Anda di halaman 1dari 1

Metabolisme Puasa

Pada saat seseorang menjalankan puasa, maka asupan makanan dalama tubuh terutama
karbohidrat akan berkurang. Dalam keadaan tersebut tubuh memberikan kompensasi, sehingga
masih dapat terjadi keseimbangan di dalam tubuh. Dalam memberikan kompensasinya, tubuh
akan merubah sedikit metabolisme karbohidrat. Biasanya pada orang normal metabolisme
karbohidrat sumber karbohidrat akan segera diubah menjadi monosakarida (glukosa) kemudian
melalui siklus krebs dan di dapat energi, energi akan digunakan untuk metabolisme sel-sel tubuh.
Jika semua kebutuhan energi telah terpenuhi, tetapi masih ada glukosa yang tersisa, maka
glukosa akan diubah menjadi glikogen sebagai cadangan makanan dan disimpan paling banyak
di hati dan otot. Begitu seterusnya siklus tersebut berjalan.
Namun, keadaaan puasa ada dua tahap atau fase yang terjadi yaitu fasting state dan
fasting time. Fase fasting state adalah keadaan dimana terjadi absorbsi karbohidrat oleh tubuh
yaitu terjadi 3-6 jam setelah makan sahur. Pada fase ini ada 2 metabolisme glukoaa yang terjadi,
glikolisis dan glikogenesis. Sedangkan fase fasting time adalah keadaan dimana di dalam darah
terjadi penurunan kadar gula yaitu terjadi 6 jam setelah makan sahur sampai saat akan berbuka
puasa. Pada fase ini terjadi proses glikogenolisis. Pada keadaan inilah yang menyebabkan rasa
lemas, pusing, lapar serta penurunan kosentrasi pada tubuh ketika seseorang menjalankan puasa.

Mengapa Nitrogen Harus dikeluarkan dari Asam Amino


Hal itu karena Asam amino merupakan bahan baku protein yang dibakar dalam tubuh dan
menghasilkan nitrogen dalam bentuk urea, yang harus dikeluarkan oleh ginjal. Hal tersebut tetap
akan membebani ginjal. Asam keto dapat mengikat nitrogen yang dibentuk dari pemecahan asam
amino sehingga terjadi proses daur ulang nitrogen dalam tubuh. Hal itu berarti mengurangi
produksi urea sehingga dapat mengurangi kerja ginjal.

Anda mungkin juga menyukai