Ana Maryana
13030184049
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan,
harapan, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan
harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. Pendidikan juga dapat
menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan agar sebuah kondisi menjadi lebih baik.
Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dan mengarahkan
terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan.
Seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum, pendidikan yang berkualitas
memerlukan kurikulum yang berkualitas. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. (Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Berdasarkan pengertian tersebut ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 memenuhi dua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapakn manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang berian, produktif, kreatif, inovativ, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyrakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia
melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. (Permendikbud
Nomor 69 Tahun 2013).
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajaran untuk KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.
Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi
wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan
KI-2 (Ida Mintarina, Implementasi Pendektan saintifik Dan Karakter Dalam Pembelajaran
Sains Menyongsong Generasi Emas Indonesia)
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui
interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik
penjelasan secara langsung oleh guru mengenai materi yang dibahas lalu membahas rumus
rumus yang terdapat dalam bab itu diaplikasikan dalam pengerjaan soal soal yang
dicontohkan oleh guru dalam kelas, dan kemudian siswa diberi tugas untuk mengejakan
soal.
Metode tersebut mengurangi peran aktif siswa, memperbesar sifat individualistik dan
kurang aktif dalam bersosialisasi.
diharapkan kurikulum ini menjadi solusi yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kurikulum 2013 menerapkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai solusi perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan siswa.
mengamati,
mengklasifikasi,
mengukur,
meramalkan,
menjelaskan,
dan
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan mencapai hasil yang diharapkan
serta mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan pengetahuan maka permasalahan
dalam penelitian dibatasi pada:
1. Materi penelitian adalah materi Elastisitas kelas X SMA.
2. Nilai Pengetahuan siswa didapatkan berdasarkan skor evalusi.
3. Nilai Sikap sosial siswa didapatkan berdasarkan Penilaian Sejawat, Penilaian diri, dan
Observasi.
4. Nilai ketrampilan siswa didapatkan berdasarkan skor Observasi.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perbedaan keseimbangan hasil belajar siswa yang meliputi ranah
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik degan menerapkan pembelajaran konvensional ( berbasis contoh soal) yang
biasa dilakukan di SMAN 14 Surabaya?
2. Bagaimana respon siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
pada materi elastisitas di kelas X SMAN 14 Surabaya?
D. Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
a) Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam
bidang pendidikan.
b) Sebagai kajian dalam dampak penerapan suatu metode pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi siswa.
2. Bagi Guru
a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif teknik pembelajaran
yang aktif dan inovatif.
b) Memberikan solusi terhadap kendala pengembangan pembelajaran fisika yang
mampu mebentuk karakter siswa.
3. Bagi Siswa
a) Mengaktifkan ketrampilan dan sikap proses sains siswa dalam penguasaan konsep
pelajaran fisika.
b) Memberikan suasana baru dalam pembelajaran fisika sehingga siswa lebih tertarik
dalam belajar fisika.
4. Bagi Sekolah
a) Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses
pembelajaran yang mampu meningkatkan ketrampilan dan sikap proses sains siswa
di sekolah.
b) Memberikan masukan dalam
Ranah Sikap (afektif) adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya
bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
BAB II
DASAR TEORI
A. Pendekatan Saintifik
1. Esensi Pendekatan Saintifik
Kurikulum
2013
mengamanatkan
esensi
pendekatan
saintifik
dalam
pembelajaran, karena dalam pembelajaran harus terdapat proses saintifik atau ilmiah.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuh kriteria ilmiah, lebih
mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran
deduktif (deductive reasoning). (Kemendikbud, 2013)
salah
satunya
pada
konsep,
teori,
dan
fakta
empiris
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
g. Tujuan pembelajaran
dirumuskan
secara
nilai-nilai
nonilmiah
pada
saat
Proses
proses
pembelajaran
mencakup materi ajar agar siswa tahu mengapa. Ranah ketrampilan mencakup
materi agar siswa tahu baagaimana. Ranah Pengetahuan mencakup materi ajar
agar siswa tahu apa. (kemendikbud, 2013).
kompetensi
sikap,
pengetahuan,
dan
ketrampilan
ynag
mengamati
mengutamakan
kebermaknaan
proses
mengamati
dalam
pembelajaran
dilakukan
dengan
maupun sekunder
4) Menentukan tempat objek yang akan diobservasi
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
observasi
dalam
proses
pembelajaran
mewujudkan
keterlibatan siswa secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami
bentuk keterlibatan siswa dalam observasi tersebut. Prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan oleh guru dan siswa selama observasi pembelajaran
disajikan berikut ini. (Kemendikbud, 2013)
1)
Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi
untuk kepentingan pembelajaran.
2)
3)
Guru dan siswa perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam,
dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan
observasi.
itu
pula
2)
3)
4)
5)
6)
Mendorong
partisipasi
siswa
dalam
berdiskusi,
berargumen,
8)
9)
1) Esensi Menalar
Istilah menalar dalam proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan
bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif dalam
pembelajaran.
(Kemendikbud, 2013)
Proses pembelajaran ditekankan siswa harus lebih aktif daripada guru.
Istilah menalar di sini lebih diartikan pada associating bukan reasonsing,
meski istilah reasonsing juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu,
aktivitas menalar dalam
konteks
pembelajaran
pada
Kurikulum
didapatkan
ide
proses
2) Cara Menalar
Menalar pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik lebih
mengedepankan cara menalar induktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atributatribut khusus untuk hal- hal yang bersifat umum. (Kemendikbud, 2013)
atas
hasil
percobaan;
dan
(7)membuat
laporan
dan
ini
interaksi
yang
bersama-
sama.
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika siswa diberi
tugas untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja lebih baik jika bekerjasama
atau berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan salah satu
pengagas teori konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal dengan
teori Zone of
ini juga melatih siswa untuk bertenggang rasa dan menghargai pendapat
orang lain, sikap ini berguna bagi kehidupan siswa saat disekolah maupun
setelah lulus dari sekolah.
yang dicapai siswa (Nana Sudjana, 2012:30). Kategori ranah sikap ini adalah sebagai
berikut:
1. Penerimaan (Receiving) merupakan kepekaan dalam menerima rangsangan dari
luar berupa masalah, situasi, gejala.
2. Jawaban (Responding) merupakan reaksi yang diberikan akibat rangsangan
dari luar.
3. Menilai (Valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus.
4. Organisasu (Organization) merupakan suatu Konseptualisasi tentang suatu
konseptualisasi tentang suatu nilai, suatu organisasi dari suatu sistem nilai.
5. Karakteristik dengan suatu kompleks nilai ( Characterazation by value or value
complex) merupakan suatu formasi mengenai perangkat umum, suatu
manifestasi dari pada kompleks nilai.
Berdasarkan pada kategori sikap di atas, penilaian sikap siswa pada penelitian ini
adalah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, bertanggungjawab
menyelesaiakan tugas kelompok, bertanya pada guru, etika menanggapi pertanyaan
dan gagasan.
E. Materi Elastisitas
1. Pengertian
Salah satu dasar yang paling penting dalam mempelajari sifat-sifat bahan adalah
kajian tentang elastisitas. Dalam elastisitas akan dipelajari hukum-hukum dasar
mengenai respon benda terhadap gaya, serta sifat-sifat benda seperti stress
(tegangan), strain (regangan), modulus Young, dan lainnya. Hal tersebut memang
pada dasarnya perlu dijelaskan, sebab selama pembahasan ketika sebuah benda
dikenai gaya, kita tidak pernah membahas bagaimana pengaruh gaya tersebut pada
benda itu sendiri, kita selalu menganggap benda itu cukup tegar sehingga tidak
Homogenitas medium, artinya medium terdiri dari zat penyusun yang sama
atau berbeda.
b.
Keanisotropian medium, yaitu perbedaan respon fisis ketika gaya yang sama
bekerja pada arah berbeda.
c.
2. Tegangan (Stress)
Dalam elastisitas besaran gaya, tidak terlalu mendapat perhatian, mengingat kita
akan memperhatikan sebuah sistem yang memiliki luas dan volume, bukan sistem
yang cukup diwakili sebuah pusat massa saja. Jadi gaya dalam hal ini dipandang
bekerja pada seluruh titik pada medium. Atas dasar itulah besaran tegangan
diperkenalkan. Stress adalah besaran yang sebanding dengan gaya yang
menyebabkan deformasi atau dapat dikatakan stress adalah gaya eksternal yang
bekerja pada benda setiap satuan luas penampang silang/ melintang. Stress
didefinisikan sebagai:
................................................. .......... (2.1)
Keterangan
Misalkan sebuah bahan, sebelum diberi stress di atasnya memiliki panjang L dan
luas penampang A. Akan tetapi karena pengaruh gaya, bahan mengalami tegangan
(stress) sehingga panjangnya, L menjadi lebih pendek. Selain itu pemahaman kita
menjelaskan bahwa bahan tidak hanya akan memendek/ memanjang (berubah
volumenya) tetapi juga mengalami perubahan bentuk akibat tekanan tersebut. Artinya
pengaruh dari gaya tidak hanya memberi dampak pada arah normal permukaan tetapi
juga luas permukaan itu sendiri menjadi berubah. Oleh karena itu dijelaskan bahwa
terdapat dua jenis stress. Yaitu stress yang berarah normal dan stress yang
menyinggung permukaan
3. Regangan (strain)
Jika sebuah stress bekerja pada suatu benda maka dampak atau akibatnya, benda
mengalami strain (regangan).
Gambar 2.5
Strain arah normal berdampak pada perubahan Volume
Gambar 2.6
Strain arah tangensial berdampak pada perubahan bentuk
Seperti juga stress, strain memiliki dua jenis komponen yaitu strain arah normal
dan tangensial. Pada arah normal, perubahan ditunjukkan dengan pemendekan bahan
dari L menjadi L akibatnya volume bahan berubah, seperti pada Gambar 2.5 yang
melebar dan akibatnya bentuk menjadi berubah, dalam ilustrasi Gambar 2.6, bahan
yang mula-mula berbentuk persegi panjang menjadi jajar genjang.
Pada kenyataannya jika sebuah benda dikenai stress, maka kedua jenis strain
bagaimanapun akan muncul sehingga ilustrasinya tidaklah sederhana. Strain ()
secara umum didefinisikan sebagai:
.......................................................................... (2.2)
Sehingga strain arah normal:
................................................................................................................... (2.3)
Keterangan :
= strain arah normal
= Strain arah tangensial
L = Perubahan menanjang / memendek
A = Perubahan bentuk (luas) (m2)
4. Modulus Young
Modulus elastik Young atau modulus Young adalah perbandingan antara stress
arah normal terhadap strain arah normalnya (tegak lurus permukaan) sehingga dapat
dituliskan sebagai berikut:
..........................................................................................(2.5)
Keterangan:
= Stress arah Normal (N/m2)
= Strain arah normal (m)
F = Gaya eksternal (N)
A = Luas Penampang (m2)
L = Perubahan panjang (m)
L = Panjang Mula mula (m)
Y = Modulus Young (N2/m)
Young mengukur perubahan benda dalam mempertahankan keadaannya semula
dalam arah normal. Contoh dalam memahami modulus Young ini misalnya, sepotong
spons memiliki modulus Young yang lebih kecil dari karet, sebab saat kita lakukan
stress arah normal dengan menginjaknya, spons menjadi lebih tipis dari karet jika
karet diinjak dengan stress yang sama besar.
Modulus Young pada umumnya digunakan untuk menentukan karakter sebuah
batang atau seutas kabel yang ditekan dalam tegangan ataupun tekanan. Perlu
diperhatikan bahwa karena regangan adalah nilai tak berdimensi, Y memiliki satuan
gaya per luas (N/m2).
5. Hukum Hooke
Ketika sebuah benda dikenai stress, maka sebagai respon, benda akan
terdeformasi dan mengalami strain sebesar E. Jika stress yang sama dikenakan pada
benda yang lain maka strain yang timbul besar kemungkinan memiliki nilai yang
berbeda.
Hooke merumuskan hubungan stress dan strain dalam sebuah persamaan yang
dikenal kemudian, dengan Hukum Hooke. Menurut Hukum Hooke, perbedaan ini
diakibatkan oleh karakteristik benda yang berbeda satu sama lain, karakter ini
dinamakan modulus elastik (E). Secara sederhana hubungan ini adalah:
..............................................................................(2.6)
Modulus elastik atau konstanta elastik mengandung informasi penting tentang
sifat elastisitas bahan, yaitu kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk semula
setelah terdeformasi karena dikenai gaya dalam arah normal.
Misalnya untuk sistem pegas, ketika sebuah gaya menekan atau menarik sebuah
pegas, maka terjadi perubahan pada bentuk pegas, yakni memendek jika ditekan atau
memanjang jika ditarik. Namun tidak semua pegas mudah untuk ditarik atau ditekan.
Pegas pada sistem suspensi mobil memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding
pegas pada umumnya. Kekuatan ini merupakan modulus elastik yaitu yang dikenal
sebagai konstanta pegas (k). Persamaan Hukum Hooke untuk sistem pegas dapat
dituliskan:
.......................................................................................................(2.7)
Keterangan:
F = Gaya (N)
K = Konstanta pegas (N/m)
x = Perubahan panjang pegas (m)
Tanda negatif menunjukkan bahwa pegas akan cenderung melawan perubahan.
Jika pegas ditarik dengan gaya sebesar F, maka akan ada gaya pemulih yang bertanda
negatif. Pada intinya Hukum Hooke menggambarkan bahwa jika sebuah stress atau
gaya bekerja pada benda, maka benda akan mengalami perubahan atau deformasi
yang digambarkan oleh perubahan bentuk atau strain.
G. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah pendekatan saintifik pada materi elastisitas
berpengaruh terhadap keseimbangan Sikap, Pengetahuan, dan ketrampilan siswa kelas X
SMAN 14 Surabaya.
H. Kerangka Berpikir
Harapan:
Fakta:
Bagaimana perbedaan keseimbangan hasil belajar siswa yang meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan menerapkan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik degan menerapkan pembelajaran konvensional di SMAN 14 Surabaya?
2.
Bagaimana respon siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi elastisitas di kelas X SMAN 14
Surabaya?
Pendekatan
saintifik
merupakan
pendekatan
3.
Ranah
Sikap
(afektif)
adalah
ranah
yang
bertindak
pengalaman
setelah
belajar
seseorang
tertentu.
ecenderungan-kecenderungan berperilaku).
1.
Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan termasuk dalam jenis penelitian eksperimen, atau
yang lebih dikenal dengan true experimental design. Pada jenis penelitian ini
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang
terkendalikan. Peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol
variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruh terhadap satu atau lebih dari
variabel terikat.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan True experimental design Pretest postest control
group design . Design penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Keterangan
O1 = Pretest untuk kelas Experimen
O2 = Post test untuk kelas Eksperimen
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan
saintifik.
2. Variabel respon Variabel respon adalah penialain ranah sikap, pengetahuan , dan
ketrampilan.
3. Variabel Control dalam penelitian ini adalah materi pokok yaitu materi elastisitas,
dan lama waktu tatap muka.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah dibagi menjadi 3 tahap:
1. Persiapan dan perencanaan penelitian
Tahap ini merupakan tahap awal dalam pengambilan data. Tahap ini
direncanakan semua kegiatan yang menunjang kelancaran dalam pengambilan
data, antara lain:
a. Melakukan survei atau observasi ke sekolah yang akan digunakan untuk
penelitian.
b.
c.
Silabus
f.
Melakukan uji coba instrumen yaitu lembar tes kepada siswa yang sudah
pernah mendapat pembelajaran dengan materi kalor dan perubahan wujud
zat.
g.
Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih dengan teknik
sampling random berdasarkan hasil nilai raport siswa pada mata pelajaran
fisika siswa untuk semester ganjil
Menganalisis data hasil posttest dan pengolahan data dengan uji statistik.
c.
dan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal dan homogen. Tujuan
adanya posttest adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran
dan mengetahui sejauh mana pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar
siswa.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi atau pengamatan ini digunakan untuk mengetahui dan
mengamati secara langung aktivitas guru (peneliti) di kelas selama pembelajaran
berlangsung. Untuk mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran di kelas maka
digunakan lembar pengamatan kemampuan melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
3. Lembar Penilaian diri
Instrumen yang digunakan adalah suatu teknik penilaian dimana peserta
didik dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri erkaitan dnegan
status, proses, dan tingkat pencapaia kompetensi yang dipelajarinya.
4. Lembar penilaian sejawat
2 2
NX
NXY (X )(Y )
2
(X ) 2 NY 2 (Y ) 2
.............. (3.3)
(Arikunto, 2006:93)
Keterangan :
r11
disesuaikan
: korelasi antara skor-skor tiap belahan
: indeks kesukaran
: daya pembeda
: banyaknya peserta tes kelompok atas
: banyaknya peserta tes kelompok bawah
: banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
:banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
=
=
=
=
jelek
cukup
baik
baik sekali
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah sampel yang berasal dari populasi terdistribusi
normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas pada nilai pre-test sampel.
Uji yang digunakan yaitu uji chi kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Menyusun Hipotesis
Ho : 1 = 2 (sampel terdistribusi normal)
H1 : 1 2 (sampel yang tidak terdistribusi normal)
Kriteria pengujian : Ho diterima jika x2hitung < x2tabel
2. Menyusun nilai pre-test ke dalam tabel distribusi frekuensi
3. Menentukan rentang (R)
R = data terbesar-data terkecil
4. Menentukan kelas
K = 1 + 3,3 log n
....................................(3.6)
5. Menentukan panjang kelas interval (p)
p=
........................................(3.7)
f x
f
n f x f x
..................................(3.8)
2
i
nn 1
...........................(3.9)
Dengan :
= rata-rata
x
s2
= varians
= jumlah fi
fi
= frekuensi
xi
= tanda kelas
8. Menghitung angka baku (Z) untuk tiap batas kelas, dengan rumus:
x x
Zi i
untuk i 1,2,3...n
......................................(3.10)
s
Dengan Z = simpangan baku
i = 1,2,3,.........,n
9. Menentukan luas kelas interval (melihat harga pada tabel)
10. Menghitung frekuensi yang diharapkan muncul (Ei)
Ei = L. n
.......................................(3.11)
Oi Ei 2
i 1
Ei
Dengan :
.....................................(3.12)
x2 = distribusi chi-kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi teoritik
k = kelas interval
dinormalisasi) untuk mengetahui nilai gain antara kelas kontrol dan kelas
replikasi, dan dilakukan uji t dua pihak dan satu pihak untuk menentukan kelas
yang peningkatanya lebih baik. dengan persamaan sebagai berikut :
a. Uji Gain Ternormalisasi
Data yang diperoleh berupa nilai tes pertama (pre-test) dan nilai tes kedua
(post-test). Dari kedua nilai tersebut dapat ditentukan gain yaitu selisih
antara nilai post-test dan pre-test. Apabila pada sampel penelitian terdapat
peningkatan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan maka dapat
dihitung seberapa besar peningkatan tersebut mengunakan skor gain
ternormalisasi. Perumusan untuk menentukan skor gain ternormalisasi
menurut Hake, R.R (1999) adalah sebagai berikut:
Keterangan :
<g>
: Gain ternomalisasi rata-rata
< % post > : Persentase skor post test rata rata
< % pre >
: Persentase skor pre test rata rata
100 %
: Skor maximum yang mungkin
Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan kriteria interpretasi sebagai
berikut:
Tabel 3.1 KLASIFIKASI NILAI N-GAIN
Nilai
Kriteria
G 0,7
Tinggi
Sedang
G < 0,3
Rendah
a) Menyusun hipotesis
Ho : 1 = 2 = Rata-rata nilai postest kelas eksperimen sama dengan rata
rata nilai postest kelas kontrol
H1 : 1 > 2 = Rata-rata nilai postest kelas eksperimen berbeda dengan rata
rata nilai postest kelas kontrol
dimana:
1
f x
f
i
.....................................(3.16)
n f i .xi2 f i . xi
.....................................(3.17)
nn 1
Keterangan:
.....................................(3.18)
x1 x 2
1
1
s
n1 n 2
Keterangan:
.....................................(3.19)
t = distribusi student
= mean kelas eksperimen
= mean kelas kontrol
n1 = populasi kelas eksperimen
n2 = populasi kelas kontrol
S = simpangan baku gabungan
g) Kriteria penilaian
Ho diterima jika t1- < t < t1- dan sebaliknya dengan nilai
dk = (n1+ n2-2)
(Sudjana, 2005: 239)
c. Uji t satu pihak
Uji ini digunakan untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih
baik antara kelas eksperimen, kelas replikasi dan kelas kontrol. Langkah
langkah uji-t satu pihak adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : 1 = 2, berarti prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan
replikasi sama dengan kelas kontrol
Hi : 1 > 2, berarti prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan
replikasi lebih baik dari pada kelas kontrol
dimana :
1
x1 x 2
.....................................(3.20)
1 1
s
n1 n2
Keterangan :
t
= koefisien t.
= mean kelas eksperimen
= mean kelas kelompok kontrol
S
= simpangan baku.
n1
= jumlah data kelompok eksperimen.
n2
= jumlah data kelompok kontrol
3. Simpangan baku dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
.....................................(3.21)
Menentukan kriteria hipotesis: terima Ho jika t (1-) (dk) > thitung
(Sudjana, 2005: 208)
3.