Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam proses globalisasi tidak terlepas dari suatu perubahan, yaitu
perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Apabila
kebudayaan secara umum merupakan suatu rangkaian kepercayaan, nilai-nilai,
dan gaya hidup dari suatu masyarakat tertentu didalam eksistensi kehidupan
sehari-hari, maka didalam era globalisasi mulai muncul apa yang disebut
kebudayaan global. Kebudayaan global bisa diartikan sebagai modernitas.
Makin meluas dan meningkatnya proses globalisasi dalam segala aspek
kehidupan, karena adanya perangkat yang menjadi medianya. Perangkat
tersebut meliputi perangkat lunak seperti ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), dan pemanfaatan perangkat keras seperti komunikasi. Kemajuan
iptek dan komunikasi yang disertai dengan semakin kencangnya arus
globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan.
Dampak globalisasi yang terjadi saat ini sangat berpengaruh terhadap
pendidikan karakter bangsa. Kemajuan teknologi yang tak terbendung lagi,
sedikit demi sedikit telah mengikis pendidikan karakter bangsa. Salah satunya
adalah internet. Internet merupakan salah satu faktor penyumbang terbesar
dalam memengaruhi pendidikan karakter. Sistem komunikasi berjaringan ini
hadir di tengah-tengah publik melalui komputer di rumah-rumah, modem,
warung internet, serta melalui layanan-layanan seperti Web-TV. Internet
berkembang secara fenomenal, tidak saja dari segi jumlah tetapi dari segi
penggunanya (Haryati, 2007:1).
Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru
dunia dapat dilakukan melalui satu pintu saja, menembus batas dimensi
kehidupan penggunanya, waktu, dan bahkan ruang sehingga internet dapat
diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Hanya dengan fasilitas
search engine, situs pencari informasi maka pengguna internet dapat
menemukan banyak sekali alternatif dan pilihan informasi yang diperlukannya
dengan mengetikkan kata kunci di form yang disediakan.

Masalahnya adalah teknologi yang canggih ini belum di manfaatkan


secara

benar

dan

akhirnya

terjerat

pada

luasnya

informasi

yang

menjerumuskan sehingga dampaknya adalah merusak moral dan terabaikanya


pendidikan karakter.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakanng diatas maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1.2.1

Bagaimanakah Globalisasi Komunikasi dan IPTEK dan Implikasinya

1.2.2
1.2.3

dalam Pendidikan Karakter Bangsa ?


Bagaimanakah dampak dari Globalisasi Komunikasi dan IPTEK ?
Bagaimana solusi yang tepat untuk Pendidikan Karakter di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan pada makalah ini
adalah:
1.3.1

Untuk mengetahui bagaimana Globalisasi Komunikasi dan IPTEK

1.3.2
1.3.3

dan Implikasinya dalam Pendidikan Karakter Bangsa ?


Untuk mengetahui Dampak dari Globalisasi Komunikasi dan IPTEK ?
Untuk mengetahui solusi yang tepat untuk Pendidikan Karakter di
Indonesia?

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaaat penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan pengetahuan kepada kita khususnya para

generasi muda

mengenai Globalisasi Komunikasi dan IPTEK dan Implikasinya dalam


Pendidikan Karakter Bangsa.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Globalisasi
Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk
kepada penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok
masyarakat global. Namun, pada kenyataannya globalisasi merupakan
penyatuan semu, karena nilai-nilai ekonomi, sosial, dan budaya
didominasi nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi masyarakat dunia.
Globalisasi sering diterjemahkan mendunia. Suatu entitas,
betapapun, dimanapun, kapanpun, dengan cepat menyebar ke seluruh
pelosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data, informasi, produksi,
pembangunan, pemberontakan, dan sebagainya, begitu disampaikan, saat
itu pula diketahui oleh semua orang di dunia.
2.1.2 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi
menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku
seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan
(Effendy, 2000 : 13).
2.1.3 Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )
IPTEK adalah akronim dai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yang
dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian
kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar
Bahasa

Indonesia

menyatakan

bahwa

ilmu

pengetahuan

adalah

pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut


metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu. Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang
dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah :

a.

Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang


teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah
yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar,

maupun menurut bangunannya dari dalam.


b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
Teknologi, teknologi merupakan berasal dari bahasa Yunani, yaitu
tekne, yang berari pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan,
prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri.
Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli:
a. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh
perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan
dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan
manusia
b. Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk,
informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui,
diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga
masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong
terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan. .
Kesimpulannya, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau
rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu
terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu
pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika
tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.
2.1.4 Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan terstruktur untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sedangkan karakter merupakan sifat khusus atau moral dari
4

perorangan maupun individu. Pendidikan karakter bangsa adalah usaha


sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman
dan jati diri bangsa sehingga terinternalisasi didalam diri peserta didik
yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik.
2.2 Pembahasan masalah
2.2.1 Globalisasi Komunikasi dan IPTEK dan Implikasinya dalam
Pendidikan Karakter Bangsa
Globalisasi secara umum, diungkapkan Setompka ( 2004: 101-102),
dapat diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Artinya,
masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung pada semua aspek
kehidupan baik secara, budaya, ekonomi, maupun politik.
Fenomena globalisasi memang sudah tidak dapat dihindari lagi oleh
siapapun, kecuali dia menutup diri menjauhi interaksi dan komunikasi dengan
yang lain. Hanya saja yang perlu disadari dan mendapat catatan , di samping
globalisasi membawa manfaat, namun juga mendatangkan kerugian. Oleh
karena itu, harus pandai-pandai menyikapinya, misalnya, jika nilai-nilai yang
terdapat dalam globalisasi itu positif maka kita tidak salah untuk
mengambilnya, sebaliknya jika nilai-nilai dalam globalisasi itu negative maka
kita harus menjauhinya dan menolaknya. Dalam hal ini, ungkapan seperti alakhdu bi al-jadid al-aslah ( ambillah hal-hal yang baru yang sekiranya baik
dan banyak mengandung maslahat ). Dengan kata lain, bagaimana agar nilainilai positif yang ada di Barat, atau bahkan di belahan negara. Budaya positif
tersebut mencakup disiplin, kebersihan, tanggung jawab, kompetisi, kerja
keras, penghargaan terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan,
demokratisasi, dan semacamnya. Sebaliknya, yang harus disadari globalisasi
juga banyak mengandung hal-hal negatif.
Telah dikemukakan bahwa pendidikan merupakan salah satu yang dapat
dijadikan pengembangan modal sosial. Modal sosial sendiri dapat berarti
SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang mempunyai kejujuran, kepercayaan,
kesediaan, dan kemampuan untuk bekerja sama, berkoordinasi, penjadwalan
waktu dengan tepat, dan kebiasaan untuk berkontribusi dalam upaya
5

pembangunan (Ardi Kapahang dkk. 2001). Pengembangan modal sosial dapat


berarti terciptanya insan yang sempurna. Pada era ini lembaga pendidikan,
disamping harus menciptakan SDM yang mampu berkompetisi dan
berprestasi, juga harus dapat menyiapkannya agar mampu menghadapi
akulturasi budaya yang luar biasa, terutama dari negara-negara barat. Artinya,
pada era globalisasi ini dunia pendidikan dituntut mempunyai peran ganda.
Pertama, harus mempersiapkan manusia yang berkualitas dan mampu
berkompetisi sesuai dengan kemajuan Ilmu dan teknologi, atau manusia yang
mempunyai kesiapan mental dan sekaligus kesiapan kemampuan skill
(profesional). Kedua, yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana dunia
pendidikan ini mampu menyiapkan manusia yang berakhlak mulia.
Dengan demikian, pada satu sisi, proses pendidikan harus dapat
menyiapkan anak didik yang dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat
sekarang dan akan datang, masyarakat yang semakin lama semakin sulit
diprediksi karakteristiknya. Hal ini dikarenakan era kehidupan global ini,
dengan adanya berbagai penemuan dalam bidang teknologi informasi, orang
harus dapat membelajarkan diri dalam suatu proses yang bersifat maya.
Implikasinya, bahwa pendidikan harus mampu mempersiapkan bangsa ini
menjadi komunitas yang terberdayakan dalam menghadapi kehidupan global
yang semakin lama semakin menggantungkan diri pada teknologi informasi
(Suyanto, 2004). Sisi lain, proses pendidikan tidak boleh menyampingkan
pembentukan kepribadian. Masyarakat yang sekolah haruslah masyarakat
yang berakhlak. Kampus misalnya, bukan semata-mata hanya wahana untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, tetapi juga kejujuran, kebenaran, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Pendidikan memang erat kaitannya dengan pembentukan mental yang
berakhlak. Sebagaimana digariskan oleh kaum eksperimentalis, bahwa
pendidikan itu tidak hanya berarti menyesuaikan diri terhadap situasi
kehidupan nyata, tetapi lebih dari itu adalah tempat meningkatkan kualitas
hidup manusia dengan mempertinggi pengalaman moral (Imam Bernadap,
1996: 20). Terbentuknya watak, kepribadian, dan kualitas manusia yang lain
6

tidak dapat dilepaskan dari kecerdasan

tingkah laku seseorang (Imam

Bernadab, 1996: 20). Dari arti pendidikan tersebut menunjukkan, bahwa


masalah akhlak (pembentukan kepribadian) adalah tidak dapat ditinggalkan,
bahkan menjadi tujuan utama pendidikan. Dikatakan tujuan primer dan
tertinggi usaha pendidikan adalah peningkatan nilai kesucian manusia dalam
fitrahnya yang dianugrahkan Tuhan. Setelah itu, baru mengarah kepada tujuan
sekunder yang semata-mata untuk menopang tujuan primer tersebut yaitu
sebagai investasi modal manusia dengan dua macam dampaknya. Pertama,
dampak peningkatan kemampuan kerja dengan keahlian dan profesionalisme.
Kedua, berkaitan dengan tujuan pokok pendidikan itu sendiri sesuai dengan
bidang-bidang yang dikembangkannnya, seperti teknologi, kesehatan,
manajemen, pertanian, keguruan, dan sebagainya (Nurcholis Madjid, 2004:
149).
Intinya, di alam era globalisasi ini, tugas pendidikan, khususnya di
Indonesia, di samping harus menyiapkan manusia yang mampu berkompetisi,
tetapi juga harus mampu menyiapkan peserta didik agar dapat menghadapi
akulturasi budaya yang luar biasa, terutama dari Barat. Dampak globalisasi
yang terjadi saat ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan karakter bangsa.
Kemajuan teknologi yang tak terbendung lagi, sedikit demi sedikit telah
mengikis pendidikan karakter bangsa.
Globalisasi yang telah kita rasakan sekarang ini, sudah bukan buah
bibir pembicaraan tetapi nmerupakan bagian kehidupan manusia. Namun,
secara khusus atau sempit globalisasi diartikan sebagai bidang informasi
dan ekonomi. Di bidang ekonomi globalisasi meliputi bentuk liberalisasi
perdagangan yang merombak atau melintas antar negara. Di bidang
informasi adalah dalam bentuk komunikasi melalui media massa yang
dipersempit lagi, khususnya siaran televisi dan penyebaran secara luas
hiburan barat ke seluruh dunia.
Mengenai sumber dari implikasi globalisasi dapat ditinjau sebgai
berikut.
a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
7

b. Transformasi Komunikasi
Berikut penjelasan mengenai sumber globalisasi tersebut.
a.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


Pendorong utama globalisasi dalam berbagai bidang adalah
kemajuan pesat dari teknologi komunikasi, informasi dan sibermatika
dijuluki juga sebagai teknologi 3K (komunikasi, komputer, kendali).
Hanya berkat kemajuan teknologi ini maka prasarana yang memicu
dan memungkinkan globalisasi di segala bidang seperti bidang
ekonomi, informasi, dan sebagainya.
Teknologi selalu berkembang dari zaman ke zaman. Kemajuan
teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini bisa
kita ketahui. Saat ini dunia sudah terasa semakin sempit karena
cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia dan kita dapat
melihat apa yang terjadi dimanapun. Kemajuan teknologi ini
menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan manusia
di segala aspek kehidupan.
Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar
terhadap nilai-nilai dan etika yang ada di masyarakat. Khususnya
masyarakat Indonesia yang kental akan budaya dan adatnya. Di
Indonesia , begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilainilai kebudayaan yang di anut masyarakat. Salah satunya adalah
Televisi.
Televisi, tentu mengandung plus dan minus. Satu sisi, televisi
adalah sebuah produk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diakui telah banyak memberikan pengaruh positif dan kemajuan bagi
manusia dan kebudayaannya. Misalnya, lewat televisi ide-ide
modernisasi dan pembangunan dengan cepat dapat disebarkan ke
seluruh pelosok. Televisi dapat dikatakan sebagai salah satu media
komunikasi massa yang ampuh dalam menyebarkan pesan-pesan
modernisasi dan pembangunan. Melalui televisi dapat dikenalkan
nilai-nilai baru yang akan mendukung keberhasilan pembangunan
8

guna kemajuan kebudayaan dan peradaban manusia. Namun, di sisi


lain perlu disadari, bahwa televisi juga telah mampu menghentikan
aktifitas dan kegiatan manusia, inilah yang sering tidak disadari.
Dapat dirasakan, dengan kebiasaan duduk dan berkhayal di depan
televisi, timbullah sikap mental pasif, malas, segan mengerjakan ini
dan itu. Segalanya ingin serba gampang, seperti yang disaksikan
dalam kebanyakan film-film di layar televisi. Televisi telah
mendatangkan kesenangan pasif, karena orang akan menjadi terbiasa
menonton orang lain bekerja, bermain, ketimbang dia sendiri yang
melakukan. Keadaan ini menjadi lebih buruk lagi apabila pihak
penyelenggara siaran televisi tidak menyadari hal itu, dengan tetap
menyiarkan acara-acara yang dapat menambahsuburkan sikap mental
semacam Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon
genggam (HP), bahkan internet bukan hanya ada di masyarakat kota,
tetapi juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok desa.
Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif,
dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat.
b.

Transformasi Komunikasi
Kemajuan teknologi, sistem serta arus komunikasi global yang
makin canggih, cepat dan berkapasitas tinggi, semuanya mendorong
kegiatan komunikasi yang lebih tinggi. Komunikasi tidak hanya
menjadi milik otentik umat manusia. Tumbuh-tumbuhan dan hewan
pun memiliki cara berkomunikasi. Tumbuh-tumbuhan dengan warna,
aroma, dan perilaku lainnya, mampu berkomunikasi dengan kumbang,
kupu-kupu serta hewan dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Untuk
kepentingan biologis dan mempertahankan jenis, tumbuh-tumbuhan
tadi memiliki kemampuan dan cara berkomunikasi.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, yang
mengembangkan IPTEK, memiliki kemampuan, cara dan kiat
komunikasi yang beragam, yang juga berkembang serta dapat
dikembangkan. Mulai dari masyarakat sederhana sampai ke
9

masyarakat modern, cara berkomunikasi ini juga bertahap, beragam


dan berkembang, IPTEK menjadi salah satu sarana komunikasi yang
makin

berkembang, tidak hanya terbatas secara lokal, regional,

nasional dan global, namun sampai mampu menembus di luar bumi.


Penggunaan satelit komunikasi, pesawat yang dilepaskan ke bulan dan
planet lain yang mengirimkan sinyal balik ke bumi, merupakan bukti
bahwa komunikasi manusia itu sudah mampu menembus batas-batas
global. Namun tentu saja masih terbatas pada penelitian ilmiah tentang
ruang angkasa dan antarplanet.
Komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang beragam mulai
dari yang paling sederhana dengan kedipan mata, angkat dan lambaian
tangan, suara dari teriakan sampai menggunakan bahasa, penggunaan
alat mulai dari kentongan sampai dengan media elektronik canggih,
semuanya itu untuk kepentingan hubungan sosial dan motifnya juga
beragam. Dari prespektif budaya, komunikasi dengan segala bentuk,
cara dan sarannya, juga merupakan perkembangan kebudayaan,
terutama setelah menggunakan bahasa serta lambang-lambang ilmu
pengetahuan.
Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan dan
transportasi serta media elektronik (radio, TV, faksimile, internet),
kontak interaksi sosial umat manusia untuk berkomunikasi itu juga
makin maju. Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu
melalui komunikasi ini. Makin lama komunikasi ini makin menjadi
kebutuhan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia yang seharihari yang menembus batas-batas ruang. Namun bagi kepentingankepentingan tertentu yang harus dirahasiakan, fenomena tertentu yang
tidak boleh disebarluaskan, kemajuan alat komunikasi canggih seperti
internet, juga mengandung bahaya. Internet merupakan salah satu
faktor penyumbang terbesar dalam memengaruhi pendidikan karakter.
Sistem komunikasi berjaringan ini hadir di tengah-tengah publik
melalui komputer di rumah-rumah, modem, warung internet, serta
10

melalui layanan-layanan seperti Web-TV. Internet berkembang secara


fenomenal, tidak saja dari segi jumlah tetapi dari segi penggunanya
(Haryati, 2007:1).
Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai
penjuru dunia dapat dilakukan melalui satu pintu saja, menembus
batas dimensi kehidupan penggunanya, waktu, dan bahkan ruang
sehingga internet dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan
dimanapun. Hanya dengan fasilitas search engine, situs pencari
informasi maka pengguna internet dapat menemukan banyak sekali
alternatif

dan

pilihan

informasi

yang

diperlukannya

dengan

mengetikkan kata kunci di form yang disediakan.


Dengan memanfaatkan internet informasi dari berbagai penjuru
dunia, mengenai aspek apa saja yang dikehendaki, dalam waktu yang
sangat singkat, dapat diperoleh. Ke dalam perolehan tersebut,
termasuk hal-hal yang dirahasiakan suatu lembaga dan gambargambar porno. Masalahnya adalah teknologi yang canggih ini belum
dimanfaatkan secara benar dan akhirnya terjerat pada luasnya
informasi yang menjerumuskan sehingga dampaknya adalah merusak
moral dan terabaikanya pendidikan karakter.
Dari prespektif global, keberhasilan saling ketergantungan
dalam segala aspek kehidupan antarbangsa dan antarnegara, tidak
dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi dan media
komuniaksi. Informasi aktual tentang keadaan dan perkembangan
sesuatu kawasan atau negara yang saling ketergantungan dengan
negara lainnya, dapat diketahui melalui media komunikasi, baik
faksimile maupun telepon atau internet. Sepanjang permukaan bumi
masih terbentang, dan sepanjang kehidupan umat manusia ada
diatasnya, proses perkembangan dan pemanfaatan komunikasi tidak
akan berhenti.
Era globalisasi sangat banyak membawa perubahan, baik yang
berdampak positif bagi kehidupan maupun yang berdampak negatif
11

bagi kehidupan. Dalam era globalisasi segala aspek kehidupan


berangsur angsur menagalami perubahan. Salah satu contohnya
terjadi pada kehidupan generasi muda, kebanyakan generasi muda
cenderung tidak bisa menyaring pengaruh globalisasi. Sehingga,
banyak generasi muda yang terjebak dalam pengaruh buruk
globalisasi.
Generasi muda adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan
terhadap pengaruh budaya asing, sehingga dalam membangun sosial
budaya, terutama terhadap generasi muda , diperlukan pendidikan
karakter, agar mereka dapat menyerap dampak positif dan
membentengi diri dari dampak negatif globalisasi teknologi
informasi. Sebagai tumpuan bangsa dan penerus pembangunan di
segala bidang, generasi muda harus dibekali sedini mungkin dengan
ilmu pengetahuan tentang tata cara mengambil manfaat positif dari
kemajuan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat.
2.2.2 Dampak Positif dan Negatif

Globalisasi Komunikasi dan IPTEK

dalam Pendidikan Karakter Bangsa


Globalisasi dan perangkat medianya seperti komunikasi dan IPTEK
telah menimbulkan gaya hidup baru yang tampak dengan jelas dalam
mempengaruhi kehidupan. Ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh
globalisasi dalam dunia pendidikan karakter bangsa, yaitu:
1. Dampak Positif
a.

Perubahan Tata Nilai dan Sikap


Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi
rasional.

b.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi


Dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi

masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong


untuk berpikir lebih maju.
c.

Tingkat Kehidupan yang lebih Baik


12

2. Dampak Negatif
a.

Pola Hidup Konsumtif


Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b.

Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial.

c.

Gaya Hidup Kebarat-baratan


Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.
Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak
lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

d.

Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi
maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan
individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

2.2.3 Solusi yang tepat pada Pendidikan Karakter


1. Menyeleksi program-program televisi yang edukatif dan senantiasa
mengawasi anak dalam menonton tayangan televisi. Jadi peran orang
tua sangat besar dalam hal ini. Pemerintah harus membuat dan
menerapkan regulasi untuk menyeleksi tayangan televisi. Jika ada
pihak yang melanggar maka harus di beri sanksi tegas. Monitoring
dari pemerintah menjaga generasi masa depan.
2. Kaum agamawan dan aktivis berperan untuk merancang program
besar dalam menciptakan lingkungan sosial, khususnya pergaulan
bebas yang islami; bernilai pengetahuan, moral, spiritual, dan

13

berdimensi sosial budaya yang bermanfaat bagi perkembangan


karakter, kepribadian, dan cita-citanya di masa depan.
3. Membekali pemahaman holistik dan komprhensif kepada anak didik
untuk selektif dalam membuka situs dan menekan pihak internet untuk
menutup situs porno yang merusak moralitas generasi masa depan
bangsa. Lembaga pendidikan yang memanfaatkan teknologi internet,
khususnya yang sudah menyediakan layanan hot spot area untuk
menutup situs porno dan menyiapakan berbagai situs pendidikan
dalam dan luar negeri yang bermanfaat untuk memperluas horizon
pemikiran dan mencerahkan wawasan ke depan.
5.

Mendesain tempat wisata yang islami, yang tetap menghargai nilai


etika dan moral yang bersumber pada agama dan budaya luhur
bangsa.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Globalisasi secara umum, diungkapkan Setompka ( 2004: 101-102), dapat
diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Artinya,
masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung pada semua aspek
14

kehidupan baik secara, budaya, ekonomi, maupun politik. Meningkatnya


proses globalisasi dalam segala aspek kehidupan, karena adanya perangkat
keras seperti sistem komunikasi dan perangkat lunak seperti Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) yang saling mempengaruhi antara
yang satu dan yang lainnya. Di dalam era globalisasi dunia pendidikan
dituntut mempunyai peran ganda. Pertama, harus mempersiapkan manusia
yang berkualitas dan mampu berkompetisi sesuai dengan kemajuan Ilmu
dan teknologi, atau manusia yang mempunyai kesiapan mental dan
sekaligus kesiapan kemampuan skill (profesional). Kedua, yang tidak
kalah pentingnya adalah bagaimana dunia pendidikan ini mampu
menyiapkan manusia yang berakhlak mulia.
2. Ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi dalam dunia
pendidikan karakter bangsa diantaranya, yaitu:
Dampak Positif : Perubahan tata nilai dan sikap, dan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, mudahnya mendapatkan
informasi, teriptanya mesin-mesin yang canggih.
Dampak Negatif : Pola hidup konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup
kebarat-baratan, tersebarnya dan kesenjangan sosial.
3. Salah satu solusi dalam menghadapi dampak globalisasi dalam pendidikan
karakter bangsa adalah membekali pemahaman holistik dan komprhensif
kepada anak didik untuk selektif dalam membuka situs dan menekan pihak
internet untuk menutup situs porno yang merusak moralitas generasi masa
depan bangsa. Lembaga pendidikan yang memanfaatkan teknologi
internet, khususnya yang sudah menyediakan layanan hot spot area untuk
menutup situs porno dan menyiapakan berbagai situs pendidikan dalam
dan luar negeri yang bermanfaat untuk memperluas horizon pemikiran dan
mencerahkan wawasan ke depan.
Ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi dalam dunia
pendidikan karakter bangsa diantaranya, yaitu:
1. Dampak Positif
a. Mudahnya berkomunikasi

15

Berkat globalisasi, saat ini kita sangat mudah sekali untuk


berkomunikasi meskipun dengan orang yang jauh jaraknya. Karena
saat ini sudah banyak handphone yang canggih dan internet yang
dapat mengirim pesan dengan cepat.
b. Mudahnya mendapat informasi penting saat ini sudah banyak sekali
televisi dan internet. Berkat keduanya, kita dapat mengetahui berbagai
informasi dan kejadian penting dimanapun tempatnya dan kapanpun
terjadinya.
c. Banyaknya mesin-mesin canggih yang membantu kebutuhan manusia
bukan hanya tranportasi juga, tetapi sekarang ini banyak mesin-mesin
atau alat yang dapat meringankan pekerjaan atau kebutuhan manusia.
Contohnya, sekarang ini terciptanya robot untuk membantu manusia
dalam memproduksi barang di pabrik.
d. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
2.

Dampak Negatif
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang
kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka

merasa

tidak

lagi

membutuhkan

orang

lain

dalam

beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk


sosial.
c. Kecenderungan dalam menggunakan media elektronik, sehingga
tidak suka membaca buku.
d. Banyak tersebarnya hal-hal yang berkaitan pornografi

16

Akibat mudahnya mendapat akses internet, saat ini orang dengan


mudah untuk mengakses suatu situs yang mengandung pornografi.
Hal ini dapat berdampak sangat buruk, salah satunya rusaknya moral.
e. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.
Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak
lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain
f. Tersingkirnya alat-alat tradisional
Munculnya barang-barang modern dan canggih lama kelamaan dapat
menyingkirkan barang-barang tradisional yang mengandung unsur
kebudayaan, seperti gerabah. Gerabah saat ini sudah mulai tersingkir
oleh barang-barang mewah yang terbuat dari kristal.
g. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa
individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka
akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu
lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial.
3.2 Saran

Orang Tua:
Orang

tua

harus

selalu

mengawasi

anak-anak

mereka

dalam

menggunakan teknologi informasi berupa internet, televisi, ataupun


handphone agar terhindar dari dampak negatif kemajuan TI. Mengenalkan
komputer dan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan
penggunaannya. Selanjutnya orang tua harus dapat mengontrol dan
memantau sejauh mana penggunaan komputer dan internet pada anakanaknya seperti memasang software yang dirancang khusus untuk
melindungi kesehatan anak. Misalnya program nany chip atau parents lock
yang dapat memproteksi anak dengan mengunci segala akses yang berbau
seks dan kekerasan. Mengatur peletakkan komputer di ruang publik rumah,

17

seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan bukan di dalam kamar anak.


Memberikan batasan waktu dan jadwal dalam penggunaan

Masyarakat:
Kita sebagai generasi muda dan penerus bangsa harus bisa melestarikan
kebudayaan bangsa kita yang sekarang semakin terkikis oleh budaya bangsa
lain akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dan memfilter

budaya-budaya negatif yang datang melalui teknologi informasi.


Pemerintah:
Pemerintah sebaiknya membuat suatu kebijakan yang dapat mengontrol
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi supaya tidak berdampak
negatif terhadap kebudayaan bangsa kita.

DAFTAR PUSTAKA
Imam Barnadib. (1996). Dasar-dasar Kependidikan: Memahami Makna dan
Perspektif Beberapa Teori Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Imam Zamroni, M. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat(Rekonstruksi
Sistem Pendidikan Nasional Menuju Pendidikan Berbasis Kerakyatan).
Dalam Imam Machali. (2004). Pendidikan Islam dan Tantangan
Globalisasi: Buah Pikiran Seputar; Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial, dan
Budaya. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Bagus, Denny. 2007. Komunikasi : Arti, Fungsi dan Bentuk, (online),
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/komunikasi-arti-fungsi-danbentuk.html), diakses 28 Februari 2015.
18

Effendy dalam Saputra, Mulyadi : 2013 (online),


http://terinspirasikomunikasi.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-massadan-media-massa.html
Setompka dalam Murtomo, Heri. 2015 (online),
(http://diskuspendidikan.blogspot.co.id/2015/05/globalisasi-dan-prioritaspendidikan.html)
Haryati dalam Oen, Rofwi. 2013 (online), (http://untukkepoers.blogspot.co.id/)
Fathanah, Nur...Pengaruh IPTEK Terhadap Pengembangan Karakter Pada Anak
(Online), http://blog.uad.ac.id/st1300002051/2015/01/14/46/
Sense,Tareqi.Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Dalam Bidang IPTEK
(Online), http://tareqi.blogspot.co.id/2013/02/dampak-positif-dan-negatifglobalisasi_8.html
Bakhtiar dalam Qowiy, Okqy Adam. 2013. (online),
http://okghiqowiy.blogspot.co.id/2013/01/ilmu-pengetahuan-danteknologi-iptek.html
Fitriyah, I. 2013. Pendidikan Karakter, (online),
(http://indahfitriyah.blogspot.com/2013/05/pendidikan-karakter.html),
diakses 12 Maret 2015.

19

Anda mungkin juga menyukai