Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SEMINAR

PENENTUAN LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI DESA MALASARI,
KABUPATEN BOGOR

RINALDO PRATAMA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

RINGKASAN
RINALDO PRATAMA. Penentuan Lokasi untuk Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Malasari, Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh BUDI INDRA SETIAWAN
Desa Malasari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor yang mempunyai kawasan wisata yang perlu
dikembangkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan PLTMH di lokasi
yang tepat sebagai salah satu upaya dalam pengaliran listrik di kawasan wisata ini.
Dalam penentuan lokasi yang potensial dilakukan studi kelayakan agar PLTMH
yang dibangun dapat berkelanjutan. Studi kelayakan tersebut berupa analisis debit
andalan agar dapat diketahui ketersediaan air dan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan jenis turbin yang digunakan. Kemudian perlu dilakukan analisis
mengenai keadaan topografi sehingga dapat diketahui lokasi tersebut mempunyai
potensi yang memadai pada perbedaan head-nya. Analisis stabilitas lereng juga
perlu dilakukan agar didapat faktor keamanan di lokasi tersebut. faktor keamanan
didapat agar diketahui lokasi tersebut apakah berpotensi dalam terjadinya longsor.
Setelah dilakukan studi kelayakan, lokasi terbaik PLTMH dapat ditentukan
berdasarkan tinggi jatuhan air yang memadai dengan pertimbangan jarak terdekat
agar lebih ekonomis.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung debit andalan air, menganalisis
kondisi topografi serta menganalisis stabilitas lereng di lokasi tersebut sebagai
bahan pertimbangan dalam penentuan lokasi PLTMH. Analisis debit andalan
dilakukan dengan metode empiris FJ Mock. Perhitungan debit ini dibutuhkan
masukan data berupa data curah hujan, suhu, kecepatan angin, kelembapan relatif,
lama penyinaran matahari dan evapotranspirasi. Pengamatan kondisi topografi
dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa peta kontur wilayah untuk
mengamati adanya potensi beda head yang potensial di lokasi tersebut. Hal ini
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi yang sesuai. Analisis
stabilitas lereng dilakukan untuk menentukan faktor keamanan tanah dengan
software GeoStudio 2007. Data yang dibutuhkan dalam penentuan faktor keamanan
tanah adalah sudut geser dalam, kohesi, specific gravity, serta dimensi lereng di
lokasi. Tanah tersebut dinyatakan layak bila faktor keamanannya lebih dari 1.5.
Debit andalan di lokasi tersebut sebesar 1.22 m3/det sehingga layak untuk
dibangunnya PLTMH. Pada kondisi topografi di daerah tersebut, terdapat enam
titik dengan beda head yang potensial. Stabilitias lereng di lokasi tersebut
mempunyai faktor kemanan sebesar 11.566 sehingga layak untuk dibangun
PLTMH. Berdasarkan ketersediaan debit dan head nya, turbin yang digunakan
adalah Turbo Propeler dengan diameter 600 cm daya 140 kW. Turbin ini membutuhkan
head sebesar 8.5 meter dan debit 1.4 m3/detik yang menghasilkan daya listrik 61.8
kW untuk memenuhi kebutuhan listrik sebesar 60 KW. Berdasarkan analisis yang
dilakukan, lokasi PLTMH terdapat pada koordinat 640'18.87"S dan
10630'50.23"E hingga 640'24.93"S dan 10630'48.82"E dengan ketinggian ratarata 922 hingga 931 meter dari permukaan laut. Lokasi ini telah berdasarkan
pertimbangan terhadap nilai debit, head serta tinggi jatuhan yang memadai dengan
jarak yang ekonomis.

ABSTRAK
RINALDO PRATAMA. Penentuan Lokasi untuk Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Malasari, Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh BUDI INDRA SETIAWAN
Desa Malasari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor yang mempunyai kawasan wisata yang perlu
dikembangkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan PLTMH di lokasi
yang tepat sebagai salah satu upaya dalam pengaliran listrik di kawasan wisata
ini. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung debit andalan air, menganalisis
kondisi topografi serta menganalisis stabilitas lereng di lokasi tersebut sebagai
bahan pertimbangan dalam penentuan lokasi PLTMH. Analisis debit andalan
dilakukan dengan metode empiris FJ Mock. Pengamatan kondisi topografi
dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa peta kontur wilayah untuk
mengamati adanya beda head yang potensial di lokasi tersebut. Analisis stabilitas
lereng dilakukan untuk menentukan faktor keamanan tanah dengan bantuan
software GeoStudio 2007. Debit andalan di lokasi tersebut sebesar 1.5 m3/det dan
debit tersebut masih mencukupi untuk dibangunnya PLTMH. Kondisi topografi di
daerah tersebut terdapat enam titik yang mempunyai beda head yang potensial.
Stabilitias lereng di lokasi tersebut mempunyai faktor kemanan sebesar 15.566
sehingga layak untuk dibangun PLTMH. Berdasarkan studi kelayakan dan analisis
yang dilakukan, lokasi PLTMH terdapat pada koordinat 640'18.87"S dan
10630'50.23"E hingga 640'24.93"S dan 10630'48.82"E dengan ketinggian ratarata 922 hingga 931 meter dari permukaan laut.
Kata kunci : lokasi PLTMH, debit andalan, beda head, stabilitas tanah

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketersediaan air di muka bumi sangat berlimpah. Sekitar dua per tiga dari
permukaan bumi tertutupi air. Namun jumlah air yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah air yang ada. Chow et al
(1988) memperkirakan persentase air di bumi pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 Persentase keberadaan air di bumi
No

Jenis air

persentase

air laut (asin)

96.54%

air di kutub

1.73%

air tanah

1.69%

air permukaan

0.04%

Air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia secara langsung hanya sekitar
0.8%, yang terdiri dari 0.76% air tanah tawar, dan 0.04% air permukaan (sungai).
Oleh karena itu perlu adanya upaya dalam pemanfaatan sumberdaya air untuk

meminimalisir penggunaan bahan yang jumlahnya terbatas. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan mengubah penghasil suatu energi listrik yang
terbatas menjadi berkelanjutan yaitu dengan pemanfaatan sumberdaya air.
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu
sumber energi listrik utama namun belum termanfaatkan secara maksimal di
Indonesia. Pada skala kecil khususnya pada daerah yang jauh dengan pendapatan
penduduk yang rendah, dapat dibangun PLTMH. PLTMH merupakan pembangkit
listrik yang menggunakan energi air dalam skala kecil dengan kapasitas antara
5KW- 1MW per unit (Badan Litbang ESDM 2012). Terdapat beberapa batasan
daya lain untuk kategori mikro hidro selain yang dinyatakan oleh badan Litbang
ESDM, kapasitas maksimal 120 KW dan kurang dari 200 KW (Damastuti 1997).
Pembangunan PLTMH merupakan salah satu cara untuk mempermudah dan
meningkatkan pendapatan penduduk. Listrik yang dihasilkan dari pembangunan
PLTMH ini direncanakan untuk kawasan wisata di Desa Malasari. Listrik
digunakan sebagai tempat camping dan wisata alam. Sehingga kelebihan listrik yang
dihasilkan bisa digunakan oleh masyarakat sebagai penenrang jalan dan jembatan yang
memang sampai saat ini belum ada. Namun sebelum dibangun PLTMH, perlu
tentukan lokasi yang potensial. Dalam penentuan lokasi yang potensial dilakukan
studi kelayakan agar PLTMH yang dibangun dapat berkelanjutan. Studi kelayakan
tersebut berupa analisis debit andalan agar dapat diketahui ketersediaan airnya.
Kemudian perlu dilakukan analisis mengenai keadaan topografi sehingga dapat
diketahui potensi pada perbedaan head-nya. Analisis stabilitas lereng juga perlu
dilakukan agar didapat faktor keamanan di lokasi tersebut. Setelah dilakukan studi
kelayakan, lokasi terbaik PLTMH dapat ditentukan berdasarkan tinggi jatuhan air
yang memadai dengan pertimbangan jarak terdekat agar lebih ekonomis.
Perumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan lokasi yang potensial sehingga
dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan PLTMH di Sungai Cikaniki.
Penentuan lokasi yang potensial juga diperlukan studi kelayakan mengenai lokasi
tersebut. Studi kelayakan yang dilakukan berupa studi kelayakan pada bidang
hidrologi, geologi dan topografi. Oleh karena itu perlu diperhatikan pemilihan
lokasi yang berpotensi untuk penempatan PLTMH. Permasalahan yang akan
dibahas adalah debit andalan, kondisi topografi, dan stabilitas lereng.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menghitung debit andalan air yang mengalir pada Sungai Cikaniki
2. Menganalisis kondisi topografi pada Sungai Cikaniki
3. Menganalisis stabilitas lereng agar diketahui faktor keamanan tanahnya
4. Menentukan lokasi yang potensial untuk pembangunan PLTMH

Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini adalah memberikan rekomendasi mengenai lokasi yang
potensial dan layak untuk dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) di Sungai Cikaniki, Desa Malasari.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan di sungai Cikaniki ,Desa Malasari, Kabupaten Bogor.
2. Penelitian ini melakukan analisis studi kelayakan pembangunan PLTMH
berdasarkan debit andalan, kondisi topografi, dan stabilitas lereng.
3. Penelitian ini melakukan penentuan lokasi yang layak dan potensial untuk
dibangunnya PLTMH agar mendapatkan tinggi jatuhan air yang memadai
dengan pertimbangan jarak terdekat agar lebih ekonomis.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengumpulan data dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Februari hingga
April 2016. Penelitian dilakukan di Sungai Cikaniki, Desa Malasari, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, seperangkat alat
pengolah data, seperti kalkulator serta komputer atau laptop yang telah dilengkapi
dengan beberapa perangkat lunak, diantaranya Microsoft Office 2013, Google Earth,
AutoCAD 2010, ArcGIS 10.3, GeoStudio 2007 dan Surfer. Peralatan yang
digunakan sebagai pengambilan data yaitu kompas, global positioning system
(GPS), pita ukur, penggaris, ring sample, direct shear test, stopwatch, timbangan,
piknometer, dan oven. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
Data primer yang digunakan berupa tinggi terjunan (head) dan sampel tanah. Data
sekunder yang digunakan yaitu peta wilayah, peta kontur, peta daerah catchment
area, dan data iklim yang diperoleh dari stasiun klimatologi terdekat dan elevasi
pada beberapa lokasi yang telah ditentukan.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini diawali dengan
munculnya gagasan atau ide penelitian, perumusan masalah, pengambilan data
primer dan sekunder, analisis studi kelayakan dan dilanjutkan dengan penentuan
lokasi terbaik dalam perencanaan desain PLTMH.

Perhitungan Debit Andalan


Perhitungan debit andalan yang digunakan adalah metode empiris FJ Mock.
Perhitungan debit ini dibutuhkan masukan data berupa data curah hujan, suhu,
kecepatan angin, kelembapan relatif, lama penyinaran matahari dan
evapotranspirasi. Langkah-langkah Metode FJ Mock diawali dengan perhitungan
evapotranspirasi metode Penman-Monteith, lalu keseimbangan air dipermukaan
tanah (S), setelah itu limpasan dan penyimpanan air tanah (Run off dan Ground
Water storage), kemudian total volume tersimpan serta aliran permukaan atau debit
andalan.
Water surplus yang merupakan air hujan (presipitasi) yang telah mengalami
evapotranspirasi dan mengisi tampungan tanah (soil storage) dilakukan
pengamatan. Water surplus ini berpengaruh langsung pada infiltrasi, perkolasi dan
total run off yang merupakan komponen debit (Setiawan dan Sidabutar 2007).
Infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan daerah
pengaliran. Daya infiltrasi ditentukan oleh permukaan lapisan atas dari tanah.
Batasan infiltrasi adalah 0% sampai dengan 100% (Bappenas 2007).
Analisis Kondisi Topografi
Analisis mengenai kondisi topografi merupakan analisis yang dilakukan
untuk mengetahui layak atau tidaknya lokasi tersebut dibagun PLTMH berdasarkan
potensi beda head-nya. Jika lokasi ini mempunyai potensi head yang sesuai dengan
jarak yang dekat, lokasi ini layak untuk dibangun PLTMH. Analisis topografi ini
dilakukan menggunakan peta kontur dengan interval 10 meter. Setiap perbedaan
head diamati dan ditentukan beberapa titik yang beda head-nya 10 meter dengan
jarak yang terdekat. Kemudian setelah ditentukan beberapa titik, masing-masing
jarak dari setiap interval diukur. Setelah itu jarak dari lokasi yang akan dialiri listrik
diukur. Hal ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi
yang sesuai dan layak berdasarkan beda head-nya.
Analisis Stabilitas Lereng
Analisis stabilitas lereng dalam penelitian ini dilakukan sebagai studi
kelayakan tanah sebagai pertimbangan untuk dibangunnya PLTMH. Analisis ini
dilakukan untuk menentukan faktor keamanan tanah apakah tanah tersebut layak
atau tidaknya untuk dibangun PLTMH. Bila nilai faktor keamanan diatas 1.5,
kondisi tersebut layak untuk PLTMH. Data primer yang diperlukan diantaranya
sampel tanah. Pengujian yang dilakukan adalah penentuan berat jenis, kohesi, dan
sedut geser dalam tanah. Setelah ditentukan data survei, pemetaan dilakukan
dengan program Surfer 10. Program tersebut menghasilkan peta kontur dan
topografi dalam tiga dimensi. Analisis probabilistik dikombinasikan dengan
tegangan statis dinamik dan elemen tekan pori air (Hidayah dan Gratia 2007).
Sampel tanah diambil dengan menggunakan ring sampel dari dua titik. Pada
masing-masing titik diambil sebanyak dua sampel tanah. Sampel tanah diambil
pada kedalaman sekitar 20-40 cm. Lalu ditentukan nilai kohesi, sudut geser dalam,
dan berat jenis tanahnya. Kemudian dilakukan dengan menggunakan perangkat
komputer yaitu program GeoStudio 2007. Hasil analisis yang dilihat melalui
Contour berupa pendugaan bidang runtuh pada lereng dan nilai faktor
keamanannya.

Penentuan Lokasi PLTMH


Penentuan lokasi PLTMH dimulai dengan studi kelayakan. Setelah studi
kelayakan dilakukan dan lokasi tersebut telah layak berdasarkan debit andalan,
kondisi topografi, dan stabilitas lereng maka penentuan lokasi dapat dilanjutkan.
Lokasi yang ditentukan berupa koordinat secara umum pada peta. Penentuan lokasi
PLTMH secara garis besar mempertimbangkan aksesibilitas, serta jarak terdekat
dengan kawasan yang akan dialiri listrik. Kemudian jarak terdekat setiap komponen
PLTMH harus dipertimbangkan agar lebih ekonomis. Head pada lokasi PLTMH
ini tidak membutuhkan beda yang tinggi agar lebih ekonomis.
Berdasarkan buku pedoman studi kelayakan sipil Kementrian ESDM mengenai
PLTMH tahun 2009, dalam penentuan lokasi potensi pembangkit energi
mikrohidro perlu dipertimbangkan perletakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa komponen bangunan sipil seperti bendung, bangunan pengambil , saluran
pembawa, bak penenang, pipa pesat, rumah pembangkit dan saluran pembuang.
Penentuan lokasi ditentukan koordinat masing-masing komponen bangunan
sipilnya. Koordinat ditentukan dari peta dan sesuai dengan perletakannya dengan
pertimbangan masing-masing karakteristik penempatan setiap komponen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Debit Andalan
Pada perencanaan mikro hidro debit yang digunakan adalah debit minium dari
suatu aliran sungai. Debit minimum ini digunakan agar dapat meminimalisir
kekeringan air saat musim kemarau. Debit minimum ini biasa disebut debit andalan.
Debit andalan ditentukan pada DAS di daerah mikro hidro tersebut dibangun.
Dalam memperkirakan debit sungai, dilakukan metode empiris FJ Mock. Hal ini
karena tidak tersedianya perhitungan debit sungai yang membutuhkan durasi
pengukuran yang lama. Data yang dimasukkan berupa data curah hujan, suhu,
kecepatan angin, kelembapan relatif, lama penyinaran matahari dan
evapotransiprasi.
Data evapotranspirasi diambil dengan melakukan perhitungan
evapotranspirasi metode Penman. Perhitungan debit andalan FJ Mock DAS
Cisadane diambil dari tahun 2002-2012, dimana nilai perhitungan tersebut bersifat
parsial sehingga sifat hidrologi pada tahun tertentu tidak akan mempengaruhi
perhitungan tahun selanjutnya. Contoh perhitungan debit andalan dan rekapan data
perhitungan debit andalan dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan perhitungan
keandalan Weibull 80% diketahui nilai debit andalan yang dihasilkan dari aliran
sungai Cikaniki adalah sebesar 1.22 m3/detik dengan rincian debit dari tahun 2002
hingga 2012 yang terdapat pada Lampiran 5.
Berdasarkan nilai debit andalan yang telah didapatkan tersebut, selanjutnya
dapat diamati bahwa debit yang dihasilkan sudah sesuai dengan kriteria mikro hidro
dengan minimum debit sebesar 0.05 m3/detik. Berdasarkan analisis ini dapat
diketahui bahwa debit minimum yang ada pada sungai tersebut telah mencukupi
untuk dibangunnya PLTMH. Selanjutnya debit andalan yang di dapatkan dar
i hasil analisis ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan jenis
turbin yang sesuai.

Analisis Topografi pada Lokasi PLTMH


Pengamatan lokasi PLTMH yang sesuai dilakukan dengan pengamatan data
sekunder berupa peta kontur. Pengamatan peta topografi ini dilakukan dengan
aplikasi ArcMap 10.3. Analisis yang dilakukan agar dapat diketahui layak atau
tidaknya lokasi tersebut untuk dibangun PLTMH berdasarkan beda head dan
jaraknya. Pengamatan potensi beda head yang berada di lokasi, diamati dengan
penelusuran kontur di sepanjang sungainya. Setelah dilakukan pengamatan, di
dapat beberapa lokasi yang mempunyai head yang sesuai. Beberapa lokasi tersebut
dapat diamati pada Lampiran 6.
Beberapa lokasi dengan head yang sesuai tersebut, ditentukan setiap
koordinatnya agar dapat diamati jarak dari setiap beda head-nya. Setiap jarak dari
masing-masing beda head-nya mempunyai nilai yang beragam. Setelah masingmasing jarak pada setiap beda head ditentukan, jarak berdasarkan lokasi wisata pun
ditentukan agar menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi yang tepat.
Nilai beda head, jarak dari setiap beda head, serta jarak dari lokasi wisata yang akan
dialiri listrik pada setiap titik dapat diamati pada tabel 2 berikut.
Tabel 2 Lokasi yang potensial berdasarkan head dan jarak
Lokasi

Longtitude

10630'50.23"E

10630'47.63"E

10630'43.72''E

10630'42.84"E

10630'42.12"E

10630'37.47"E

Latitude

640'18.87"S
640'24.33"S
640'27.74"S
640'33.78"S
640'34.36"S
640'37.34"S

Head
(m)

Jarak (m)

Jarak Dengan
Lokasi (m)

10

52.203623

154.484575

10

44.252173

82.594251

10

65.89785

10

20.580232

157.313297
288.209745

10

18.673792

307.89153

10

21.987938

465.413844

Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa lokasi yang akan dibangun


PLTMH pada desa Malasari mempunyai potensi beda head yang memadai.
Kemudian beberapa lokasi tersebut mempunyai masing-masing jarak setiap
perbedaan head 10 meter. Jarak tersebut dari 18 meter sampai 65 meter setiap beda
head-nya. Kemudian masing-masing lokasi mempunyai jarak yang beragam dari
area wisata yang akan dialiri listrik. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa
lokasi tersebut sudah layak untuk dibangunnya PLTMH. Hal ini karena di Sungai
Cikaniki, Desa Malasari ini mempunyai beberapa beda head yang potensial.
Beberapa data diatas dapat dijadikan acuan dan pertimbangan dalam menetukan
lokasi yang benar-benar sesuai.
Stabilitas Lereng
Pengamatan stabilitas lereng di lokasi ini dilakukan agar dapat ditentukan
layak atau tidaknya tanah tersebut untuk dibangun PLTMH. Penentuan nilai layak
atau tidaknya tanah tersebut, dilakukan berdasarkan pengujian di laboratorium. Jika
faktor keamanan tersebut diatas 1.5 maka lokasi ini layak untuk dibangun PLTMH
berdasarkan stabilitas kelerengannya di sekitar sungai tersebut. Data primer yang
diambil berupa contoh uji tanah dilakukan di dua titik. Diantara sisi kiri dan kanan
dari sungai tersebut. Diantara dua titik tersebut diambil sebanyak dua kali agar

mengurangi resiko rusaknya tanah saat diuji di lab. Setelah diambil, uji yang
dilakukan adalah uji geser dengan menggunakan alat direct shear test. Pada setiap
contoh uji dapat dilakukan tiga kali uji geser dengan nilai 0.5, 1 dan 1.5. Uji geser
dilakukan untuk mendapatkan nilai sudut kohesi dan sudut geser dalam.
Setelah semua data didapatkan, dilanjutkan dengan menggunakan perangkat
komputer yaitu program GeoStudio 2007 dengan salah satu fiturnya khusus untuk
perhitungan stabilitas lereng, yaitu SLOPE/W. Analisis dijalankan dengan menu
Solve Analysis. Hasil analisis yang dilihat melalui Contour berupa pendugaan
bidang runtuh pada lereng dan nilai faktor keamanannya. Berdasarkan data yang
didapat tanah tersebut mempunyai kondisi bidang runtuh yang tidak besar dan
nilai faktor kemanan sebesar 11.566 Sehingga berdasarkan nilai diatas, lokasi
tersebut layak dan dapat berkepanjangan untuk dibangun PLTMH berdasarkan
stabilitas lerengnya. Nilai faktor keamanan dan bidang runtuh tersaji pada lampiran
7.
Lokasi PLTMH
Gambaran lokasi secara umum
Lokasi potensial yang akan dibangun PLTMH terletak di Sungai Cikaniki
Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Desa Malasari
mempunyai luas wilayah sebesar 8 262.22 Ha. Terdiri dari 4 dusun, 12 RW dan 49
RT. Batas wilayah Desa Malasari yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa
Cisarua dan Curug Bitung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Bantar Karet,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan
Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Banten, dan sebelah barat berbatasan dengan
Desa Kiarasari Kecamatan Sukajaya.
Pada kawasan wisata yang akan dibangun PLTMH membutuhkan listrik
sebesar 60 kW. Lokasi tersebut menggunakan turbin berjenis Turbo Propeler dengan
diameter 600 cm daya 140 kW. Efisiensi turbin tipe ini adalah 90%. Transmisi mekanik
yang digunakan dengan jenis pulley with flat belt transmision.. Generator yang
digunakan adalah generator sinkron 85 kVA 68 kW/440V, 50 Hz, 1500 rpm. Efisiensi
generator yang digunakan adalah 90%. Turbo propeler 600 Jenis turbin yang telah
ditentukan telah dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan listrik dan efisiensi
biayanya. Sehingga berdasarkan jenis turbin yang digunakan, perencanaan PLTMH
membutuhkan debit sebesar 1.4 m3/detik dan tinggi jatuh sebesar 8.5 meter.
Berdasarkan debit dan tinggi jatuh minimal yang dibutuhkan oleh turbin yang
telah dipilih, lokasi tersebut telah disesuaikan dengan debit andalan yang ada dan
tinggi terjun yang tersedia. Kemudian lokasi tersebut telah ditentukan berdasarkan
uji kelayakan yang telah dilakukan sebelumnya. Sehingga lokasi PLTMH secara
umum di Desa Malasari telah ditentukan dan terletak pada posisi 640'18.87"S dan
10630'50.23"E hingga 640'24.93"S dan 10630'48.82"E dengan ketinggian ratarata 922 hingga 931 meter dari permukaan laut.
Berdasarkan pertimbangan aksesibilitasnya untuk dapat mencapai lokasi
perencanaan PLTMH dapat menggunakan kendaraan roda dua atau empat hingga
mencapai lapangan di Desa Malasari dan kemudian dilanjutkan dengan berjalan
kaki ke sungai tersebut. Jarak dari kawasan yang akan dialiri listrik dan PLTMH
nya sebesar 82.6 meter. Jarak tersebut telah dipertimbangkan berdasarkan

kebutuhan debit dan tinggi terjunnya. Lokasi PLTMH secara garis besar tersaji
Lampiran 8.
Lokasi komponen PLTMH
Pada PLTMH selain diperlukan setiap lokasi yang sesuai secara umum,
lokasi setiap komponennya perlu ditentukan. Hal ini karena masing-masing
komponen PLTMH mempunyai karakteristik tersendiri dan lebih baik ditempatkan
sesuai pada lokasi yang seharusnya. Berdasarkan pertimbangan, setiap lokasi
komponen PLTMH tersaji pada tabel 4 berikut.
Tabel 3 Lokasi dan Jarak dari sungai setiap komponen PLTMH
No

Komponen

Latitude

Longtitude

Elevasi (m)

bendung dan intake

640'24.33"S

10630'47.63"E

931

saluran pembawa

640'24.78"S

10630'47.71"E

929.5

bak penenang

640'24.83"S

10630'48.21"E

929

pipa penstock

640'24.87"S

10630'48.36"E

929

rumah turbin

640'24.93"S

10630'48.82"E

922

Lokasi setiap komponen diatas telah berdasarkan pertimbangan masingmasing karakteristik komponennnya. Lokasi bendung dan intake yang dipilih telah
dipertimbangkan berdasarkan ketersediaan airnya dengan pengamatan langsung,
dan analisis debit andalannya yang mencapai 1.5 m3/detik. Sehingga lokasi ini
mempunyai ketersediaan air sepanjang tahun. Selain dari segi hidrologi, penentuan
lokasi bendung telah mempertimbangkan stabilitas lerengnya yang aman.
Pemilihan lokasi PLTMH juga telah mempertimbangkan perbedaan
ketinggian air jatuh (head) yang mempunyai beda tinggi sebesar 10 meter dengan
jarak 44.25 meter. Lokasi bendung yang telah ditentukan dibangun di bagian sempit
dari alur sungai. Lebar sungai yang telah ditentukan lokasinya sebesar 7.2 meter.
Saluran pembawa mempunyai rute atau trase saluran air dengan beda tingginya
sebesar 1.5 meter. Kemudian lokasi telah mempertimbangkan kestabilan tanahnya.
Lokasi bak penenang terletak pada punggung yang lebih tinggi namun pada elevasi
yang lebih rendah dari saluran pembawa. Lokasi yang dipilih untuk bak penenang
bagian tanahnya relatif stabil dan berdasarkan pengamatan langsung lokasi ini jauh
dari batuan sehingga dalam pembangunannya lebih mudah. Meksipun ditempatkan
pada punggung, lokasi bak penenang telah dipilih tempat yang relatif datar.
Pipa penstock ditempatkan di rumah pembangkit karena saluran ini yang akan
menghubungkan ke turbin. Pipa pesat ini diletakkan di lokasi yang mempunyai
beda head sebesar 8.5 meter.
Kemudian rumah turbin terletak dengan
pertimbangan dalam memilih lokasi dan membangun rumah pembangkit ini berada
di atas struktur tanah yang sangat stabil, tidak di lereng yang curam dan umumnya
di pinggir badan sungai yang relatif rendah dan datar untuk mempermudah aliran
buangan di tail race dengan elevasi 922 m dari permukaan laut. Kemudian lokasi
rumah pembangkit memiliki akses jalan yang cukup untuk transportasi peralatan
elektrikal mekanikal yang akan dipasang dan untuk perawatan. Lokasi ditentukan
di tempat yang relatif rata, kering dan relatif luas sehingga dapat digunakan untuk
tempat kerja seperti perawatan dan perbaikan.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan,
antara lain :
1. Berdasarkan hasil perhitungan, debit andalan dengan keandalan Weibull 80%
yang didapatkan yaitu 1.22 m3/detik.
2. Lokasi ini mempunyai 6 nilai beda head yang memadai untuk pembangunan
PLTMH pada setiap interval 10 meter dengan jarak yang dekat.
3. Lokasi ini mempunyai nilai faktor kemanan sebesar 11.566 sehingga lereng
tersebut aman dan terhindar dari terjadinya erosi.
4. PLTMH dapat dibangun pada koordinat 640'18.87"S dan 10630'50.23"E
hingga 640'24.93"S dan 10630'48.82"E dengan ketinggian rata-rata 922
hingga 931 meter dari permukaan laut.
Saran
Perlu adanya peran serta segenap masyarakat dalam pembangunan PLTMH yang
direncakan sehingga PLTMH dapat digunakan sebagai penerangan pada kawasan
wisata guna menambah penghasilan penduduk Desa Malasari.

DAFTAR PUSTAKA
[Bappenas] Badan Perancangan dan Pembangunan Nasional. 2007. Identifikasi
Pengelolaan
Sumber
Daya
Air
di
Pulau
Jawa.
http://air.bappenas.go.id/main/doc/pdf/prakarsa_sda_jawa/BUKU%202%20
BAB%201%20.PDF. [5 Januari 2016]
Badan Litbang ESDM.2012.m=Mikrohidro[online].
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php/pilotplanproject/ketenagalistrikandan ebtke/79-mikrohidro [29 Maret 2015]
Chow VT, Maidment, Mays LW.1988. Aplied Hydrology. McGraw-Hill Book
Company, New York, St Louis, etc.
Damastuti A. 1997. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Artikel Wacana
Teknologi: hal. 11-12.
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber
daya Mineral.(2009). Buku 2B Pedoman Studi Kelayakan Sipil. Departemen
Energi dan Sumberdaya Mineral.Jakarta
Hidayah S, Gratia YR. 2007. Program Analisis Stabilitas Lereng Slope Stability
Analysis Program, Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas
Diponegoro, Semarang (ID). Universitas Diponegoro
Setiawan H,
Sidabutar JR.2007. Perancangan Jaringan Irigasi Tambak
Memanfaatkan Pasang Surut Air Laut di Kali Tenggang Kecamatan Genuk
Kota Semarang. [laporan tugas akhir]. Semarang (ID): Departemen Teknik
Sipil Universitas Diponegoro

Lampiran 1. Peta kawasan perencanaan PLTMH

Lampiran 2 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Analisis Kebutuhan Listrik

Analisis Debit Andalan


Qand > 0.05 m3/detik

Analisis Kondisi Topografi


H>7m

Penentuan Jenis Turbin

Penentuan Lokasi terbaik

Penantuan lokasi setiap komponen


PLTMH

Skema PLTMH di lokasi yang telah


ditentukan

Selesai

Analisis Stabilitas Lereng


FK > 1.5

Lampiran 3 Diagram alir perhitungan debit andalan FJ Mock

Mulai

Data: curah hujan dan hari hujan


bulanan, data evapotranspirasi

Evapotranspirasi Aktual
(Ea)

Kelembaban tanah awal pada awal bulan sama


dengan akhir bulan (Ss = Sm)

Tidak

Ya

Pengisian Air Tanah


Sebelumnya
Ib = K x Vn-1

Ws = R-Ea
jika s>0

Tanah pada kapasitas


lapang (Ws = s)

Tanah di bawah
kapasitas lapang
Ws = 0

Volume Penyimpanan
Air
Vn= Igw + Ib

Infiltrasi
I = X x Ws

Selisih Volume
Penyimpanan
dVn = Vn - Vn-1

Aliran Air Tanah


Bn = I - dVn

Jumlah Limpasan
Ro = Bn + DRo

Aliran Permukaan
DRo = Ws - 1

Debit Andalan
Qand = Ro/nbulan

Lampiran 4 Contoh, urutan perhitungan debit andalan FJ Mock


Tahun
: 2002
Asumsi infiltrasi
: 40%
Koefisien simpanan tanah (K) : 0.6

Lampiran 4 Lanjutan

Lampiran 5 Rekapan data debit andalan tahun 2002-2012

Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

2002

0.306

0.272

0.133

0.173

0.069

0.105

0.092

0.057

0.043

0.082

0.125

0.119

2003

0.158

0.315

0.134

0.110

0.133

0.053

0.058

0.060

0.120

0.175

0.103

0.158

2004

0.228

0.232

0.128

0.212

0.116

0.062

0.085

0.066

0.140

0.094

0.138

0.193

2005

0.329

0.256

0.169

0.101

0.152

0.216

0.090

0.101

0.155

0.129

0.156

0.130

2006

0.301

0.189

0.046

0.114

0.082

0.027

0.041

0.019

0.033

0.031

0.070

0.170

2007

0.208

0.369

0.128

0.154

0.035

0.068

0.015

0.043

0.028

0.056

0.104

0.198

2008

0.157

0.209

0.212

0.149

0.081

0.055

0.041

0.053

0.075

0.117

0.185

0.070

2009

0.243

0.206

0.116

0.104

0.203

0.105

0.051

0.055

0.057

0.147

0.140

0.078

2010

0.221

0.268

0.174

0.034

0.141

0.143

0.105

0.055

0.192

0.172

0.125

0.120

2011

0.170

0.091

0.068

0.083

0.101

0.076

0.025

0.028

0.030

0.095

0.178

0.093

2012

0.187

0.200

0.061

0.147

0.061

0.031

0.033

0.034

0.054

0.135

0.150

0.127

Rata-rata

0.228

0.237

0.124

0.126

0.107

0.085

0.058

0.052

0.084

0.112

0.134

0.132

Max

0.329

0.369

0.212

0.212

0.203

0.216

0.105

0.101

0.192

0.175

0.185

0.198

Min

0.157

0.091

0.046

0.034

0.035

0.027

0.015

0.019

0.028

0.031

0.070

0.070

Lampiran 6 Beberapa titik yang mempunyai beda head yang potensial

Lampiran 7. Nilai faktor keamanan pada lokasi PLTMH

Lampiran 8 Lokasi potensial PLTMH

Lampiran 9 Skema PLTMH

4
4.8

Rumah turbin
(640'24.93"S,
10630'48.82"E)

Bendung/intake
(640'24.33"S,
10630'47.63"E)

Anda mungkin juga menyukai