Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KUAT TEKAN BETON K175 DENGAN CAMPURAN SERBUK

KAPUR DAN SERBUK BATU BATA UNTUK PENGHEMATAN PENGGUNAAN


SEMEN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DASAR
Oleh:
Johanes da Cruz
13007001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012

BAB I

Latar Belakang

Sejauh ini penggunaan semen terutama semen portland (PCC) masih merupakan
alternatif
sebagai bahan pengikat utama dalam pembuatan beton. Sehingga muncul suatu inovasi
dimana pada proporsi tiap 1m penggunaan semen akan di hemat penggunaanya.

Maksud dan Tujuan


Melakukan perbandingan kuat tekan beton antara beton normal dan beton dengan campuran
tambahan kapur dan serbuk batu bata
Mengajukan bahan campuran tambahan baru dalam pembuatan beton selain semen,
agregat ( agregat halus dan agregat kasar)dan air yang lajim digunakan.
Untuk penghematan penggunaan semen dalam pembuatan beton
Memanfaatkan bahan dasar material yang selain lebih murah dan mudah untuk didapat.
Batasan masalah
Identifikasi ketersediaan kapur dan batu bata yang akan digunakan sebagai bahan
campuran dasar yang sudah dalam bentuk serbuk sehingga memudahkan dalam proses
pencampuran dengan semen.
Menghitung kebutuhan mix desain dan kemudian mengurangi jumlah proporsi dari hasil
kebutuhan semen dengan campuran tambaha yaitu kapur dan serbutk batu bata merah.

Ruanglingkup pengerjaan
Pengujian bahan material

Uji saringan agregat


Penentuan bobot isi gembur agregat
Penentuan isi padat agregat
Penentuan berat jenis dan kadar air agregat
Penentuan kadar lumpur agregat

Pembuatan benda uji


Beton Normal
Beton campuran 5%,10%,20% dan 30% di subtitusi dengan
campuran 70% kapur dan 30% bubuk bata merah

Pengujian kuat tekan beton


Pengujian kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan rata-rata tiap campuran beton

Sistematik penulisan

Bab
Bab
Bab
Bab
Bab

I pendahuluan
II Studi Literatur
III Metodologi Penelitian
IV pelaksanaan dan analisa data pengujian beton
V Kesimpulan dan Saran

BAB II
STUDI LITERATUR
Klasifikasi beton

Beton siklop ( sama seperti beton normal bedanya hanya pada ukuran agregat kasar yang mencapai 2 cm)

Beton Ringan ( menggunakan agregat ringan atau bahan tambah yang membentuk gelembung udara pada
saat pengadukan berlangsung)

Beton Non-Pasir ( beton yang tidak menggunakan pasir, berongga dan berat jenisnya lebih rendah)

Beton Hampa (beton yang pengerjaannya setelah dipadatkan kemudian air sisa reaksi disedot seperti cara
vacum sehingga betoan akan lebih padat)

Beton Bertulang ( beton yang di beri tulangan pada bagian tariK)

Beton Pracetak ( beton yang

Betin Massa (Beton yang dituang dalam volume besar, untu bangunan besar maka harus diperhatikan

pebuatannya dapat dilakukan di tempat atau di tempat lain)

perbedaan temperatu)

Beton Ferro semen ( beton dari bahan gabungan dimana mortar semen diberi tulangan yang berupa
anyaman kawat baja)

Beton Prategang ( sama seperti beton bertulang perbedaannya adalah batang baja yang dimasukkan
ke dalam beton ditegangkan dahulu)

Beton Serat ( bahan beton yang ditambah dengan bahan lain berupa serat dengan ukuran diameter 25500mm, panjang 25-100mm berupa tumbuh-tumbuhan, serat plastik dan kawat baja)

Sifat dan karakteristik beton

Beton segar
Kemudahan dalam pengerjaan
Pemisahan kerikil
Pemisahan Air

Beton Keras
Sifat jangka pendek

Kuat tekan beton

Kuat tarik beton

kuat geser

Sifat jangka panjang

Rangkak
Susut

Kuat Tekan Beton Fc


kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu
Tabel Perbandingan kuat tekan beton pada berbagai benda uji

Benda uji

Perbandingan kekuatan tekan

Kubus 15 x15 x15 cm

1,00

Kubus 20 x20 x 20 cm

0,95

Slinder 15 x 30 cm

0,83

Faktor pengaruh kekuatan beton

Pengaruh cuaca
Daya perusak zat kimiawi
Daya tahan terhadap aus/ abrasi
Bahan-bahan penyusut beton
Metode pencampuran
Perawatan
Pengaruh lingkungan
FAS (Faktor Air semen)

Kelebihan dan kekurangan dari beton


Kelebihan beton

Menggunakan bahan lokal yang murah


Biaya perawatan rendah
Berkekuatan tinggi dan tahan terhadap pengaratan
Pengerjaan relatif mudah
Dapat di angkut atau dipindah dan mudah di bentuk

Kekurangan beton
Kuat terhadap tekan dan lemah pada tarikan
Mengalami Penyusutan pada saat pengeringan dan mengembang
jika basah
Dapat mengalami susut dan mengembang bila terjadi perubahan
suhu
Tidak kedap air dan apabila air mengandun zat garam dapat
merusak beton
Beton bersifat getas

Bahan Pembuatan Beton


Semen

Bagan proses pembuatan semen Portlan

Tabel Tipe semen dengan kandungan unsur kimia menurut standar ACI 225
Tipe
I
II

Kandungan Kimia

Penggunaan

Beton biasa
Beton dengan ketahanan sulfat dan panas

CaO

Al2O3

SiO2

FeO2

54

18

10

55

19

11

hidrasi sedang
III

Beton dengan kekuatan awal tinggi

55

17

IV

Beton dengan panas hidrasi rendah

42

42

15

54

22

13

beton dengan ketahanan sulfat tinggi

Tipe tipa semen

Semen Non-Hidrolic
Semen Hidrolic
Semen Pozzolan
Semen Terak
Semen alam
Semen Portland

Agregat Halus (pasir)


Agregat didifinisikan sebagai bahan pengisi yang akan menentukan mortar suatu beton
Dalam perencanaan beton menurut SK.SNI-T15-1990-03 agregat yang digukanan harus
memenuhi syarat. jenis agregat dapat ditentukan berdasarkan sumbernya, yakni batuan
alam atau batuan buatan/pecah
Klasifikasi agregat berdasarkan sumber material
Jenis agregat berdasarkan berat
Jenis agregat berdasarkan bentuk
Jenis agregat berdasarkan ukuran butir nominal
Jenis agregat berdasarkan tekstur permukaan.
Jenis agregat berdasarkan gradasi

Air
Fungsi Penggunaan dalam pembuatan beton adalah untuk memicu proses kimiawi dari
semen. Air dan semen akan menghasilkan reaksi kimia maka diperlukan perbandingan
atau factor air semen yang baik yang akan menghasilkan kualitas beton yang baik.

Bahan Campuran Subtitusi Semen


Batu bata
Standar bata merah diindonesia oleh Y.D.N.I no NI-10 menetapkan suatu
ukuran standart untuk bata merah sebagai berikut;
Panjang 240mm, lebar 115mm, tebal 52mm
Panjang 230mm, lebar 110mm, tebal 50mm
Tabel Klasifikasi kekuatan bata

BAB III
Metode Penelitian

Mix desain

Tabel Hasil Perhitungan mix desain susunan campuran 1m

Penentuan benda uji dan Menentukan Volume dan jumlah benda uji
Jenis benda uji

15x15x15 cm = 0,003375 m
Maka , bila jumlah benda uji =60 buah
maka 0,003375x60= 0,203 m

Tabel Jumlah benda uji tiap umur


pengujian

Tabel proporsi bahan campuran Kapur 70 % +


Serbuk Batu Bata 30%
%
Campu
ran
0%

5%
10%
20%
30%
jumlah

Semen
14,6
13,87
13,14
11,68
10,22

kapur
70%
-

Serbuk
BT.Bata
(30%)

0.511
1,02
2,044
3,07

0,22
0.44
0.88
1.31

6,64

2,85

Total Kapur + Serbuk Batu Bata

9,49 Kg

Pembuatan benda uji


Menghitung proporsi campuran untuk V =0.203 mUntuk :
Beton Normal
Beton 5%, 10%, 20% dan 30% dengan kapur 70% dan bubuk
bata merah 30%

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN


BETON
Persiapan Bahan dan alat dalam Pembuatan benda uji
Persiapan alat

Persiapan bahan

Penggujian bahan di laboratorium


Pengujian agregat halus

Analisa biaya beton tiap masing-masing campuran

Pengujian kuat tekan beton

Hasil pengujian selama umur rencana

Analisa hasil uji kuat tekan beton

N i l a i k u a t t e k a n V s u s i a b e n d a u j i u n t u k va r i a s i c a m p u r a n

Nilai kuat tekan optimum untuk variasi campuran pada umur 28 hari

Kesimpulan dan saran


Kesimplan

Nilai kuat tekan dari trial mix beton normal dengan menggunakan tipe semen PCC pada
umur 28 hari ( nilai acuan) dicapai sebesar 234,5 kg/cm 2.

Variasi subtitusi semen yang digantikan oleh kapur sebesar 70% dan bubuk bata merah
sebesar 30% akan mempengaruhi hasil nilai kuat tekan yang diperoleh pada usi 28 hari (usia
beton yang menjadi patokan Kriteria penerimaan beton). Hasil trial mix terlihat, beton dengan
subtitusi semen sebesar 10 % memiliki nilai kuat tekan yang optimum di semua ujia
pengamatan ( 3,7,14 dan 28 hari)

Beton dengan campuran tambahan kapur dan bata merah sebesar 20% juga dapat
digunakan sebagai bahan bangunan struktural nilai kuat tekan dari beton tersebut masi
berada di atas kuat tekan beton normal.

Dari dua campuran beton yang di disarankan tersebut diatas selain kuat tekan yang
memenuhi syarat dari segi biayapun bisa dikatakan lebih murah dibanding dengan beton
normal.

Saran
Pada saat pembuatan beton dengan campuran tambahan seperti yang dilakuakn
pada skripsi ini harus memperhatikan Faktor air semen, sebab pada penelitian ini
capuran tambahan pada pembuatan beton K-175 yaitu campuran 5%, 10%,20% dan
sampai 30% terjadi penurunan nilai slum yang sangat drastis ( dimana campuran
menjadi lebih kental). Hal ini disebabkan daya serap air yang di hasilkan oleh
campuran tambahan tersebut sangat tinggi.

Pada pelaksanaan percobaan, tingkat kehalusan dari kapur dan bubuk bata merah
diupayakn sama dengan kehalusan dari bubuk semen agar didapat hasil
pencampuran yang harapkan hal ini dilakuakan melalui proses penumbukan dan
melakukan ayakan.

Perlu di adakan lagi suatu pengujian terhadap kapur dan batu bata yang akan
digunakan dalam pembuatan beton dengan campuran serbuk kapur dan serbuk batu
bata agar mengetahui sifat-sifat dari baha-bahan tersebut.

Thanks

Anda mungkin juga menyukai