Anda di halaman 1dari 51

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1

Pengumpulan Data
Pengumpulan data berisi data-data yang digunakan. Terdiri atas data primer

dan data sekunder. Data sekunder terdiri atas data: profil perusahaan dan struktur
organisasi. Sedangkan, data primer data yang digunakan untuk pengolahan yang
didapat melalui observasi dan pengamatan.
4.1.1 Profil Perusahaan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BRI atau Bank BRI) adalah salah
satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria
Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche

Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto",
suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia
(pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian
dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang

terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di


Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan
dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang
melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut
berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran
BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah
pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan
pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru
mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah
nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No.
41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang

Pratikum Simulasi Industri 2016

merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche


Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9
tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank
Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan
baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN)
diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun
1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi
perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah
Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk
menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama
resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai
dengan saat ini.

HERU REVVOLINO

IV-2

Pratikum Simulasi Industri 2016

4.1.2Struktur Organisasi Instansi


Adapun Struktur Organisasi Bank BRI adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Struktur bank BRI


4.1.3 SOP Pelayanan
Berikut ini SOP yang terdapat pada BRI KCP HARAPAN RAYA adalah
sebagai berikut:
PRAKTIKUM SIMULASI INDUSTRI
Standard Operational
Procedure (SOP)
PT. Bank BRI Harapan Raya
1.

No. Dokumen

01/Prak/SI/2016

Status Dokumen

Tanpa Revisi

Tanggal Pembuatan

24 Maret 2016

Pelayanan Costumer Service


a. Nasabah membuka pintu dan masuk ke BRI KCP HARAPAN RAYA
b. Nasabah dilayani oleh security sebelum menentukan pengambilan
nomor Antrian
c. Nasabah mengambil nomor antrian berdasarkan petunjuk security
d. Nasabah duduk di kursi dalam ruang tunggu
e.

Nasabah menunggu No. Antrian dipanggil di layar informasi antrian


dan dengan bantuan suara

f. Setelah di panggil nasabah akan dilayani sesuai keperluan.


g. Setelah dilayani maka nasabah meninggalkan BANK .

HERU REVVOLINO

IV-3

Pratikum Simulasi Industri 2016

4.1.4 Deskripsi Sistem


Sistem yang dimodelkan yaitu sistem antrian pada pelayanan di PT. Bank BRI
Harapan Raya. Nasabah yang datang ke PT. Bank BRI Harapan Raya masuk ke
dalam ruangan melalui pintu masuk. Setelah memasuki ruangan, nasabah
menentukan tujuan transaksi yang ingin dilakukan. Jika nasabah ingin melanjutkan
tujuan transaksinya, nasabah mengantri sampai nasabah sebelumnya selesai
melakukan proses transaksi. Setelah nasabah sebelumnya selesai melakukan proses
transaksi maka nasabah berikutnya yang telah mengantri dapat melanjutkan proses
transaksi. Nasabah yang sudah selesai melakukan transaksi dengan pihak PT. Bank
BRI Harapan Raya keluar melalui pintu keluar. Adapun nasabah yang tidak ingin
melanjutkan tujuan transaksinya, nasabah langsung keluar melalui pintu keluar.
4.1.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil 30 nasabah setiap Teller
yang terdapat 4 Teller, yang ada pada Bank BRI Harapan Raya Pada Hari Senin
11April 2016.
Tabel 4.1 Pengumpulan Data
Waktu
Interval
Kedatangan

Teller
Ke -

Waktu
Pelayanan
Mulai

Selesai

Lama
Dilayani
(Menit)

Lama
Menunggu
(Menit)

Entity

9:30

0:00

9:43

9:49

0:06

0:13

Nasabah

9:32

0:02

9:43

9:49

0:06

0:11

Nasabah

9:33

0:01

9:44

9:49

0:05

0:11

Nasabah

9:35

0:02

9:44

9:50

0:06

0:09

Nasabah

9:35

0:00

9:49

9:55

0:06

0:14

Nasabah

9:36

0:01

9:49

9:55

0:06

0:13

Nasabah

9:38

0:02

9:49

9:56

0:07

0:11

Nasabah

9:39

0:01

9:50

9:56

0:06

0:11

Nasabah

9:42

0:03

9:55

10:00

0:05

0:13

Nasabah

9:42

0:00

9:55

10:00

0:05

0:13

Nasabah

Sumber: Data Antrian Bank BRI Harapan Raya, 2016)

HERU REVVOLINO

IV-4

Pratikum Simulasi Industri 2016

Tabel 4.1 Pengumpulan Data (lanjutan)


Waktu
Kedatangan

Interval

9:44

0:02

9:44

Teller
Ke-

Waktu
Pelayanan

Lama
Dilayani
(Menit)

Lama
Menunggu
(Menit)

Entity

Mulai

Selesai

9:56

10:00

0:04

0:12

Nasabah

0:00

9:56

10:01

0:05

0:12

Nasabah

9:45

0:01

10:00

10:04

0:04

0:15

Nasabah

9:47

0:02

10:00

10:05

0:05

0:13

Nasabah

9:48

0:01

10:00

10:04

0:04

0:12

Nasabah

9:51

0:03

10:01

10:06

0:05

0:10

Nasabah

9:53

0:02

10:04

10:10

0:06

0:11

Nasabah

9:54

0:01

10:04

10:10

0:06

0:10

Nasabah

9:54

0:00

10:05

10:10

0:05

0:11

Nasabah

9:55

0:01

10:06

10:10

0:04

0:11

Nasabah

9:55

0:00

10:10

10:15

0:05

0:15

Nasabah

9:56

0:01

10:10

10:16

0:06

0:14

Nasabah

9:59

0:03

10:10

10:15

0:05

0:11

Nasabah

9:59

0:00

10:10

10:17

0:07

0:11

Nasabah

10:00

0:01

10:15

10:20

0:05

0:15

Nasabah

10:02

0:02

10:15

10:20

0:05

0:13

Nasabah

10:02

0:00

10:16

10:20

0:04

0:14

Nasabah

10:05

0:03

10:17

10:22

0:05

0:12

Nasabah

10:06

0:01

10:20

10:23

0:03

0:14

Nasabah

10:06

0:00

10:20

10:23

0:03

0:14

Nasabah

10:09

0:03

10:20

10:24

0:04

0:11

Nasabah

10:09

0:00

10:22

10:26

0:04

0:13

Nasabah

10:10

0:01

10:23

10:29

0:06

0:13

Nasabah

10:14

0:04

10:23

10:28

0:05

0:09

Nasabah

10:15

0:01

10:24

10:29

0:05

0:09

Nasabah

10:15

0:00

10:26

10:30

0:04

0:11

Nasabah

10:17

0:02

10:28

10:32

0:04

0:11

Nasabah

Sumber: Data Antrian Bank BRI Harapan Raya, 2016)

HERU REVVOLINO

IV-5

Pratikum Simulasi Industri 2016

Tabel 4.1 Pengumpulan Data (lanjutan)


Waktu
Pelayanan

Mulai

Selesai

Lama
Dilayani
(Menit)

10:29

10:33

0:04

0:12

Nasabah

0:02

10:29

10:35

0:06

0:10

Nasabah

10:20

0:01

10:30

10:34

0:04

0:10

Nasabah

10:23

0:03

10:32

10:39

0:07

0:09

Nasabah

10:23

0:00

10:33

10:38

0:05

0:10

Nasabah

10:24

0:01

10:34

10:39

0:05

0:10

Nasabah

10:26

0:02

10:35

10:41

0:06

0:09

Nasabah

10:26

0:00

10:38

10:44

0:06

0:12

Nasabah

10:28

0:02

10:39

10:44

0:05

0:11

Nasabah

10:28

0:00

10:39

10:46

0:07

0:11

Nasabah

10:29

0:01

10:41

10:45

0:04

0:12

Nasabah

10:30

0:01

10:44

10:50

0:06

0:14

Nasabah

10:30

0:00

10:44

10:49

0:05

0:14

Nasabah

10:32

0:02

10:45

10:50

0:05

0:13

Nasabah

10:33

0:01

10:46

10:51

0:05

0:13

Nasabah

10:34

0:01

10:49

10:55

0:06

0:15

Nasabah

10:34

0:00

10:50

10:55

0:05

0:16

Nasabah

10:35

0:01

10:50

10:54

0:04

0:15

Nasabah

10:35

0:00

10:51

10:57

0:06

0:16

Nasabah

10:36

0:01

10:54

11:01

0:07

0:18

Nasabah

10:38

0:02

10:55

10:58

0:03

0:17

Nasabah

10:39

0:01

10:55

11:00

0:05

0:16

Nasabah

10:39

0:00

10:57

11:02

0:05

0:18

Nasabah

10:40

0:01

10:58

11:04

0:06

0:18

Nasabah

10:42

0:02

11:00

11:06

0:06

0:18

Nasabah

10:43

0:01

11:01

11:06

0:05

0:18

Nasabah

Waktu
Kedatangan

Interval

10:17

0:00

10:19

Teller
Ke-

Lama
Menunggu
(Menit)

Entity

Sumber: Data Antrian Bank BRI Harapan Raya, 2016)

HERU REVVOLINO

IV-6

Pratikum Simulasi Industri 2016

Tabel 4.1 Pengumpulan Data (lanjutan)


Waktu
Pelayanan

Mulai

Selesai

Lama
Dilayani
(Menit)

11:02

11:07

0:05

0:19

Nasabah

0:01

11:04

11:09

0:05

0:20

Nasabah

10:46

0:02

11:06

11:09

0:03

0:20

Nasabah

10:46

0:00

11:06

11:10

0:04

0:20

Nasabah

10:47

0:01

11:07

11:10

0:03

0:20

Nasabah

10:47

0:00

11:09

11:14

0:05

0:22

Nasabah

10:49

0:02

11:09

11:13

0:04

0:20

Nasabah

10:49

0:00

11:10

11:15

0:05

0:21

Nasabah

10:50

0:01

11:10

11:14

0:04

0:20

Nasabah

10:51

0:01

11:13

11:19

0:06

0:22

Nasabah

10:53

0:02

11:14

11:18

0:04

0:21

Nasabah

10:54

0:01

11:14

11:19

0:05

0:20

Nasabah

10:54

0:00

11:15

11:20

0:05

0:21

Nasabah

10:55

0:01

11:18

11:22

0:04

0:23

Nasabah

10:56

0:01

11:19

11:22

0:03

0:23

Nasabah

10:58

0:02

11:19

11:23

0:04

0:21

Nasabah

10:58

0:00

11:20

11:25

0:05

0:22

Nasabah

10:59

0:01

11:22

11:27

0:05

0:23

Nasabah

11:00

0:01

11:22

11:27

0:05

0:22

Nasabah

11:00

0:00

11:23

11:27

0:04

0:23

Nasabah

11:02

0:02

11:25

11:27

0:02

0:23

Nasabah

11:02

0:00

11:27

11:31

0:04

0:25

Nasabah

11:03

0:01

11:27

11:31

0:04

0:24

Nasabah

11:05

0:02

11:27

11:32

0:05

0:22

Nasabah

11:06

0:01

11:27

11:32

0:05

0:21

Nasabah

11:07

0:01

11:31

11:35

0:04

0:24

Nasabah

11:07

0:00

11:31

11:36

0:05

0:24

Nasabah

Waktu
Kedatangan

Interval

10:43

0:00

10:44

Teller
Ke

Lama
Menunggu
(Menit)

Entity

Sumber: Data Antrian Bank BRI Harapan Raya, 2016)

HERU REVVOLINO

IV-7

Pratikum Simulasi Industri 2016

Tabel 4.1 Pengumpulan Data (lanjutan)


Waktu
Pelayanan

Mulai

Selesai

Lama
Dilayani
(Menit)

11:32

11:37

0:05

0:23

Nasabah

0:01

11:32

11:36

0:04

0:22

Nasabah

11:12

0:02

11:35

11:39

0:04

0:23

Nasabah

11:13

0:01

11:36

11:40

0:04

0:23

Nasabah

11:15

0:02

11:36

11:40

0:04

0:21

Nasabah

11:15

0:00

11:37

11:42

0:05

0:22

Nasabah

11:16

0:01

11:39

11:43

0:04

0:23

Nasabah

11:17

0:01

11:40

11:43

0:03

0:23

Nasabah

11:19

0:02

11:40

11:43

0:03

0:21

Nasabah

11:19

0:00

11:42

11:46

0:04

0:23

Nasabah

11:21

0:02

11:43

11:48

0:05

0:22

Nasabah

11:22

0:01

11:43

11:47

0:04

0:21

Nasabah

11:23

0:01

11:43

11:48

0:05

0:20

Nasabah

11:23

0:00

11:46

11:49

0:03

0:23

Nasabah

11:24

0:01

11:47

11:52

0:05

0:23

Nasabah

11:24

0:00

11:48

11:52

0:04

0:24

Nasabah

11:25

0:01

11:48

11:52

0:04

0:23

Nasabah

11:26

0:01

11:49

11:54

0:05

0:23

Nasabah

11:27

0:01

11:52

11:55

0:03

0:25

Nasabah

11:27

0:00

11:52

11:55

0:03

0:25

Nasabah

11:29

0:02

11:52

11:57

0:05

0:23

Nasabah

11:30

0:01

11:54

11:57

0:03

0:24

Nasabah

11:31

0:01

11:55

11:59

0:04

0:24

Nasabah

11:32

0:01

11:55

12:00

0:05

0:23

Nasabah

11:32

0:00

11:57

12:02

0:05

0:25

Nasabah

11:33

0:01

11:57

12:01

0:04

0:24

Nasabah

Waktu
Kedatangan

Interval

11:09

0:02

11:10

Teller
Ke-

Lama
Menunggu
(Menit)

Entity

Sumber: Data Antrian Bank BRI Harapan Raya, 2016)

HERU REVVOLINO

IV-8

Pratikum Simulasi Industri 2016

Tabel 4.1 Pengumpulan Data (lanjutan)


Waktu
Pelayanan

Mulai

Selesai

Lama
Dilayani
(Menit)

11:59

12:02

0:03

0:24

Nasabah

0:01

12:00

12:04

0:04

0:24

Nasabah

11:36

0:00

12:01

12:07

0:06

0:25

Nasabah

11:37

0:01

12:02

12:08

0:06

0:25

Nasabah

Waktu
Kedatangan

Interval

11:35

0:02

11:36

Teller
Ke-

Lama
Menunggu
(Menit)

Entity

(Sumber: Data Antrian Bank BRI Harapan Raya, 2016)

Tabel 4.2 Rekapitulasi jumlah yang dilayani perserver


No
Server
yang Terlayani
1

Teller 1

30 Orang

Teller 2

30 Orang

Teller 3

30 Orang

Teller 4

30 Orang

(Sumber: Data Antrian Bank BRI Harapan Raya, 2016)

4.1.6 Activity Cycle Diagram (ACD)


Activity Cycle Diagram merupakan penjelasan mengenai model konseptual
dari suatu objek, Activity Cycle Diagram (ACD) berguna untuk memperlihatkan
keterkaitan antar kegiatan. Pada bagian ini dijelaskan mengenai entity dan model
konseptual objek pengamatan, entity yang ada didalam sistem antrian pada Bank
BRI KCP Harapan Raya Pekanbaru yaitu nasabah dan Teller.
Berikut adalah tahapan dalam perancangan ACD di Bank BRI Cab Harapan
raya:
1.

Indentifikasi Entity
a. Nasabah
b. Teller

2.

Indentifikasi Aktifitas

a.

Nasabah
Entity yang digunakan dalam sistem adalah Nasabah BRI. Pada dasarnya

nasabah yang datang dapat langsung dilayani oleh teller Bank, dengan prosedur
awal yaitu mengambil nomor antran lalu nasabah mengisi form yang tersedia dan
dilayani oleh teller. Namun jika terdapat antrian tentu nasabah harus menunggu

HERU REVVOLINO

IV-9

Pratikum Simulasi Industri 2016

terlebih dahulu hingga mendapat pelayanan. Pelayanan yang diberikan oleh teller
Bank diantaranya adalah pembayaran kredit, pembuatan kartu ATM, pengaduan,
dan lain sebagainya. Selesai melakukan transaksi nasabah dapat langsung pulang.
b.

Teller
Teller yang terdapat pada BRI sebanyak empat Teller, dimana seluruh teller

memilki tugas untuk melayani nasabah mulai pengecekkan slip setoran pembayaran
kredit hingga penghitungan uang dengan cepat dan benar.
3.

ACD (Activity Cycle Diagram )

a.

ACD Nasabah

Gambar 4.2 Diagram ACD Nasabah


b.

ACD Teller

Gambar 4.3 Diagram ACD Teller


c.

ACD Keseluruhan

Gambar 4.4 Diagram ACD Keseluruhan Nasabah Bank BRI


4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Input Analyzer
Berikut input data yang ditampilkan dalam bentuk notepad yang akan
digunakan untuk fitting distribusi menggunakan input analyzer dari data yang
diperoleh. Hasil simulasi ini selanjutnya akan dianalisa untuk diperoleh saran
skenario perbaikan. Sebelum melakukan simulasi, dilakukan pengambilan data
untuk menjadi Input pada model simulasi. Pengamatan dilakukan pada pagi hari,

HERU REVVOLINO

IV-10

Pratikum Simulasi Industri 2016

yaitu pada hari senin pukul 09.30 - 12.00. Yang diamati dalam sistem ini waktu
antar kedatangan nasabah dan proses pelayanan nasabah.
1.

Waktu kedatangan
Input Analyzer adalah fasilitas dari software Arena yang berguna untuk

mencari distribusi yang sesuai dari data historis yang telah dikumpulkan atau
didapatkan. Dalam Input Analyzer pada laporan ini terdiri atas waktu antar
kedatangan sibuk dan waktu proses sibuk Berikut gambarnya:

Gambar 4.5. Input Notepad Waktu Kedatangan Nasabah

Gambar 4.6. Input analyzer Waktu Kedatangan Nasabah


Dari hasil fitting distribusi dengan menggunakan Input analyzer dapat
diketahui bahwa data berdistribusi Beta, dapat dilihat dari grafik yang diolah
dengan menggunakan software arena.

HERU REVVOLINO

IV-11

Pratikum Simulasi Industri 2016

2.

Waktu Proses Pelayanan


Berikut ini adalah Input notepad dari pengamatan pengukuran waktu proses

pelayanan terhadap nasabah.

Gambar 4.7. Input Notepad Waktu Proses teller 1


Setelah di input ke notepad kemudian data tersebut di input ke input
analyzer dimana fungsinya untuk mengetahui distribution dan Squer error

Gambar 4.8. Input Analyzer Waktu Proses teller 1


Berdasarkan gambar di atas di dapat Data berdistribusi Wiebull dengan
expression 2.5 + WEIB (2,37 , 2.1)

HERU REVVOLINO

IV-12

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.9. Input Notepad Waktu Proses teller 2


Setelah di input ke notepad kemudian data tersebut di input ke input
analyzer dimana fungsinya untuk mengetahui distribution dan Squer error.

Gambar 4.10. Input Analyzer Waktu Proses teller 2


Berdasarkan gambar di atas di dapat Distribution data adalah Triangular
dengan expression TRIA(2.5, 5.1 6.5)

HERU REVVOLINO

IV-13

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.11. Input Notepad Waktu Proses teller 3


Setelah di input ke notepad kemudian data tersebut di input ke input
analyzer dimana fungsinya untuk mengetahui distribution dan Squer error

Gambar 4.12. Input Analyzer Waktu Proses teller 3


Berdasarkan gambar di atas di dapat data Distribution Lognormal dengan
expression 2.5 + LOGN(2.35, 1.33)

HERU REVVOLINO

IV-14

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.13. Input Notepad Waktu Proses teller 4


Setelah di input ke notepad kemudian data tersebut di input ke input
analyzer dimana fungsinya untuk mengetahui distribution dan Squer error

Gambar 4.14. Input Analyzer Waktu Proses teller 4


Dari hasil hasil fitting distribusi dengan menggunakan Input analyzer dapat
diketahui bahwa pada teller 4 berdistribusi Normal dengan Expression (4.8, 1.11).

HERU REVVOLINO

IV-15

Pratikum Simulasi Industri 2016

Tabel 4.3 Rekapitulasi distribusi waktu kedatangan dan waktu pelayanan

Jenis

No

Waktu
Waktu

Kedatangan

Square

Distribusi

Expression

Beta

-0.5 + 5 * BETA(2.1, 4.61)

0.000127

Error

Teller 1

Weibull

2.5 + WEIB(2.37, 2.1)

0.004028

Teller 2

Triangular

TRIA(2.5, 5.1, 6.5)

0.004893

Teller 3

Lognormal

2.5 + LOGN(2.35, 1.33)

0.021666

Teller 4

Normal

NORM(4.8, 1.11)

0.040941

(Sumber: Data Polahan, 2016)

4.2.2. Verifikasi dan Validasi


Tahapan

selanjutnya

melakukan

pembuatan

model

konseptual

menggunakan software arena. Adapun model dari pelayanan nasabah di Bank BRI
adalah sebagai berikut :

Gambar 4.15 Model Arena Pelayanan Nasabah


Dalam comparing system atau yang dikenal juga dengan uji perbandingan
terdapat dua tahapan simulasi yaitu verifikasi dan validasi.
1.

Verifikasi Simulasi Sistem Eksisting


Verifikasi merupakan proses perbandingan antara model konseptual dengan

model simulasi. Sehingga tujuan dilakukannya verifikasi adalah untuk mengecek


apakah model simulasi yang telah dibuat sama dan sesuai dengan model
konseptualnya. Comparing system tanpa uji statistik dilakukan dalam verifikasi,
yaitu dengan melakukan pengecekan ada tidaknya error dalam model Arena.
Adapun hasil dari verifikasi ARENA pada BRI Harapan Raya ialah sebagai
berikut:

HERU REVVOLINO

IV-16

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.16 Verifikasi Simulasi Sistem Eksisting


Dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada error pada model
simulasi yang telah di buat, dari Verifikasi pada sistem eksisting ini ditetapkan 10
replikasi.
2.

Jumlah Replikasi Kedatangan Nasabah


Dalam simulasi dibutuhkan adanya replikasi. Simulasi berdasarkan dari

pembangkitan bilangan random. Jika bilangan random yang dibangkitkan baik,


maka hasil simulasinya akan baik. Sebaliknya jika bilangan random yang
dibangkitkan buruk maka hasilnya akan buruk pula. Untuk mengantisipasi
terjadinya kesalahan pengambilan kesimpulan karena kondisi tersebut maka
dibutuhkan adanya replikasi.

Gambar 4.17 Run Setup

Gambar 4.18 Hasil Run Simulasi Model

HERU REVVOLINO

IV-17

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.19 Replikasi 1

HERU REVVOLINO

IV-18

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.20 Replikasi 2

HERU REVVOLINO

IV-19

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.21 Replikasi 3

HERU REVVOLINO

IV-20

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.22 Replikasi 4

HERU REVVOLINO

IV-21

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.23 Replikasi 5

HERU REVVOLINO

IV-22

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.24 Replikasi 6

HERU REVVOLINO

IV-23

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.25 Replikasi 7

HERU REVVOLINO

IV-24

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.26 Replikasi 8

HERU REVVOLINO

IV-25

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.27 Replikasi 9

HERU REVVOLINO

IV-26

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.28 Replikasi 10

HERU REVVOLINO

IV-27

Pratikum Simulasi Industri 2016

Berikut adalah replikasi yang telah dibuat:


Tabel 4.4 Jumlah Nasabah Yang Selesai Dilayani
Replikasi
Number Out Simulasi
1
93
2
96
3
96
4
97
5
98
6
97
7
96
8
95
9
95
10
95
Jumlah
958
Rata-Rata
95,80
Standar Deviasi
1,40
Variansi
1,96
(Sumber: Pengolahan Data, 2016)
1.

Perhitungan Output Simulasi Replikasi


a.

Rata- rata
X

Xi
n

Dimana : X = 958
n

= 10

Sehingga:X =

958
10

= 95,8
b.

Standar deviasi :

(Xi -X)

n-1
(93-95,8)2 + (96-95,8)2 + + (95-95,8)2
10-1

= 1,40

HERU REVVOLINO

IV-28

Pratikum Simulasi Industri 2016

c.

Variansi
(

)
n-1
2

(93-95,8) + (96-95,8) + + (95-95,8)


10-1

= 1,96
Untuk menentukan berapa jumlah replikasi yang dibutuhkan dilakukan
perhitungan jumlah replikasi. Terdapat dua metode untuk menghitung jumlah
replikasi yaitu metode absolute error dan metode relative error.
Dalam kasus ini metode yang digunakan adalah metode absolute error.
Sedangkan selang kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Berikut ini adalah
perhitungannya :
n = 10
n-1 = 9
= 0,05
hw = (

(tn-1,/2)X s

=(

2,262 X 1,40
10

= 1
Jadi perhitungan jumlah replikasinya adalah sebagai berikut:
=

(Z0,05/2)X s

1,96 x1,40 2
)
1

= 7,50
8
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh jumlah replikasi yang
dibutuhkan sebanyak 8 replikasi.

HERU REVVOLINO

IV-29

Pratikum Simulasi Industri 2016

3.

Validasi (Pembanding) Kedatangan Nasabah


Validasi adalah proses membandingkan model simulasi dengan real system.

Model dikatakan valid apabila hasil perbandingan menunjukkan bahwa kedua


alternatif (model dan real system) tidak berbeda secara signifikan. Terdapat dua
metode yang dapat digunakan untuk membandingkan dua alternatif desain sistem,
yaitu Welch Confidence Interval dan Paired- t Confidence. Dalam kasus ini,
kelompok kami menggunakan metode Paired- t Confidence
Tabel 4.5 Paired- t Confidence
Number In
Replikasi
Simulasi

Number In

Throughput

Nyata

Difference

110

120

-10

121

120

117

120

-3

119

120

-1

121

120

121

120

119

120

-1

118

120

-2

Jumlah

946

960

-14

Rata-Rata

118,25

120,00

-1,75

Standar Deviasi

3,65

Variansi

28,36

(Sumber: Pengolahan Data, 2016)


1.

Perhitungan Validasi Throughput Difference dari model


a. Rata- rata
X =

Dimana : X = -14
n = 8
Sehingga:X

-14
8

=-1,75

HERU REVVOLINO

IV-30

Pratikum Simulasi Industri 2016

b. Standar deviasi :

(-10-(-1,75))2 + (1-(-1,75))2 + + (-2-(-1,75))2

8-1

= 3,65
c.

Variansi
=

(-10-(-1,75))2 + (1-(-1,75))2 + + (-2-(-1,75))2


=
8-1

=28,38

Hipotesa
Ho : Tidak ada perbedaan signfikan antara number in sistem nyata dengan number
in simulasi
H1 : Ada perbedaan signfikan antara input sistem nyata dengan input simulasi.
Selang kepercayaan yang digunakan adalah 95% sehingga = 0,05
Ho: 1 - 2 = 0
H1: 1 - 2 0
Hw

= (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 3,65
8

= 3,05 Menit
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= -1,753,05 1- 2 -1,75 + 3,05
= -4,81 1- 2 1,31
Karena nilai 0 berada pada rentang 1- 2, maka keputusannya adalah Ho
diterima, dengan demikian dapat diambil kesimpulan tidak adanya perbedaan yang

HERU REVVOLINO

IV-31

Pratikum Simulasi Industri 2016

signifikan antara output sistem nyata dengan output model simulasi atau jumlah
nasabah yang datang sama nilainya dengan nasabah yang pulang.
4.2.3. Simulasi Skenario Perbaikan
Setelah dilakukan simulasi kondisi eksisting dapat diketahui bagaimana
kondisi sistem amatan saat ini. Dari hasil simulasi kondisi eksisting ini dapat
dirumuskan usulan perbaikan untuk sistem amatan. Laporan hasil running simulasi
kondisi eksisting terlihat bahwa dengan menggunakan 4 teller. Sistem pelayanan di
Bank BRI Harapan Raya Pekanbaru belum maksimal karena jumlah nasabah yang
datang dan nasabah yang terlayani terdapat perbedaan. Artinya terdapat banyak
nasabah yang tidak terlayani. Agar nasabah terlayani dengan baik kami mencoba
melakukan usulan perbaikan dengan menambahkan jumlah teller yang ada Pada
skenario pertama ini akan dilakukan perbandingan antara jumlah teller awal 4 atau
usulan sebanyak 5 ataukah 6 dengan pertimbangan utilitas pekerja, waktu tunggu,
dan jumlah nasabah yang terlayani. Berikut verifikasi hasil yang dibuat:

Gambar 4.29. Model Skenario Perbaikan 1

Gambar 4.30 Model Skenario Perbaikan 2

HERU REVVOLINO

IV-32

Pratikum Simulasi Industri 2016

Gambar 4.31. Model Skenario Perbaikan 3


Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Nasabah yang Dilayani
Banyak teller

Jumlah
nasabah
Datang

Jumlah
nasabah
Dilayani

Jumlah
nasabah
Mengantri

Skenario awal (4 teller)

110

93

17

Skenario 1 (5 teller)

118

107

11

Skenario 2 (6 teller)

111

102

Skenario 3 ( 7 teller)

127

114

13

(Sumber: Sofware Arena, 2016)

JUMLAH NASABAH MENGANTRI


Axis Title

20
15
10
5
0
Skenario awal
(4 teller)

Skenario 1 (5
teller)

Skenario 2 (6
teller)

Skenario 3 ( 7
teller)

Skenario awal Skenario 1 (5 Skenario 2 (6 Skenario 3 ( 7


(4 teller)
teller)
teller)
teller)
Jumlah nasabah Mengantri
17
11
9
13

Gambar 4.32 Grafik Perbandingan Jumlah Nasabah yang Dilayani


Berdasarkan tabel di atas maka jumlah teller 7 dipilih menjadi skenario yang
terpilih karena dilihat dari jumlah nasabah yang dilayani lebih baik dari pada
penggunaan jumlah teller sebanyak 4 , 5, dan 6.

HERU REVVOLINO

IV-33

Pratikum Simulasi Industri 2016

4.2.4. Perbandingan Skenario Perbaikan Dengan Kondisi Awal

Perbandingan skenario perbaikan dilakukan dengan metode comparing


system. Pada comparing system, dilakukan pembandingan hasil simulasi kondisi
eksisting dengan skenario perbaikan yang telah dibuat. Comparing system yang
dilakukan menggunakan metode perbandingan bonferonni approach. Pada proses
pengujian ini dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise test).
Tabel 4.7 Perhitungan Sistem Jumlah Yang Dilayani
Jumlah yang Dilayani
Replikasi
Skenario Awal Skenario 1 Skenario 2
(A)
(B)
(C)
1
93
107
102
2
96
108
100
3
96
106
106
4
97
106
107
5
98
107
109
6
97
107
110
7
96
108
110
8
95
107
110
Jumlah
768
856
854
Rata-Rata
96
107
106,75
(Sumber: Pengolahan Data, 2016)

Skenario 3
(D)
114
113
112
114
111
112
110
112
898
112,25

JUMLAH YANG DILAYANI


115
110
105
100
95
90
85
Skenario
Awal (A)

Skenario 1 (B)

Skenario Awal
(A)
Jumlah yang Dilayani
96

Skenario 2 (C)

Skenario 3
(D)

Skenario 1 (B)

Skenario 2 (C)

Skenario 3 (D)

107

106,75

112,25

Gambar 4.33 Grafik Perbandingan Yang terlayani

HERU REVVOLINO

IV-34

Pratikum Simulasi Industri 2016

Berdasarkan gambar garfik di atas maka Skenrio 3 dipilih menjadi skenario


yang terpilih karena dilihat dari jumlah nasabah yang dilayani lebih baik dengan
rata-rata 112,25 dari pada penggunaan jumlah teller sebanyak 4 , 5, dan 6 .
Berikut adalah tabel perbandingan dari ketiga skenario skenario.
Tabel 4.8 Perhitungan Perbandingan Sistem Jumlah Yang Dilayani
Perbedaan
Replikasi
A-B

A-C

A-D

B-C

B-D

C-D

-14

-9

-21

-7

-12

-12

-4

-17

-5

-13

-10

-10

-16

-6

-6

-9

-10

-17

-1

-8

-7

-9

-11

-13

-2

-4

-2

-10

-13

-15

-3

-5

-2

-12

-14

-14

-2

-2

-12

-15

-17

-3

-5

-2

Rata-Rata

-11,00

-10,75

-16,25

0,25

-5,25

-5,50

2,43

4,06

1,83

4,90

Standar
1,77
3,45
deviasi
(Sumber: Pengolahan Data, 2016)
Hipotesa:

Ho : Tidak ada perbedaan signfikan antara jumlah nasabah yang terlayani pada
kondisi eksisting dengan jumlah nasabah yang terlayani skenario usulan.
H1 : Ada perbedaan signfikan antara jumlah nasabah yang terlayani pada kondisi
eksisting dengan jumlah nasabah yang terlayani skenario usulan.
Ho: 1 - 2 = 0
H1: 1 - 2 0
Selang kepercayaan yang digunakan adalah 95% sehingga = 0,05

HERU REVVOLINO

IV-35

Pratikum Simulasi Industri 2016

1.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 1 (A-B)


Hw

= (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x1,77
8

= 1,48
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= -111,77 1- 2 -11+1,77
= -12,48 1- 2 -9,52
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 1.
2.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 2 (A-C) :


Hw

= (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 3,45

8
= 2,89
Comfidence interval-nya

= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= -10,75 2,89 1- 2 -10,75 + 2,89
= -13,64 1- 2 -7,86
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 2.
3.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 3 (A-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 2,43
8

= 2,04

HERU REVVOLINO

IV-36

Pratikum Simulasi Industri 2016

Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= -16,25 2,04 1- 2 -16,25 + 2,04
= -18,29 1- 2 -14,21
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara
kondisi eksisting dengan skenario 3
4.

Perbandingan kondisi skenario 1 dengan skenario 2 (B-C) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 4,06
8

= 3,4
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 0,25 3,40 1- 2 0,25 + 3,40
= 3,15 1- 2 3,65
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara
kondisi skenario 1 dengan skenario 2
5.

Perbandingan kondisi skenario 1 dengan skenario 3 (B-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 1,83
8

= 1,53
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= -5,25 1,53 1- 2 -5,25 + 1,53
= -6,78 1- 2 -3,72

HERU REVVOLINO

IV-37

Pratikum Simulasi Industri 2016

Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak


sehingga kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara
kondisi skenario 1 dengan skenario 3
6.

Perbandingan kondisi skenario 2 dengan skenario 3 (C-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 4,9
8

= 4,10
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= -5,50 4,10 1- 2 -5,50 + 4,10
= -9,60 1- 2 -1,40
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara
kondisi skenario 2 dengan skenario 3
Tabel 4.9 Perhitungan Sistem Waiting Time
Waiting Time
Replikasi
Skenario Awal Skenario 1 Skenario 2
(A)
(B)
(C)
1
8,15
6,04
2,48
2
13,12
6,52
2,13
3
11,3
6,26
2,33
4
12,77
6,76
2,92
5
12,96
6,56
3,35
6
12,07
6,27
3,62
7
11,3
6,87
3,7
8
11,02
6,69
3,98
Jumlah
92,69
51,97
24,51
Rata-Rata
11,59
6,50
3,06

Skenario 3
(D)
2,43
2,64
2,3
2,25
2,23
2,19
2,28
2,5
18,82
2,35

(Sumber: Sofware Arena, 2016)

HERU REVVOLINO

IV-38

Pratikum Simulasi Industri 2016

WAITING TIME
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
Skenario
Awal (A)

Waiting Time

Skenario Awal
(A)
11,59

Skenario 1
(B)

Skenario 2
(C)

Skenario 3
(D)

Skenario 1 (B)

Skenario 2 (C)

Skenario 3 (D)

6,50

3,06

2,35

Gambar 4.34 Perbandingan Waiting Time

Berdasarkan gambar garfik di atas maka Skenrio 3 dipilih menjadi skenario


yang terpilih karena dilihat dari jumlah nasabah yang dilayani lebih baik dengan
waiting time 2,35 menit dari pada penggunaan jumlah teller sebanyak 4 , 5, dan 6 .
Tabel 4.10 Perhitungan Perbandingan Sistem Waiting Time
Perbedaan
Replikasi
A-B
A-C
A-D
B-C
1
2,11
5,67
5,72
3,56
2
6,6
10,99
10,48
4,39
3
5,04
8,97
9
3,93
4
6,01
9,85
10,52
3,84
5
6,4
9,61
10,73
3,21
6
5,8
8,45
9,88
2,65
7
4,43
7,6
9,02
3,17
8
4,33
7,04
8,52
2,71
Rata-Rata
5,09
8,52
9,23
3,43
Standar deviasi 1,48
1,71
1,64
0,61
(Sumber: Pengolahan Data, 2016)

B-D
3,61
3,88
3,96
4,51
4,33
4,08
4,59
4,19
4,14
0,33

C-D
0,05
-0,51
0,03
0,67
1,12
1,43
1,42
1,48
0,71
0,77

Hipotesa:
Ho : Tidak ada perbedaan signfikan antara waktu antrian eksisting
dengan waktu antrian skenario usulan.
H1 : Terdapat perbedaan signfikan antara waktu antrian eksisting
dengan waktu antrian skenario usulan.

HERU REVVOLINO

IV-39

Pratikum Simulasi Industri 2016

Ho: 1 - 2 = 0
H1: 1 - 2 0
Selang kepercayaan yang digunakan adalah 95% sehingga = 0,05

1.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 1 (A-B)


Hw

= (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 1,48
8

= 1,23
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 5,09 1,23 1- 2 5,09 + 1,23
= 3,86 1- 2 6,32
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 1.
2.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 2 (A-C) :


Hw

= (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 1,71
8

= 1,43
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 8,52 - 1,43 1- 2 8,52 + 1,43
= 7,09 1- 2 9,95
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 2.

HERU REVVOLINO

IV-40

Pratikum Simulasi Industri 2016

3.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 3 (A-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 1,64
8

= 1,37
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 9,23 1,37 1- 2 9,23 + 1,37
= 7,86 1- 2 10,60
Karena nilai 0 berada tidak di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 3
4.

Perbandingan kondisi skenario 1 dengan skenario 2 (B-C) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,61
8

= 0,51
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
=3,43-0,51 1- 2 3,43+0,51
= 2,92 1- 2 3,94
Karena nilai 0 berada tidak di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
skenario 1 dengan skenario 2
5.

Perbandingan kondisi skenario 1 dengan skenario 3 (B-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,33
8

= 0,28

HERU REVVOLINO

IV-41

Pratikum Simulasi Industri 2016

Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
=4,14 - 0,28 1- 2 4,14 + 0,28
= 3,87 1- 2 4,42
Karena nilai 0 berada tidak di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
skenario 1 dengan skenario 3
6.

Perbandingan kondisi skenario 2 dengan skenario 3 (C-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,77

8
=0,65
Comfidence interval-nya

= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
=0,71-0,65 1- 2 0,71+0,65
= 0,07 1- 2 1,36
Karena nilai 0 berada tidak di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
skenario 2 dengan skenario 3
Tabel 4.11 Perhitungan Perbandingan Sistem Utilisasi Pelayanan
Utilitas
Replikasi
Skenario Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
Awal (A)
(B)
(C)
(D)
1
0,88
0,79
0,62
0,62
2
0,90
0,81
0,62
0,61
3
0,91
0,80
0,64
0,60
4
0,92
0,80
0,65
0,61
5
0,93
0,81
0,67
0,59
6
0,92
0,80
0,68
0,59
7
0,91
0,82
0,68
0,59
8
0,91
0,81
0,68
0,60
Jumlah
7,28
Rata-Rata
0,91
(Sumber: Sofware Arena, 2016)
HERU REVVOLINO

6,44
0,81

5,24
0,66

4,81
0,60

IV-42

Pratikum Simulasi Industri 2016

UTILITAS
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
Skenario Awal
(A)

Utilitas

Skenario Awal (A)


0,91

Skenario 1 (B)
Skenario 1 (B)
0,81

Skenario 2 (C)

Skenario 3 (D)

Skenario 2 (C)
0,66

Skenario 3 (D)
0,60

Gambar 4.35 Grafik perbandingan Utilitas


Berdasarkan gambar garfik di atas maka Skenrio 3 dipilih menjadi skenario
yang terpilih karena dilihat dari jumlah nasabah yang dilayani lebih baik dengan
utilitas 60% menit dari pada penggunaan jumlah teller sebanyak 4 , 5, dan 6 .
Tabel 4.12 Perhitungan Perbandingan Sistem Utilisasi Pelayanan
Perbedaan
Replikasi
A-B
A-C
A-D
B-C
B-D
1
0,09
0,26
0,26
0,17
0,17
2
0,09
0,28
0,29
0,19
0,2
3
0,11
0,27
0,31
0,16
0,2
4
0,12
0,27
0,31
0,15
0,19
5
0,12
0,26
0,34
0,14
0,22
6
0,12
0,24
0,33
0,12
0,21
7
0,09
0,23
0,32
0,14
0,23
8
0,1
0,23
0,31
0,13
0,21
Rata-Rata
0,11
0,26
0,31
0,15
0,20
Standar deviasi
0,01
0,02
0,02
0,02
0,02
(Sumber: Pengolahan Data, 2016)

C-D
0
0,01
0,04
0,04
0,08
0,09
0,09
0,08
0,05
0,04

Hipotesa:
Ho : Tidak ada perbedaan signfikan antara utilisasi kondisi eksisting
dengan utilisasi kondisi skenario usulan.
H1 : Terdapat perbedaan signfikan antara utilisasi kondisi eksisting
dengan utilisasi skenario usulan.

HERU REVVOLINO

IV-43

Pratikum Simulasi Industri 2016

Ho: 1 - 2 = 0
H1: 1 - 2 0
Selang kepercayaan yang digunakan adalah 95% sehingga = 0,05
1.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 1 (A-B)


Hw

= (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,01
8

= 0,01
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 0,11 0,01 1- 2 0,11 + 0,01
= 0,12 1- 2 0,10
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 1.
2.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 2 (A-C) :


Hw

= (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,02
8

= 0,02
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 0,26 0,02 1- 2 0,26 + 0,02
= 0,24 1- 2 0,28
Karena nilai 0 tidak berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 2.

HERU REVVOLINO

IV-44

Pratikum Simulasi Industri 2016

3.

Perbandingan kondisi eksisting dengan skenario 3 (A-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,02
8

= 0,02
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 0,31 0,02 1- 2 0,31 + 0,02
= 0,29 1- 2 0,33
Karena nilai 0 berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak sehingga
kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara kondisi
eksisting dengan skenario 3
4.

Perbandingan kondisi skenario 1 dengan skenario 2 (B-C) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,02
8

= 0,02
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 0,15 0,02 1- 2 0,15 + 0,02
= 0,13 1- 2 0,17
Karena nilai 0 berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak sehingga
kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara kondisi
skenario 1 dengan skenario 2
5.

Perbandingan kondisi skenario 1 dengan skenario 3 (B-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,02
8

= 0,02

HERU REVVOLINO

IV-45

Pratikum Simulasi Industri 2016

Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 0,20 0,02 1- 2 0,20 + 0,02
= 0,18 1- 2 0,22
Karena nilai 0 berada di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak sehingga
kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara kondisi
skenario 1 dengan skenario 3
6.

Perbandingan kondisi skenario 2 dengan skenario 3 (C-D) :


Hw = (tn -1, / 2 ) x s

2,365 x 0,04
8

= 0,03
Comfidence interval-nya
= (X1 - X2 ) wh 1 - 2 (X1 - X2 ) + wh
= 0,05 0,03 1- 2 0,05 + 0,03
= 0,02 1- 2 0,08
Karena nilai 0 berada tidak di antara rentang 1 2, maka Ho ditolak
sehingga kesimpulannya terdapat ada perbedaan yang signifikan antara
kondisi skenario 2 dengan skenario 3

4.2.5. Skenario Terpilih


banyak nasabah yang tidak terlayani karena nasabah yang datang lebih besar
dan bayak dari server yang tersedia, sehingga menyebabkan banyak nasabah yang
tidak terlayani. Melihat masalah ini maka diusulkan sebuah skenario perbaikan
dengan penambahan tiga stasiun teller, sehingga terdapat tujuh jumlah teller. Grafik
perbandingan number in dan number out nya adalah sebagai berikut:

HERU REVVOLINO

IV-46

Pratikum Simulasi Industri 2016

Tabel 4.13 Number In dan NumberOut Simulasi ARENA


Simulasi Eksisting
Skenario Usulan
Replikasi Nasabah yg Nasabah yg Nasabah yg
Nasabah yg
Datang
Dilayani
Datang
dilayani
1
2
3
4
5
6
7
8

119
119
112
122
112
131
101
108

86
93
92
88
86
89
82
84

112
127
117
139
120
133
110
104

103
119
106
128
116
112
105
97

(Sumber: Sofware Arena, 2016)


PERBANDINGAN
NUMBER IN DAN NUMBER OUT
EKSISTING DAN USULAN
140
120
100
80
60
40
20
0
Nasabah yg
Datang

Rata-Rata

Nasabah yg
Dilayani

Nasabah yg
Datang
118,25

Nasabah yg
Dilayani
96

Nasabah yg
Datang
Nasabah yg
Datang
121,875

Nasabah yg
dilayani
Nasabah yg
dilayani
112,25

Gambar 4.36 Grafik Perbandingan Number In dan Number Out Simulasi Eksisting
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa banyak nasabah yang tidak terlayani
karena nasabah yang datang lebih besar dan bayak dari server yang tersedia,
sehingga menyebabkan banyak nasabah yang tidak terlayani. Melihat masalah ini
maka diusulkan sebuah skenario perbaikan dengan penambahan tiga stasiun teller,
sehingga terdapat tujuh jumlah teller. Grafik perbandingan number in dan number
out nya adalah sebagai berikut:
Dari grafik dapat dilihat bahwa pada replikasi ke- 1 sampai replikasi ke- 8
terdapat sedikit nasabah yang tidak terlayani dari pada simulasi eksisting. Hal ini

HERU REVVOLINO

IV-47

Pratikum Simulasi Industri 2016

terlihat dari perbedaan jumlah number in dan number out pada seluruh replikasi
yang terjadi. Berarti skenario perbaikan yang diusulkan lebih efektif dari sistem
antrian atau sistem nyata yang terdapat pada Bank BRI Harapan Raya, yaitu
menggunakan enam teller dengan enam baris antrian.
Berikut adalah tabel perbandingan dari ketiga skenario.
Tabel 4.6 Perbandingan dari Ketiga Skenario
Kondisi

Rata-Rata
Waiting Time

Rata-Rata
Utilitas

Eksisting

10,11

0,85

Skenario 1

11,65

0,92

Skenario 2

5,11

0,75

Skenario 3

2,68

0,58

(Sumber: Pengolahan Data, 2016)

PERBANDINGAN RATA-RATA
WAITING TIME
12
10
8
6
4
2
0
Eksisting

Rata-Rata Waiting Time

Skenario 1
Eksisting
10,11

Skenario 2
Skenario 1
11,65

Skenario 2
5,11

Skenario 3
Skenario 3
2,68

Gambar 4.38 Grafik Perbandingan Nilai Waiting Time Eksisting dan Skenario
Perbaikan

HERU REVVOLINO

IV-48

Pratikum Simulasi Industri 2016

PERBANDINGAN RATA-RATA
UTILITAS
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1

Rata-Rata Utilitas

2
1
0,85

3
2
0,92

4
3
0,75

4
0,58

Gambar 4.37 Grafik Perbandingan Nilai Utilitas Eksisting dan Skenario Perbaikan
Skenario usulan perbaikan dikatakan lebih efektif karena jumlah nasabah
yang tidak terlayani menjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
nasabah yang tidak terlayani pada sistem nyata.Sedangkan untuk penambahan teller
lagi atau pembuatan skenario usulan perbaikan selanjutnya dengan jumlah 7 teller
perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan banyaknya intensitas kedatangan nasabah di
Bank BRI Harapan Raya Pekanbaru.
Jika ingin menambah jumlah teller, hal ini sangat disarankan karena dalam
melakukan penambahan teller dapat semua nasabah dapat terlayani dengan baik.
Dengan demikian, sistem antrian pelayanan nasabah di Bank BRI Harapan Raya
dapat berjalan dengan efektif dan efisien, dan juga dapat meningkatkan kepuasan
nasabah yang datang pada Bank tersebut.
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa teller 7 atau
Skenario 3 adalah perbaikan yang dibutuhkan karena memiliki waiting time dan
utilitas yang paling kecil.

HERU REVVOLINO

IV-49

Pratikum Simulasi Industri 2016

4.2.6. Process Analyzer


Selain menggunakan comparing system, perbandingan simulasi eksisting,
dengan skenario usulan dapat dilihat melalui grafik pelayanan berdasarkan jumlah
nasabah yang datang dan jumlah nasabah yang terlayani. Berikut process analyzer
dari skenario perbaikan yang telah diberikan adalah sebagai berikut :

Gambar 4.38 Hasil Process Analyzer

Gambar 4.39 Grafik Number In Number Out Process Analyzer

Gambar 4.40 Grafik Waktu Menggu Process Analyzer

Gambar 4.41 Grafik Utilitas Process Analyzer

HERU REVVOLINO

IV-50

Pratikum Simulasi Industri 2016

Berdasarkan gambar diatas aspek yang dibandingkan adalah waiting time


dan utilization antara keadaan nyata dengan skenario perbaikan 1 dan skenario
perbaikan 2, dan perbaikan 3. Dari hasil diatas kita dapat mengetahui skenario
perbaikan mana yang lebih baik dari keadaan nyata yaitu dengan skenario 3 dengan
7 teller.
Karena Skenario 3 memilik waiting time yang lebih kecil dari skenario awal,
skenaro 1, dan skenario 2. Skenario 3 juga memiliki utilitas yang paling kecil di
bandingkan dengan skenario awal, skenaro 1, dan skenario 2

HERU REVVOLINO

IV-51

Anda mungkin juga menyukai