Case Kulit
Case Kulit
Oleh:
BUDIANTO
406151006
DEFINISI
Sifilis
EPIDEMIOLOGI
Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang
tertinggi di Amerika Selatan.
Di Indonesia insidensinya 0,61%. Penderita yang
terbanyak ialah stadium laten, disusul sifilis
stadium I yang jarang, dan yang langka ialah sifilis
stadium II.
WHO memperkirakan bahwa terdapat 12 juta
kasus baru pada tahun 1999, dimana lebih dari
90% terdapat di negara berkembang.
ETIOLOGI
Treponema pallidum : ordo Spirochaetales, familia
Spirochaetaceae, dan genus Treponema.
Bentuk Spiral: Panjang: 6 -15 , Lebar: 0,25 ,
lilitan: 9 24 lekukan
Gerakan rotasi sepanjang aksis dan maju seperti
gerakan pembuka botol.
Membiak secara pembelahan melintang, pada
stadium aktif terjadi setiap 30 jam
Dalam darah transfusi dapat hidup 72 jam
KLASIFIKASI
1.Sifilis kongenital
a. Dini : Sebelum 2 tahun
b. Lanjut: Sesudah 2 tahun
c. Stigmata
2.Sifilis Akuisita (didapat)
Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua cara;
a. Secara klinis dibagi menjadi tiga stadium: SI, SII, SIII
b. Epidemiologi WHO :
- Stadium dini menular (dlm 1 tahun sejak infeksi) :
SI, SII, Stadium rekuren dan stadium laten dini.
- Stadium lanjut tak menular (>1 tahun sejak infeksi) :
stadium laten lanjut dan SIII.
- Bentuk lain adalah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis.
III atau S IV
PATOGENESIS
Stadium dini
T. pallidum mikrolesi / selaput lendir melalui
senggama kulit kuman membiak, jaringan
bereaksi dengan membentuk infiltrat (sel limfosit
dan sel plasma, terutama di perivaskular,
pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi di
kelilingi oleh T. pallidum dan sel-sel radang.
Treponema di antara endotelium kapiler dan
jaringan perivaskular di sekitarnya. Enarteritis
pembuluh darah kecil perubahan hipertrofik
endotelium obliterasi lumen (enarteritis
obliterans). Kehilangan pendarahan erosi S1.
PATOGENESIS
Kuman mencapai kelenjar getah bening regional
secara limfogen, hematogen dan membiak,
menyebar ke semua jaringan tubuh. Multiplikasi ini
diikuti oleh reaksi jaringan S II
Stadium laten: tidak disertai gejala, meskipun
masih terdapat infeksi yang aktif. Jika imunitas
gagal mengontrol infeksi sehingga T.pallidum
membiak lagi ditempat S I dan menimbulkan lesi
rekuren atau kuman tersebut menyebar melalui
jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi
rekuren S II.
Lesi menular tersebut dapat timbul berulangulang, tetapi tidak melebihi 2 tahun
PATOGENESIS
Stadium Lanjut
Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun,
treponema dalam keadaan dorman. Namun
antibodi tetap ada dalam serum penderita
Keseimbangan antara treponema dan jaringan
dapat berubah Guma SIII
MANIFESTASI KLINIS
Sifilis Primer
MANIFESTASI KLINIS
Sifilis Sekunder (SII)
Gejalanya
umumnya
tidak
berat, berupa
anoreksia,
MANIFESTASI KLINIS
SIFILIS SEKUNDER
Kondilomata lata
Plaques Muqueuses
MANIFESTASI KLINIS
Sifilis Laten Dini
MANIFESTASI KLINIS
Sifilis lanjut
1.
Perbedaan karakteristik sifilis dini dan sifilis lanjut ialah sebagai berikut:
Pada sifilis dini bersifat infeksius, pada sifilis lanjut tidak, kecuali kemungkinan pada
wanita hamil.
2.
Pada sifilis dini hasil pemeriksaan lapangan gelap ditemukan T. pallidum, pada sifilis
lanjut tidak ditemukan.
3.
Pada sifilis dini infeksi ulang dapat terjadi walau telah diberi pengobatan yang cukup,
sedangkan pada sifilis lanjut sangat jarang.
4.
Pada sifilis dini tidak bersifat destruktif, sedangkan pada sifilis lanjut destruktif
5.
Pada sifilis dini hasil tes serologis selalu reaktif dengan titer tinggi, setelah
diberi pengobatan yang adekuat akan berubah menjadi non reaktif atau titer rendah,
sedangkan pada sifilis lanjut umumnya reaktif, selalu dengan titer rendah dan sedikit
atau hampir tidak ada perubahan setelah diberi pengobatan. Titer yang tinggi pada sifilis
lanjut dijumpai gumma dan paresis.
MANIFESTASI KLINIS
Sifilis tersier (S III)
Lesi pertama umumnya
terlihat antara tiga sampai
sepuluh tahun setelah S I.
Kelainan yang khas ialah
guma, yakni infiltrat
sirkumskrip, kronis,
biasanya melunak, dan
destruktif.
Dapat menyerang
mukosa,tulang dan alat
dalam
Gumma Nasal
NEUROSIFILIS
- Neurosifilis asimtomatik
- Sifilis meningovaskular (sifilis serebrospinalis):
meningomielitis, endarteritis sifilitika.
- Sifilis parenkim: tabes dorsalis dan demensia paralitika.
- Guma.
meningitis,
SIFILIS KARDIOVASKULER
Sifilis kardiovaskular bermanifestasi pada S III, dengan
masa laten 15-30 tahun
Terdapat insufisiensi aorta atau aneurisma aorta
torakales, berbentuk kantong pada aorta torakal.
Bila ada insufisiensi aorta tanpa kelainan katup pada
seseorang yang setengah umur disertai pemeriksaan
serologis darah reaktif, pada tahap pertama harus diduga
sifilis kardiovaskuler, sampai dapat dibuktikan lebih lanjut.
Pemeriksaan serologis umumnya reaktif.
Sifilis Kongenital
Pada bayi terjadi, jika ibunya terkena
sifilis, terutama sifilis dini sebab
banyak T. pallidum beredar dalam
darah. treponema masuk secara
hematogen ke janin melalui plasenta
yang sudah dapat terjadi pada saat
masa kehamilan 10 minggu.
Terbagi sifilis kong. Dini, lanjut dan
stigmata
STIGMATA
Lesi dini:
Saddle nose
Bulldog jaw
Gigi Hunchinson, Mulbery molar
Ragades
Koroidretinitis
Onikia
Lesi lanjut:
Keratitis interstitial
Sikatriks gumatosa
Buldog facies
Atrofi optikus
Trias hutchinson
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan T. Pallidum
berwarna
Pergerakannya
putih
memutar
pada
latar
terhadap
belakang
sumbunya,
gelap.
bergerak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan serologis dibagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non
treponema (uji Wassermann, Rapid Plasma Reagin, Venereal
Disease Research laboratory) dan pemeriksaan treponema (TPPA,
FTA-Abs, MHA-TP/TPHA, RPCF, uji Western Blot).
Rapid
palidum
haemoglutination
assay
(TPHA)
dan
Serological Pattern
Pattern
Number
VDRL
FTA-ABS
TPHA
IgG
IgM
- + or -
DIAGNOSIS BANDING
Herpes simplek
2.
Ulkus piogenik
3.
Skabies
4.
Balanitis
5.
Limfogranuloma venereum
6.
7.
Penyakit bechet.
8.
Ulkus mole
DIAGNOSA BANDING
Sifilis
stadium II
1.
2.
Morbili
3.
Pitiriasis rosea
4.
Psoriasis
5.
Dermatitis seboroik
6.
Kondiloma akuminatum
7.
Alopesia areata
PENATALAKSAAN
Sifilis
Pengobatan
Pemantauan
Serologik
Sifilis primer
1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan Pada bulan I, III,
diberikan 1x seminggu.
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 juta 6 bulan pada tahun
unit/hari selama 10 hari
ke 2
Sifilis
sekunder
Sifilis laten
2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta
unit/hari)
Sifilis S III
PENATALAKSANAAN
TERAPI
TINDAK LANJUT
a.
b.
c.
-.
1 bulan sesudah :
a.
b.
Kriteria sembuh, jika lesi telah menghilang, kelenjar getah bening tidak teraba
lagi dan V.D.R.L negatif.
PROGNOSIS
TERIMA KASIH