Anda di halaman 1dari 4

Tipe Decline Curve

Exponential Decline
Jika log rate produksi diplot terhadap waktu maka akan terjadi straight line (garis lurus) pada kertas
semilog hal ini dinamakan dengan exponential deline. Exponential decline curve disebuit juga geometric
decline atau semilog decline atau constant percentage decline mempunyai ciri khas yaitu penurunan
produksi pada suatu interval waktu tertentu sebanding dengan laju produksinya.
Hyperbolic Decline
Adanya data-data produksi terhadap waktu yang diplot pada kertas semilog tidak membentuk garis
lurus (straight line) tetapi akan melengkung, situasi ini biasanya dimodelkan dengan persamaan
hyperbolic. Tipe kurva seperti ini, dikatakan sebagai hyperbolic decline harga exponent decline (b) lebih
dari 0 dan kurang dari 1 (0<b<1).
Harmonic Decline
Kurva penurunan produksi dari tipe harmonic ini sebenarnya merupakan bentuk khusus dari tipe
hyperbolik dengan harga exponent decline (b) = 1. Besarnya penurunan produksi per satuan waktu
sebanding dengan besar laju produksi itu sendiri.
Mekanisme Pendorong
Water Drive Reservoir
Terjadinya aliran fluida dari reservoir ke permukaan disebabkan tenaga dorong air yang mengisi poripori yang ditinggalkan minyak, baik dari bawah samping maupun dari kedua-duanya.
Ciri-ciri :
- Tekanan relatif stabil (tetap tinggi)
- GOR rendah dan konstan
- WOR meningkat kontinyu
- Perilaku : sumur sembur alam sampai air berlebihan
- Perolehan minyak (RF) cukup tinggi (35-60)%
Dissolved/Solution Gas Drive
Tenaga pendorong dari gas yang terlarut dalam minyak kemudian terbebaskan dan mengembang
akhirnya mendesak minyak.
Ciri-ciri :
- Tekanan turun cepat dan menerus
- GOR mula-mula rendah kemudian naik cepat kemudian turun.
- Produksi air (Qw) kecil atau diabaikan
- Perilaku : memerlukan pumping pada tahap awal
- RF rendah (5-30) %
Gas Cap Drive
Tenaga dorong dari tudung gas yang ada di atas minyak.
Ciri-ciri :
- Tekanan turun lambat tapi terus.
- GOR meningkat terus
- Qw hampir tidak ada.
- Perilaku : sumur sembur alam tergantung ukuran gas capnya.
- RF (20-40) %
Combination Drive Reservoir
Tenaga dorong merupakan kombinasi dari dua atau lebih .
Fase berikutnya jika produksi mengalami penurunan maka dilakukan metode peningkatan produksi
disebut fase produksi sekunder (secondary recovery). Mekanisme pendorong resrvoir ini antara lain :

carcondioxide miscible flooding, steam flooding dan chemical flooding. Kemampuan recovery 50-60%
dari total cadangan.

TAHAPAN ANALISA PBU


Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa pressure buildup test berdasarkan
Metode Horner adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan data-data PBU buat tabulasi yang menghubungkan harga Pws terhadap Horner
time (tp + t/ t)
b. Plot harga-harga Pws versus (tp + t/ t) pada grafik semilog
c. Buat garis ekstrapolasi berdasarkan plot harga tersebut (langkah b) sampai harga (tp + t/
t) = 1, maka didapat harga tekanan statis reservoir (P*)
d. Tentukan besarnya slope (m) pada bagian garis yang lurus grafik tersebut
e. Tentukan besarnya permeabilitas (k) menggunakan persamaan 2
f. Tentukan besarnya harga P1jam yang diambil pada bagian garis ekstrapolasi
g. Tentukan skin faktor menggunakan persamaan 3 dan berdasarkan harga skin tersebut
tentukan apa yang terjadi pada formasi produktif yang diamati
h. Tentukan produktifitas formasi (PI) menggunakan persamaan 5
i. Tentukan flow efisiensi (FE) menggunakan persamaan 6
j. Tentukan besarnya radius of investigation (ri) menggunakan persamaan 7
Buat analisa dari hasil-hasil yang saudara dapatkan
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa data pressure build-up, antara lain :
1. Metode Horner
Persyaratan : untuk sumur-sumur yang relatif baru diproduksikan atau waktu
produksinya masih pendek
2. Metode Miller Dyes dan Hutchinson
Persyaratan : untuk sumur-sumur tua dimana waktu produksinya sudah cukup lama,
kondisi aliran fluida di dalam reservoir sudah mencapai pseudo steady state
3. Metode Muskat
Persyaratan : untuk sumur-sumur yang diproduksi dengan tenaga pendorong water
drive dan sumur-sumur pada proyek injeksi air yang telah mencapai kondisi filled up
4. Type Curve Method
PRESSURE DRAWDOWN (PDD) adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan jalan
membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian berlangsung.
Adapun sebagai syarat awal sebelum pembukaan sumur tersebut adalah hendaknya
tekanan seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur sementara waktu agar
dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya.
TUJUAN ANALISA
Data yang didapat dari analisa PDD ini anatara lain dapat digunakan untuk menentukan :
a. Permeabilitas Formasi
b. Faktor Skin (S)
c. Menentukan tekanan aliran dasar sumur
Menentukan jarak batas reservoir yang erat hubungannya dengan spasi sumur pada
perencanaan sumur tambahan.

Prosedur analisa Pressure Drawdown


Data yang dibutuhkan :
Pwf, t, qo, Bo, o, h, , Co, Pi, P1jam, Sw,
So

Plot Pwf Vs t, pada grafik semilog dengan Pwf pada skala linear dan t
pada skala log

Tentukan kemiringan kurva (m)


Hitung k 162,6

q. B.
m.h

Pi P1hour

Hitung s 1,151

k
log
3, 23
2
. .Ct.rw

1. Backpressure Test : Uji sumur dengan membuka sumur dengan berbagai macam laju alir
hingga tekanannya stabil pada masing-masing laju alir, lalu terakhir dilakukan extended flow
dan ditutup sampai tekanannya stabil.
2. Isochronal test : Uji sumur dengan cara membuka dan menutup secara bergantian hingga
tekanannya stabil pada berbagai macam laju alir dan terakhir dilakukan extended flow
3. Modified isochronal test : Uji sumur yang sama seperti isochronal test, bedanya tidak perlu
menunggu tekanan hingga
stabil, tetapi waktu buka dan tutupnya sama
Ketiga macam tes tersebut bertujuan untuk mendapatkaan parameter gas deliverability, yaitu C
dan N, lalu mendapatkan AOFP-nya sehingga karakteistik inflow performance-nya bisa
diketahui.

Anda mungkin juga menyukai