LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia
Industri
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5B
Sinta Marfiani
140210120048
Fadhlan F.
140210120006 Atika N.
140210120058
140210120068
Ikbar Ar-Rumaisha
140210120069
Emille
140210120076
140210120086
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN KIMIA
LABORATORIUM KIMIA MATERIAL
2015
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari praktikum pembuatan sabun (saponifikasi) ini adalah :
1. Mempelajari dan mempraktekkan proses produksi detergen dan sabun
tangan cair.
2. Mampu mengitung kelayakan ekonomi pembuatan detergen dan sabun
tangan cair, HPP, Biaya produksi, Operasional, Keuntungan, BEP, dan
PBP
3. Mampu merancang proses produksi pembuatan detergen dan sabun
tangan cair skala semi komersial
III. REAKSI
Gambar 2, Misel pada Sabun, Utamanya pada Deterjen (Bahl et al, 2013)
Gugus hidrofilik molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif
maupun tidak bermuatan. Jenis muatan tersebut akan menentukan jenis surfaktan
yang terbentuk (Hui & Matheson, 1996) :
a. Bermuatan negatif surfaktan anionik
b. Bermuatan positif surfaktan kationik
c. Bermuatan positif dan negatif surfaktan amfoterik (ampholyte,
zwitter ion)
d. Tidak bermuatan surfaktan nonionik.
Molekul dari zat seperti sabun dan deterjen buatan lebih kecil dari partikel
koloid. Walau dalam larutan pekat molekul-molekul ini membentuk agregat
berukuran koloid, zat yang molekulnya teragregasi langsung pada pelarut yang
diberikan membentuk partikel berdimensi koloid disebut koloid berasosiasi atau
koloid asosiasi (Bahl et al., 2013).
Agregat koloid dari molekul sabun dan deterjen yang terbentuk dalam
pelarut disebut sebagai misel. Beberapa contoh koloid asosiasi diantaranya (Bahl
et al., 2013):
Dispersi cairan dalam bentuk emulsi disebut emulsifikasi. Hal ini dapat
terjadi dengan agitasi sejumlah kecil dari satu cairan dengan dengan fasa ruahnya
satu sama lain. Hal ini terjadi lebih baik dengan melewatkan campuran dua cairan
melalui colloid mill yang dikenal sebagai homogenizer (Bahl et al., 2013):
Gambar 4, Bentuk-bentuk Emulsi antara Air dan Minyak (Bahl et al., 2013)
5.1 Alat
1.
Batang Pengaduk
2.
Gelas Kimia
3.
4.
Neraca Analitis
5.
6.
Spatula
7.
Wadah plastik
5.2 Bahan
5.2.1 Detergen Powder
Formulasi Umum (Basis 1 kg produk)
1. Na-LAS (Texaphon)
: 150 gram
2. Natrium karbonat
: 250 gram
3. Sodium Sulfat
: 495 gram
4. STPP
: 200 gram
5. CMS
: 5 gram
6. OBA
: 1,5 gram
7. Parfum
: secukupnya
: 75 gram
: 40 gram
3. Pengawet (Methyl-paraben)
: 1 gram
4. Pengomplek (EDTA)
: 1 gram
5. Pewangi (Parfum)
: secukupnya
: secukupnya
: secukupnya
8. Demin water
: sampai 1 L
VI. PROSEDUR
6.1 Detergen Powder
Bahan-bahan seperti CMS sebanyak 5 gram, OBA 1,5 gram,
soda ash 250 gram, soda LAS 50 gram, sodium sulfat 495 gram dan
STTP 200 gram ditimbang dengan menggunakan timbangan. Setelah
ditimbang, bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam wadah yang telah
disediakan. Bahan-bahan yang telah dimasukkan ke dalam wadah,
diaduk sampai rata. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, secara
pelan-pelan parfum ditambahkan ke dalam campuran bahan tersebut.
Lalu diaduk kembali. Setelah itu, produk jadi dimasukkan ke dalam
kemasan plastik, lalu dibungkus yang rapat dan diberi label.
Perlakuan
Hasil
Sodium LAS
Ditimbang 50 gram
Soda Ash
ditimbang
Sodium Sulfat
STPP
CMS
Ditimbang 5 gram
OBA
Dimasukkan dalam
ditimbang
wadah plastik
Dicampurkan dengan
merata
Parfum
Ditambahkan
Dimasukkan dalam
produksi
kantung plastik
Perlakuan
Ditimbang 75 gram
Dimasukkan dalam
Hasil
panci
Larutan dipanaskan
busa
Cocodiamine
Ditimbang 30 gram
Dimasukkan dalam
larutan surfaktan
CAB-30
Campuran diaduk
Ditimbang 40 gram
Dimasukkan dalam
campuran larutan
Gliserin
Ditimbang 50 gram
Dimasukkan dalam
Campuran larutan
campuran larutan
Campuran diaduk
Pewarna
Ditambahkan
Diuji pH dengan
pH larutan ~ 9
cair
indikator universal
pH larutan ~ 7
penambahan sitrat
kental
Larutan didinginkan
Dimasukkan dalam
produksi
kantung plastik
7.2 Perhitungan
7.2.1
Biaya Investasi
Modal Tetap:
Timbangan
: Rp 75.000,-
Motor pengaduk
: Rp 12.000.000,-
Wadah-wadah
: Rp 200.000,-
Perlengkapan lainnya
: Rp 150.000,-
: Rp 19.345.000,-
Modal Kerja
: Rp 540.000,-
: Rp 1.235.000,-
: Rp 1.775.000,-
7.2.2
Total Investasi
Total Modal
7.2.3
o Soda Ash
o Sod. Sulfat
o STPP
o CMS
o OBA
o Parfum
: Rp 262.500,-
: Rp 11.090.000,-
: Rp 5.103.000,-
: Rp 16.455.500,-
: Rp 3.150,-
: Rp
875,-
: Rp
990,-
: Rp
850,-
: Rp
150,-
: Rp
78,-
: Rp
: Rp 6.543,-
450,- +
: Rp 6.543,-
Keuntungan/ kg
Keuntungan/ hari
BEP
10
7.2.4
Biaya Operasional, HPP, BEP dan PBP untuk Sabun Tangan Cair
o Surfaktan
: Rp 31.000,-
o CAB- 30
: Rp 15.000,-
o Glycerin
: Rp 25.000,-
o Metil Paraben
: Rp 110.000,-
o EDTA
: Rp 50.000,-
o Parfum
: Rp 200.000,-
o Natrium Klorida
: Rp 2.000,-
o Asam Sitrat
: Rp 10.000,-
o Demin water
: Rp 500,00
: Rp 443.500,-
: Rp 11.090.000,-
: Rp 5.103.000,-
: Rp 16.636.500,-
: Rp 2.325,00
: Rp 600,00
: Rp 1.250,00
: Rp 50,00
: Rp 600,00
11
: Rp 10,00
: Rp 5455,-
: Rp 500,00 +
: Rp 5455,-
Keuntungan/ kg
Keuntungan/ hari
BEP
VIII. PEMBAHASAN
8.1 Sabun Tangan Cair
Percobaan kali ini bertujuan untuk mempelajari dan mempraktekan
proses pembuatan detergent powder, menghitung kelayakan ekonomi
pembuatan detergent powder HPP, biaya produksi, operasional, keuntungan,
12
BEP, PBP, dan mampu merancang proses pembuatan detergent powder skala
semi komersial.
Formulasi detergent cukup sederhana yaitu Natrium LAS, Natrium
karbonat, Sodium sulfat, STPP, CMS (Carboxyl Methyl Cellulose), OBA
(Optical Brithening Agent), dan parfum. Begitu pun dengan cara
pembuatannya. Tahap awal, dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan
baku sesuai dengan formula atau detergent powder yang akan dibuat. Bahanbahan baku sudah teruji kualitasnya, tidak pula cacat atau rusak baik fisik
maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk,
atau kekentalan pada bahan tersebut). Mengukur bahan yang akan diproses,
bisa dilakukan dengan cara menimbang beratnya atau mengukur volumenya,
tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula atau resepnya.
Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting terhadap
hasil akhir pembuatan detergent powder.
Semua bahan dicampurkan dengan cara penambahan satu per satu
tiap bahan, lalu dikocok sampai homogen. Bahan utama pembentuk detergen
adalah surfaktan. Surfaktan yang digunakan adalah Na-LAS (Natrium Laury
Sulfonate). Texaphon adalah salah satu merek dagang dari Sodium LAS
yang merupakan suatu surfaktan.
13
sulfat
yang
14
15
16
ditambahkan
glyserin
dan
kemudian
disusul
dengan
17
18
IX. KESIMPULAN
9.1 Sabun Tangan Cair
1. Proses produksi sabun tangan cair dapat dipelajari dan dipraktekkan.
2. Kelayakan ekonomi pembuatan sabun tangan cair semi komersial antara
lain:
HPP
: Rp 5.455/kg
Operasional
: Rp 16.636.500
Keuntungan
: Rp 2.272.500/hari
BEP
: 67 buah/ hari
PBP
: 8 bulan
3. Proses produksi pembuatan sabun tangan cair dalam skala semi komersial
dapat dirancang.
: Rp 6.543/kg
Operasional
: Rp 16.455.500/bln
Keuntungan
: Rp 1.728.500/hari
BEP
: 66 buah/hari
PBP
: 6 bulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Alexander J., Shirrton, Swern D., Norris F.A., & Maihl K.F., 1964, Baileys
Industrial Oil and Fat Product, 3rd Ed. John Wiley & Sons. New York.
Bahl, A., Bahl, B.S. & Tuli, G.D. 2013. Essentials of Physical Chemistry,
Multicolour Edition. S. Chand Limited, Khatmandu.
Clayden, J., Greeves, N. & Warren, S., 2012. Organic Chemistry. 2nd edition.
London: Oxford University Press.
Paramita, V. & Artati, Y., 2003, Pemanfaatan Abu Sabut Kelapa Sebagai
Substitusi Basa dalam Proses Saponifikasi, Laporan Penelitian Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Solomons, T. & Fhryle, C., 2011. Organic Chemistry. 10th edition. New York:
John Wiley and Sons, Inc..
20