Anda di halaman 1dari 15

Adapun Langkahlangkah perhitungan dimensi dan penulangan pelat

lantai secara manual adalah sebagai berikut:


a. Menghitung tebal minimum (h)
- Untuk pelat satu arah pasal 9.5.2.2 (SNI 2847 2013), tebal minimal pelat dapat
-

dilihat pada tabel.


Untuk pelat dua arah, tebal minimum pelat tergantung pada tm, tm adalah
rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap pelat dengan
rumus sebagai berikut:

=
-

Ecb .lb
Ecp .lp

Jika tm < 0.2 maka


h 125 mm
Jika 0.2 tm 2 maka

fy
)
1500
h=
36+5 ( tm0.2)
l n(0.8+

dan 125 mm

Jika tm 2 maka

fy
)
1500
36+9

l n(0.8+
h=

dan 90 mm

dengan = rasio bentang bersih pelat dalam arah memanjang dan arah
memendek
b. Menentukan Tebal selimut beton minimal
(Pasal 7.7.1 SNI-2847-2013)
a) Untuk beton bertulang D 36, Tebal selimut beton 20 mm
b) Untuk beton bertulang D44 - D56, Tebal selimut beton 40 mm
c. Menentukan syarat-syarat batas dan panjang bentang

ly

sebagai bentang dianggap = l


x

Jika ly/lx > 3, maka pelat tersebut adalah pelat satu arah sedangkan ly/lx < 3 maka
pelat tersebut termasuk pelat 2 arah

Gambar 2.4 Penentuan bentang pelat ly dan lx


d. Menghitung beban- beban yang bekerja
seperti beban mati berat sendiri yang kemudian hitung beban rencana total:
= 1.2 WD + 1.6 WL
e. Menghitung tinggi efektif pelat lantai

WU

dalam arah sumbu x : dx = h - p - dx


dalam arah sumbu y : dy = h - p - dx - dy
Dimana :
dx,dy =
p
=
h
=
dx
=
dy
=
f.

tinggi efektif pelat lantai arah x dan y


tebal selimut beton
tinggi total penampang
diameter tulangan arah x
diameter tulangan arah y

Menghitung besarnya momen momen yang menentukan


baik dari pelat 1 arah (Momen tumpuan dan Momen lapangan) maupun pelat 2 arah
yaitu Mlx, Mly, Mtx, Mty, Mtix, dan Mtiy
Dimana:
Mlx : Momen lapangan maksimum per meter lebar arah x.
Mly : Momen lapangan maksimum per meter lebar arah y.
Mtx : Momen tumpuan maksimum per meter lebar arah x.
Mty : Momen tumpuan maksimum per meter lebar arah y.
Mtix: Momen jepit tak terduga (insidentil) per meter lebar arah x.
Mtiy: Momen jepit tak terduga (insidentil) per meter lebar arah y.
Pada pelat satu arah secara umum untuk menghitung momen yang terjadi dapat
menggunakan rumus :

g. Menghitung Luas tulangan pokok dengan persamaan:

K=

Mu
. b . d2

a= 1 1

As=

2K
.d
0,85. fc'

0,85. f c ' . a . b
fy

A s , min =

0,25 f c '
. bw d
fy

atau

A s , min =

1.4
.b d
fy w

(diambil nilai yang terbesar)


h. Menghitung jarak tulangan s:

1
. . D2 . b
4
As ,u

; s 450 mm

s 2.h ( untuk pelat 2 arah)


(diambil nilai yang terkecil)

1. DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN BALOK PERSEGI


a. TULANGAN TUNGGAL
1. Menghitung dimensi balok
2.

h=

1
1
L
12
15

1
2
b= L
2
3

3. Menghitung beban-beban yang bekerja


4. Menghitung momen rencana Mu (hasil statika)
5. Menentukan tebal selimut beton.

1. Hitungan tulangan longitudinal.


Tulangan longitudinal balok dengan tulangan tunggal dihitung dengan Iangkah
berikut:
a) Dihitung faktor momen pikul K dengan syarat: K Kmax

K=

Mu
2
.b.d

K maks=

382,5. 1 ( 600+ fy225. 1 ) . fc '


(600+ fy)2

syarat K harus Kmax


b) Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan ekuvalen a

a= 1 1

2. K
.d
0,85. fc'

c) Menghitung luas tulangan perlu As,u (diambil nilai yang terbesar) dengan
persamaan berikut:

A s , u=

0,85. f 'c .a . b
fy

1,4

Jika fc 31,36 MPa, As,u fy . b . d

Jika fc 31,36 Mpa, As,u

f c'
.b.d
4. fy

(diambil nilai yang terbesar)


d) Menghitung Jumlah tulangan (n) yang dihitung dengan membagi luas
tulangan perlu As,u terhadap luas tulangan 1 batang, diperoleh:

n=

A s ,u
1
. . D2
4

Selanjutnya dikonrol jumlah tulangan maksimal perbaris dengan persamaan:

m=

b2.d s 1
+1
D+Sn

Jika n < m, maka tulangan dapat dipasang 1 baris


2. Kontrol: Mr harus Mu
a) Menghitung tinggi blok teganga tekan beton persegi ekivalen dengan
persamaan berikut:

a=

As . f y

0,85. f 'c . b

b) Dihitung momen nominal Mn dan momen rencana Mr, dimana


Mr harus > Mu
Mn = As.fy.(d a/2)
Mr = . Mn

Balok dengan Tulangan Rangkap


1. Hitungan tulangan longitudinal.
Tulangan longitudinal balok dengan tulangan rangkap dihitung dengan
Iangkah berikut:
a) Dihitung faktor momen pikul K dengan syarat: K > Kmax

K=

Mu
. be .d

K maks=

382,5. 1 ( 600+ fy 225. 1 ) . fc '


(600+ fy)2

syarat K harus > Kmax


Dipilih K1 Kmax, (agar hemat dipakai K1= 0,8. Kmaks)
b) Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan ekuvalen a

a= 1 1

2. K 1
.d
0,85. fc'

c) Hitungan dilanjutkan sebagai berikut:


1. Dihitung nilai A1 dan A2

A 1=

A 2=

0,85. f c ' . a1 . b e
fy

( K K 1 ) . b e . d 2

( dd's ) . f y

2. Dihitung luas tulangan tarik perlu (As,u) dan tulangan tekan perlu
(As,u)
As,u = A1 + A2
As,u = A2
3.

Digunakan tulangan tarik As = n D X, luasnya harus As,u


Tulangan tekan As = nD X, luasnya harus As,u

2. Hitungan momen rencana.


Hitungan momen rencana balok bertulang rangkap dilaksanakan
dengan langkah berikut:
a. Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan ekuivalen a

A
( s A s ' ). f y
'

0,85. f c . b
a=
a). Dikontrol : rasio tulangan harus max

1=

A s A s '
b.d

max =0,75. b=

382,5. 1 . f c '
100
( 600+ f y ) . f y

Jika 1 > max maka ukuran balok kurang besar.


b).Dihitung nilai batas tulangan leleh (amin,leleh)

amin ,leleh=

600. 1 . d s '
600f y

c). Dibandingkan nilai a1 dan amin leleh


Jika a amin,leleh : maka tulangan tekan sudah leleh, dilanjutkan ke
langkah (d).
Jika a < amin,leleh : maka tulangan tekan belum leleh, dilanjutkan ke
langkah (e).
d). untuk a amin,leleh hitungan dilanjutkan berikut:
Dihitung momen nominal (Mnc, Mns, Mn) dan momen rencana Mr,
dimana Mr harus > Mu
Mnc = 0,85.fc.a.b. (d a/2)
Mns = As . fy (d ds)
Mn = Mnc + Mns
Mr = . Mn
e). untuk a1 < amin,leleh hitungan dilanjutkan berikut:
1. Dihitung nilai p,q,a, dan tegangan baja tekan fs

600. A 's A s . f y
p=
1,7. f 'c . b
q=

600. 1 . A's . d s '


0,85. f 'c . b

a= p 2+ q p
f 's=600

( aa . d ' )
1

2. Dihitung momen nominal (Mnc, Mns, Mn) dan momen rencana Mr:
dimana Mr harus > Mu
Mns = 0,85.fc.a1.be. (d a1/2)
Mns = As . fs. (d ds)
Mn = Mnc + Mns
Mr = . Mn

2.13.3 Perhitungan Balok T


Balok T didefinisikan sebagai balok yang menyatu dengan pelat, dimana pelat
tersebut mengalami tekanan. Lebar pelat efektif yang diperhitungkan bekerja sama
dengan balok dalam rangka menahan momen lentur ditentukan sebagai:

Gambar 2.7 syarat lebar efektif T dan L


Langkah-langkah Perhitungan:
Balok T dengan Tulangan Tunggal
a. Hitungan tulangan longitudinal.
Tulangan longitudinal balok T dengan tulangan tunggal dihitung
dengan Iangkah berikut:
1. Dihitung faktor momen pikul K dengan syarat: K Kmax

K=

Mu
. be .d 2

K maks=

382,5. 1 ( 600+ f y 225. 1 ) . f c '


(600+ f y )2

Jika K > Kmax, maka dihitung dengan tulangan rangkap


2. Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan ekuvalen a

a= 1 1

2. K
.d
0,85. f c '

Jika a < hf: maka beton tekan berada di sayap (disebut balok T
palsu), dihitung sebagai balok persegi panjang dengan lebar balok = be (lihat
Iangkah 3)).
Jika a > hf: maka beton tekan berada di badan (disebut balok T asli), dihitung
sebagal balok T, mula-mula dihitung luas sayap = Af (lihat langkah 4)).
3. Untuk nilai a < hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:
a. Dihitung luas tulangan perlu (As,u) dengan memilih yang besar dari nilal As
atau As,min pada persamaan berikut:

As=

0,85. f c ' . a. b e
fy

A s , min =

0,25 f c '
. bw d
fy

atau

A s , min =

1.4
.b d
fy w

b. Dilanjutkan ke langkah 5).


4. Untuk nilai a > hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:
a. Dihitung luas transformasi sayap Af dan momen nominal sayap Mnf

Af =

0,85. f c ' .h f .(b eb)


fy

M nf = A f . f y .(d
b.

hf
)
2

Dihitung momen nominal badan Mnw dan faktor pikul Kw

M
( u/)M nf
M nw =

K w =M nw /(b . d )
Syarat : Kw harus Kmax
Jika Kw Kmax maka dihitung dengan tulangan rangkap
c.

Dihitung tinggi blok beton tekan persegi ekuivalen a dan luas tulangan A1

a= 1 1

A 1=

2. K w
.d
0,85. f c '

0,85. f 'c . a .b
fy

d. Dihitung luas tulangan perlu (As,u) dengan memilih yang besar dari nilai As
atau As, min dengan persamaan berikut:

A s =A 1 + A f
A s , min =

0,25 f c '
. bw d
fy

atau

A s , min =

1.4
.b d
fy w

e. Dilanjutkan ke langkah 5
5. Dihitung jumlah tulangan n berdiameter X

n=

A s ,u
1
. . X2
4

Digunakan tulangan tarik As= n D X, luasnya As,u


Tulangan tekan As= 2 D X (ditambahkan)
b. Hitungan momen rencana.
Hitungan momen rencana balok T bertulang tunggal dilaksanakan dengan
langkah berikut:
1. Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan ekuivalen a

a=

As . f y

0,85. f 'c . be

Jika a < hf: maka beton tekan berada di sayap (disebut balok T palsu), dihitung
sebagai balok persegi panjang dengan lebar balok = be (lihat Iangkah 2)).
Jika a > hf: maka beton tekan berada di badan (disebut balok T asli), dihitung
sebagal balok T, mula-mula dihitung luas sayap = Af (lihat langkah 3)).
2. Untuk niai a < hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:
a. Dikontrol : rasio tulangan 1 harus max

1=

As
be . d

max =0,75. b=

382,5. 1 . f c '
100
( 600+ f y ) . f y

Jika > max maka ukuran balok kurang besar.


a. Dikontrol : semua tulangan tarik harus sudah leleh (a amaks,leleh)

amaks , leleh=

600. 1 . d d
600+f y

dd adalah jarak antara titik berat tulangan tarik paling dalam dan tepi serat
beton tekan.
Jika a > amaks,leleh maka ukuran balok kurang besar.
Dihitung momen nominal Mn dan momen rencana Mr
b.
Mn = As . fy (d a/2)
Mr = . Mn
3. Untuk nilai a > hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:
a. Dihitung luas transformasi sayap Af dan memen nominalnya Mnf

Af =

0,85. f c ' .h f .(b eb)


fy

M nf = A f . f y .(d

hf
)
2

b. Dikontrol rasio tulangan 1 harus maks

1=

A s A f
b.d

max =0,75. b=

382,5. 1 . f c '

( 600+ f y ) . f y

100

Jika > max maka ukuran balok kurang besar.


c. Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekuivalen a dengan syarat: a
amaks,leleh

A
( s A f ). f y
0,85. f 'c . b
a=

amaks , leleh=

600. 1 . d d
600+ f y

Jika a > amaks,leleh maka ukuran balok kurang besar.


d. Dihitung momen nominal Mn dan momen rencana Mr
Mnw = 0,85.fc.a.b. (d a/2)
Mnf = Af . fy (d hf/2)
Mn = Mnw + Mnf
Mr = . Mn
Balok T dengan Tulangan Rangkap
a.

Hitungan tulangan longitudinal.


Tulangan longitudinal balok T dengan tulangan rangkap dihitung
dengan Iangkah berikut:
1. Dihitung faktor momen pikul K dengan syarat: K Kmax

K=

Mu
. be .d

K maks=

382,5. 1 ( 600+ fy225. 1 ) . fc '


2
(600+ fy)

syarat K harus > Kmax


Dipilih K1 Kmax, (agar hemat dipakai K1= 0,8. Kmaks)
2. Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan ekuvalen a1

a1= 1 1

2. K 1
.d
0,85. fc '

Jika a1 < hf: maka beton tekan berada di sayap (disebut balok T palsu), dihitung
sebagai balok persegi panjang dengan lebar balok = be (lihat Iangkah 3)).
Jika a1 > hf: maka beton tekan berada di badan (disebut balok T asli), dihitung
sebagal balok T, mula-mula dihitung luas sayap Af (lihat langkah 4)).
3. Untuk nilai a1 < hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:
a. Dihitung nilai A1 dan A2

A 1=

A 2=

0,85. f c ' . a1 . b e
fy

( K K 1 ) . b e . d 2

( dd's ) . f y

b. Dihitung luas tulangan tarik perlu (As,u) dan tulangan tekan perlu (As,u)
As,u = A1 + A2
As,u = A2
c. Digunakan tulangan tarik As = n D X, luasnya harus As,u
Tulangan tekan

As = nD X, luasnya harus As,u

4. Untuk nilai a1 > hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:


a. Dihitung luas transformasi sayap Af dan momen nominal sayap Mnf

Af =

0,85. f c ' .h f .(b eb)


fy

M nf = A f . f y .(d

hf
)
2

b. Dihitung momen nominal badan Mnwdan faktor pikul Kw dan K1

M
( f /)M nf
M nw =
K w =M nw /(b . d 2 )
Syarat : Kw harus > Kmax
Jika Kw Kmax (agar hemat dipakai K1 = 0,8 Kmax)
c. Dihitung tinggi blok beton tekan persegi ekuivalen a dan luas tulangan A 1 dav
A2

a= 1 1

2. K 1
.d
0,85. f c '

0,85. f 'c . a .b
A 1=
fy
A 2=
d.

( K w K 1 ) . b e . d 2

( dd 's ) . f y

Dihitung luas tulangan tarik perlu (As,u) dan tulangan tekan perlu (As,u)
As,u = Af + A1 + A2
As,u = A2

e.

Digunakan tulangan tarik As = n D X, luasnya harus As,u


Tulangan tekan

f.

As = nD X, luasnya harus As,u

Hitungan momen rencana.


Hitungan momen rencana balok T bertulang rangkap dilaksanakan dengan
langkah berikut:
1. Dihitung tinggi blok tegangan beton tekan ekuivalen a1

A
( s A s ' ). f y
0,85. f 'c . be
a1=

Jika a1 < hf: maka beton tekan berada di sayap (disebut balok T palsu),
dihitung sebagai balok persegi panjang dengan lebar balok = be
(lihat langkah 2).
Jika a1 > hf: maka beton tekan berada di badan (disebut balok T asli),
dihitung sebagai balok T, mula-mula dihitung luas sayap=Af (lihat
langkah 3).
2. Untuk niai a < hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:
Dikontrol : rasio tulangan 1 harus max
a.

1=

A s A s '
be . d

max =0,75. b=

382,5. 1 . f c '

( 600+ f y ) . f y

100

Jika 1 > max maka ukuran balok kurang besar.


b. Dihitung nilai batas tulangan leleh (amin,leleh)

amin ,leleh=
c.

600. 1 . d s '
600f y

Dibandingkan nilai a1 dan amin leleh


Jika a1 amin,leleh : maka tulangan tekan sudah leleh, dilanjutkan ke
langkah (d).

Jika a1 < amin,leleh : maka tulangan tekan belum leleh, dilanjutkan ke


langkah (e).
d. untuk a1 amin,leleh hitungan dilanjutkan berikut:
1. Dikonrol : a1 harus a maks,leleh (semua tulangan tarik harus sudah
leleh)

amaks , leleh=

600. 1 . d d
600+f y

Jika a1 > a maks,leleh, maka ukuran balok kurang besar.


2. Dihitung momen nominal (Mnc, Mns, Mn) dan momen rencana M r,
dimana Mr harus > Mu
Mns = 0,85.fc.a1.be. (d a1/2)
Mns = As . fy. (d ds)
Mn = Mnc + Mns
Mr = . Mn
e. untuk a1 < amin,leleh hitungan dilanjutkan berikut:
1. Dihitung nilai p,q,a, dan tegangan baja tekan fs
'

600. A s A s . f y
p=
'
1,7. f c .b e
'

600. 1 . A s . d s '
q=
'
0,85. f c . b e
a= p 2+ q p
f 's=600

Dengan syarat: a amaks,leleh

a 1 . d s '
a

2. Dihitung momen nominal (Mnc, Mns, Mn) dan momen rencana Mr, dimana
Mr harus > Mu
Mns = 0,85.fc.a1.be. (d a1/2)
Mns = As . fs. (d ds)
Mn = Mnc + Mns
Mr = . Mn
3. Untuk nilai a1 > hf, hitungan dilanjutkan sebagai berikut:
a. Dihitung luas transformasi sayap Af dan momen nominalnya Mnf

Af =

0,85. f c ' .h f .(b eb)


fy

M nf = A f . f y .(d

hf
)
2

b. Dihitungan tinggi blok beton tekan persegi ekuivalen a dan amin,leleh

a=

( A s A 's A f ) . f y
0,85. f 'c . b

amin ,leleh=

600. 1 . d s '
600f y

c. Untuk nilai a amin,leleh, maka tulangan tekan sudah leleh (dipakai fs=fy), dan
dilanjutkan sebagai berikut:
1. Dikontrol : a1 harus a maks,leleh (semua tulangan tarik harus sudah leleh)
2. Dihitung momen nominal Mn dan momen rencana Mr:
Mnw = 0,85.fc.a.b. (d a/2)
Mnf = Af . fy (d hf/2)
Mns = As . fy .(d ds)
Mn = Mnw + Mnf + Mns
Mr = . Mn
d. Dihitung nilai a < amin,leleh, maka tulangan tekan belum leleh dan dihitung:
1. Dihitung nilai p,q,a, dan tegangan baja tekan fs
'

p=

600. A s( A s A f ) . f y
1,7. f 'c . be

600. 1 . A's . d s '


q=
0,85. f 'c . b e
a= p 2+ q p
f 's=600

Dengan syarat: a amaks,leleh

a 1 . d s '
a

2. Dihitung momen nominal Mn dan momen rencana Mr:


Mnw = 0,85.fc.a.b. (d a/2)
Mnf = Af . fy .(d hf/2)
Mns = As . fs. (d ds)
Mn = Mnw + Mnf + Mns
Mr = . Mn

Anda mungkin juga menyukai