Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERIODE JANIN
Akhir periode embrionik dan permulaan periode janin dimulai 8
minggu pascafertilisasi atau 10 minggu setelah awitan menstruasi
terakhir. Perkembangan selama periode janin terdiri atas pertumbuhan
dan pematangan struktur-struktur yang dibentuk saat periode embrionik.
Karena bervariasinya panjang tungkai dalam posisi ekstensi, ukuran
kepala-bokong, yang sesuai dengan tinggi saat duduk, lebih akurat
dibandingkan ukuran yang sesuai dengan tinggi saat berdiri.1

Gambar
Gestasi2

1.

Minggu

ke-9

Minggu ke-12 Gestasi


Uterus biasanya teraba tepat di atas simfisis pubis, dan panjang
kepala-bokong janin adalah 6 hingga 7 cm. Pusat penulangan telah timbul
pada sebagian besar tulang janin, jari tangan dan kaki juga telah
berdiferensiasi. Kulit dan kuku telah berkembang dan muncul tunas-tunas
rambut yang tersebar. Genitalia eksterna mulai memperlihatkan tanda

pasti jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Janin mulai melakukan


pergerakan spontan.1

B
A
Gambar 2 2. A. Minggu ke-11 Gestasi. B. Minggu ke12 Gestasi2

Minggu ke-16 Gestasi


Panjang kepala-bokong janin adalah 12 cm, dan berat janin 110 gr.
Jenis kelamin telah dapat ditentukan oleh pengamat yang berpengalaman
dengan cara inspeksi genitalia eskterna pada minggu ke-14.1

Gambar 2 3. Minggu ke-16 Gestasi2

Minggu ke-20 Gestasi


Merupakan

titik

pertengahan

kehamilan

menurut

usia

yang

diperkirakan dari awal menstruasi terakhir. Janin sekarang memiliki berat


lebih dari 300 gr, dan berat ini mulai bertambah secara linear. Sejak titik
ini, janin bergerak kurang lebih setiap menit, dan aktif sekitar 10-30
persen total waktu. Kulit janin telah menjadi kurang transparan, lanugo
seperti beledu menutupi seluruh tubuh janin, dan telah terbentuk
sebagian rambut di kulit kepala.1

A
B
Minggu
ke-24
Gestasi
Gambar 2 4. A. Minggu ke-19 Gestasi. B. Minggu ke-20
Gestasi2
Janin sekarang memiliki berat sekitar 630 gr. Kulit secara khas
tampak keriput, dan penimbunan lemak dimulai. Kepala masih relatif
besar, alis mata dan bulu mata biasanya dapat dikenali. Periode
kanalikular perkembangan paru-paru saat membesarnya bronkus dan
bronkiolus serta berkembangnya duktus alveolaris, hampir selesai. Janin
yang dilahirkan pada periode ini akan berusaha bernapas, tetapi banyak
yang akhirnya meninggal karena sakus terminalis, yang diperlukan untuk
pertukaran gas belum terbentuk.1

Minggu ke-28 Gestasi


Panjang kepala-bokong sekitar 25 cm, dan berat janin sekitar 1100 gr.
Kulit janin yang tipis berwarna merah dan ditutupi oleh verniks kaseosa.
Membran pupil baru saja menghilang dari mata. Neonatus normal yang
dilahirkan pada usia ini memiliki 90% kemungkinan untuk bertahan hidup
tanpa hendaya fisik atau neurologis.1

Minggu ke-32 Gambar


Gestasi 2 5. Minggu ke-28
Gestasi2
Janin telah mencapai panjang kepala-bokong 28 cm dan berat sekitar
1800 gr. Kulit permukaan masih merah dan keriput.1

Minggu ke-36 Gestasi


Panjang rerata kepala-bokong pada janin usia ini adalah sekitar 32
cm, dan berat reratanya sekitar 2500 gr. Karena penimbunan lemak
subkutan, tubuh menjadi lebih bulat, serta gambaran keriput pada wajah
menghilang.1
Minggu ke-40 Gestasi
Merupakan periode saat janin dianggap aterm menurut usia yang
dihitung dari awitan periode menstruasi terakhir. Panjang rerata kepalabokong adalah sekitar 36 cm, dan berat kira-kira 3400 gr.1
KEPALA JANIN

Salah satu ciri esensial persalinan adalah terjadinya adaptasi antara


kepala (janin) dan tulang-tulang panggul ibu. Pada usia aterm, wajah
hanya mewakili bagian kecil dari kepala janin. Sisanya tersusun atas
tengkorak yang keras, yang dibentuk oleh dua tulang frontal, dua tulang
parietal, dan dua tulang temporal, serta bagian atasos oksipitale dan alae
ossis sfenoidalis. Tulang-tulang ini dipisahkan oleh ruang membranosa
yang dinamakan sutura.1
Sutura yang terpenting adalah sutura frontalis, yang terletak diantara
dua os frontale; sutura sagitalis, di antara dua os parietale; dua sutura
koronalis, di antara os frontale dan os parietale; serta dua sutura
lambdoidea, di antara margo posterior ossis parietalis dan margo superior
ossis oksipitalis. Pada tempat perteuan beberapa sutura terbentuk suatu
celah iregular, yang dibungkus membran dan dinamakan fontanel. Lokasi
fontanel ini memberikan informasi penting mengenai presentasi dan posisi
janin saat persalinan.1
Ukuran diameter dan lingkar pada kepala neonatus dapat dilihat pada
gambar berikut:1
GAMBAR KEPALA
OTAK JANIN
Akan terjadi perubahan terus menerus, terkait usia gestasi, pada
gambaran otak janin; perubahan ini memungkinkan diketahuinya usia
janin dari gambaran eksternalnya. Proliferasi dan migrasi neuron terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan dan pematangan girus. Mielinasi radiks
anterior saraf serebrospinal dan batang otak dimulai pada usia sekitar 6
bulan gestasional, tetapi sebagian besar tejadi setelah lahir.1

GAMBAR OTAK
B. PERTUMBUHAN JANIN DAN PLASENTA
Periode janin berlangsung dari minggu kesembilan kehamilan hingga
lahir dan ditandai oleh pertumbuhan pesat tubuh dan pematangan sistem
organ. Pertambahan panjang sangat mencolok selama bulan ketiga,
keempat dan kelima (sekitar 5 cm perbulan), sementara penambahan
berat paling nyata pada 2 bulan terakhir kehamilan (sekitar 700 gr per
bulan).2
Suatu perubahan mencolok adalah perlambatan relatif pertumbuhan
kepala. Pada bulan ketiga, kepala berukuran sekitar separuh dari PPB.
Pada bulan kelima, ukuran kepala adalah sekitar sepertiga PPT, dan saat
lahir ukurannya seperempat PPT.2
Selama bulan kelima, gerakan janin jelas dirasakan oleh ibu, dan janin
ditutupi oleh rambut halus pendek. Janin yang lahir selama bulan keenam
atau awal bulan ketujuh sulit untuk bertahan hidup, terutama karena
system pernapasan dan sistem saraf pusat belum berdiferensiasi secara
sempurna. Secara umum, lama kehamilan untuk janin aterm dianggap
sebesar 280 hari atau 40 minggu setelah onset haid terakhir atau yang
lebih akurat, 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan.2

Plasenta
Plasenta terdiri dari dua komponen: (a) bagian janin, yang berasal
dari korion frondosum atau korion vilus, dan (b) bagian ibu yang berasal
dari desidua basalis. Ruang antara lempeng korion dan desidua terisi oleh
danau antarvilus darah ibu. Percabangan vilus (jaringan janin) tumbuh ke

dalam danau-danau darah ibu dan terendam didalamnya. Sirkulasi janin


selalu terpisah dari sirkulasi ibu oleh (a) suatu membrane sinsitium
(turunan korion) dan (b) sel endotel dari kapiler janin. Karena itu, plasenta
manusia adalah tipe hemokorialis.
Danau-danau

antarvilus

pada

plasenta

yang

telah

terbentuk

sempurna mengandung sekitar 150 ml darah ibu yang diperbarui tiga


atau empat kali per menit. Luas seluruh vilus bervariasi dari 4 sampai 14
m2, dan hal ini mempermudah pertukaran antara ibu dan anak.2
Fungsi utama plasenta adalah untuk: (a) pertukaran gas, (b)
pertukaran nutrisi dan elektrolit, (c) penyaluran antibodi ibu, memberi
janin imunitas pasif, (d) menghasilkan hormone, misalnya progesteron,
estradiol, dan estrogen (selain itu, plasenta menghasilkan HCG dan
somatotropin) dan (e) detoksifikasi beberapa obat.2
C. FISIOLOGI JANIN
Cairan Amnion
Amnion adalah suatu kantong besar yang mengandung cairan
amnion tempat janin tergantung oleh tali pusatnya. Cairan ini berfungsi
untuk (a) meredam guncangan, (b) memungkinkan janin bergerak, dan (c)
mencegah melekatnya mudigah ke jaringan sekitar. Janin menelan cairan
amnion yang diserap melalui ususnya dan dikeluarkan melalui plasenta.
Janin mengeluarkan urin ke dalam cairan amnion tapi sebagian besar dari
urin ini adalah air. Cairan amnion yang berlebihan (hidramnion) berkaitan
dengan anensefalus dan atresia esophagus, sedangkan jumlah yang
kurang (oligohidramnion) berkaitan dengan agenesis ginjal.2

Pada awal kehamilan, cairan amnion adalah suatu ultrafiltrat plasma


ibu. Pada awal trimester kedua, cairan ini terutama terdiri dari cairan
ekterasel yang berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan
komposisi plasma janin (Gilbert dan Brance, 1993). Namun, setelah 20
minggu, kornifikasi kulit janin menghambat difusi ini dan cairan amnion
terutama terdiri dari urin janin. Ginjal janin mulai memproduksi urin pada
usia gestasi 12 minggu, dan pada Minggu ke-18 memproduksi 7 sampai
14 ml urin per hari. Urin janin mengandung lebih banyak urea, kreatinin,
dan asam urat dibandingkan plasma; selain itu, juga mengandung sel
janin yang mengalami deskuamasi, verniks, lanugo, dan berbagai sekresi.
Karena zat-zat ini bersifat hipotonik, maka seiring dengan bertambahnya
usia gestasi, osmolalitas cairan amnion berkurang. Cairan paru memberi
kontribusi kecil terhadap volume amnion keseluruhan, dan cairan yang
tersaring melalui plasenta berperan membentuk sisanya.3
Volume cairan amnion pada setiap Minggu gestasi cukup berbedabeda. Secara umum, volume meningkat 10 ml per Minggu pada Minggu
ke-8 dan meningkat sampai 60 ml per Minggu pada Minggu ke-21, dan
kemudian berkurang secara bertahap hingga kembali ke kondisi mantap
pada Minggu ke-33 (Brace dan Wolf, 1989). Dengan demikian, volume
cairan amnion biasanya meningkat dari 50 ml pada Minggu ke-12 menjadi
400 ml pada pertegahan kehamilan dan 1000 ml pada kehamilan term
(Gillibrand, 1969).3
Cairan amnion juga berfungsi sebagai bantalan bagi janin, yang
memungkinkan perkembangan sistem muskuloskeletal dan melindungi
janin dari trauma. Cairan ini juga mempertahankan suhu dan memiliki

fungsi nutrisi yang minimal. Faktor pertumbuhan epidermis (epidermal


growth

factor,

EGF)

dan

faktor

pertumbuhan

mirip-EGF,

misalnya

transformng growth factor- , terdapat di cairan amnion. Ingesti cairan


amnion ke dalam paru dan saluran cerna mungkin meningkatkan
pertumbuhan diferensiasi jaringan-jaringan ini melalui gerakan inspirasi
dan menelan cairan amnion. PTH-rP dan endotelin-1 juga terdapat di
cairan amnion, dan diperkirakan bahwa peptida-peptida ini mungkin
terlibat dalam perkembangan janin. Keduanya berfungsi sebagai faktor
pertumbuhan di sel-sel tertentu, dan in vitro, PTH-rP mendorong sintesisi
surfaktan di pneumosit tipe II (Rubin dkk., 1994).3
Namun, fungsi yang lebih penting adalah mendorong pertumbuhan
dan perkembangan normal paru dan saluran cerna. Studi-studi terhadap
hewan telah membuktikan bahwa hipoplasia paru dapat terjadi dengan
mengalirkan cairan amnion, dengan mengikat trakea untuk mencegah
inhalasi

cairan

di

dalam

paru,

dengan

cara

terus

menerus

mengeluarkan cairan paru melalui trakea, dan dengan secara fisik


mencegah gerakan toraks janin yang mirip gerakan bernapas (Adzick
dkk., 1984; Alcorn dkk., 1977). Dengan demikian, pembentukan cairan
intraparu dan keluar-masuknya cairan di paru oleh gerakan bernapas yang
paling

tidak

sama

perkembangan paru.3

pentingnya,

merupakan

hal

esensial

bagi

Gambar
Amnion2
Tali

pusat

(korda

umbilikalis)

6.

yang

Cairan

dibungkus

oleh

amnion,

mengandung (a) dua arteri umbilikalis, (b) satu vena umbilikalis, dan (c)
Wharton jelly yang berfungsi sebagai bantalan pelindung untuk pembuluh
darah ini.2
Sinyal-sinyal yang menandakan proses kelahiran (partus) belum
diketahui secara pasti, tetapi persiapan untuk persalinan biasanya dimulai
antara 34 dan 38 minggu. Persalinan sendiri terdiri dari tiga tahap (kala):
(1) pendataran dan pembukaan serviks, (2) pelahiran janin dan (3)
pelahiran plasenta dan selaput janin.2

Gambar 2 7. Pertumbuhan dan


Perkembangan Janin2
Sirkulasi Janin
Sirkulasi ini secara mendasar berbeda dari sirkulasi dewasa. Sebagai
contoh, karena darah janin tidak perlu masuk ke pembuluh paru agar
dapat teroksigenasi, maka ke pembuluh paru agar dapat teroksigenasi,
maka sebagian besar curah ventrikel kanan tidak melewati paru. Oksigen
dan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pematangan janin
disalurkan ke janin dari plasenta oleh satu vena umbilikalis sehingga tidak
perlu diserap melalui saluran cerna.4
Selain itu,bilik-bilik jantung janin bekerja secara pararel, bukan serial,
sehingga berhasil lebih banyak menyalurkan darah yang mengandung
lebih banyak oksigen ke otak dan jantung daripada ke bagian tubuh
lainnya. Sirkulasi janin bersifat unik, dan berfungsi baik samai saat
kelahiran, saat sirkulasi tersebut dituntut untuk berubah secara dramatis.4
Darah teroksigenasi di salurkan ke janin oleh vena umbilikalis, yang
masuk ke abdomen melalui cincin umbilikus dan naik sepanjang dinding
abdomen anterior ke arah hepar. Vena ini kemudian bercabang menjadi
duktus venosus dan sinus portal. Duktus venosus adalah cabang utama
vena umbilikalis yang melintasi hepar untuk langsung masuk ke vena
kava inferior. Karena tidak memasok oksigen ke jaringan-jaringan yang
dilaluinya, maka pembuluh ini membawa darah yang mengandung banyak
oksigen langsung ke jantung. Sebaliknya, sinus portal mengangkut darah
ke vena-vena hepartika yang terutama terletak di sisi kiri hepar, tempat
terjadinya ekstraksi oksigen. Darah dari hepar yang relatif terdeoksigenasi

kemudian mengalir kembali ke vena kava inferior terdiri dari campuran


darah mirip-darah arteri yang mengalir langsung melalui duktus venosus
dan darah kurang teroksigenasi yang kembali dari sebagian besar vena di
bawah diafragma. Oleh karena itu, kandungan oksigen dalam darah yang
disalurkan ke jantung dari vena kava inferior lebih rendah daripada dalam
darah yang meninggalkan plasenta.4
Berbeda dengan kehidupan setelah lahir, ventrikel jantung janin
bekerja secara paralel, bukan serial. Darah yang cukup teroksigenasi
masuk ke eventrikel kiri, yang memasok jantung dan otak, dan darah
yang kurang teroksigenasi masuk ke ventrikel kanan, yang memasok
bagian tubuh sisanya. Kedua sirkulasi yang terpisah ini dipertahankan
oleh struktur atrium kanan, yang dengan efektif mengarahkan darah yang
masuk ke atrium kiri atau ventrikel kanan, bergantung pada kandungan
oksigennya ini dipermudah oleh pola aliran darah di vena kava inferior.
Darah yang cukup teroksigenasi cenderung berjalan di sepanjang sisi
lateral dinding pembuluh, sehingga darah ini mudah dialirkan ke sisi
jantung yang berlawanan. Apabila darah ini sudah masuk ke atrium, maka
konfigurasi septum antraratrium atas, yang disebut krista dividens, adalah
sedemikian sehingga konfigurasi tersebut mengalihkan darah yang cukup
teroksigenasi baik dari sisi medial vena kava inferior dan duktus venosus
melalui foramen oval ke dalam jantung (Dawes, 1962). Setelah jaringanjaringan ini menyerap oksigen yang diperlukan, maka darah yang kurang
teroksigenasi kembali ke jantung kanan melalui vena kava superior.4
Darah kurang teroksigenasi yang berjalan di sepanjang dinding
lateral vena kava inferior masuk ke atrium kanan dan dibelokkan melalui

katup trikuspid ke ventrikel kanan. Vena kava superior berjalan di sebelah


inferior dan anterior sewaktu masuk ke atrium akan untuk memastikan
bahwa darah yang kurang teroksigenasi yang berasal dari otak dan tubuh
bagian atas juga akan dialihkan secara langsung ke ventrikel kanan.
Demikian juga, ostium sinus koronarius terletak tepat superior dari katup
trikuspid sehingga darah kurang teroksigenasi yang berasal dari jantung
juga kembali ke ventrikel kanan. Akibat dari pola aliran darah ini, maka
saturasi darah di ventrikel kanan. Demikian juga, ostium sinus koronarius
terletak tepat superior dari katup trikuspid sehingga darah kurang
teroksigenasi yang berasal dari jantung juga kembali ke ventrikel kanan.
Akibat dari pola aliran darah ini, maka saturasi darah di ventrikel kanan 15
sampai 20 persen lebih rendah daripada darah di ventrikel kiri. 4
Bagian terbesar (87%) darah yang keluar dari ventrikel kanan
kemudian

dialihkan

melalui

duktus

arteriosus

ke

aorta

desenden,

resistensi vaskular paru yang tinggi dan resistensi duktus arteriosus dan
pembuluh umbilikus-plasenta yang lebih rendah memastikan bahwa
hanya sekitar 13% dari curah ventrikel kanan (8% dari gabungan curah
kedua ventrikel) mengalir ke paru (Titel, 1992). Sepertiga darah yang
melewati duktus arteriosus disalurkan ke tubuh, dan curah ventrikel kanan
sisanya kembali ke plasenta melalui dua arteri hipogastrika, yang di distal
menjadi arteri umbilikalis. Di plasenta, darah ini menyarap oksigen dan
nutrien lain, dan kemudian diedarkan kembali melalui vena umbilikalis.3
Setelah lahir, dalam keadaan normal pembuluh umbilikus, duktus
arteriosus, foramen oval, dan duktus venosus mengalami konstruksi atau
kolaps. Dengan tertutupnya duktus arteriosus secara fungsional dan

mengembangnya paru, maka darah yang meninggalkan paru akan


cenderung mengalir ke pembuluh paru untuk mendapat oksigen sebelum
kembali ke jantung kiri. Hampir dalam sekejap, kedua ventrikel yang pada
masa janin bekerja secara paralel sekarang secara efektif bekerja serial.
Bagian arteri hipogastrika yang terletak lebih distal, yang berjalan dari
setinggi kandung kemih di sepanjang dinding abdomen hingga ke cincin
umbilikus dan ke dalam tali pusat sebagai arteri umbilikalis, mengalami
atrofi dan obliterasi selama 3 sampai 4 hari setelah lahir. Kedua bagian
arteri ini menjadi ligamentum umbilikale sedangkan sisa vena umbilikalis
intra-abdomen membentuk ligamentum teres. Duktus venosus mengalami
konstruksi dalam 10 sampai 96 jam setelah lahir dan secara anatomis
menutup dalam 2 sampai 3 minggu untuk membentuk ligamentum
venosum (Clymann dan Heymann, 1981).3

Gambar
Janin2

2.

Sirkulasi

Sistem Respirasi
Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu
dan pada 34 mingu secara regular gerak napas ialah 40 60/ menit dan
diantara jeda adalah periode apnea. Cairan ketuban akan masuk sampai
bronkioli, sementara didalam alveolus terdapat cairan alveoli.3
Gerak
peningkatan

napas
kadar

janin

dirangsang

glukosa.

oleh

Sebaliknya,

kondisi
kondisi

hiperkapnia

dan

hipoksia

akan

menurunkan frekuensi napas. Pada aterm normal, gerak napas akan


berkurang dan dapat apnea selama 2 jam.3
Surfaktan penting untuk fungsi pengembangan napas, yang utama
ialah sfingomielin dan lesitin serta fosfatidil gliserol yang akan memuncak
pada 32 minggu, sekalipun sudah dihasilkan sejak 24 minggu.3

Sistem Saraf dan Organ Sensoris


Medula

spinalis

berjalan

mengikuti

seluruh

panjang

kolumna

vertebralis dalam embrio, tetapi setelah periode embrionik, medula


spinalis bertumbuh lebih lambat dari kolumna vertebralis. Pada minggu
ke-14, medula spinalis hanya mencapai S1, pada saat lahir mencapai L3,
dan pada dewasa L1. Mielinasi medula spinalis dimulai pada pertengahan
kehamilan dan berlanjut selama tahun pertama kehidupan. Fungsi sinaptik
telah berkembang cukup baik pada minggu ke-8 untuk memungkinkan
janin melakukan fleksi tengkuk dan badan (Temiras, dkk., 1968). Pada usia
10 minggu , stimulus lokal dapat mencetuskan gerakan menyipitkan
mata, membuka mulut, penutupan jari-jari yang tidak sempurna, dan
fleksi jari kaki. Menelan mulai ditemukan sekitar usia 10 minggu, dan
respirasi nyata pada usia 14 hingga 16 minggu (Miller, 1982). Kuncup
pengecap yang masih belum berkembang ditemukan pada 7 minggu, dan
reseptor yang matang sudah terdapat pada usia 12 minggu (Mistretta dan
Bradley, 1975). Kemampuan untuk mengisap belum muncul hingga
setidaknya minggu ke-24 (Lebenthal dan Lee, 1983). Selama trimester
ketiga, integrasi fungsi saraf dan otot berkembang dengan cepat.1
Komponen telinga dalam, tengah, dam luar telah berkembang baik
pada pertengahan kehamilan. Janin tampaknya dapat mendengar suara in
utero sejak berusia 24 hingga 26 minggu. Pada usia 28 minggu, mata
telah sensitif terhadap cahaya, tetapi persepsi bentuk dan warna belum
sempurna hingga cukup lama setelah bayi lahir.1
Sistem Gastrointestinal

Perkembangan dapat dilihat di atas 12 inggu di mana akan nyata


pada pemeriksaan USG. Pada 26 minggu

enzim sudah terbentuk

meskipun amilase baru nyata pada periode neonatal. Janin meminum air
ketuban dan akan tampak gerakan peristaltik usus. Protein dan cairan
amnion yang ditelan akan menghasilkan mekonium di dalam usus.
Mekonium ini akan tetap tersimpan sampai partus, kecuali pada kondisi
hipoksiadan stres, akan tampak cairan amnion bercampur mekonium. 3
Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin janin telah bekerja sebelum sistem saraf mecapai
maturitas. Kelenjar hipofisis anterior mempunyai 5 jenis sel yang
mengeluarkan

6 hormon , yaitu (1) laktotrop, yang menghasilkan

prolaktin; (2) somatotrop, yang menghasilkan hormon pertumbuhan (GH);


(3) kortikotrop, yang menghasilkan kortikotropin (ACTH); (4) tirotrop, yang
menghasilkan TSH; dan (5) gonadotrop, yang mneghasilkan LH, FSH. Pada
kehamilan 7 minggu sudah dapat dketahui produksi ACTH dan menjelang
17 minggu semua hormon sudah dihasilkan.3
Nerohipofisis sudah berkembang pada usia 10-12 minggu sehingga
oksitosin dan AVP (arginine vasopressin) guna mempertahankan air
terutama di dalam paru dan plasenta dihasilkan.5,6
Kelenjar tiroid janin telah berfungsi pada usia 10-12 minggu.
Plasenta secara aktif memasok iodium pada janin yang terus meningkat
selama kehamilan, bahkan kadar TSH lebih tinggi dari kadar dewasa,
tetapi T3 dan total tiroid lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa hipofisis
tidak sensitif terhadap umpan balik.7

Anda mungkin juga menyukai