3.
Auditor bisa mengoptimalkan sampel
size, tidak overstated atau understated,
dengan risiko yang hendak diterima
terukur secara matematis.
4. Berdasarkan sampel, auditor bisa
membuat statement yang obyektif
mengenai populasi sampel.
Risiko sampling.
• Risiko sampling adalah kemungkinan
bahwa sampel yang telah diambil tidak
mewakili populasi, sehingga sebagai
akibatnya, atas dasar sampel tersebut
auditor menarik kesimpulan yang salah
atas atas saldo akun atau kelompok
transaksi.
Faktor penting dalam
menentukan ukuran sampel
1.Tingkat keyakinan.
2.Kekeliruan yang dapat diterima dan
diperkirakan.
3.
INTERVIEWS
• Auditor umumnya harus mendapatkan
sejumlah informasi selama melakukan
wawancara atau diskusi dengan
perwakilan dari perusahaan atau yang
lainnya yang dapat digunakan sebagai
bukti audit.
•
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam interview
1.Merencanakan dan Mempersiapkan
Interview.
2.Membuka Interview.
3.Melaksanakan Interview.
4.Menutup Interview.
5.Mencatat dan Mengevaluasi Hasil
Itnerview.
6.
7.
QUESTIONNAIRES
• Questionnaires atau kuesioner dapat
digunakan untuk memperoleh masukan
mengenai mutu pelayanan dan
membantu menganalisis sebab-akibat.
• Kuesioner merupakan cara terefektif bagi
auditor bila memerlukan informasi umum
dari organisasi-organisasi sejenis yang
berjumlah cukup banyak, seperti kantor
cabang.
Lanjutan..
• Kelebihan kuesioner adalah efektif untuk
memperoleh pendapat dari banyak
orang dan memberikan tingkat
keyakinan yang cukup tinggi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk
merancang dan mengelola kuesioner
meliputi: