Anda di halaman 1dari 6

.1.

Pengertian Limbah Kotoran Ternak Sapi


Limbah kotoran ternak adalah salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan
peternakan, limbah ini mempunyai andil dalam pencemaran lingkungan karena limbah kotoran
ternak sering menimbulkan masalah lingkungan yang mengganggu kenyamanan hidup
masyarakat disekitar peternakan, gangguan itu berupa bau yang tidak sedap yang ditimbulkan
oleh gas yang berasal dari kotoran ternak, terutama gas amoniak (NH 3) dan gas Hidrogen (H2S)
(Peternakan Kita. 2012).
Ada beberapa jenis limbah dari peternakan dan pertanian, yaitu limbah padat, cair dan
gas. Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau berada dalam fase
padat. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair.
Sementara limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas.
Limbah tersebut dapat diolah menjadi energi, yaitu biogas (Sri Wahyuni, 2009).

Kandungan Gizi dalam Bandeng, Nutrisi dan Kalori Kadar air (gram per 100g) 70,85
Kandungan kalori Makanan (kkal per 100g/3.5oz) 148
Kadar protein (gram per 100g) 20,53
Kadar lemak (lipid) (gram per 100g) 6,73
Kadar abu (gram per 100g) 1.14
Karbohidrat konten (gram per 100g) 0
Dietary Fiber konten (gram per 100g) 0
Kadar gula (gram per 100g) N / A
Mineral Nutrisi dalam Bandeng
Kalsium (Ca) content (mg per 100g) 51
Besi (Fe) (mg per 100g) 0,32
Magnesium (Mg) konten (mg per 100g) 30
Fosfor (P) content (mg per 100g) 162
Kalium (K) konten (mg per 100g) 292
Natrium (Na) kadar (mg per 100g) 72
Seng (Zn) (mg per 100g) 0,82
Tembaga (Cu) kadar (mg per 100g) 0,034
Mangan (Mn) (mg per 100g) 0.02
Selenium (Se) content ( per 100g) 12,6
Vitamin Nutrisi dalam Bandeng
Vitamin C (Ascorbic Acid) kadar (mg per 100g) 0
Konten thiamin (vitamin B-1) (mg per 100g) 0,013
Riboflavin konten (vitamin B-2) (mg per 100g) 0,054
Konten Niacin (vitamin B-3) (mg per 100g) 6,44
Asam pantotenat konten (vitamin B-5) (mg per 100g) 0,75
Vitamin B-6 konten (mg per 100g) 0,423
Folat konten (mg per 100g) 16
Asam Folat konten (mg per 100g) 0
Makanan konten Folat (mg per 100g) 16
Folat konten (DFE per 100g) 16
Vitamin B-12 konten (mg per 100g) 3.4
Vitamin A konten (mg per 100g) 100
Vitamin A konten (Int. Unit, IU, per 100g) 30
Retinol konten (mg per 100g) 30

Vitamin E (alfa-tokoferol) konten (mg per 100g) N / A


sumber gizi : http://www.calorie-counter.net

Pembuatan Pakan
Bahan :
1. Pupuk Kandang/ kotoran hewan (kohe) seperti kotoran sapi, kerbau, ayam dan domba sebanyak
600 Kg (60%)
2. Limbah organik seperti Jerami, sayuran, limbah rumah tangga, limbah hasil pertanian termasuk
berbagai jenis rumput/ pupuk hijau dipotong-potong sepanjang 5 cm sebanyak 300 kg (30%)
2. Dedak/ sekam sebanyak 100 kg (10%)
3. Kapur untuk menetralkan keasaman (pH) sebanyak 10 Kg (maksimum 3%).
4. Gula pasir, gula merah atau tetes tebu (molase) sebanyak 1 Kg.
5. SOLAGRI 2 Bioaktivator Kompos sebanyak 2 box.
6. SOLAGRI 4 sebagai suplemen enzim bermutu untuk perikanan.
Cara Pembuatan :
1. Suspensikan terlebih dahulu SOLAGRI 2 secara perlahan dan bertahap ke dalam air sebanyak 20
30 Lt. Tambahkan gula secara perlahan. Aduk hingga merata.
2. Campurkan semua bahan berupa pupuk kandang/ kohe, limbah organik, sekam/dedak dan kapur
secara merata.
3. Siramkan larutan aktif SOLAGRI 2 secara perlahan ke dalam campuran bahan secara merata
sampai kandungan air adonan mencapai 40%. Bila campuran adonan dikepal dengan tangan, air tidak
keluar dari adonan dan bila kepalan dilepas adonan akan terurai.
4. Campuran adonan diperam (fermentasi) di tempat yang kering dengan ketinggian adonan antara 15
s/d 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni/ plastik selama 3 4 hari.
5. Pertahankan suhu bahan adonan 40 60 C. Jika suhu lebih dari 60C, bukalah karung penutup
dan gundukan adonan dibolak-balik kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi
dapat

mengakibatkan

bahan

fermentasi

menjadi

rusak

karena

terjadi

proses

pembusukan.

Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.


6. Setelah 4 5 hari bahan pakan fermentasi dicampur dengan enzim SOLAGRI 4 untuk
meningkatkan kualitas pakan alami. Pakan buatan ini siap digunakan sebagai pakan alami Ikan
Bandeng. Jika ada mesin penghancur/ pellet, bahan hasil fermentasi dapat dibuat menjadi serbuk atau
pelet.
Pakan hasil fermentasi ini dapat dicampur dengan pakan pabrik yang biasa digunakan peternak
dengan perbandingan 1 : 3 (pakan pabrik : pakan fermentasi). Pemberian pakan dilakukan setiap hari
seperti biasanya.

Ikan Bandeng (Chanos chanos/ Milkfish)

Catatan : Cara pembuatan pakan seperti di atas dapat dilakukan langsung pada dasar tambak
sebelum pemberian air dan bibit ikan. Setelah bahan organik yang difermentasi di dasar tambak
matang (5 hari), lalu masukkan air setengah bagian dari tinggi tambak. Biakan air selama 3 hari
sampai munculnya plankton dan ganggang hijau di pemukaan air kolam. Setelah 3 hari, baru
tambahkan kembali air ke dalam tambak hingga ketinggian secukupnya. Selanjutnya masukkan benih
Ikan Bandeng. Pada tahap pemeliharaan, pakan fermentasi diberikan setiap hari. Dengan menerapkan
cara beternak alaSOLAGRI, dipastikan hasil panen Ikan Bandeng akan meningkat secara meyakinkan.
Aplikasi : Tambak Bandeng dan Tambak Lele.
(Kabelan Kunia/ SOLAGRI/01012013).

Adapun langkah- langkah dalam Proses pembuatan pakan untuk usaha perikanan yang berasal
dari kotoran sapi antara lain sebagai berikut:

1. Kotoran sapi diambil dan dibersihkan dari kotoran yang menempel. Kotoran yang akan
digunakan disyaratkan yang padat dan kering dengan kadar air rendah dan tidak berbau.
Agar bisa menghasilkan kotoran air rendah dan sapi hanya diberi pakan jerami yang telah
kering dan diberi minum air yang dicampur dengan bakteri pengurai, yang diambil dari
rumen (perut besar sapi). Pemberian minum ini hanya dilakukan paling banyak dua kali
sehari masing-masing satu ember.
2. Kotoran tadi kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu
minggu. Selain menghilangkan biogas-nya, juga agar bakteri yang terkandung dalam
kotoran itu mati.
3. Setelah proses pengeringan sempurna, tahap selanjutnya adalah mencampur kotoran
dengan bahan-bahan tambahan. Yakni, ikan asin yang ditumbuk halus, bekatul atau kulit
ari beras, tetes tebu atau air kelapa, dan tepung tapioka.
4. Untuk komposisinya, menurut Soelaiman, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pakan
ikan bandeng yang kebutuhan konsentratnya tidak terlalu tinggi, komposisiya 70%
kotoran sapi, 20 % bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa. Untuk bahan lainnya
hanya tinggal menyesuaikan.
5. Setelah semua bahan tercampur secara merata, langkah selanjutnya ialah membentuknya
menjadi butiran-butirakecil. Bisa menggunakan alat pembuat pellet, bisa juga dengan
cara manual memakai tangan.

6. Langkah terakhir, semprot butiran-butiran pakan itu dengan air yang telah dicampur
penyedap masakan yang mengandung kaldu. Kemudian jemur di bawah panas matahari.
7. Setelah agak kering, angkat dan semprot kembali dengan air penyedap masakan, lalu
jemur lagi sampai kering. Pakan ikan dari kotoran sapi siap digunakan

Kekurangan ;
Pakan Apung

lebih mahal

dapat menyebabkan kematian jika pemberian berlebihan (terutama ikan mas)

ikan akan ringan bobot dari ukuran yang sama dengan ikan yang diberi pakan tenggelam (perlu
penelitian ilmiah lebih lanjut)
penyimpanan kurang ringkas
Pakan tenggelam
gampang hancur bila terendam air sehingga efisiensi pemberian pakan berkurang

pencemaran lingkungan jika banyak butiran hancur yang tidak termakan di dasar kolam

jika pemberian pakan kurang telaten, ukuran ikan saat panen akan tidak seragam

kemungkinan masih terdapat zat antinutrisi karena proses pemasakan yang mengurangi
penyerapan bahan pakan oleh tubuh dan

FCR bisa lebih besar dari pemberian pakan apung

. PEMBERIAN PAKAN
- Benih gelondongan yang baru ditebar tentunya masih cukup makan dari pakan alami
yang
tumbuh ditambak.

Gambar : Pakan buatan/pelet


- Setelah 2 minggu ditaburkan lagi pupuk cair organik untuk menumbuhkan pakan
alami
- Memasukan pupuk kompos/kotoran ternak kedalam goni plastik dengan melubangi
lalu
dimasukan kedalam tambak untuk menumbuhkan pakan alami untuk menekan
penggunaan
pakan buatan yang dapat menekan biaya produksi.
- Pemberian pakan buatan disesuaikan dengan kondisi pakan alami didalam tambak
dapat
dilakukan setelah ikan 3 bulan didalam Tambak hingga panen sesuai ukuran ikan
bandeng
yang diharapkan menurut kebutuhan pasar setempat atau lokal.

Fungsi Mineral Silikat

1.

Mempunyai sifat adsorptif, yaitu kemampuan mengikat. Sehingga mampu mengikat


unsur-unsur penting tanah dan kebutuhan dosis pupuk normal kembali. (1 ha tanaman
padi kebutuhan pupuknya bisa kembali 1,5 2 kwintal)

2.

Mempunyai sifat absosrptif, yaitu kemampuan menyerap dan menyimpan. Sehingga


mampu menyerap racun dan menahan larutan tanah.

3.

Membentuk ketahanan alami, memperkuat dinding sel tanaman dan memperkuat


ikatan daun, bunga dan buah. Sehingga tanaman menjadi tidak disukai hama karena
dinding sel tanaman keras dan daun, bunga dan buahnya tidak gugur.

4.

Dapat mengikat logam berat seperti Hg dan PB. Sehingga sangat bagus untuk
mengatasi pencemaran di pertambangan emas dan sebagainaya.

5.

Dapat mengabsorpsi gas beracun. Sehingga, jika digunakan untuk perikanan air
tawar atau bandeng, hasil ikannya tidak bau tanah.

6.

Mempercepat daya larut fosfat.

Peranan Mineral Silikat di Dalam Tanah.


1.

Mengatur Kapasitas Tukar Kation. Yaitu, mengatur penyerapan unsur hara oleh
tanaman (C.I.C).

2.

Mampu menahan air/larutan unsur hara (Water Holding Capacity).

3.

Meningkatkan muatan elektro statis tanah, sehingga tanah menjadi semakin baik
kwalitasnya.

4.

Meningkatkan PH tanah.

1.

b.

Perikanan (udang, banding, ikan air tawar) :

A.

Dapat menetralisir racun dalam air.

B.

Meningkatkan kesehatan ikan dan menghilangkan bau tanah.

C.

Pertumbuhan ikan lebih cepat.

D.

Memperbaiki kasaman air.

Anda mungkin juga menyukai