Anda di halaman 1dari 37

SIFILIS

Oleh:

BUDIANTO
406151006

Pembimbing : Dr. dr. Renni Yuniati, Sp. KK


Kepaniteraan

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


RSUD Loekmono Hadi Kudus
2016

DEFINISI
Sifilis

: Penyakit kelamin yang disebabkan


oleh Treponema palidum; sangat kronik
dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya,
sifilis dapat menyerang hampir semua alat
tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit
dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.

EPIDEMIOLOGI
Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang
tertinggi di Amerika Selatan.
Di Indonesia insidensinya 0,61%. Penderita yang
terbanyak ialah stadium laten, disusul sifilis
stadium I yang jarang, dan yang langka ialah sifilis
stadium II.
WHO memperkirakan bahwa terdapat 12 juta
kasus baru pada tahun 1999, dimana lebih dari
90% terdapat di negara berkembang.

ETIOLOGI
Treponema pallidum : ordo Spirochaetales, familia
Spirochaetaceae, dan genus Treponema.
Bentuk Spiral: Panjang: 6 -15 , Lebar: 0,25 ,
lilitan: 9 24 lekukan
Gerakan rotasi sepanjang aksis dan maju seperti
gerakan pembuka botol.
Membiak secara pembelahan melintang, pada
stadium aktif terjadi setiap 30 jam
Dalam darah transfusi dapat hidup 72 jam

KLASIFIKASI
1.Sifilis kongenital
a. Dini : Sebelum 2 tahun
b. Lanjut: Sesudah 2 tahun
c. Stigmata
2.Sifilis Akuisita (didapat)
Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua cara;
a. Secara klinis dibagi menjadi tiga stadium: SI, SII, SIII
b. Epidemiologi WHO :
- Stadium dini menular (dlm 1 tahun sejak infeksi) :
SI, SII, Stadium rekuren dan stadium laten dini.
- Stadium lanjut tak menular (>1 tahun sejak infeksi) :
stadium laten lanjut dan SIII.
- Bentuk lain adalah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis.
III atau S IV

PATOGENESIS

Stadium dini
T. pallidum mikrolesi / selaput lendir melalui
senggama kulit kuman membiak, jaringan
bereaksi dengan membentuk infiltrat (sel limfosit
dan sel plasma, terutama di perivaskular,
pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi di
kelilingi oleh T. pallidum dan sel-sel radang.
Treponema di antara endotelium kapiler dan
jaringan perivaskular di sekitarnya. Enarteritis
pembuluh darah kecil perubahan hipertrofik
endotelium obliterasi lumen (enarteritis
obliterans). Kehilangan pendarahan erosi S1.

PATOGENESIS
Kuman mencapai kelenjar getah bening regional
secara limfogen, hematogen dan membiak,
menyebar ke semua jaringan tubuh. Multiplikasi ini
diikuti oleh reaksi jaringan S II
Stadium laten: tidak disertai gejala, meskipun
masih terdapat infeksi yang aktif. Jika imunitas
gagal mengontrol infeksi sehingga T.pallidum
membiak lagi ditempat S I dan menimbulkan lesi
rekuren atau kuman tersebut menyebar melalui
jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi
rekuren S II.
Lesi menular tersebut dapat timbul berulangulang, tetapi tidak melebihi 2 tahun

PATOGENESIS
Stadium Lanjut
Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun,
treponema dalam keadaan dorman. Namun
antibodi tetap ada dalam serum penderita
Keseimbangan antara treponema dan jaringan
dapat berubah Guma SIII

MANIFESTASI KLINIS
Sifilis Primer

Tukak dapat terjadi dimana saja di


daerah genitalia eksterna, 3 minggu
setelah kontak.
Lesi awal biasanya berupa papul erosi
ulkus durum, teraba keras terdapat
indurasi.
Bagian yang mengelilingi lesi meninggi
dan keras.
Pada tempat yang sering dikenai :
sulkus koronarius, pada di labia minor
dan mayor. Di ekstragenital: lidah,
tonsil, dan anus.
Pada selalu disertai pembesaran
kelenjar limfe inguinal medial
unilateral/bilateral

MANIFESTASI KLINIS
Sifilis Sekunder (SII)

Biasanya S II timbul setelah 6-8 minggu sejak S I dan


sejumlah sepertiga kasus masih disertai S I.

Lama S II dapat sampai 9 bulan .

Gejalanya

umumnya

tidak

berat, berupa

anoreksia,

turunnya berat badan, malese, nyeri kepala, demam, dan


artralgia. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir
dapat diduga sifilis sekunder.

MANIFESTASI KLINIS

Lesi kulit biasanya simetris:


roseola, papul, pustul dan bentuk
lainnya.

Jarang dijumpai keluhan gatal.

Kelainan kulit dapat menyerupai


berbagai penyakit kulit: the great
imitator.

SII dapat memberi kelainan pada


mukosa, kelenjar getah bening,
mata, hepar, tulang, dan saraf.

SIFILIS SEKUNDER

Kondilomata lata

Plaques Muqueuses

MANIFESTASI KLINIS
Sifilis Laten Dini

Laten berarti tidak ada gejala klinis dan kelainan,


termasuk alat-alat dalam, tetapi infeksi masih ada dan
aktif. Tes serologik darah positif, sedangkan tes
likuorserebrospinal negatif. Tes yang dianjurkan ialah
VDRL dan TPHA.

MANIFESTASI KLINIS
Sifilis lanjut

1.

Perbedaan karakteristik sifilis dini dan sifilis lanjut ialah sebagai berikut:

Pada sifilis dini bersifat infeksius, pada sifilis lanjut tidak, kecuali kemungkinan pada
wanita hamil.

2.

Pada sifilis dini hasil pemeriksaan lapangan gelap ditemukan T. pallidum, pada sifilis
lanjut tidak ditemukan.

3.

Pada sifilis dini infeksi ulang dapat terjadi walau telah diberi pengobatan yang cukup,
sedangkan pada sifilis lanjut sangat jarang.

4.

Pada sifilis dini tidak bersifat destruktif, sedangkan pada sifilis lanjut destruktif

5.

Pada sifilis dini hasil tes serologis selalu reaktif dengan titer tinggi, setelah
diberi pengobatan yang adekuat akan berubah menjadi non reaktif atau titer rendah,
sedangkan pada sifilis lanjut umumnya reaktif, selalu dengan titer rendah dan sedikit
atau hampir tidak ada perubahan setelah diberi pengobatan. Titer yang tinggi pada sifilis
lanjut dijumpai gumma dan paresis.

MANIFESTASI KLINIS
Sifilis tersier (S III)
Lesi pertama umumnya
terlihat antara tiga sampai
sepuluh tahun setelah S I.
Kelainan yang khas ialah
guma, yakni infiltrat
sirkumskrip, kronis,
biasanya melunak, dan
destruktif.
Dapat menyerang
mukosa,tulang dan alat
dalam

Gumma Nasal

NEUROSIFILIS

Pada perjalanan penyakit neurosifilis dapat asimtomatik dan sangat jarang


terjadi dalam bentuk murni.

Pada semua jenis neurosifilis terjadi perubahan berupa endarteritis


obliterans pada ujung pembuluh darah disertai degenerasi parenkimatosa
yg mungkin sudah atau belum menunjukkan gejala pada saat pemeriksaan.

Neurosifilis dibagi menjadi 4 macam:

- Neurosifilis asimtomatik
- Sifilis meningovaskular (sifilis serebrospinalis):
meningomielitis, endarteritis sifilitika.
- Sifilis parenkim: tabes dorsalis dan demensia paralitika.
- Guma.

meningitis,

SIFILIS KARDIOVASKULER
Sifilis kardiovaskular bermanifestasi pada S III, dengan
masa laten 15-30 tahun
Terdapat insufisiensi aorta atau aneurisma aorta
torakales, berbentuk kantong pada aorta torakal.
Bila ada insufisiensi aorta tanpa kelainan katup pada
seseorang yang setengah umur disertai pemeriksaan
serologis darah reaktif, pada tahap pertama harus diduga
sifilis kardiovaskuler, sampai dapat dibuktikan lebih lanjut.
Pemeriksaan serologis umumnya reaktif.

Sifilis Kongenital
Pada bayi terjadi, jika ibunya terkena
sifilis, terutama sifilis dini sebab
banyak T. pallidum beredar dalam
darah. treponema masuk secara
hematogen ke janin melalui plasenta
yang sudah dapat terjadi pada saat
masa kehamilan 10 minggu.
Terbagi sifilis kong. Dini, lanjut dan
stigmata

SIFILIS KONGENITAL DINI


Bula bergerombol, simetris pada telapak tangan
dan kaki atau dibadan Pemfigus sifilitika
Kuku terlepas akibat papul dibawahnya Onikia
Sifilitika
Pada selaput lendir mulut dan tenggorok terdapat
plaques muqueuses. Jika terdapat pada
mukoperiosteum cavum nasi rhinitis
syphilitic snuffles
Hepar dan Lien membesar fibrosis, edema,
ikterik
Paru pneumonia putih
Tulang pseudoparalisis parrot
Saraf Neurosifilis aktif

SIFILIS KONGENITAL LANJUT


Gumma yg khas di mulut dan hidung
Periostitis sifilitika 1/3 tengah tulang tibia
sabre tibia
Osteoperiostitis pada tengkorak berupa tumor
bulat parrot nodus
Pada kedua sendi lutut bengkak & nyeri, disertai
efusi cluttons joints
Neurosifilis paralisis generalisata atau
tabes dorsalis

STIGMATA
Lesi dini:
Saddle nose
Bulldog jaw
Gigi Hunchinson, Mulbery molar
Ragades
Koroidretinitis
Onikia
Lesi lanjut:
Keratitis interstitial
Sikatriks gumatosa
Buldog facies
Atrofi optikus
Trias hutchinson

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan T. Pallidum

Mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan


pergerakannya dengan microskop lapangan gelap. Treponema
tampak

berwarna

Pergerakannya

putih

memutar

pada

latar

terhadap

belakang

sumbunya,

gelap.
bergerak

perlahan-lahan melintasi lapangan pada pandangan, jika tidak


bergerak cepat seperti Borrelia vincentii penyebab stomatitis.

Pemeriksaan lain dengan pewarna menurut Buri, tidak dapat


dilihat pergerakannya karena treponema tersebut telah mati,
jadi hanya tampak bentuknya saja.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan serologis dibagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non
treponema (uji Wassermann, Rapid Plasma Reagin, Venereal
Disease Research laboratory) dan pemeriksaan treponema (TPPA,
FTA-Abs, MHA-TP/TPHA, RPCF, uji Western Blot).
Rapid

plasma reagin (RPR), dan Venereal Disease Reaserch

Laboratoris (VDRL) murah dan cepat namun tidak spesifik.


RPR dan VDRL diikuti oleh test yang lebih spesifik yaitu
Treponemal

palidum

haemoglutination

assay

(TPHA)

dan

Fluorecent treponemal antibody absorption test (FTA-Abs),


Pada

neurosifilis dilakukan test dengan menemukan leukosit

dalam jumlah tinggi dan adanya protein abnormal yang tinggi


pada LCS.

Serological Pattern
Pattern
Number

VDRL

FTA-ABS

Conditions in which this serological patterns is typical

TPHA

IgG

IgM

Treated late syphilis


Old Yaws (some cases)
Laten syphilis (some cases)
Tabes dorsalis (some cases)

Treated early syphilis


Old Yaws (some cases)
Laten syphilis (some cases)
Tabes dorsalis (some cases)

Treated primary syphilis


Some cases of old treated or burn outtreonemal infection

- + or -

Untreated (or recently treated) early primary syphilis


Untreated (or recently treated) early syphilis, except early primary and including reinfections
Untreated symptomatic late syphilis (not ussualy tabes dorsalis, where patterns 3 and 4
are commoner)
Symptomatic late syphilis treated within the preceding 5 years
Laten syphilis (some cases)

Biological fase positive reactors

DIAGNOSIS BANDING

Pada sifilis stadium I dengan :


1.

Herpes simplek

2.

Ulkus piogenik

3.

Skabies

4.

Balanitis

5.

Limfogranuloma venereum

6.

Karsinoma sel squamosa

7.

Penyakit bechet.

8.

Ulkus mole

DIAGNOSA BANDING
Sifilis

stadium II

1.

Erupsi alergi obat

2.

Morbili

3.

Pitiriasis rosea

4.

Psoriasis

5.

Dermatitis seboroik

6.

Kondiloma akuminatum

7.

Alopesia areata

PENATALAKSAAN

Pengobatan dimulai sedini mungkin,


makin dini hasilnya makin baik. Mitra
seksualnya juga diobati
Pada sifilis laten terapi bermaksud
mencegah proses lebih lanjut.
Selama belum sembuh penderita
dilarang bersenggama

Sifilis

Pengobatan

Pemantauan
Serologik

Sifilis primer

1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan Pada bulan I, III,
diberikan 1x seminggu.

VI, & XII & setiap

2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 juta 6 bulan pada tahun
unit/hari selama 10 hari

ke 2

3. PAM (penisilin prokain +2% aluminium monostrerat) dosis 4,8


juta unit, diberikan 1,2 juta unit/kali 2 kali seminggu

Sifilis

Sama seperti sifilis primer

1.Penisilin G benzatin dosis total 7,2 juta unit

sekunder
Sifilis laten

2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta
unit/hari)

Sifilis S III

3. PAM dosis total 7,2juta unit (1,2 juta unit/kali, 2x seminggu)


1.Penisilin G benzatin dosis total 9,6 juta unit
2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 18 juta unit (0,6 juta

PENATALAKSANAAN

Antibiotik yang lain: Untuk yg


alergi penisilin.

Tetrasiklin 4x 500 mg/ hari


Eritromisin 4 x 500 mg/ hari
Doksisiklin 2x100mg / hari

Lama pengobatan 15 hari bagi S I


dan S II, 30 hari bagi Stadium laten.

TERAPI

TINDAK LANJUT

Evaluasi T.S.S. (V.D.R.L) dibagian kami sebagai berikut:


-

1 bulan sesudah pengobatan selesai T. S. S diulang:

a.

Titer : tidak diberikan pengobatan lagi.

b.

Titer : pengobatan ulang

c.

Titer menetap : tunggu 1 bulan lagi

-.

1 bulan sesudah :

a.

Titer : tidak diberikan pengobatan

b.

Titer atau tetap : pengobatan ulang


.

Kriteria sembuh, jika lesi telah menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba
lagi dan V.D.R.L negatif.

SIFILIS PADA KEHAMILAN


Wanita hamil dengan tes skrining reaktif
treponemal ( tes RPR reaktif ) harus memiliki
tambahan pengujian nontreponemal kuantitatif,
karena titer sangat penting untuk respon
pengobatan monitoring.
o Prevalensi sifilis tinggi dan untuk wanita yang
berisiko tinggi terinfeksi, uji serologi dilakukan dua
kali selama trimester ketiga:
1. sekali pada usia kehamilan 28-32 minggu
2. sekali lagi pada pengiriman.
. Setiap wanita yang memiliki kematian janin
setelah kehamilan 20 minggu harus diuji untuk
sifilis.

Diagnostik : tes RPR / VDRL, tes TP-PA (jika kedua


negatif tidak diperlukan pengobatan), tes EIA/CIA
Tatalaksana:
Penisilin G adalah antimikroba yang efektif hanya
dikenal untuk mencegah penularan ibu ke janin dan
mengobati infeksi janin
Manajemen Pengobatan lainnya:
1) Bagi wanita yang memiliki primer, sekunder, atau awal
sifilis laten, dosis kedua benzatin penisilin 2,4 juta unit
IM dapat diberikan 1 minggu setelah dosis awal
2) semua wanita yang memiliki sifilis harus ditawarkan
tes untuk infeksi HIV.
3) dosis yang terlewatkan tidak dapat diterima bagi
wanita hamil yang menerima terapi untuk sifilis laten.
Ibu hamil yang lewatkan setiap dosis terapi harus
mengulangi terapi lengkap.

TATALAKSANA SIFILIS PADA


ORANG HIV
Pada Sifilis Primer dan Sekunder
Benzathine penicillin G, 2.4 million units IM in a
single dose
Pada Sifilis Laten
Recommended Regimen for Early Latent
Syphilis
Benzathine penicillin G, 2.4 million units IM in a
single dose
Recommended Regimen for Late Latent Syphilis
Benzathine penicillin G, at weekly doses of 2.4
million units for 3 weeks

PROGNOSIS

Dengan ditemukannya penisilin, maka prognosis sifilis


menjadi lebih baik. Penyembuhan berarti sembuh klinis
seumur hidup, tidak menular ke orang lain, T.S.S pada
darah dan likuor serebrospinalis selalu negatif.
Jika sifilis tidak diobati, maka hampir akan kambuh, 5%
akan mendapat S III, 10% mengalami sifilis
kardiovaskular, neurosifilis pada pria 9% dan pada wanita
5%, 23% akan meninggal. Pada sifilis dini yang diobati,
angka penyembuhan mencapai 95%.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai