SATUAN PROSES II
INDUSTRI POLIPROPILENA (PETROKIMIA)
Disusun oleh:
MAXI WILLYAM (1512005)
Kelas: KA01
TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN R.I.
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI (STMI)
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Industri
Polipropilena ini. Dan juga penulis berterima kasih kepada Ibu Ir. Sumingkrat, M.Si selaku
Dosen mata kuliah Satuan Proses II yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Industri Polipropilena. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis
harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................
I.1
I.2
Tujuan .................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................
II.1
Propilena .............................................................................................................
II.2
Polipropilena .......................................................................................................
II.3
II.4
II.5
II.6
II.7
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................... 21
III.1
Kesimpulan ......................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang
sederhana. Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani Poly, yang berarti banyak dan
mer, yang berarti bagian. Sedangkan industry polimer (polimer sintesis) baru
dikembangkan beberapa puluh tahun terakhir ini.
Polimer tersusun atas perulangan monomer menggunakan ikatan kimia
tertentu. Ukuran polimer, dinyatakan dalam massa (massa rata-rata ukuran molekul
dan jumlah rata-rata ukuran molekul) dan tingkat polimerisasi, sangat mempengaruhi
sifatnya, seperti cuhu cair dan viskositasnya terhadap ukuran molekul (missal seri
hidrokarbon).
Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh
susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen.
Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan
awal dari polimer.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan
merupakan polimer sintetis mulai dari kantong palstik untuk belanja, plastic
pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastic, alat-alat listrik, alat-alat rumah
tangga, dan alat-alat elektronik.
Kata polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan Swedia, Berzelius pada
tahun 1833, sepanjang abad 19 para kimiawan bekerja dengan makromolekul tanpa
memiliki suatu pengertian yang jelas mengenai strukturnya. Sebenarnya beberapa
polimer alam yang termodifikasi telah dikomersialkan. Sebagai cntoh, selulosa nitrat
dipasarkan di bawah nama-nama celluloid dan guncotton. Sepanjang tahun 1839
dilaporkan mengenai polimerisasi stirena, dan selama 1860-an dipublikasikan sintesis
poli (etilena glikol) dan poli (etilena suksinat) bahkan dengan struktur-struktur yang
tepat.
Bahan plastic buatan pertama kali dikembangkan pada abad ke-19, dan saat ini
di awal abad ke-21 jenis bahan ini telah ada di sekeliling kita dalam bentuk dan
kegunaan yang sangat beragam. Cellulose nitrate merupakan salah satu jenis bahan
I.2
Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas Satuan Proses II.
2. Untuk mengetahui tentang polipropilena.
3. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia polipropilena.
4. Umtuk mengetahui kegunaan dari polipropilena.
5. Untuk mengetahui proses pembuatan polipropilena.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Propilena
Propilena merupakan bahan baku dalam pembuatan polipropilena jenis
homopolimer sedangkan untuk jenis random copolymer dan impact copolymer selain
propilena diperlukan juga etilena dengan komposisi tertentu.
Propilena merupakan hidrokarbon alfatik dengan satu rantainya mempunyai
ikatan rangkap dua atau ikatan tidak jenuh. Polipropilena merupakan golongan olefin
yang diperoleh dari hasil cracking (perengkahan) minyak bumi pada temperature 700900oC, untuk menghilangkan gas nafhtalena dan dilanjutkan dengan proses
fraksionasi.
II.2
Polipropilena
Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termo-plastik yang
dibuat oleh industry kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya
pengemasan, tekstil (contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis,
berbagai tipe wadah etrpakaikan ulang serta bagian plastic, perengkapan
laboratorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer. Polimer
adisi yang terbuat dari propilena monomer, permukannya tidak rata serta memiliki
sifat resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan asam.
Struktur molekul propilena dapat dilihat pada gambar berikut.
CH2=CH-CH3
Secara industri, polimerisasi polipropilena dilakukan dengan menggunakan
katalis koordinasi. Proses polimerisasi ini akan menghasilkan suatu rantai linear yang
berbetuk -A-A-A-A-A-, dengan A merupakan propilena. Reaksi polimerisasi dari
propilena secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.
Monomer
: propilena
Polimerisasi
Titik leleh
: 165oC
: -17oC
II.3
Manfaat Polipropilena
Karena polipropilena kebal dari lelah, kebanyakan living hinge (engsel
fleksibel tipis yang terbuat dari plastic yang menghubungkan dua bagian dari palstik
yang kaku), seperti yang ada di botol dengan tutup flip top, dibuat dari bahan ini.
Lembar propilena yang sangat tipis dipakai sebagai dielektrik dalam pulsa
berdaya tinggi tertentu serta kondensator frekuesni radio yang kehilangan
frekuensinya rendah.
Kebanyakan barang dari palstik untuk keperluan medis atau laboratorium bisa
dibuat dari polipropilena karena mampu menahan panas di dalam autoklaf. Sifat tahan
panas ini menyebabkan digunakan sebagai bahan untuk membuat ketel (ceret) tingkatkonsumen. Wadah penyimpan makan yang terbuat darinya takkan meleleh di dalam
mesin cuci piring dan selama proses pengisian panas industry berlangsung. Untuk
alasan inilah sebagian besar tong plastic untuk produk susu perahan terbuat dari
polpropilena yang ditutupi dengan foil aluminium (keduanya merupakan bahan tahan
panas). Sesuai produk diinginkan, tabung sering diberi tutup yang terbuat dari bahan
yang kurang tahan panas, seperti polietilena berdensitas rendah (LDPE) atau
polistirena. Wadah seperti ini merupakan contoh yang bagus mengenai perbedaan
modulus, karena tampak jelas beda kekenyalan LDPE (lebih lunak, lebih mudah
dilenturkan) dengan polipropilena yang tebalnya sama. Jadi wadah penyimpan makan
dari polpropilena sering memiliki tutup yang terbuat dari LDPE yang lebih fleksibel
agar bisa tertutup rapat-rapat. Polipropilena juga bisa dibuat menjadi botol sekali
pakai untuk menyimpan produk konsumen berbentuk cairan atau tepung, meski
HDPE dan polietilena tereftalatlah yang umumnya dipakai untuk membuat botol
semacam itu. Ember plastic, baterai mobil, container penyejuk, piring dan kendi
sering terbuat dari polipropilena atau HDPE, keduanya memliki penampilan, rasa,
serta sifat yang hampir sama pada suhu ambient.
Polipropilena merupakan sebuah polimer utama dalam barang-barang tak
tertenun. Sekitar 50% digunakan dalam berbagai produk sanitasi yang dipakai untuk
menyerap air (hidrofil), bukan yang secara alami menolak air (hidrofobik).
Penggunaan tak tertenun lainnya yang menarik adalah saringan udara, gas, dan cair
dimana serat bisa dibentuk menjadi lembaran atau jarring yang bisa dilipat untuk
membentuk kartrij atau lapisan yang menyaring dalam batas-batas 0.5 sampai 30
mikron. Aplikasi ini bisa ditemukan di dalam rumah sebagai saringan air atau
II.4
Untuk polipropilena struktur zigzag planar dapat terjadi dalam tiga cara yang
berbeda-beda tergantung pada posisi relative gugus metal satu sama lain di dalam
rantai polimernya. Ini menghasilkan struktur isotaktik, ataktik dan sindotaktik.
1. Struktur isotatik
Dikatakan berstruktur isotaktik jika gugus metal pada posisi yang sama di dalam
polimer tersebut.
2. Struktur ataktik
Disebut polimer ataktik apabila gugus alkil/fenil yang berada pada rantai
karbonnya berposisi secara random.
3. Struktur sindotaktik
lebh
cenderung
membentuk
daerah
kristalin
daripada
ataktik.
II.5
Sifat-sifat Polipropilena
Polipropilena merupakan bahan baku plastic yang ringan dengan densitas 0.90
0.92, memiliki kekerasan dan kerapuhan yang paling tinggi dan bersifat kurang
stabil terhadap paas dikarenakan adanya hydrogen tersier. Penggunaan pengisi dan
penguat memungkinkan polipropilena memiliki mutu kimia yang baik sebagai bahan
polimer dan tahan terhadap pemecahan karena tekanan (stress-cracking) walaupun
pada temperatur tinggi.
Kerapuhan plipropilena di bawah 0oC dapat dihilangkan dengan penggunaan
bahan pengisis. Dengan bantuan pengisis dan penguat, akan terdapat adisi yang baik.
Polimer
yang
memiliki
konduktivitas
rendah
seperti
polpropilena
yang besentuhan langsung dengan cetakan. Akibatnya akan terjadi perbedaan derajat
kristalinitas pada permukaan dengan bagian tengahnya.
Polipropilena mempunyai tegangan (tensile) yang rendah, kekuatan benturan
(impact strength) yang tinggi dan ketahanan yang tinggi terhadap pelarut organic.
Polipropilena juga mempunyai sifat usolator yang baik, mudah diproses dan sangat
tahan terhadap air karena sedikit sekali menyerap air, dan sifat kekakuan yang tinggi.
Seperti polyolefin lain, polipropilena juga mempunyai ketahanan yang baik terhadap
bahan kimia anorganik non pengoksidasi, deterjen, alcohol dan sebagainya. Tetapi
polipropilena dapat terdegradasi oleh zat pengoksidasi seperti asam nitrat dan
hydrogen
yang
tinggi menyebabkan
daya
Nilai
42.078
47.7
190 20
92
0.2333
4.3
24
11.1
224
44.6
Bau gas alam
08
1.5
0.516
132
1.49
4300 5500
200 700
1.6 2.3
0.5 2.0
0.855 gr/cm3
160oC
II.6
Pembagian Polipropilena
Berdasarkan monomer penyusunnya polipropilena dapat dibedakan menjadi :
1. Polipropilena Homopolimer, yaitu polipropilena uang disusun hanya oleh
monomer propilena. Sifat utama jenis polipropilena ini adalah kekauannya yang
bahkan juga dimiliki pada temperature tinggi. Jenis polipropilena ini memiliki
temperature transisi gelas 0oC, sehingga polipropilena jenis ini bersifat getas pada
temperature rendah. Pada sifat optis, jeis polipropilena ini memiliki tingkat
kebeningan sedang (translucent). Polipropilena jenis ini juha memiliki sifat
kemengkilapan yang baik. Aplikasinya meliputi kemasan makanan (baik rigid
maupun flexible), peralatan rumah tangga, karung palstik, dan lain-lain.
2. Polipropilena Random Copolimer yaitu polipropilena yang disusun oleh monomer
propilena dan etilena yang tersusun acak dalam ranati polipropilena. Random
copolymer dikenal terutama dari kebeningannya dan kelenturannya yang tinggi.
Karenanya, polipropilena random copolymer banyak digunakan untuk pembuatan
peralatan yang bening, tutup botol jenis flip top dan kemasan lainnya.
3. Karakteristik yang penting lainnya adalah polipropilena random copolymer
memiliki temperature leleh yang lebih rendah dibanding polipropilena
homopolymer. Namun kekuatan dan kekerasannya kurang jika dibandingkan oleh
polipropilena homopolimer. Karena karakteristik ini, polipropilena random
copolymer juga digunakan sebagai bahan laminasi (extrusion coating) untuk
aplikasi karung.
4. Polipropilena Impact Copolimer (ICP) yaitu polipropilena yang disusun oleh
monomer propilena dan etilena yang tersusun dalam dua blok fasa, yaitu
polipropilena
homopolimer
dan
ethylene-propylene-rubber
(EPR).
ICP
menawarkan variasi sifat yang besar, namun terutama dapat dikenali dari sifatnya
yang memiliki ketahanan pembebanan kejut yang sangat baik, termasuk pada
II.7
sesuai dengan namanya, ditemukan oleh dua ilmuwan yaitu Ziegler dan Natta.
Polimerisasi Ziegler-Natta menggunakan system katalis dank o-katalis dalam reaksi
polimerisasinya. Katalis ini merupakan senyawa komplek dari golongn I-III dengan
halide dan turunan logam transisi golongan IV-VII.
Katalis Ziegler-Natta biasanya adalah senyawa TiCl3 sebagai ko-katalis yang
digunakan adalah TiCl3 dan Al(C2H5)2Cl atau TiCl4 dengan Al(C2H5)3. Reaksi antara
katalis dank o katalis ini akan menghasilkan suatu kompleks yang selanjutnya akan
bereaksi dengan molekul propilena. Pada proses pengakhiran, polimerisasi ZieglerNatta dilakukan dengan menambahkan molekul hydrogen akan memutuskan
pertumbuhan rantai polimer.
Sebelum terjadi ketiga tahapan reaksi tersebut, katalis TiCl 4 diaktifkan terlebih
dahulu oleh ko-katalis Al(C2H5)3 sehingga akan terbentuk pusat aktif (active center)
katalis seperti pada reaksi berikut:
Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis membentuk radikal bebas Ti, maka
monomer propilen akan menyerang abgian aktif ini dan berkoordinasi dengan logam
transisi, selanjutnya ia menyisip antara metal dan grup alkil, sehingga mulailah
terbentuk rantai polipropilena.
b.
chemical, vermisalite, atau pasir kering sebagai pemadam. Jangan gunakan air.
Produk dekomposisi TEAL berbahaya, dapat berupa oksida karbon, oksida
alimunium, dan uap flammable yang mengandung debu. Laju alir TEAL yang
diumpankan ditentukan oleh rasio katalis terhadap ko-katalis dalam reactor.
c.
d.
Hydrogen
e.
Nitrogen
f.
Carbon Monoxide
g.
Aditif
Aditif ditambahkan guna mendapatkan produk polipropilena dengan
sifat tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Aditif berbentuk padatan dan
cairan. Aditif ditambahkan dalam resin sebelum proses pelleting. Aditif padat
ditambahkan ke resin pada master mix blender. Sedangkan aditif cair
ditambahkan pada mixer hopper sebelum extruder. Secara umum fungsi zat
aditif antara lain:
1. Persiapan bahan baku, dimana seperti yang telah dijelaskan jika bahan baku utama
pembuatan polipropilena adalah propena yang diambil dari minyak bumi untuk
menjadi polipropilena.
2. Selanjutnya bahan dimasukkan ke dalam reactor dimana di dalam rekator terjadi
reaksi polimerisasi propilen menjadi resin propilena dengan menggunakan
fluidized bed reactor fasa gas, reaksi ini terjadi di dalam unggun resin
polipropilena yang terfluidakan dengan menggunakan unggun resin.
3. Product Discharge System merupakan suatu system yang digunakan untuk
mengeluarkan resin yang terbentuk di dalam reactor dan dikirim ke product
receiver.
4. Pada product receiver ini terjadi proses pemisahan campuran gas hidrokarbon,
hydrogen, dan nitrogen dengan resin polipropilene, dari bagian bawah product
receiver dimasukkan gas nitrogen yang berasal dari nitrogen surge tank.
5. Purge bin merupakan alat yang digunakan untuk menetralisir sisa katalis dank o
katalis (TEAL) serta menghilangkan sisa-sisa gas yang masih terdapat di dalam
resin.
6. Pelletizing system dimana untuk proses pembuatan pellet polipropilen dari resin
polipropilena. Resin polipropilene yang berasal dari product purge bin dan aditif
masuk ke dalam polipropilen dan additive dicampur dan diletakkan di dalam long
continous mixer masuk ke dalam melt pump yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan polimer agar polimer melewati transition piece1, screen changer
transition piece 2 dan die plate.
7. Hasil dari pelletizing system akan masuk ke dalam silo angd bagging dimana
pellet yang dihasilkan akan dimasukkan ke dalam silo dan untuk proses
pengantongan produk.
Resin atau biji plastic yan telah terbentuk kemudian diproses lebih lanjut
untuk dijadikan produk baru. Salah satu caranya adalah dengan metode ekstrusi
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Proses ekstrusi adalah proses mengubah
bentuk dari bahan baku bijih plastic menjadi gulungan-gulungan atau roll plastic.
Pertama-tama bijih plastic dilelehkan pada Ekstruder, kemudian diinjeksikan melalui
cetakan, setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan
dimasukkan ke dalam alat kalibrasi. Keluar dari alat kalibrasi masuk tangki air untuk
didinginkan, setelah dingin dimasukka ke bahan penarik kemudian dipotong-potong
sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong dan disusun pada alat penyusun.
2. Near prime; merupakan produk yang menyimpang sedikit dari kualitas yang
diinginkan
3. Utility; merupakan produk yang tidak memenuhi kualitas yang diinginkan
Selain ketiga kategori di atas sebagai hasil sisa produk juga dihasilkan enam
jenis hasil sisa (scarp) yang masing-masing memiliki nilai jual tertentu dan disimpan
di gudang pokok. Keenam hasil sisa tersebut adalah:
1. Rebagging ; produk dari tumpahan pellet akibat karung yang rusak atau
berlubang, baik dari proses bagging maupun loading. Produk ini dikemas dalam
karung dan dapat diolah tetapi harus dipertimbangkan adanya pengotor.
2. Trash ; diperoleh dari proses produksi (ayakan), merupakan pellet over size atau
less than size.
3. Sweeping ; merupakan scarp yang sama dengan rebagging, kandungan pengotor
lebih banyak.
4. Dust ; merupakan ekor pellet yang memang harus dihilangkan dalam proses
produksi.
5. Resin ; berupa bubuk yang merupakan hasil reaksi yang tidak memenuhi
spesifikasi dan kualifikasi sehingga tidak menjadi pellet.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termo-plastik yang
dibuat oleh industry kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya
pengemasan, tekstil (contohnya tali, pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis,
berbagai tipe wadah etrpakaikan ulang serta bagian plastic, perengkapan
laboratorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer.
Proses pembuatan Polipropilena yaitu resin atau biji plastic yan telah terbentuk
kemudian diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk baru. Salah satu caranya
adalah dengan metode ekstrusi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Proses
ekstrusi adalah proses mengubah bentuk dari bahan baku bijih plastic menjadi
gulungan-gulungan atau roll plastic. Pertama-tama bijih plastic dilelehkan pada
Ekstruder, kemudian diinjeksikan melalui cetakan, setelah keluar dari cetakan yang
sesuai dengan profil yang diinginkan dimasukkan ke dalam alat kalibrasi. Keluar dari
alat kalibrasi masuk tangki air untuk didinginkan, setelah dingin dimasukka ke bahan
penarik kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat
potong dan disusun pada alat penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
http:www/firdaus ali POLIPROPILENA (polypropylene).html
http:www/Polimer Polipropilena (Pp), Acrylonitrile Butadiene Styrene (Abs) , Dan Poliuretan
_tommy putra simeulue.html
http:www/200912140808370.BukuSaku-Catatan2-Pengetahuan Dasar Polipropena.pdf
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/makromolekul/polimerisasi/
http://www.chandra-asri.com/product_types.php
http://id.wikipedia.org/wiki/Polipropilena