Anda di halaman 1dari 5

Sebuah Pompa injeksi adalah perangkat yang memompa bahan bakar ke dalam

silinder pada mesin diesel. Secarat tradisional, pompa injeksi digerakkan secara
tidak langsung dari crankshaft oleh gigi, rantai atau sabuk bergigi (biasanya timing
belt) yang juga mendorong camshaft. Berputar dengan kecepatan setengah poros
engkol pada mesin empat-tak konvensional. Waktunya sedemikian rupa sehingga
bahan bakar disuntikkan hanya sesaat sebelum titik mati atas ketika tahap
kompresi silinder. Hal serupa juga terjadi untuk sabuk pompa pada mesin bensin
didorong langsung dari camshaft. Dalam beberapa sistem, tekanan injeksi dapat
mencapai 200 & nbsp; MPa (30.000 PSI)

pengertian nozzle
Nozzle bahan bakar disebut juga dengan pengabut atau ada yang menyebut dengan
Injektor. Disebut injector karena tugas dari komponen ini adalah menginjeksi, dan disebut
pengabut karena bahan bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut, sedangkan disebut
nosel karena ujung komponen ini luas penampangnya makin mengecil.
2.1.2 Fungsi nozzle
Injector berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari injection pump ke dalam
silinder pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA.
Injector yang dirancang sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari injection pump yang
bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan antara 60 sampai 200 kg/cm,
tekanan ini mengakibatkan peningkatan suhu pembakaran didalam silinder meningkat menjadi
600C. Tekanan undara dalam bentuk kabut melaui Injector ini hanya berlangsung satu kali pada
setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah kompresi saja sehingga setelah sekali
penyemprotan dalam kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka injector
yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup atau membuka saluran injectror ini
sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak mengabut akan dialirkan kembali kebagian lain atau
ke tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow).
2.1.3 Komponen nozzle
Injection Nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Nozzle menyemprotkan bahan
bakar dari pompa injeksi ke dalam selinder dengan tekanan tertentu untuk mengatomisasi
bahan baker secara merata.
Pompa injeksi adalah sejenis katup yang dikerjkan dengan sangat presisi dengan
toleransi 0,001 mm, oleh karena itu bila nozzle perlu diganti maka nozzle body dan needle
harus diganti bersama-sama.
Injection nozzle harus dilumasi dengan bahan bakar diesel. Nozzle holder
memegang nozzle dengan retaining nut dan distance piesce, nozzle holder terdiri dari
adjusting washer yang mengatur kekuatan tekanan pegas untuk menentukan tekanan
membukanya katup nozzle.

Gambar 2.1.3a: Kontruksi dan Bagian-Bagian Utama Injektor


Gambar 2.1.3b: Komponen Injektor dan Kedudukannya
2.1.4 Model Nozzle
Secara garis besar nozzle dapat dibagi atas model lubang dan model pin.
Injector berlubang : Injector berlubang satu (single hole) proses pengabutannya sangat baik
akan tetapi memerlukan tekanan injektion pump yang tinggi. Demikian halnya dengan Injektor
berlubang banyak (multi hole) pengabutannya sangat baik. Injector ini sangat tepat digunakan
pada direct injection (injeksi langsung).
Injektor dengan model pin, injektor model pin ini model trotle maupun model pintle lebih tepat
digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar yang memiliki combustion chamber, kamar
muka maupun kamar pusar (turbulen) dan Type Lanova.
Nozzle Model Lubang

Lubang satu

Nozzle Model Pin

Lubang Banyak
Jenis Throttle
Jenis Pintle

Jenis Nozzle sangat menentukan bagi proses pembakaran dan bentuk ruang bakar, Jenis
lubang banyak umumnya digunakan untuk mesin semprot langsung, sedangkan model pin
umumnya digunakan untuk mesin yang mempunyai ruang bakar muka dan ruang bakar model
pusar.
Gambar 2.1.4a: Jenis Nosel model pin Jenis Pintle
Kebanyakan Nozzle model pin adalah jenis Throttle, karena bentuk khusus dari jenis
pintle, maka pada saat permulaan injeksi, hanya sedikit jumlah bahan bakar yang ditekan
kedalam ruang bakar muka, tetapi pada akhir penyemprotan jumlah yang disemprotkan
bertambah banyak, bila sejumlah bahan yang dibutuhkan disalurkan.
Dengan demikian, kemungkinan terjadinya detonasi sangat kecil sekali dan
pemakaianbahan bakar lebih hemat, permukaan luncur antara nozzle body dan jarumnya diberi
sedikit kelonggaran untuk memungkinkan bahan bakar dapat melumasi permukaan tersebut.
Gambar 2.1.4b: Jenis Nosel model pin Jenis Trhotle
Gambar 2.1.4b: Perbandingan rata-rata luas lubang antara nozzle dan throttle
2.1.5 cara kerja nozzle
a. Sebelum Penginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran minyak
pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.
Gambar 2.1.5a: cara kerja nozzle Sebelum Penginjeksian
b. Penginjeksian Bahan Bakar
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan ujung needle,
bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas, maka nozzle needle akan terdorong keatas oleh
tekanan bahan bakar dan nozzle needle terlepas dari nozzle body seat. Kejadian ini menyebabkan
nozzle menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar
Gambar 2.1.5b: cara kerja nozzle Penginjeksian Bahan Bakar

c. Akhir Penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalir bahan bakar, tekanan bahan bakar turun dan
tekanan pegas (pressure spring) mengembalikan nozzle needle ke posisi semula. Pada saat ini
needle tertekan kuat pada nozzle body seat dan menutup saluran bahan bakar.
Sebagian bahan bakar tersisa diantara nozzle needle dan nozzle body, antara pressure
pin dan nozzle holder dan lain-lain, melumasi semua komponen dan kembali ke over flow pipe
Seperti terlihat diatas, nozzle needle dan nozzle body membentuk sejenis katup untuk mengatur
awal dan akhir injeksi bahan bakar dengan tekanan bahan bakar.
Gambar 2.1.5b: cara kerja nozzle Akhir Penginjeksian
2.1.6. Proses Pengabutan Bahan Bakar pada Injector
Proses pengabutan bahan bakar diesel melalui injektor ini diperlukan agar terjadi proses
pembakaran yang sempurna didalam silinder, kendati pada motor diesel ini pembakaran
diberikan melalui panas yang dihasilkan oleh pemampatan udara luar namun nyala api tidak akan
terjadi tanpa adanya penambahan oksigen. Oleh karena itu, dalam proses pengabutan ini pada
dasarnya adalah mencampur bahan bakar dengan oksigen, untuk itu proses pengabutan untuk
memperoleh gas bahan bakar yang sempurna pada injector dapat dilakukan dengan tiga system
pengabutan yaitu : A. Pengabutan Udara
B. Pengabutan tekan dan
C. Pengabutan gas.
A. Pengabutan Udara
Proses pengabutan udara terjadi pada saat bahan bakar yang bertekanan 60 sampai 85
kg/cm mengakibatkan tekanan pada rumah pengabut sebesar 60 kg/cm yang selalu
berhubungan langsung dengan tabung udara dengan tekanan bahan bakar dari pompa mencapai
70 kg/cm pada Volume tertentu akan tertampung pada cincin pembagi dari pengabut tersebut.
Tekanan bahan bakar dari pompa tadi juga akan mengangkat jarum pengabut dengan demikian,
udara yang bertekanan tadi akan mengalir bersama bahan bakar melalui lubang-lubang halus
pada cincin pembagi sehingga membentuk gas bahan bakar dan masuk kedalam silinder. Gas
bahan bakar yang terbentuk karena proses persenyawaan antara udara dengan bahan bakar maka
akan sangat mudah terbakar bila berhubungan dengan udara panas dan bertekanan tinggi.
Dengan plunger pompa injeksi yang digerakan oleh poros bubungan dan distel sedemikian rupa
maka pengabutan hanya terjadi pada akhir kompresi.

Busi pemanas
Bila mesin diesel dihidupkan dalam keadaan dingin, ruang bakarnya masih dalam
keadaan dingin dan tekanan udara kadang-kadang panasnya kurang untuk
membakar bahan bakar sehingga mesin sukar dihidupkan. Problem ini sering terjadi
pada mesin-mesin diesel yang dilengkapi dengan ruang tambahan (auxiliary
chamber), hal ini disebabkab luas areal ruang bakar yang besar. Dengan alasan ini,
diperlukan busi pijar pada ruang bakar mesin diesel tipe ruang tambahan. Arus
listrik dialirkan ke busi pijar sebelum dan selama mesin dihidupkan untuk

memanaskan ruang bakar, dengan demikian dapat diatur temperatur udara yang
dikompresikan pada tingkat yang cukup tinggi. Sebagian besar sistem injeksi
langsung tidak mempunyai busi pijar, disebabkan mempunyai luas permukaan yang
kecil dan sedikit sekali panas yang hilang.
Di areal yang dingin, temperatur udara luar kadang-kadang sangat rendah dan
mesin sukar dihidupkan. Dengan alasan ini, pada beberapa mesin diesel dilengkapi
dengan intake air heater yang berfungsi untuk menaikkan temperatur udara masuk

Sumber: http://spelayaran.blogspot.com/2012/03/komponen-sistem-bahan-bakardiesel-dan.html

Kesalahan-kesalahan yang Terjadi pada Busi Pemanas


Seperti yang kita ketahui bahwa busi pemanas berfungsi untuk memanaskan
saluran masuk udara atau pada ruang bakar untuk menyediakan panas dan
mempermudah peyalaan campuran bahan bakar pada saat star dingin dan engine
hidup masih dingin. Apabila terdapat gangguan pada busi pemanas maka ada
silinder yang terganggu dan kesalahan ini seperi halnya kalau sistem bahan
bakarnya terganggu. Gejalanya adalah permasalahan sulit dihidupkan saat dingin,
hidup pincang saat idel dan engine dingin dan banyak mengeluarkan asap putih
dari knalpot.
Masalah sulit dihidupkan ini merupakan campuran dari hilangnya panas udara masu
dari busi pemanas dan kurangnya temperatur panas yang dihasilkan selama
langkah kompresi,sehingga tidak cukup panas untuk membakar campuran udara /
bahan bakar. Terdapat satu atau lebih kerusakan busi pemanas pada engine silinder
banyak mungkin cukup untuk mennghambat penstarteran engine saat dingin.
Putaran pincang saat dingin merupakan hasil dari silinder yang memiliki masalah
busi pemanasnya yang belum hidup sementara silinder lain hidup. Masalah ini akan
hilang setelah engine menjadi panas.
Masalah asap putih akibat dari pembakaran tidak lengkap yang terjadi pada silinder
yang terganggu busi pemanasnya.

Anda mungkin juga menyukai