Anda di halaman 1dari 4

IMPLEMENTASI MFCA

Limbah industri tahu yang berupa cair dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan bio-gas.
Bio-gas sendiri adalah gas pembusukan bahan organik oleh bakteri dalam kondisi anaerob. Gas
bio tersebut campuran dari berbagai gas antara lain: CH4 (54-70%), CO2(27-45%), O2(1-4%),
N2(0,5-3%), CO(1%) dan H2S. Campuran gas ini mudah terbakar bila kandungan CH4
(Methana) melebihi 50%. Air limbah industri tahu ini mempunyai kandungan Methana (CH4)
lebih dari 50% sehingga
Bio gas sangat bermanfaat bagi alat kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari-hari,
misalnya sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak), lampu, penghangat ruangan/gasolec,
suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan (memotong besi), dan lain-lain. Sedangkan
manfaat bagi lingkungan adalah dengan proses fermentasi oleh bakteri anaerob (Bakteri Methan)
tingkat pengurangan pencemaran lingkungan dengan parameter BOD dan COD akan berkurang
sampai dengan 98% dan air limbah telah memenuhi standard baku mutu pemerintah sehingga
layak di buang ke sungai. Bio gas secara tidak langsung juga bermanfaat dalam penghematan
energi yang berasal dari alam, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(minyak bumi) sehingga sumber daya alam tersebut akan lebih hemat dalam penggunaannya
dalam jangka waktu yang lebih lama lagi (Rudi Prasetyo, 2008).

Cara membuat biogas :


1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan limbah cair dari pembuatan tahu sebanyak 200 liter kemudian dimasukan kedalam
penampung, dinginkan limbah dalam penampung tersebut.
Masukkan Cairan tersebut kedalam penampung yang lubangnya berhubungan dengan lubang untuk
memasukkan bahan pada digester hingga terisi penuh.
Biarkan proses permentasi berjalan hingga memakan waktu 30-45 hari agar terbentuk gas yang
kualitasnya bagus.
Jika Ingin mengetahui apakah has gas terbentuk atau belum, kita bisa membuka kran yang
berhubungan dengan kompor, nyalakan kompor tersebut. Jika kompor menyala itu berarti bahan yang
dipermentasikan telah terbentuk menjadi biogas dan dapat dipergunakan untuk Kebutuhan.
Untuk selalu menggunakan biogas, tambahkan bahan limbah setiap harinya.

Sisa dari limbah hasil proses cara membuat biogas dari limbah industri tahu yang disebut lumpur maupun
slurry, mempunyai banyak kandungan hara yang sama halnya dengan pupuk organik yang telah matang
seperti kompos sehingga dapat digunakan langsung untuk memupuk tanaman atau diperjualbelikan, sebelum
dimasukkan ke dalam karung terlebih dahulu dikeringkan di bawah sinar matahari

Penanganan limbah tahu dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan tahu yang lebih baik dan sedikit menghasilkan limbah, dengan penerapan produksi
bersih (cleaner production). Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan upaya penanganan
pencemar secara preventif. Produksi Bersih didefinisikan sebagai: Strategi pengelolaan
lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap
kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya pencemaran

lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimisasi
resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan (Kebijakan
Nasional Produksi Bersih, KLH 2003).

ANALISIS
Kegiatan Produksi Bersih dimulai dari strategi 5R yaitu berpikir ulang (re-think) untuk
pencegahan (elimination) pengurangan (reduce), pakai ulang (reuse), daur ulang (recycle) dan
pungut ulang (recovery) limbah. Dengan demikian maka pendekatan Produksi Bersih akan
meningkatkan efisiensi produksi dan jasa, mengurangi timbulan limbah, mengurangi biaya
produksi atau biaya operasi, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi sebuah tatanan yang memiliki keterkaitan antara
proses satu dengan lainnya. Pengelohan Limbah terpadu saat ini cenderung mengarah pada
sebuah pengolahan yang bisa menghasilkan sebuah benefit finansial yang menguntungkan untuk
semua pihak. Prinsip terpadu dalam pengolahan limbah diterapkan dalam sebuah siklus ekologi
industri. Konsep ini berawal dari sistem biologi yang dikenal dengan sebuah ekosistem yang
didalamnya terdapat sebuah rantai makanan bagi spesies yang ada di dalamnya.

Upaya penerapan produksi bersih (cleaner production) dengan cara penataan proses produksi
yang baik dari mulai tempat proses pencucian, penempatan peralatan yang tepat, penggunaan air
yang bersih sehingga limbah padat maupun limbah cair berkurang merupakan salah satu dari
upaya pengelolaan limbah yang mengacu pada prinsip 3R yaitu Reduce (upaya pengurangan).
Selain itu, upaya Reduce yang lainnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroalga dapat
mengatasi limbah pabrik tahu. Teknologi pembiakan Chlorella sp. dapat dikembangkan sehingga
secara terus-menerus dapat mengubah limbah cair tahu menjadi biomassa. Dengan
memanfaatkan mikroalga Chlorella sp. Ini dapat juga menurunkan nilai kandungan BOD dan
COD dari limbah cair pabrik tahu yang dihasilkan.

(http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0008/02/IPTEK/mikr10.htm)

Upaya Reuse (penggunaan kembali) dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah padat ampas
tahu sebagai pakan ternak. Keberadaan ampas tahu di tanah air cukup melimpah, murah dan
mudah didapat. Produk sampingan pabrik tahu ini apabila telah mengalami fermentasi dapat
meningkatkan kualitas pakan dan memacu pertumbuhan ayam pedaging. Produk sampingan
pabrik ampas tahu ini telah digunakan sebagai pakan babi, sapi bahkan ayam pedaging. Namun
karena kandungan air dan serat kasarnya yang tinggi, maka penggunaannya menjadi terbatas dan

belum memberikan hasil yang baik. Guna mengatasi tingginya kadar air dan serat kasar pada
ampas tahu maka dilakukan fermentasi. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan ampas tahu
sebagai pakan ternak ini menunjukkan pertumbuhan yang positif pada ternak.

Reclye (mendaur ulang kembali) adalah upaya yang ketiga yang dapat dilakukan dalam
pengelolaan limbah yang mengacu pada prinsip 3R. Upaya- upaya yang dapat dilakukan adalah
mendaur ulang ampas tahu ini menjadi kecap ampas tahu, oncom, pupuk cair, dan bahan bakar
biogas. Limbah cair pembuatan tahu bisa disulap menjadi pupuk organik cair yang kaya manfaat.
Selain harganya murah hasil pertaniannya juga bisa lebih baik. Sebagai pengganti pupuk urea,
pupuk cair dari limbah tahu sangat dibutuhkan tanaman.

Jika ditinjau dari segi ekonomi dan penggunaan energi, pemanfaatan limbah pabrik pembuatan
tahu ini dapat memberikan keuntungan yang cukup banyak. Bio gas sangat bermanfaat dalam
berbagai hal seperti sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak), lampu, penghangat
ruangan/gasolec, suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan (memotong besi), dan lainlain. Dan secara tidak langsung bio gas berperan dalam penghematan sumber energi yang ada di
bumi ini. Walaupun harga pembuatan IPAL biogas cukup mahal tetapi dengan keutungan yang
diperoleh secara terus - menerus dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pemanfaatan biogas ini karena harga bahan bakar minyak sekarang ini semakin meningkat.
Pemanfaatan limbah cair tahu sebagai pupuk juga dapat memberikan keutungan bagi para
penggunanya karena selain mengurangi penggunaan pupuk kimia (urea), hal ini juga dapat
memberikan tambahan pendapatan bagi para produsen pupuk cair dari limbah tahu tersebut.
Harga pupuk cair dari limbah tahu ini biasanya dijual Rp 4.000 per liter.

Pemanfaatan ampas tahu sebagai kecap ampas tahu, pakan ternak, dan oncom juga dapat
menghasilkan pendapatan bagi para produsennya. Karena dengan teknologi yang sederhana, hal
tersebut dapat dilakukan oleh semua orang. Dari segi biaya yang diperlukan untuk pengelolaan
limbah tahu ini tidak memerlukan biaya yang besar, karena biaya langsung seperti bahan baku
dan tenaga kerja sudah tersedia dan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi. Sedangkan biaya tak
langsung seperti biaya overhead tidak terlalu besar.

Produksi bersih merangkum semua konsep pencegahan. Konsep pencegahan yang paling awal
yaitu minimisasi limbah (waste minimization), pencegahan pencemaran (pollution prevention)
dan pengurangan pemakaian bahan beracun yang dihasilkan oleh industri tahu yang kesemuanya
terfokus pada kata kunci dampak lingkungan, limbah berbahaya, bahan-bahan beracun dan
pencemaran. Konsep pencegahan yang baru yaitu berdasarkan sasaran pada pengurangan
dampak lingkungan melalui siklus daur hidup produk (life cycle analysis), dengan fokus pada
desain produk ramah lingkungan (design for environment) atau pada pendekatan baru
berdasarkan nilai tambah yaitu eco-efficiency. Eco-efficiency dan Produksi Bersih merupakan

konsep yang saling melengkapi. Eco-efficiency lebih ditujukan pada strategi bisnis efisien yang
memberikan dampak positif bagi lingkungan sedangkan Produksi Bersih pada sisi operasional
atau produksi dengan pencegahan dan pengurangan timbulan limbah yang berdampak positif
pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.

Dengan pengelolaan yang baik dari segala sesuatu yang dihasilkan oleh industri pembuatan
tahun ini, otomatis akan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut dan lebih ramah
lingkungan. Selain itu, pengelolaan secara waste to product ini dapat mengefisiensikan biaya
yang harus dikeluarkan, materi yang digunakan, dan energi untuk membuat produk baru dari
bahan baku limbah.

Anda mungkin juga menyukai