gedung perpuatakaan daerah kota
kupang.
Bab IV. Penutup
Bab ini merupakan kesimpulan dan saran.

BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 PENGERTIAN LANGGAM
Dari pendapat beberapa para ahli:
a. Ecole Des Beaux Ecole Des Beaux Arsitektur
> Definisi tipologi di bedakan atas tiga kutub oleh ahli teori arsitektur dan arsitek italia,perancis yang
memperlakukan arsitrktur sebagai totalitas kekhususan yang menggambarkan saat diciptakan
karya arsitektur oleh suatu masyarakat atau kelas social
berdasarkan karakteristik spatial dan formal dari tipe itu sendiri.
Tipologi dibedakan atas pengklasifiksian menurut penggunaan dan karakteristik penggunaannya.
Dengan demikian Ecole Des Beaux arsitektur ini mengisyaratkan bahwa tipologi adalh suatu objek
abstarak yang dibuat seseorang yang melakukan klasifikasi tersebut
b.Gianuga polesselo
Tipologi arsitektur dibangun dalam bentuk bentuk arsip given types bentuk bentuk arsitektur yang
disederhanakan menjadi bangunan bangunan asal elematernya yang geometric.aturanya adalah
bahwa given types berasal dari sejarah tetapi juga dari hasil penemuan.
c. Anthoni Vidler
tipologi bangunan adalah/; sebuah study atau penyelidikan ataau tentang penggabungan elemen
elemen yang memungkinkan untuk mendapatkan suatu klasifikasi organisme arsitektural melalui
type type.

Secara sederhana tipolgi dapt diklasifikasikan sebagai sebuah konsep yang


6

mendeskripsikan sebuah kelompok objek atau atas dasar kesamaan karakter bentuk bentuk
dasarnya.
e.Carlo Aimonimo.
Tipologi suatu bangunan adalah:ilmu yang mempelajari kemungkinan penggabungan elemen
dengan tipe tipe yang tujuannya untuk mendapatkan suatu klsifikasi organisme organisme
arsitektural jadi tipe disini digunakan sebagai alat untuk menggabungkan elemen elemen sehingga
dapat diklasifikasikan .
Menurut tujuannya: tipologi yang disampaikan oleh carlo aymonimo ini membedakan atas dua
pengertian
-

tipologi bebas
bertujuan untuk mengklasifikasikan dengan type type formal yang menyediakan suatu metode
untuk fenomena fenomena seni

yang bertujuan mengklasifikasikan type type fungsional yang memberikan metode analisis dari
fenomena fenomena yang membentuk suatu keseluruhan

f. Budi A Sukada
Tipolgi adalah:penelusuran asal usul terbentuknya objek objek yang terdiri dari tiga tahap yaitu:
menemukan setiap dasar yang ada didalam setiap objek arsitektural yang di maksudkan dengan
bentuk dasar adalah: unsure unsure geometric utama seperti:

Menurut sifat dasar yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural berdasarkan bentuk dasarnya
Mempeljari proses perkembangan bentuk dasar sampai perwujudan saat ini.

Dari semua pendapat mengenai tipolgi dapat disimpulkan sebagai berikut


Secara arsitektural tipologi adalah suatu kegiatan untuk mempelajari type dari obyek obyek arsitektur
dan mengelompokanya dalam suatu kualifikasi type berdasarkan suatu kesamaan /keserupaan dalam
hal hal tertentu yang dimiliki obyek arsitektural tersebut.
-

kesamaan yang dimaksud dapat berupa kesamaan bentuk dasar atau sifat sifat dasar sesuai
dengan bentuk dasar objek tersebut.

Kesamaan fungsi obyek obyek tersebut

Kesamaan asal usul atu perkembangan dan latar belakang social masyarakat obyek tersebut
berada termasuk gaya langgamnya.
Dengan demikian type suatu obyek arsitektural dapt didefinisikan sebagai suatu sebagai criteria

tertentu dalam sifat bentuk dasar ,fungsi dan asal usul yang dimilki oloeh objek tersebut analisis atau
penyelidikan pendekatan typology tidak hanya dilakukan sebagai objek arsitektural secara global tetapi
bisa pula berupa analisa sebagai unsur yang membentuk sebagai obyek tersebut.
Dari semua pendapat tipologi dapat disimpulkan sebagai berikut
Secara arsitektural tipologi adalah:suatu kegiatan untuk mempelajari type type dari objek objek
arsitektur dan mengelompokanya dalam suatu klasifikasi type berdsarkan persamaan/atau keserupaan
dalam hal hal tersebut yang dimilki objek arsitektur tersebut
a. kesamaan yang di maksud dapt berupa kesamaan bentuk dasar / sifat dasar sesuai dengan bentuk
dasar obyek tersebut
b. kesamaan fungsi obyek obyek tersebut

c.kesamaan asal usul perkembangan dan latar belakang social masyarakat obyek tersebut berada
termasuk gaya langgamnya

Dengan dengan demikian suatu obyek arsitektural dapat didefinisikan sebagai suatu criteria tertentu
dalam sifat bentuk bentuk dasar,fungsi dan asal usl yang dimilki oleh obyek tersebut Analisi/p0enyelidikan
pendekatan tipologi tidak hanya dilakukan terhdap obyek arsitektural secara global tetapi bisa pula berupa
analisa terhdapa unsur yang membentuk obyek tersebut.

Tipologi sebagai metoda

Sebagai metoda adalah:alat analisis obyek


a. sebagai suatu metoda tipologi digunakan sebagai alat analisis obyek .dengan typology suatu obyek
dianalisa sebagai suatu perubahan perubahannya yang berkaitan dengan bangun dasar,sifat dasar
proses proses perkembangan bangun dasar tersebut bentuk yang sekarang serta fungsi dari obyek
tersebut.Hasil analisa tipologi tersebut dapat menentukan tipe dari obyek untuk menempatkan secara
benar dalam klasifikasi tipe yang suda ada
b sebagai suatu metoda tipologi juga dapat digunakan untuk menerangkan pereubahan perubahan dari
suatu tipe.dimana sutu tipe memilki ciri cirri tertentu yang dapat membedakan dengan tipe yang lain
.maksudnya adalah tipologi dapat membantu menerapkansutu tipe berdasarkan cirri ciri/karakteristik
yang dimiliki oleh obyek arsitektural misalnya banguinan piramida mesir4 bila dipelajari secara typology
memiliki tipologi sebagai berikut.
c. dilihat dari raut dasar bangun,dasar piramida merupakan prisma segitiga sama sisi sehingga dengan
bangun dasar tersebut piramida ini secara visual memiliki sifat yang stabil.

d. dilihat dari fungsi piramida piramida ini berfungsi sebagai bangunan religius makam firaun.dilihat dari
asal usul piramida ini dibangun pad kejayaan bangsa mesir yang memiliki monumentalitas tinggi untuk
menghormati raja mereka yang wafat.
e.Dilihat dari pengembangan bangun dasar piramida tak banyak mengalami pengolahan sehingga bentuk
dasarnya teramati dengan mudah.
Ada tiga fase analisis tipologi menurut Rafael monco
Menganalisis tipologi dengan cara menggali dari sejarah umtuk merngetahui ide awal dari suatu
komposisi.Dengan kata lain memahami asal usul atau kejadian suatu obyek arsitektural.
Mengaanalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu obyek.
Menganalisa dengan cara mencari bentuk sederhana suatu bangunan melalui pencaharian bangun
dasar sesuai dengan sifatnya
Sebagai metoda (cirlo aymonimo)
tipologi menganalisa suatu obyek arsitektural dalam hal ini bangunan hal ini bangunan mencoba mencari karakte
khas yang ada yang akhirnya menjadi alat alat klasifikasi obyek arsitektural tersebut.
contoh:
gereja gereja di saint piter roma dan palloso ruang dengan ciri khas memusat secara tipologi ciri
organisasi yang memusat ini akan menjadi alat identifikasi yang menunjukan kesamaan type dari kedua
obyek tersebut .dengan kata lain kedua obyek tersebut dapat digolongkan kedalam suatu kelas yang
sama dalam klasifikasi.
C.Macam-Macam Tipologi
a.Tipologi Fungsi
(fungsi objek-objek).Merupakan Pendekatan Konteksual Tipologi (lihat Ecole Des Arsitektur) : Analisis tipologi
(menurut Rafael Maneo)adalah manganalisis tipologi Dengan cara mengetahui fungsi suatu obyek.Sedangkan
Definisi tipologi fungsi (Menurut Budi A. Sukada)adalahMenentukan sifat dasar yang dimiliki oleh setiap objek.
Tipologi

Fungsi

Bangunan

(Time

Saver

Standard

Of

Build

.Types)

10

SARANA
.Sarana pendidikan

FUNGSI BANGUNAN
Educational

GAMBAR

( perpustakaan,sekolah,kampus
dll.)

Suasana perpustakaan daera kota


kupang

.Sarana

keagamaan

dan

peribadatan
Gereja bethani surabaya

b.Tipologi Geometri
Adalah Kesamaan bentuk dasar / sifat dasar setara dengan
Bentuk dari objek tersebut .
Pendekatan Konteksual Tipologi (Ecole Des Beaux Arsitektur Tipologi didasarkan pada karakteristik
Spatial dan

formal dari Type itu sendiri . Type-type Spatial seperti kuil bangunan .Denah Bangunan

lingkaran dapat ditemukan pada

periode-periode

Sejarah yang berbeda dan pada masyarakat yang beragam.

11

Analisa Tipologi ( Rapael Moneo )


Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana
Suatu bangunan melalui pencarian bangunan dasar serta sifat
Dasarnya .
Definisi Tipologi
Menentukan bentuk dasar yang ada didalam tiap objek arsitektural.
Yang di maksud dengan bentuk dasar ialah unsure geometri utama
Seperti segi tiga,segi empat,lingkaran dan elips,berikut variasi unsurUnsur tersebut .
c.Tipologi langgam
adalah kesamaan asal-usul atau perkembangan dan latar belakang social masyarakat
objek tersebut berada .
Pendekatan konteksual tipologi ( pada Ecole Des Beaux Arch )
Tipologi ini terutama digunakan oleh ahli teori dan arsitektur Italia dan Prancis . Menurut Ecole Des
Beaux Arch , Tipologi adalah mengklasifikasikan type-type yang diilhami secara social dan
menyelidiki dalam hubungannya dengan morfologi kota. Des Beaux Arch memperlakukan tipologi
sebagai sebuah totalitas kekhususan yang menggambarkan saat produksi arsitektur yang diberikan
oleh suatu masyarakat atau kelas social .
Analisis tipologi menggali dari sejarah menganalisis tipologi untuk mengetahui ide awal dari suatu
komposisi mengetahui asal usul kejadian suatu obyek arsitektural
Definisi tipologi mempelajari proses perkembangan bentuk dasar sampai perwujudan saat ini
c.Ancangan tipologi untuk perancangan
> mengubah fungsi
Unsur structural seperti tiang dihadirkan dengan fungsi yang tidak structural misalnya fungsi kolom sebagai
penyalur gaya /beban mempunyai rupalain seperti patung yang dapat menimbulkan nilai estetis,sehingga
kelihatan bahwa patung tersebut adalah:yang kukuh dan terkesan tegas/formil.
Mengubah skalah
Segal tindakan atau perbuatan yang merubah suatu ukuran wujud arsitektur dan gay arsitektur
menghasilkan perubahan atas rupa benda:
Sketsa:

12

Pengabungan
Menggabungkan atau mengkombinasikan bentuk arsitektur yang beerbeda

Ini adalah salah satu contoh gereja katoloik disurabaya yang menggabungkan arsitektur
vernakuler toraj dengan arsitektur modern

Sebagia tipe hanya mengambil sebagian bentuk dari bentuk arsitektur namun identitas bentuk yang
sebagian dapat dikenali
Asal usul arsitektur dengan mempertahankan asal usul dari elemen elemen arsitektur tersebut.

Peralihan transformasi
13

Mengubah bentuk dengan memepertimbangkan persyaratan yaitu:


- menguasai kosa rupa (arsitektur kontenporer,vernakuler,klasik dan sebagainya)
- menguasai tata bahasa (metoda dan teknik)
2.2 PENGERTIAN LANGGAM
Langgam adalah rupa atau wujud aturan dan perlengkapan yang khas dari suatu masa atau
jaman dan tempat yang tertentu.
Secara umum, langgam berarti cara berbicara, menulis dan melakukan sesuatu atau sebuah karakter
yang bersifat kolektif.
Dalam kaitannya dengan arsitektur, langgam bisa berupa gaya, kekuatan identitas, orde / tertib /
tatanan baik pada aspek rupa / wujud maupun aspek makna.
A. Karakteristik Langgam
a) Orde / Tertib Langgam
Konsepnya nenunjuk pada segeap tatanan, aturan, dan tertib yang diberlakukan pada
suatu rupa / wujud sedemikian rupa sehingga rupa / wujud tersebut menjadi rupa / wujud
tertentu yang disebut langgam.
Dengan kata lain, tertib langgam adalah komponen aturan dan atau perlengkapan dari
sebuah langgam. Disini, rupa / wujud tidak diikutkan. Misalnya :

Jumlah tiang, ukuran kayu, bentuk atap, ukuran tiang, dan lain sebagainya

Kelompok atau penzonningan bagian pria dan wanita pada arsitektur Sabu

Pola perkampungan berpatokan pada Bulan dari arsitektur Sabu

b) Lambang Budaya
Konsepnya menunjuk pada sebuah identitas dari sesuatu kebudayaan tertentu. Akan
tetapi sebuah lambang budaya tidak berupa langgam-langgam arsitektur. Sebab sebagai benda
artefak biasa, kebudayaan yang lain dapat pula menjadi lambang budaya. jadi langgam adalah
salah satu wujud dari lambang budaya, misalnya :

Langgam atap joglo beraneka ragam yang terlepas dari budaya Jawa, Madura, maupun
Sumba

Seni ukiran dari Budaya Asmat ( Papua ), seni ukiran Dayak

c) Ragam / Corak
14

Konsepnya menunjuk pada serangkaian variant / jenis dalam rupa / wujud / aturan dan
perlengkapannya. Setiap variant langgam inilah yang disebut dengan Corak atau Ragam.
d) Lambang
Konsepnya adalah setiap rupa dan wujud yang memiliki nilai dan makna tertentu.
Tetapi lambang dalam hal ini hanya merupakan kesepakatan dari kelompok masyarakat
tertentu tertentu, yang memilih lambang tersebut dan menjadikan rupa / wujud tersebut
dipersatukan dengan maknanya. Dengan demikian sebuah tidak mutlak menjadi lambang.
e) Obyek Sejarah
Konsepnya menunjuk pada sebuah obyek sejarah walaupun tidak setiap obyek sejarah
merupakan langgam.
Disini, aspek waktu yang melekat dalam pengertian langgam bisa digunakan untuk menjadikan
langgam sebagai sebuah obyek sejarah.
Misalnya sejarah Arsitektur Barat ; merupakan salah satu petunjuk bagaimana periodisasinya
ditandai oleh perbedaan rupa / wujud arsitektur dan atau bagian-bagiannya.
Misalnya : Langgam Yunani ( Doric, Ionic, dan Corinthian ) merupakan peninggalan sejarah
Yunani.
B. Potensi dan Fungsi Langgam
1. Potensi Langgam dalam Arsitektur

Menunjukkan identitas lokalitas / regionalitas suatu arsitektur

Menunjukkan periodisasi dari sejarah arsitektur

Menjadi faktor pengajeg dari perubahan tampilan arsitektur

Sebagai sumber gagasan atau tema dalam melakukan penghadiran dan pengaturan
arsitektur

2. Fungsi Langgam dalam Arsitektur


Menurut istilah Charles Jencks, fungsi langam dibagi atas dua yaitu :

Codes of Expresion ( Aspek ekspresi / tampilan )


Cultural Sibbolisation ( funsi cultural ) symbol budaya kenangan . Aturannya berupa
o Pertanda dari manipulasi ruang
o Pertanda dari pelapisan permukaan
o Pertanda dari artikulasi wujud

15

Codes of Content ( Aspek isi / makna )


Memberi ciri / tanda / menunjukkan identitas ( fungsi yang melambang ). Hal ini dirinci
dalam urutan yang menunjukkan tingkatan kepentingan dari pengguna arsitektur yaitu :
o Pertanda jalan kehidupan / pandangan hidup ( asal-usul etnik pengguna arsitektur )
o Pertanda kegiatan dalam bengunan ( berhubungan dengan sejarah dan perubahan
arsitektur yakni keterlibatan aktifitas yang ada di dalamnya )
o Pertanda cita-cita dan kepercayaan tradisional
o Pertanda dari fungsi bangunan
o Pertanda bagi makna Sosiantropoogi ( berhubungan dengan sosial antropologi )
o Pertanda atas motifasi psikologis
Setiap kota dapat dibaca sebagai kelas-kelas Ekonomi dan ikon-ikon kelas Ekonomi.

C. Langgam untuk Perancangan Arsitektur


Langgam dan arsitektur yang melambang bisa menjadi sumber perancangan arsitektur. hal ini
dapat dilihat dengan memperhatikan dua aspek untuk menghadirkan rupa / form yang beridentitas
yang melambang dimana ada kandungan makna / content / substance dalam karya arsitektur.
Contohnya dapat dilihat dalam bagan berikut :

RUPA ( FORM )

BENTUKAN JOGLO

MAKNA ( CONTENT /
SUBSTANCE )

ATURAN JOGLO /
KESAKRALAN

D. Asas-asas Langgam untuk Perancangan Arsitektur


1. Dalam berarsitektur, aspek makna dan aspek rupa dar langgam tidak saling dikaitkan,
keduanya adalah aspek yang saling terpisah.
Kiranya perlu dikemukakan adanya kompleks makna yang terdapat dalam langgam agar
perancangan yang diselenggarakan tidak mencampur adukkan pengertian yang berbeda.
Dengan penetapan adanya dua aspek langgam di atas, maka langgam dapat digunakan untuk
digarap sehingga menghasilkan arsitektur melambang dan beridentitas atau mencerminkan
lokalitas regional tertentu dengan memperlihatkan salah satu langgam saja.

16

Contohnya : Gedung Pemerintahan Kota Kupang sebagai arsitektur yang simbolik ( Jumlah
anak tangganya menendakan Hari Jadi Kota Kupang )
2. Dalam menggarap langgam, aspek rupa dan aspek makna adalah dua aspek yang saling
terpisah dan bukan merupakan satu kesatuan yang saling mengikat.
Bukan saling mengikat maksudnya diberi kemungkinan untuk memilih antara salah satu
aspek dengan aspek yang lain.
3. Pengarapan langgam dalam berarsitektur hanya dilakukan terhadap salah satu aspek saja, aspek
lainnya dikesampingkan dalam penggarapan.
Dalam mengarap hanya diambil salah satu aspek. Jika aspek wujud digarap, maka aspek makna
tetap. Tetapi aspek makna ini tetap dipakai untuk pertimbangan pada wujud. Jadi rubah
bentuk makna tetap, rubah makna bentuk tetap
4. Oleh karena penggarapan langgam hanya dilakukan terhadap salah satu aspek langgam saja,
maka aspek tersebut harus mengalami perubahan. Dengan demikian, aspek langam ini
berfungsi sebagai unsur perubahan dalam rancangan arsitektur. Aspek langgam yang tidak
digarap dalam pengubahan dengan sendirinya tidak mengalami perubahan.
Dengan demikian aspek langgam yang tidak tergarap sebagai unsur per-ajegan

dalam

rancangan arsitektur ( ajeg = menetap )


5. Karya arsitektur yang terhasilkan daei pengubahan langgam, akan memperlihatkan dengan
sendirinya dua keadaan secara bersamaan. Disatu pihak, karya tersebut memperlihatkan adanya
perubahan, tetapi di lain pihak memperlihatkan adanya perajegan.
E. Strategi Perlanggaman Dalam Arsitektur
1. Strategi Umum :

Perbedaan dan persamaan antara kesan dan suasana dimana yang satu berkaitan dengan
wujud dan yang lain berkaitan dengan ruang. Yang penting kesan dan suasana tak akan
tergarap bila perancang tidak menggarap permukaan dari segala bagian arsitektur.

Memiliki pengenalan yang baik terhadap tatanan ( order / aturan dan langgam arsitektur.
Keduanya merupakan bahan dasar dari unsur-unsur arsitektur yang akan digarap sesuai
teknik olah langgam dan penyesuaian dengan asas-asas perlanggaman.

17

2. Strategi Wondoamiseno dan Joseph Prijotomo


a. Strategi Wondoamiseno ( KOnsep Regionalisme )
1. Penempelan unsur rinupa yang kelihatan dari dua unsur yaitu Arsitektur Masa Lalu
( AML ) dan Arsitektur Masa Kini ( AMK )
2. Elemen fisik AML menyatu dalam AMK
3. Elemen fisik AML tidak terlihat jelas dalam AMK
4. Wujud AMK dominan di dalam AML
5. Wujud AML dominan didalam AMK

b. Strategi Strategi Joseph Prijotomo ( Konsep Kultural )


Dengan mengambil dua atau lebih budaya yang ada, Prijotomo mengadakan kemungkinankemungkinan berikut ini dari sudut pandang purna modernistik. Kemungkinankemungkinan yang dimaksud adalah :
1. Mencontoh gaya dan kebudayaan A tanpa melakukan pemaduan atau pertemuan
dengan budaya B
2. Hanya membuang sebagoan saja bagian-bagian dari kebudayaan A
3. Memadu, mencampur, menjejerkan atau mengintegrasikan sebagian dari kebudayaan
A dan sebagian dari gaya dan lebudayaan B.
4. Menghadirkan gaya dan kebudayaan A sebagai tempelan pada gaya dan kebudayaan
B.
5. Sepenuhnya meninggalkan gaya dan kebudayaan A karena yang dipakai adalah gaya
dan kebudayaan B.
6. Menghadirkan gaya dan kebudayaan B tetapi melakukan ubah suai terhadapnya
sehingga bisa memancarkan kesan nuansa atau suasana kebudayaan A.
7. Tidak menghadirkan gaya dan kebudayaan A dan B karena yang dipakai adalah
kebudayaan C.
Dari strategi yang dipaparkan oleh Wondoamiseno dan Joseph Prijotomo diatas,
diperoleh kesamaan prinsip seperti pada butir : 2 dan 6 ; 1 dan 4 ; 3 dan 4 ; 1 dan 3.

18

F. Teknik Olah Langgam


Teknik olah langgam dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, antara lain :
1. Pengubahan
Hal ikhwal membuat sebuah benda asal menjadi sebuah benda jadian atau benda lain
yang memeperlihatkan adanya serangkaian perbedaan dari benda asalnya.
Pengubahan dalam arsitektur adalah pengubahan wujud-wujud geometri.
Pengubahan bisa terjadi antara lain karena :

Oyek baru serupa dengan aslinya

Obyek baru idak seupa dengan aslinya


Yang diharapkan adalah memperlihatkan perjalanan arsitektur

lama

ke

arsitektur baru yang berkesinambungan


2. Pengalihan
Keadaan dimana suatu rupa geometrika diubah dengan mengganti arah, sumbunya dan
tidak mengubah proporsinya dengan beberapa kemungkinan antara lain :

Menggeser sumbu tetapi arah tetap


Y

Menggeeser sumbu dan mengalihkan arah


Y

19

Mengalihkan arah dan sumbu tetap


Y

Memuntirkan arah terhadap sumbu tertentu.


Y

3. Ubah - Suai ( Modifikasi )


Nilai dan rupa yang diubah suai.
Nilai : Ajeg atau Suai

Rupa : Ubah

Nilai : Ubah

Rupa : Ajeg atau Suai

Dapat saja menghadirkan kembali warna dan tekstur, motif maupun pola lama
4. Pemalihan ( Transformasi )
Sesuatau bentuk arsitektur atau ruang arsitektur diberi kesempatan untuk berubah
( pengubahan ) maupun beralih ( pengalihan ).
Konsep transformasi ini adalah berupa benda diubah bisa menghasilkan arsitektur yang baru
yang serupa tetapi bisa juga tidak serupa dengan yang aslinya / asalnya.
Landasan Transformasi adalah : Setiap arsitektur adalah sebuah kesatuan yang memiliki
dua sub sistem nilai dan rupa. Ada beberapa cara / teknik pengolahan transformasi antara lain :
20

Permainan dimensi / matra

Sosok Latar

Substitusi

5. Teknik John Summerson ( Perlambangan Budaya )


a. Ubah fungsi.
Unsur struktural diganti fungsi
Contoh : Piringan pada tiang arsitektur sumba yang fungsinya sebagai
penghalau hama tikus diubah fungsinya menjadi tiang

berornamen

hias.

b. Kombinasi langgam.
Pada sebuah tampang dihadirkan beberapa rupa langgam yang berbeda.
Contoh : Gedung pemerintahan Kota Kupang, dengan tempelan Arsitektur
Timor, Sumba dan Ngada.
c. Tertib langgam sebagai acuan
Digunakan untuk menata gubahan dalam pembesaran atau pengecilan terhadap patokan
atau acuan yang ada.
Misalnya : Pada arsitektur Yunani, kita mengubah bentuk Portico menjadi besar atau kecil,
sementara sistem proporsi dan jumlah tiang sudah ada aturannya.
d. Transposisi
21

Melakukan pemindahan tempat dari suatu unsur.


Misalnya : Entablature pada portico dari arsitektur Yunani dapat dihadirkan sebagai jendela
ukuran kecil
e. Artikulasi
Sebagai ungkapan artikulasi dari gubahan tampak. Artikulasi disini berhubungan dengan
bagaimana cara permukaan-permukaan suatu bentuk secara bersama-sama membangun
bentuk beserta ruangnya. Suatu bentuk yang diartikulasi dengan jelas memperlihatkan sisisisi permukaan dan sudut-sudut pertemuannya. Contoh : Entablature dari arsitektur yunani
yang menempel pada bangunan lain ynag memberikan kesan / penekanan pada pintu
utama.
f. Irrasionalitas
Sebuah unsur bentukan arsitektur seperti misalnya langgam yang aslinya hadir dalam
tampilan yang trimatra, kini dihadirkan secara dwimatra

( merubah prinsip tampilan).

g. Memecah atau menceraikan


Suatu bentuk arsitektur dipecah / diceraikan menjadi bentuk baru.
Contoh : Entablature arsitektur Yunani yang dipecahkan menjadi bentuk baru
h. Distorsi
Perpaduan dua unsur sehingga tetap menampilkan kedua unsur tersebut. Contoh : Pediment
pada arsitektur yunani dilengkungkan seperti busur panah pada arsitektur barocok
i. Eksagarasi
Mempergemuk, memperpanjang, memperlebar dan segala perbuatan yang merubah ukuran
dari suatu arsitektur.
j. Inventive modeling
Permainan unsur dan asas desain berupa :

Warna : Misalnya pada arsitektur pasca dan purna modern berupa warna-warna pastel
yang menor, eksotik dan sensual.

Tekstur : Misalnya mengekspose bata merah, keramik dan lain-lain.

Cahaya. Berpengaruh untuk memperlihatkan warna dan tekstur.

Ragam Hias. Ornamen ( menyatu ) dan dekorasi ( tempelan ).


Misalnya : Arsitektur purna modern menghadirkan tampilan yang mengacu pada satu
langgam tetapi memakai warna-warna pastel.
22

k. Pencampuran
Dua atau lebih unsur langgam dihadirkan bersamaan pada satu tempat yan sama.
l. Pelapisan
Langgam yang satu ditumpangkan di depan langgam yang lain sehingga salah satu
langgam menjaddi latar depan dan langgam yang lain menjadi latar belakang.
m. Kombinasi yang kompleks
Merupakan penggabungan dari teknik pencampuran dan pengkombinasian.
n. Langgam sebagai tempelan
Meskipun merupakan teknik, tetapi termasuk ke dalam teknik yang tidak dianjurkan bagi
praktek perancangan.
o. Reduksi atau eliminasi
Yang dihadirkan bukan langgam beserta atributnya, tetapi yang dihadirkan hanyalah outline langgam dengan catatan bahwa melalui out-line itu, orang telah menangkap identitas
langgamnya
2.3 GEOMETRI
A.Pengertian geometri
Geometri dalam peranya sebagi dasra bentuk sebenarnya merupakan bidang pengetahuan rasional mengenai
rupa dan bangun dari benda dan alam dimana unsure unsure alamnya adalah garis bidang dan dan sudut
geometri juga merupakan alat komunikasi atau bisa untuk berkomunikasi jika telah digunakan dalam rupa dan
bangun
B Peran Geometri
Geometri dengan segala cirri dan karakternya yang khas sebenarnya bisa digunakan untuk mewujudkan
peranya jika telah dipakai dalam berbagai bentuk,dan telah menjalankan fungsinya gemetri berperan sebagai
bentuk dasar memerankan sebagai bentuk akhir atau dalam wujudnya sebagai bangunan matematika
diperankan dalam berarsitektur dalam berbagai peran.
Bentuk bentuk arsitektur disini merupakan olahan dan garapan tentang fungsi fungsi arsitektur dalam
kaitanya dengan geometri.bentuk bentk arsitektur dapat disebut sebagai sebagai sebuah sebutan umum bagi
sebuah benda yang namapak dan bernama arsitektur karena arsitektur adalah wujud dari benda banda nyata

23

yang mampu ditangkapa oleh panca indra sedangkan ruang arsitektur yang dimaksud disisni adalah: bagian dari
banagunan berupa rongga dari sebuah massa
C.Macam Macam Ungkapan Rupa Geometri
Dilihat dari peran geometri sebagai bentuk dasar dan sebagai dasar bentuk maka geometri dapat diungkapkan
dalam dua macam yaitu:
Geometri merupakan karakter pokok dari sebuah bidang hal ini ditentukan oleh garis garis yang
memebentuk sisi bidang tersebut.tetapi oleh karena persepsi kita dipengaruhi oleh hokum hokum
perspektif maka kita dapat melihat bentuk suatu bidang yang sebenarnya jika kita melihat didepanya saja

sketsa

- Geometri kerangka merupakan panjang lebar dan tinggi dimensi ini mementukan proposinya.adapun skalanya
ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya tehadap bentuk bentuk lain disekelililngnya

Dilihat dari kematraan geometri


Terdapat dua macam yaitu:
Geeometri planar ( lingkaran,bela ketupat,segitiga) merupakan bentuk bentuk dasar yang belum dikembangkan
Contohnya:lingkaran sederatan titk yang disusun dengan jarak yang sama dan siimbang terhadapa sebuah titik
sketsa

24

Segitiga sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga buah sudut.

Geometri special
Wujud dasar dapat digeser atau diputar menjadi ruang ruang yang memepunyai bentuk yang tegas teratur dan
mudah dikenal bentuk bentuk ini disebut platonic

Dilihat dari rupa geometri terdapat


Rupa asal merupakan sebuah garis yang terpanjang tidak menurut arah asalnya dan akan berubah menjadi
sebuah bidang berdasarkan konsepnya sebuah bidang mempunyai panjang dan lebar dan tidak mempunyai
tinggi

25

Rupa bidang merupakan bentuk yang mempunyai banayak sisi /bidang tidak termasuk geometri tetapi tidak
menjadi bentuk dasar adalah bentuk organik
Bentuk bentuk beraturan adalah bentuk bentk yang memiliki hubungan antara bagianya satu sama lain,tersususn
dan konsisten.pada umunya bentuk bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris dan lebih
Bentuk bentuk tak beratura adalah bentuk bentuk yang bagian bagiannya tak serupa dengan hubungan antara
bagian bagian pun tidak konsisten pada umumnya bentuk bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis
dibandingkan bentuk bentuk beraturan.
Macam macam teknik olah geometri
Ada beberap macam teknik olah geometri yaitu:
-Teknik translasi
Gerakan dari setiap titk yang bergerak secara bersamaan serta memepunyai kecepatan dan arah yang
geraknya sama
-

Teknik rotasi

Teknik kombinasit

26

Teknik pengubahan
Penambahan bentuk
Bentuk tambahan terjadi dari penmbahan bentuk lain kepada volume yang ada kemungkinan kemungkinan dasar
pada dua bentuk yang tergabung bersama adalah adanya tarikan anatara ruang /kedua bentuk relative
berdekatan satu dengan yang lain (memiliki kesamaan visual seperti wujud,bahan material atau warana ).

Pertemuan antara sisi dua buah bentuk memiliki satu sisi bersama dan dapat berporos pada sisi tersebut

27

BAB III
GAMBARAN OBYEK KHASUS
jhon tlg edit data yang lama tambah dengan denah

BAB IV
TIPOLOGI LANGGAM DAN GEOMETRI
PADA GEDUNG PEPUSTAKAAN DAERAH KOTA KUPANG

28

TIPOLOGI
A.Tipologi fungsi
Gedung perpustakaan daerah menurut fungsi sebagai sarana pendidikan. ditinjau dari tipologi fungsi,maka
bentuk bangunan yang terkesan tegas dank keras ( menampilkan struktur sebagai estetika),dapat dikatakan t
memenuhi fungsi sebagai sarana pendidikan dan sosial

B.Tipologi Geometri
Jika ditinjau menurut definisi Budi A. Sukada, yang menyatakan bahwa penentuan bentuk dasar
( Formal Struktur ) yang ada dalam obyek arsitektural. Yang dimaksud dengan bentuk dasar adalah
unsur-unsur geometri utama seperti segi tiga, segi empat, lingkaran dan elips berikut segala fariasinya.
Berdasarkan definisi ini, maka Gedung perpustakaan Daerah kota kupang Nusa Tenggara Timur dapat
diuraikan menjadi beberapa bentuk dasar yakni : Persegi empat dan segitiga dan ditambah dengan
bentuk lainya . Bentuk bentuk fariasinya adalah berupa bentuk Trapesoid ( Teknik ubah bentuk ).
Gedung perpustakaan daerah pada dasarnya terdiri dari dari dua bentuk dasar yaitu segitiga dan persegi
empat serta trapezium ( dalam dua dimensi ).

29

Denah perpustakaan daerah

Pada denah diatas bentuk yang paling dominan adalah: persegi empat,kemudian ditambah dengan bentuk
bentuk lain seperti segitiga,bulat, ( pada tiang,kolom).

Dari penggabungan beberapa bentuk dasar diatas merupakan ide dasar sang arsitek dalam merancang
perpustakaan daerah tersebut.

C.TIPOLOGI LANGGAM
Asal usul/latar belakang sosial masyarakat obyek tersebut.menurut definisi A sukada mengenai
tipologi langgam adalah proses perkembangan bentuk dasar sampai pada perwujudan akhir.jadi ini
merupakan konsep bentuk dari suatu bangunan dimana bangunan tersebut mengambil bentuk bentuk dasar
dari geometri yang kemudian digabungkan dan menghasilkan bentuk baru sesuai rancangan.Dan bila kita
30

tinjau pada obyek kasus yaitu perpustakaan daerah kota kupang sendiri mengambil bentuk dasara geometri
antara lain persegi,segitiga,dan trapezium,yang menghasilkan bentuk baru,namun semuanya ini tidak
terlepas dari asal usul dan latar belakang social budaya masyarakat sebagai pedoman,karena kalau kita
melihat maka mengikuti tipologi arsitektur modern,dan bentuk arsitektur local dalam hal ini joglo pada
kanopinya.

Atap joglo mewakili arsitektur tradisional Sumba


- Ancangan tipologi menurut perancangan
Tipologi Fungsi
Pada bangunan orang Sumba, fungsinya dapat dibedakan atas dua bagian yakni : Rumah
adat dan rumah tinggal.
31

Rumah adapt disini berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan ritual-ritual keagamaan atau
juga sebagai tempat tinggal para leluhur mereka. Dari bentuk atapnya, puncak atap rumah adat
cenderung lebih tinggi dari atap rumah tinggal biasa. karena fungsinya yang dianggap keramat
oleh orang Sumba, maka rumah adat ( rumah marapu ) dibangun lebih istimewa dari rumah
biasa. Hal ini dapat kita lihat dari adanya patung Marapu ( Pria-Wanita )yang terbuat dari kayu
pada kedua sudut puncak atapnya dan hanya memiliki satu pintu.
Bangunan kuburan dari batu-batu besar yang didirikkan dengan pola Dolmen
menunjukkan ciri khas budaya Megalithik. Bentuk rumah orang Sumba yang persegi empat
dan berpanggung tidak terlepas dari fungsi lain yaitu pada bagian bawah atau kolong rumah
dimanfaatkan sebagai tempat memelihara ternak mereka.
Tipologi Langgam
Apabila ditinjau dari bentuk rumahnya, rumah adat Sumba bisa kita golongkan sebagai
gabungan dari rumah panggung dan rumah joglo. Bila dilihat dari ciri-cirinya, rumah Sumba
yang berbentuk panggung memiliki banyak kesamaan dengan ciri arsitektur tradisional dari
daerah lain di Nusantara.
Apabila itinjau secara dwi-matra, bentuk atap rumah Sumba sebenarnya adalah
penggabungan dari dua trapesium yang saling menumpu, dan ditinjau dari segi tri-matra, atap
rumah sumba merupakan penggabungan dari dua buah trapesoid yang sling menumpu. Dan
apabila ditinjau dari segi makna, atap sumba dapat digolongkan sebagai aliran joglo yang
memberikan kesan hierarki atau kesan alam.
Perbedaan bentuk atap joglo Sumba yang tinggi menjulang dengan lerengnya yang terjal
bila dibandingkan dengan bentuk atap joglo Jawa, dapat dijadikan sebagi suatu ciri khas yang
tidak terdapat pada arsitektur tradisional yang lain.

32

Tipologi Geometri
Rumah adat Sumba memiliki tipologi Geometri yang mengambil bentuk-bentuk dasar
Geometri berupa : Segi empat, Segi tiga dan Trapesium.

B.

Konsep Ruang ( Vertikal dan Horizontal )


Pada pemukiman masyarakat Sumba tidak memiliki suatu Pola baku yang menjadi
patokan, sehingga posisi dan perletakkan rumah tidak terdapat suatu aturan tertentu dalam
tatanan adat. Rumah-rumah masyarakat Sumba tersebut dapat berdiri bebas dimana saja tetapi
disesuaikan dengan Topografi lahan yang ada.
Dalam konsepnya, arah perletakkan rumah orang sumba selalu diusahakan untuk tidak
menghadap ke arah timur dan barat, hal ini disebabkan oleh adanya kepercayaan bahwa apabila
menghadap ke timur maka rumah tersebut akan menjadi selalu panas dan dapat mendatangkan
mala petaka bagi penghuninya. Dan apabila menghadap kea rah barat, maka segala hasil bumi
maupun penghasilan lainnya akan susut sebagaimana matahari terbenam.
Rumah adat Sumba memiliki tiga bagian besar, apabila ditinjau secara hierarkis vertikal
antara lain :
a. Lei Bungan ( Kolong Rumah ). Berfungsi sebagai tempat pemeliharan ternak.
b. Rungu Uma ( Tingkat Kedua ). Berfungsi sebagai tempat aktifitas yang ada di
dalam rumah.
c. Uma Daluku ( Menara / Loteng ). Sebagai lumbung atau tempat penyimpanan
bahan makanan dan benda-benda pusaka yang dianggap keramat.

33

C.

Konsep Tata Massa Bangunan


Pada pemukiman masyarakat Sumba tidak memiliki pola yang baku. Posisi dan arah
orientasi rumah adat Sumba berdiri secara bebas dengan memperhatikan topografi setempat.
Tetapi pada perletakkan rumahnya, masyarakat Sumba sangat menghindari orientasi bangunan
yang menghadap ke arah barat dan timur. Hal ini disebabkan adanya kepercayaan bahwa
apabila rumahnya menghadap langsung ke arah barat, maka semua penghasilan dalam rumah
tersebut akan terus menyusut sesuai dengan terbenamnya matahari di arah barat. Kalau
menghadap ke arah timur, maka rumah akan menjadi panas dan dapat mendatangkan
malapetaka bagi penghuninya.
Pada halaman tengah perkampungan Sumba dianggap sebagai tempat yang sakral.

D.

Konsep Pola Struktur

34

Rumah adat Sumba secara struktur merupakan bangunan rangka yang mengandalkan
kekuatan tumpuan pada tiang-tiang utama ( Parii ) dan tiang anak ( Parii Ripi ) yang
dihubungkan satu dengan yang lain, oleh balok-balok anak. Kerangka atapnya terdiri dari
balok-balok jurai yang menopang pada pilar bangunan.

E.

Konsep Bentuk dan Tampilan


Bentuk rumah adat Sumba ada dua jenis utama yaitu :

Uma Mbatangu ( Rumah Besar ), yang memiliki menara pusat yang tinggi.

Uma kamadungu ( Rumah Gundul ), rumah yang lebih kecil dan tidak memiliki menara di
pusatnya. Janis rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal biasa.
Bentuk bangunan rumah Sumba selalu persegi empat, tiang-tiangnya terbuat dari kayu

keras tertentu yang

ditentukan sesuai aturan rumah leluhur mereka ( Uma Marapu ).

Dindingnya terbuat dari bahan pelepah palem / pelepah pinang yang dianyam dan bambu.
Sedangkan bagi penghuni rumah yang berada atau status sosialnya cukup tinggi, dinding
rumahnya terbuat dari kulit kerbau yang diawetkan.
Adat Sumba mentabukan / mengharamkan pendirikkan rumah langsung diatas tanah,
karena adanya kepercayaan bahwa bumi adalah tempat tinggal bagi roh-roh jahat yang
berbahaya. Oleh karena itu maka rumah adat orang sumba dibuat bebentuk panggung.
F.

Konsep Pernaungan
Rumah adat Sumba terlihat sangat mengesankan karena bagian atapnya yang
menjulang. Ruangan yang berada pada bagian bawah bubungan yang menjulang dianggap
sebagi bagian yang paling keramat. Empat buah tiang utama sebagai penopang bubungan yang
35

menjulang memiliki makna perlambangan khusus. Pada ruangan ini digunakan sebagi tempat
untuk menyimpan benih padi, hasil panen, benda pusaka yang keramat dan peralatan rumah
tangga. dalam runagan ini pun banyak pantangan yang harus ditaati, sehingga penghuni rumah
pada umumnya lebih memilih untuk tinggal di ruang lainnya. Oleh karena itu rumah adat
utama lebih mirip sebagai candi daripada tempat tinggal. Sedangkan ruang yang ada di bawah
lantai atau kolong rumah digunakan sebagai tempat untuk memelihara hewan ternak.
G.

Ragam Hias
Pada rumah adat sumba, ragam hias yang paling menonjol biasanya berupa ornament
pahatan, terutama terdapat pada nisan dan tiang utama bangunannya.
Ornamen pada tiang utama berupa irama garis-garis dan titik yang geometris. Lukisan pada
ring kayu ( leli ) pada bagian atas tiang-tiang utama yang menyangga Bandar atas dan
membatasi bagian loteng dengan ruang dalam rumahnya. Lukisan-lukisan tersebut berupa
lukisan kuda, ayam, alat perhiasan dan alat berbentuk geometris lainnya.
Patung dan relief pada ornamen dengan motif yang mengambarkan roh leluhur sebagai
ungkapan pemujaan kepada arwah nenek moyang ( Marapu ).
Patung-patung tersebut terbuat dari batu dan pada umumnya dalam keadaan telanjang.

36

. Ubah fungsi
Pada arsitektur sumber dalam hal ini arsitektur sumba atap joglo merupakan atap bangunan
utama,sedangkan pada gedung perpustakaan daerah,bentuk joglo ditempatkan pada kanopi.Ini
membuktikan bahwa ada teknik ubah fungsi dalam perancangan.

37

sketsa

.Kombinasi langgam
Pada bangunan perpustakaan daerah kota kupang merupakan perpaduan arsitektur pos modern dan
arsitektur sumba,dimana arsitektur sumba ditempatkan sebagai latar depan dari bangunan utama

- Mengubah skala
Pada gedung perpustakaan daerah atap joglo yang merupakan arsitektur sumba,diubah skalanya
menjadi lebih kecil.

38

Transformasi
Transformasi yang terjadi adalah bahan material dan fungsi bangunan

LANGGAM
Langgam adalah: wujud atau ruapa,aturan dan perlengkapan yang khas dari sutu masa atau zaman dan
tempat tertentu.
Bangunana perpustakaan daerah kota kupang merupakan sala satu bangunan yang belanggam arsitektur
sumba
A.Tertib langgam
Langgam Sumba yang ada pada bangunan ini hanya berlaku untuk rupa dan wujudnya saja,
yang terlihat dari bentuk atap kanopi dan karakteristik ruang, sedangkan segenap aturan dan
perlengkapan dari langgam tidak disertakan. Selain itu pada denah bangunan ini mamilik
kesamaan sepeti arsitektur Sumba, yang mana berbentuk bujur sangkar sebagai denah utama.

sketsa denah perpustakaan daerah, lantai 1 dan 2 dan 3

39

B. lambang budaya
langgam dapat disajikan sebagai salah satu lambing budaya, dari pemahaman tersebut joglo Sumba
yang terdapat pada bangunan tersebut boleh dikatakan sebagai salah satu lambing dari budaya
NTT, meskipun langgam sumba bukan merupakan satu-satunya lambing budaya NTT.
C. Potensi dan Fungsi Langgam
Dari obyek kajian, langgam Sumba telah menunjukan identitas regionalitas arsitektur NTT, demi
mengangkat arsitektur local khususnya NTT.
D. Ragam Hias
40

Pada gedung perpustakaan daerah Kota Kupang, tidak terdapat unsur ragam hias Arsitektur Sumba
E. Aspek langgam yang digunakan pada gedung perpustakaan adalah aspek rupa, yang mana bentuk
joglo dipakai sebagai atap kanopi tanpa mengikutsertakan unsur- unsur makna.
F. Teknik perlambangan yang digunakan
Eksagarasi
Unsur ini berlaku pada atap bangunan, dimana dilakukan pendekatan tinggi atap.

Pelapisan
Langgam joglo Sumba pada bangunan ini menjadi latar depan bangunan, yang mana
bangunan utamanya merupakan corak arsitektur post modern

41

- GEOMETRI
Teknik olah geometri yang digunakan pada gedung perpustakaan daerah adalah :
a. aspek dwi matra
o penambahan bentuk

o pengurangan bentuk

42

b. aspek trimatra

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pada bangunan gedung perpustakaan
daerah merupakan suatu hasil pengolahan langgam, yang mana arsitektur yang dipakai sebagai arsitektur
43

sumber adalah arsitektur post modern dan arsitektur Sumba. Namun teknik yang digunakan adalah teknik
penempelan, dimana atap joglo pada arsitektur sumba ditempatkan sebagai latar depan dari bangunan utama. Ini
membuktikan bahwa tidak adanya suatu unity antara kedua arsitektur ini, sehingga pada bangunan ini terkesan
kedua tipologi arsitektur yang digunakan sama-sama mempertahankan cirri masing-masing.

4.2 Saran
Dalam suatu perancangan, akan lebih tinggi nilai karya rancangan, bila pengetahuan akan arsitektur
sumber dan teknik olah langgam dan geometri dikuasai dengan baik oleh sang perancang; sehingga tidak
membingungkan bagi kaum awam dalam ilmu arsitektur.

44

45

BAB IV
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

1. Hendrikus Rani, Ir, MT, 2004, Prinsip Umum Disain Bangunan Gedung, Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik, UNWIRA, Kupang
2. Tim Lembaga Penelitian ITB, 2001, Petunjuk Dasar Perencana Bangunan Sederhana Tahan
Gempa, Lembaga Penelitian ITB, Bandung
3. Morris Neil, 2002, Gempa Bumi, Eleks Media Komputindo, Jakarta

46

47

ATAP JOGLO SUMBA


BAHAN ATAP GEMTENG

B E T ON

K OL OM
B E T ON

48

49

Anda mungkin juga menyukai