BAB I
Latar Belakang
Sejauh ini penggunaan semen terutama semen portland (PCC) masih merupakan
alternatif
sebagai bahan pengikat utama dalam pembuatan beton. Sehingga muncul suatu inovasi
dimana pada proporsi tiap 1m penggunaan semen akan di hemat penggunaanya.
Ruanglingkup pengerjaan
Pengujian bahan material
Sistematik penulisan
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
I pendahuluan
II Studi Literatur
III Metodologi Penelitian
IV pelaksanaan dan analisa data pengujian beton
V Kesimpulan dan Saran
BAB II
STUDI LITERATUR
Klasifikasi beton
Beton siklop ( sama seperti beton normal bedanya hanya pada ukuran agregat kasar yang mencapai 2 cm)
Beton Ringan ( menggunakan agregat ringan atau bahan tambah yang membentuk gelembung udara pada
saat pengadukan berlangsung)
Beton Non-Pasir ( beton yang tidak menggunakan pasir, berongga dan berat jenisnya lebih rendah)
Beton Hampa (beton yang pengerjaannya setelah dipadatkan kemudian air sisa reaksi disedot seperti cara
vacum sehingga betoan akan lebih padat)
Betin Massa (Beton yang dituang dalam volume besar, untu bangunan besar maka harus diperhatikan
perbedaan temperatu)
Beton Ferro semen ( beton dari bahan gabungan dimana mortar semen diberi tulangan yang berupa
anyaman kawat baja)
Beton Prategang ( sama seperti beton bertulang perbedaannya adalah batang baja yang dimasukkan
ke dalam beton ditegangkan dahulu)
Beton Serat ( bahan beton yang ditambah dengan bahan lain berupa serat dengan ukuran diameter 25500mm, panjang 25-100mm berupa tumbuh-tumbuhan, serat plastik dan kawat baja)
Beton segar
Kemudahan dalam pengerjaan
Pemisahan kerikil
Pemisahan Air
Beton Keras
Sifat jangka pendek
kuat geser
Rangkak
Susut
Benda uji
1,00
Kubus 20 x20 x 20 cm
0,95
Slinder 15 x 30 cm
0,83
Pengaruh cuaca
Daya perusak zat kimiawi
Daya tahan terhadap aus/ abrasi
Bahan-bahan penyusut beton
Metode pencampuran
Perawatan
Pengaruh lingkungan
FAS (Faktor Air semen)
Kekurangan beton
Kuat terhadap tekan dan lemah pada tarikan
Mengalami Penyusutan pada saat pengeringan dan mengembang
jika basah
Dapat mengalami susut dan mengembang bila terjadi perubahan
suhu
Tidak kedap air dan apabila air mengandun zat garam dapat
merusak beton
Beton bersifat getas
Tabel Tipe semen dengan kandungan unsur kimia menurut standar ACI 225
Tipe
I
II
Kandungan Kimia
Penggunaan
Beton biasa
Beton dengan ketahanan sulfat dan panas
CaO
Al2O3
SiO2
FeO2
54
18
10
55
19
11
hidrasi sedang
III
55
17
IV
42
42
15
54
22
13
Semen Non-Hidrolic
Semen Hidrolic
Semen Pozzolan
Semen Terak
Semen alam
Semen Portland
Air
Fungsi Penggunaan dalam pembuatan beton adalah untuk memicu proses kimiawi dari
semen. Air dan semen akan menghasilkan reaksi kimia maka diperlukan perbandingan
atau factor air semen yang baik yang akan menghasilkan kualitas beton yang baik.
BAB III
Metode Penelitian
Mix desain
Penentuan benda uji dan Menentukan Volume dan jumlah benda uji
Jenis benda uji
15x15x15 cm = 0,003375 m
Maka , bila jumlah benda uji =60 buah
maka 0,003375x60= 0,203 m
5%
10%
20%
30%
jumlah
Semen
14,6
13,87
13,14
11,68
10,22
kapur
70%
-
Serbuk
BT.Bata
(30%)
0.511
1,02
2,044
3,07
0,22
0.44
0.88
1.31
6,64
2,85
9,49 Kg
Persiapan bahan
N i l a i k u a t t e k a n V s u s i a b e n d a u j i u n t u k va r i a s i c a m p u r a n
Nilai kuat tekan optimum untuk variasi campuran pada umur 28 hari
Nilai kuat tekan dari trial mix beton normal dengan menggunakan tipe semen PCC pada
umur 28 hari ( nilai acuan) dicapai sebesar 234,5 kg/cm 2.
Variasi subtitusi semen yang digantikan oleh kapur sebesar 70% dan bubuk bata merah
sebesar 30% akan mempengaruhi hasil nilai kuat tekan yang diperoleh pada usi 28 hari (usia
beton yang menjadi patokan Kriteria penerimaan beton). Hasil trial mix terlihat, beton dengan
subtitusi semen sebesar 10 % memiliki nilai kuat tekan yang optimum di semua ujia
pengamatan ( 3,7,14 dan 28 hari)
Beton dengan campuran tambahan kapur dan bata merah sebesar 20% juga dapat
digunakan sebagai bahan bangunan struktural nilai kuat tekan dari beton tersebut masi
berada di atas kuat tekan beton normal.
Dari dua campuran beton yang di disarankan tersebut diatas selain kuat tekan yang
memenuhi syarat dari segi biayapun bisa dikatakan lebih murah dibanding dengan beton
normal.
Saran
Pada saat pembuatan beton dengan campuran tambahan seperti yang dilakuakn
pada skripsi ini harus memperhatikan Faktor air semen, sebab pada penelitian ini
capuran tambahan pada pembuatan beton K-175 yaitu campuran 5%, 10%,20% dan
sampai 30% terjadi penurunan nilai slum yang sangat drastis ( dimana campuran
menjadi lebih kental). Hal ini disebabkan daya serap air yang di hasilkan oleh
campuran tambahan tersebut sangat tinggi.
Pada pelaksanaan percobaan, tingkat kehalusan dari kapur dan bubuk bata merah
diupayakn sama dengan kehalusan dari bubuk semen agar didapat hasil
pencampuran yang harapkan hal ini dilakuakan melalui proses penumbukan dan
melakukan ayakan.
Perlu di adakan lagi suatu pengujian terhadap kapur dan batu bata yang akan
digunakan dalam pembuatan beton dengan campuran serbuk kapur dan serbuk batu
bata agar mengetahui sifat-sifat dari baha-bahan tersebut.
Thanks