Anda di halaman 1dari 14

Memperoleh Bukti Audit

Melalui Statistical Sampling,


Interviews, dan
Questionnaires
Kelompok XX
Fasti
Rani
Eka
Daniati
Sri
STATISTICAL SAMPLING
• Statistical sampling (sampling statsitik)
adalah penggunaan rencana sampling
(sampling plan) dengan cara sedemikian
rupa sehingga hukum probabilitas
digunakan untuk membuat statement
tentang suatu populasi.

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar

suatu prosedur audit bisa dikategorikan


sebagai sampling statistik, yaitu:
1.Sampel harus dipilih secara random.
Seleksi random menawarkan
kesempatan sampel tidak akan bias.
2.Hasil sampel harus bisa dievaluasi secara
matematis.
• Untuk memilih sampel secara random ada
beberapa metode yang bisa digunakan:
1.Simple Random Sampling
2.Stratified Random Sampling
3.Systematic Sampling
4.Sampling Probability Proportional to Size
(Dollar Unit Sampling)
Sampling statistik memerlukan lebih banyak
biaya daripada sampling non statistik.
Alasannya karena harus ada biaya yang
dikeluarkan untuk training bagi staf auditor
untuk menggunakan statistik dan biaya
pelaksanaan sampling secara statistik. Namun
tingginya biaya sampling statistik
dikompensasi dengan tingginya manfaat yang
dapat diperoleh melalui pelaksanaan sampling
statistik.
Kelebihan sampling statistik
1.Memungkinkan auditor menghitung
reliabilitas sampel dan risiko
berdasarkan sampel.
2.Mengharuskan auditor merencanakan
sampling dengan lebih baik (more
orderly manner) dibandingkan dengan
sampling non statistik
Lanjutan..

3.
 Auditor bisa mengoptimalkan sampel
size, tidak overstated atau understated,
dengan risiko yang hendak diterima
terukur secara matematis.
4. Berdasarkan sampel, auditor bisa
membuat statement yang obyektif
mengenai populasi sampel.


Risiko sampling.
• Risiko sampling adalah kemungkinan
bahwa sampel yang telah diambil tidak
mewakili populasi, sehingga sebagai
akibatnya, atas dasar sampel tersebut
auditor menarik kesimpulan yang salah
atas atas saldo akun atau kelompok
transaksi.
Faktor penting dalam
menentukan ukuran sampel
1.Tingkat keyakinan.
2.Kekeliruan yang dapat diterima dan
diperkirakan.
3.

INTERVIEWS
• Auditor umumnya harus mendapatkan
sejumlah informasi selama melakukan
wawancara atau diskusi dengan
perwakilan dari perusahaan atau yang
lainnya yang dapat digunakan sebagai
bukti audit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam interview
1.Merencanakan dan Mempersiapkan
Interview.
2.Membuka Interview.
3.Melaksanakan Interview.
4.Menutup Interview.
5.Mencatat dan Mengevaluasi Hasil
Itnerview.
6.
7.
QUESTIONNAIRES
• Questionnaires atau kuesioner dapat
digunakan untuk memperoleh masukan
mengenai mutu pelayanan dan
membantu menganalisis sebab-akibat.
• Kuesioner merupakan cara terefektif bagi
auditor bila memerlukan informasi umum
dari organisasi-organisasi sejenis yang
berjumlah cukup banyak, seperti kantor
cabang.
Lanjutan..
• Kelebihan kuesioner adalah efektif untuk
memperoleh pendapat dari banyak
orang dan memberikan tingkat
keyakinan yang cukup tinggi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk
merancang dan mengelola kuesioner
meliputi:

1.Menentukan tujuan dari survei


2.Menentukan grup sampling
3.Menulis kuesioner
4.Administrasi kuesioner
5.Interpretasi Hasil

Anda mungkin juga menyukai