Anda di halaman 1dari 58

Uji PUBLIK WAJIB MENEKANKAN

KOMITMEN ANTI KKN

Pemilihan Langsung Jadi


Khasanah Demokrasi Indonesia

Laporan Utama

Anggota KPU RI: AriEf Budiman

Mencari
Format Ideal
Uji Publik

Daftar ISI

16

n Ari Junaedi:

Uji Publik Wajib Menekankan


Komitmen Anti KKN

Suara Utama

Mencari Format Ideal


Uji Publik
Mekanisme uji publik menjadi salah satu pembeda
pada pemilihan gubernur, bupati dan Walikota
tahun 2015. Uji publik mengandung spirit untuk
menghadirkan kepala daerah yang kompeten dan
berintegritas.
n Sigit Pamungkas:

18

n Arief Budiman

Demokrasi Itu Harus


Diperjuangkan
Arief Budiman memiliki
segudang pengalaman di
dunia kepemiluan. Dua
periode mengemban tugas
sebagai komisioner KPU di
Provinsi Jawa Timur telah
menempa dirinya menjadi
seorang komisioner KPU
RI yang tangguh.

14

Pemilihan
Langsung Telah Jadi
Khazanah Demokrasi
Indonesia
Nasib Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang Undang
Nomor 1 Tahun 2014
tentang pemilihan dalam
Perppu perlu disikapi
dengan serius oleh KPU.
Pertama, penyelenggaraan
pemilihan gubernur, bupati
dan walikota yang harus
digelar secara serentak
tahun 2015 untuk gubernur,
bupati dan walikota
tergantung keputusan
politik di DPR.

Sebelum diterima atau ditolak oleh DPR dalam masa


sidang Januari 2015, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perppu) Nomor 1/2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota tetap saja
menjadi wacana publik yang menarik untuk disimak.

22

KPU Evaluasi Menyeluruh


Penyelenggaraan Pemilu 2014

24

Dubes Brasil Transfer


Ilmu Pemilu Berbasis IT

43

Jatim Monitoring
Evaluasi Pemilu 2014

46

KPU Resmikan Tiga


Gedung Baru di Sulbar
Edisi Desember 2014

Suara KPU

Suara Redaksi

Benang Merah Uji Publik


SYARAT minimum sebuah negara demokrasi adalah pemilihan
umum (Pemilu). Maka tak heran, Schumpeter mendefinisikan
demokrasi sebagai setting institusional untuk menghasilkan
keputusan politik di mana individu mendapat kekuasaan untuk
mengambil keputusan melalui perjuangan kompetitif meraih suara
rakyat. Tak jauh beda dengan Schumpeter, Samuel
Huntington, mendefinisikan demokrasi sebagai prosedur pemungutan
suara yang adil dan berkala untuk memilih pemimpin negara.
Pandangan serupa, bahwa demokrasi terkait dengan kontestasi
yang juga mengingatkan bahwa kontestasi terkait dengan
exante (ketidakpastian) dan expost (ketidakberulangan) yang
menjadi batu ujian demokrasidisampaikan para pakar politik
lain seperti Przeworski, Alvarez, Cheibub dan Limongi.
Secara teoritis, menurut William M Downs, pakar politik dari
Georgia State University, sistem pemilihan umum ini bisa
dibandingkan satu sama lain dalam sistem elektoral.
Perbandingan sistem elektoral ini misalnya terkait pada persoalan
hubungan antara kecenderungan sistem pemilihan dengan
kebijakan partai politik, hubungan antara sistem pemilihan
dengan konsistensi pemilih setelah calon yang didukung
terpilih, serta hubungan dengan masa transisi yang memiliki
kemungkinan sama, baik berhasil maupun gagal.
Menarik, benang merah antara sistem pemilihan, kebijakan
partai dalam mengusung calon, konsistensi dukungan pemilih
serta momentum transisi ini juga bisa dilihat dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Secara
khusus, ini terkait dengan uji publik bagi calon kepala daerah.
Tentu saja, uji publik ini menjadi satu dimensi baru dalam sistem elektoral
kepala daerah di Indonesia, yang boleh juga dikatakan di masa transisi
pemerintahan. Dalam Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Perppu tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota disebutkan bahwa uji publik
adalah pengujian kompetensi dan integritas yang dilaksanakan secara
terbuka oleh panitia yang bersifat mandiri yang dibentuk oleh Komisi

Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/


Kota, yang hasilnya tidak menggugurkan pencalonan.
Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa, calon gubernur, calon bupati dan
calon walikota yang dapat mengikuti pemilihan harus mengikuti proses
uji publik. Dalam tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah
itu, sebagaimana disebutkan dalam Bab II Asas dan Prinsip Pelaksanaan
Pasal 5 ayat 3 point c disebutkan bahwa uji publik merupakan tahapan
kedua dari12 tahapan setelah pendaftaran bakal calon gubernur, calon
bupati dan calon walikota. Dalam Bab II Persyaratan Calon Pasal 7
disebutkan bahwa calon gubernur, bupati dan walikota adalah warga
Negara Indonesia yang diantaranya telah mengikuti uji publik.
Persoalan uji publik ini, secara lebih terperinci tertuang dalam Bab VI
Pasal 38. Pembaca yang budiman, Suara KPU edisi bulan Desember
membahas persoalan uji publik tersebut. Di satu sisi, uji publik ini
mendapat dukungan luas karena memungkinkan publik terlibat
dalam proses pemilihan kepala daerah. Ini juga memungkinkan
publik untuk bisa lebih memilih calon kepala daerah yang berkualitas
dan berintegritas.
Di sisi lain, ada yang menilai uji publik ini sebatas seremonial
karena tidak menggugurkan pencalonan. Persoalan ini menarik
dibahas, meski memang, KPU siap menjalankan apa pun
ketentuan UU. Selamat membaca!

PENGARAH: Husni Kamil Manik, Sigit Pamungkas, Ida Budhiati, Arief Budiman, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Hadar Nafis
Gumay, Juri Ardiantoro I PENANGGUNG JAWAB: Arif Rahman Hakim I PEMIMPIN REDAKSI : Robby Leo Agust I WAKIL
PEMRED : Wawan K. Setiawan I REDAKTUR PELAKSANA: Yayan Sopyani I LITBANG : Nur Khamidah I REDAKTUR: Widya
Victoria, Amelia Fitriani I REPORTER : Soffa Ainul Fajriyah, Ihsan J Dalimunthe I FOTOGRAFER: Aldi H Gultom I LAYOUT:
Rici Prabowo I DISAIN GRAFIS : Adit Wahyudianto I DISTRIBUSI : KPU I ALAMAT REDAKSI : Biro Teknis dan Humas Komisi
Pemilihan Umum Jalan Imam Bonjol nomor 29 Jakarta Pusat, Telpon : 021 31937223 I WEBSITE : www.kpu.go.id

Edisi Desember 2014

Suara KPU

SUARA UTAMA

Pemilih memasukan kertas suara pemilu legislatif ke dalam kotak suara.

Mencari Format Ideal Uji Publik


Mekanisme uji publik menjadi salah satu pembeda pada pemilihan gubernur, bupati
dan Walikota tahun 2015. Uji publik mengandung spirit untuk menghadirkan kepala
daerah yang kompeten dan berintegritas. Lewat uji publik, masyarakat dapat
mengakses informasi tentang kandidat lebih mendalam dan lebih awal.
SUARA KPU. Kemampuan publik untuk
mengakses informasi tentang pilihannya
merupakan salah satu asumsi dasar
munculnya pemilih rasional. Selain
tentunya objek pilihan yang tersedia
dalam setiap kontes harus memiliki
diferensiasi (ketidaksamaan). Thomas
Hobes (Surbakti, 2008 : 32) mengatakan,
pada dasarnya manusia itu bersifat
mementingkan diri sendiri dan rasional.
Manusia disebut bersifat rasional karena
memiliki akal budi dan kemampuannya
dalam berbicara serta berargumentasi.
Sifat rasional ini yang memungkinkan
manusia bersilang pendapat tentang

apa yang baik dan membedakan antara


kepentingan sendiri dan kepentingan
bersama.
Karena setiap individu secara
instrumental adalah rasional, maka
tanpa memandang strata sosial, status
ekonomi maupun tingkat pendidikan,
semua individu yang punya hak pilih
dikategorikan sebagai pemilih rasional.
Karena itu, dalam konteks pemilihan,
satu individu tidak dapat menilai individu
lain sebagai manusia tak rasional karena
berbeda pilihan.
Sebab setiap individu punya dasar

rasionalitas yang terkadang berbeda


antar individu yang satu dengan yang
lainnya. Rasionalisasi merujuk pada
argumentasi apologetik (membela diri)
yang sejatinya ada unsur lain-lain yang
mendominasi satu pilihan.
Sebut saja misalnya unsur ekonomi
(yang kemudian dipahami sebagai
politik uang), budaya (yang terjerat
dalam sistem feodal (keningratan) lalu
muncul ewuh pakewuh ketika memilih
seseorang atau tidak memilih seseorang),
psikologis (karena misalnya mendapat
tekanan dan ancaman, atau imingiming kenyamanan) atau karena unsur
Edisi Desember 2014

Suara KPU

SUARA UTAMA

Uji publik menjadi hal penting dari Perppu Pilkada,


sekaligus alat seleksi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademis maupun sosial. Melalui uji publik kemampu
an kepala daerah diuji oleh panel yang beranggotakan sosoksosok yang kapabel.
kedekatan entitas (misal karena berasal
dari suku, agama atau etnis yang sama).
Dalam konteks ini, untuk lebih
mempraktiskan rasionalitas dalam
pilihan, Donald M. Gooch, pakar
politik dari Arkansas Tech University,
menawarkan jalan alternatif dengan
merumuskan beberapa prinsip penting
yang mendasari pilihan rasional.
Pertama, komparabilitas. Artinya,
jika seseorang akan memilih di
antara berbagai alternatif, ia harus
tahu semua alternatif dan mampu
membandingkannya satu sama lain.
Tanpa perbandingan, rasionalitas
terkungkung subyektifitas atau terjerat
dalam tawaran yang sengaja dipaksakan.

Spanduk dukungan pemilukada langsung.


Edisi Desember 2014

Suara KPU

Kedua, transivitas matematis. Misalnya, bila


A lebih baik B dan B lebih baik dari C maka
A adalah lebih baik C. Untuk membuat
pilihan rasional, seseorang harus mampu
mengurutkan preferensi (selera) secara

Kita
berharap
dengan adanya uji
publik partisipasi
masyarakat dalam
pemilihan kepala
daerah semakin me
ningkat dan
berkualitas,

konsisten. Pilihan transvitas memungkinan


pilihan yang rasional sebab inter-relasi
(hubungan) antara semua pilihan
seseorang dapat dipahami.
Ketiga, maksimalisasi utilitas (nilai guna).
Pilihan ini mengasumsikan bahwa aktor
individu itu mementingkan diri, yakni
mereka berusaha mendapat hasil sebaik
mungkin untuk dirinya sendiri. Dengan
demikian, demi kepentingan diri maupun
kelompok, atau kepentingan negara
secara umum maka menurutnya, subjek
pemilih akan memilih sosok yang terbaik,
yang akan memberi manfaat lebih
banyak, baik dari perspektif (pendangan)
individual maupun sosial.
Donald M. Gooch pun mengingatkan

SUARA UTAMA

Partai akan
semakin
menerapkan
pengkaderan yang
profesional dengan
sistem meritokratik
(profesional)
yang kian
kokoh,

beberapa penyakit yang bisa


mengganggu dan merusak
pilihan rasional. Penyakit
itu adalah terburu-buru,
disinformasi, inkonsisten
dan emosional. Bila penyakit ini begitu
mendominasi dalam setiap proses
pemilihan, maka secara epistemology
(pengetahuan) juga sulit rasanya
mengukur sebuah rasionalitas pilihan.
Jalan alternatif Donald M. Gooch
untuk mendasari pilihan rasional
memiliki relevansi dengan komitmen
penyelenggara pemilu dalam
melahirkan pemilih yang rasional,
cerdas dan mandiri dalam setiap
pemilihan atau election. Pemilihan
gubernur, bupati dan walikota Tahun
2015 dengan dasar hukum Perppu
nomor 1 tahun 2014 yang mewajibkan
semua bakal calon mengikuti uji publik
menjadi sarana bagi masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang memadai
tentang kandidat.
Menurut Komisioner KPU, Sigit
Pamungkas, uji publik menutup peluang
munculnya calon dadakan di menit-

n Gamawan Fauzi

menit terakhir pencalonan.


Publik jauh-jauh hari dapat mengetahui
figur yang dipilih partai sebagai bakal
calon. Publik juga dapat memberikan
masukan kepada partai siapa kandidat
yang tepat untuk diusung.
Dengan demikian, partai dipaksa
melakukan rekruitmen secara ketat.
Sigit menambahkan, uji publik
merupakan salah satu dimensi baru
dalam pemilihan kepala daerah.
Kita berharap dengan adanya uji
publik partisipasi masyarakat dalam
pemilihan kepala daerah semakin
meningkat dan berkualitas, terangnya.
Dari sisi pendidikan politik, lanjut
Sigit, uji publik juga membuat proses
konsolidasi demokrasi semakin meriah.

Pemilih dapat mengakses informasi


sebanyak-banyaknya terkait dengan
calon kepala daerah. Sementara partai
politik termotivasi menghadirkan calon
yang berintegritas, serta tidak memiliki
cacat moral atau korup.
Partai akan semakin menerapkan
pengkaderan yang profesional dengan
sistem meritokratik (profesional) yang
kian kokoh, imbuhnya.
Sejumlah pakar juga menilai pentingnya
uji publik dalam pemilihan kepala
daerah. Pakar komunikasi politik dari
Universitas Indonesia, Ari Junaedi,
menilai uji publik menjadi hal penting
dari Perppu Pilkada, sekaligus alat seleksi
yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademis maupun sosial. Melalui
uji publik kemampuan kepala daerah
diuji oleh panel yang beranggotakan

Uji publik menjadi sarana bagi pemilih untuk bisa


menggunakan prinsip-prinsip rasionalitas dalam
menentukan pilihan,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

SUARA UTAMA

n Tantowi Yahya

Uji publik idealnya digunakan untuk memverifikasi calon


dari semua aspek. Untuk itu, uji publik mestinya menentukan lolos atau
tidaknya seorang bakal calon.
sosok-sosok yang kapabel.
Menurut Menteri Dalam Negeri Kabinet
Indonesia Bersatu Jilid II, Gamawan Fauzi,
proses uji publik dalam Perppu Pilkada
bertujuan memberikan kesempatan bagi
masyarakat untuk menilai kemampuan
bakal calon kepala daerah secara
terbuka.
Uji publik menjadi sarana bagi pemilih
untuk bisa menggunakan prinsip-prinsip
rasionalitas dalam menentukan pilihan,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

terang Gamawan. Namun mekanisme


uji publik ini pun mendapat kritik karena
tidak bersifat mengikat.

Lewat
uji publik,
partai dapat
memilih calon yang
rekam jejaknya bagus,
dan memiliki visi yang
kuat untuk
memajukan
daerah,

Menurut anggota DPR dari Fraksi Golkar,


Tantowi Yahya, uji publik idealnya
digunakan untuk memverifikasi calon
dari semua aspek. Untuk itu, uji publik
mestinya menentukan lolos atau
tidaknya seorang bakal calon.
Hal yang sama juga diungkapkan Ari
Junaedi. Akan terasa sangat lucu jika
rekomendasi yang dihasilkan uji publik
tidak menggugurkan pencalonan
bakal calon kepala daerah mengingat
semua proses tahapan pengujian

SUARA UTAMA

telah dilakukan secara akuntabel dan


transparan, ungkap Ari.
Ari berpendapat hasil uji publik yang
tidak menggugurkan pencalonan
menjadi kelemahan Perppu. Uji publik
yang seharusnya menjadi penentu
dalam tahapan pilkada akhirnya menjadi
sekedar asesoris, ujar Ari lagi.

Djohermansyah Djohan

Pengamat politik dari Universitas


Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,
Arqam Azikin menyarankan, uji publik
yang dilakukan mengedepankan

proses dialog antara kandidat dengan


publik. Bukan hanya debat kusir tetapi
memberi peluang bagi masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang lebih
mendetail tentang kandidat, kata Arqam.
Wakil Sekjen Partai Nasdem, Willy
Adytia memiliki pendapat berbeda.
Menurut dia uji publik tetap penting
ditinjau dari sisi bakal calon maupun
dari sisi pemilih. Dari sisi bakal calon,
uji publik menjadi sarana untuk
menyampaikan ide dan rencana
mereka kepada masyarakat untuk

Mekanisme Uji Publik sesuai Perppu nomor 1 tahun 2014


Bab 1
Ketentuan Umum Pasal 1 Perppu tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota disebutkan bahwa uji publik
adalah pengujian kompetensi dan integritas yang dilaksanakan secara terbuka oleh panitia yang bersifat mandiri yang
dibentuk oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, yang hasilnya tidak
menggugurkan pencalonan.
Dalam Pasal 3 disebutkan bahwa, calon gubernur, calon bupati dan calon walikota yang mengikuti pemilihan harus
mengikuti proses uji publik. Dalam tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah itu, sebagaimana disebutkan
dalam Bab II Asas dan Prinsip Pelaksanaan Pasal 5 ayat 3 poin c disebutkan bahwa uji publik merupakan tahapan
kedua dari 12 tahapan setelah pendaftaran bakal calon gubernur, calon bupati dan calon walikota.
Dalam Bab II
Persyaratan Calon Pasal 7 disebutkan bahwa calon gubernur, bupati dan walikota adalah warga Negara Indonesia
yang diantaranya telah mengikuti uji publik.
Persoalan uji publik ini, secara lebih terperinci tertutang dalam Bab VI Pasal 38. Disebutkan bahwa :
(1) Warga Negara Indonesia yang mendaftar sebagai bakal calon gubernur, bakal calon bupati, dan bakal calon
walikota yang diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik atau perseorangan wajib mengikuti uji publik.
(2) Partai politik atau gabungan partai politik dapat mengusulkan lebih dari satu bakal calon gubernur, bakal calon
bupati dan bakal calon walikota untuk dilakukan uji publik.
(3) Uji publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diselenggarakan oleh panitia uji publik. (4) Panitia uji publik
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 beranggotakan lima orang yang terdiri dari dua orang berasal dari unsur
akademisi, dua orang berasal dari tokoh masyarakat dan satu orang anggota KPU provinsi atau KPU kabupaten/kota.
(5) Uji publik dilakukan secara terbuka paling lambat tiga bulan sebelum pendaftaraan calon gubernur, calon bupati
dan calon walikota.
(6) Bakal calon gubernur, bakal calon bupati dan bakal calon walikota yang mengikuti uji publik sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 memperoleh surat keterangan telah mengikuti uji publik dari panitia uji publik.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

SUARA UTAMA

Uji publik dilakukan untuk mengukur dua hal utama.


Yakni kompetensi dan integritas sang bakal calon kepala daerah.
Tujuannya, agar bisa dinilai langsung oleh masyarakat.
pembangunan daerah.
Sementara, dari sisi pemilih lewat uji
publik masyarakat memiliki informasi
yang cukup tentang kandidat sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan
pilihan. Seorang pemimpin itu harus
memiliki pengetahuan terhadap daerah
yang dipimpinnya. Serta memiliki program
kerja yang terukur untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat, ujar Willy.
Direktur Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri,
Djohermansyah Djohan, juga
menekankan pentingnya uji publik untuk
menghindari oligarki (pemerintahan
yang dipegang
elit-elit kecil)
dan mencegah
politik
kekerabatan
dalam pilkada.
Lewat uji

publik, partai dapat memilih calon yang


rekam jejaknya bagus, dan memiliki visi
yang kuat untuk memajukan daerah,
tukas Djohermansyah.
Berdasarkan tahapan, jadwal dan
kegiatan pilkada yang telah dirumuskan
KPU, uji publik rencananya digelar

Februari 2015. Kemudian, pendaftaran


bakal calon ditargetkan selesai Maret.
Selanjutnya, pendaftaran calon sekitar
Juli sampai Agustus.
Menurut Komisioner KPU Arief Budiman,
uji publik dilakukan untuk mengukur

Kemampuan
dan kejujuran bakal
calon, silahkan publik
yang menilai. KPU
hanya bekerja secara
administratif,
mengeluarkan surat
keputusan bahwa dia
telah mengikuti uji
publik,

Foto ALdi

Edisi Desember 2014

Suara KPU

10

SUARA UTAMA

Foto: Dosen Humas

n Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Komisioner KPU

dua hal utama. Yakni kompetensi dan


integritas sang bakal calon kepala
daerah. Tujuannya, agar bisa dinilai
langsung oleh masyarakat.
Kemampuan dan kejujuran bakal
calon, silahkan publik yang menilai.
KPU hanya bekerja secara administratif,
mengeluarkan surat keputusan bahwa
dia telah mengikuti uji publik, jelas Arief.
Sementara, Komisioner KPU lainnya, Ferry
Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, saat
ini KPU sedang menyusun mekanisme
dan disain pelaksanaan uji publik. KPU
akan membentuk panitia uji publik yang
terdiri atas 5 orang melalui seleksi yang
sangat ketat. Dalam uji publik para bakal
calon kepala daerah akan memaparkan
visi, misi dan programnya.

Termasuk
menyampaikan
profil atau rekam
jejak masingmasing untuk
memberikan
informasi kepada
masyarakat,

Termasuk menyampaikan profil


atau rekam jejak masing-masing

untuk memberikan informasi kepada


masyarakat, ujar Ferry. Bakal calon kepala
daerah yang telah mengikuti uji publik
akan diberikan sertifikat sebagai tanda
orang tersebut telah mengikuti uji publik.
Apabila saat pendaftaran calon, ada
bakal calon kepala daerah yang telah
melewati uji publik tapi tidak mendapat
tiket dari partai politik untuk diajukan
sebagai calon, itu bukan wilayah KPU tapi
domain partai politik, katanya.
Perlu diketahui, sesuai Perppu nomor
1 tahun 2014, partai politik dapat
mengajukan bakal calon lebih dari satu
orang untuk mengikuti uji publik. Dalam
hal, partai mengajukan bakal calon lebih
dari satu orang, maka akan terdapat dua
orang atau lebih yang mengantongi

Apabila saat pendaftaran calon, ada bakal calon kepala


daerah yang telah melewati uji publik tapi tidak mendapat
tiket dari partai politik untuk diajukan sebagai calon, itu
bukan wilayah KPU tapi domain partai politik,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

11

SUARA UTAMA

Apabila saat pendaftaran calon, ada bakal calon kepala

daerah yang telah melewati uji publik tapi tidak mendapat tiket dari partai
politik untuk diajukan sebagai calon, itu bukan wilayah KPU
tapi domain partai politik,

sertifikat uji publik.


Siapa dari dua atau lebih bakal calon
yang telah mengikuti uji publik itu yang
akan diajukan partai sebagai calon
kepala daerah, itu menjadi kewenangan
penuh partai politik.

Perppu tetapi masih ada beberapa hal


yang membutuhkan penjelasan lebih
lanjut. Misalnya, soal keanggotaan tim
uji publik dari unsur akademisi dan
tokoh masyarakat. Sebab dalam Perppu
tidak disebutkan sama sekali bagaimana
kriteria akademisi dan tokoh masyarakat
yang akan menjadi tim uji publik.

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay


mengatakan, uji publik tidak sepenuhnya
dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang kemampuan
calon kepala daerah. Informasi tentang
kandidat dapat dipoles sedemikian rupa
oleh media.
Nanti kami akan mengatur sedemikian
rupa agar penyampaian informasi
tentang kandidat seimbang, imbuh
Hadar.
Meski uji publik telah diatur dalam

n Juri Ardiantoro, Komisioner KPU


Edisi Desember 2014

Suara KPU

12

Pelaksanaan
pilkada membutuhkan
koordinasi yang baik
dengan institusi lain.
Misalnya, koordinasi
dengan Kementerian
Dalam Negeri untuk
peningkatan kualitas data
pemilih dan mekanisme
uji publik.

Selain persoalan uji publik, kegiatan


kampanye juga butuh pengaturan yang
lebih detail dari KPU. Sebab, kegiatan
kampanye dalam bentuk debat publik,
kampanye di media massa, penyebaran
alat peraga, dan penyebaran bahan
kampanye difasilitasi oleh KPU dengan
biaya dari Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN).
Namun ada beberapa metode kampanye
yang pembiayaannya menjadi beban
kandidat seperti pertemuan terbatas dan
pertemuan tertutup. Komisioner KPU
lainnya, Juri Ardiantoro, mengutarakan
pelaksanaan pilkada membutuhkan
koordinasi yang baik dengan institusi
lain. Misalnya, koordinasi dengan
Kementerian Dalam Negeri untuk
peningkatan kualitas data pemilih dan
mekanisme uji publik.

Foto: Dosen Humas

Wawancara

n S i g i t P a m u n g k a s:

Pemilihan Langsung
Telah Jadi Khazanah
Demokrasi Indonesia
Nasib Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang Undang Nomor
1 Tahun 2014 tentang pemilihan
dalam Perppu perlu disikapi
dengan serius oleh KPU. Pertama,
penyelenggaraan pemilihan
gubernur, bupati dan walikota
yang harus digelar secara serentak
tahun 2015 untuk gubernur,
bupati dan walikota tergantung
keputusan politik di DPR.
Namun Komisi Pemilihan Umum (KPU)
tetap menjadikannya sebagai dasar
persiapan penyelenggaraan pemilihan
yang direncanakan serentak tahun
2015. KPU tak punya pilihan lain. Perppu
merupakan satu-satunya kerangka
hukum yang tersedia saat ini.
Ada sejumlah isu penting daerah yang
masa jabatannya akan habis pada tahun
2015. Kedua, mekanisme uji publik sebagai
bagian dari tahapan penyelenggaraan
pemilihan. Ketiga, pembiayaan pemilihan
yang masih tergantung dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
yang dikhawatirkan menjadi alat politik
bagi incumbent (pejabat yang sedang
menjabat) untuk menekan penyelenggara
pemilu.
Bagaimana KPU menyikapi sejumlah
persoalan tersebut, inilah wawancara
SUARA KPU dengan Komisioner KPU RI
Sigit Pamungkas :
Perppu Pemilihan Gubernur, Bupati

Foto:Dosen Humas

dan Walikota masih akan dibahas dan


diputuskan DPR. Sambil menunggu
pembahasan serta putusan di DPR,
sejauh ini apa yang telah dilakukan
oleh KPU untuk mempersiapkan Pilkada
serentak 2015 ?
Adanya Perppu menjadi landasan KPU
bekerja mempersiapkan tahapan pilkada
karena Perppu adalah hukum positif
meskipun keberlanjutannya sangat
tergantung kepada penerimaan DPR. Dalam
kerangka itu, KPU melakukan sejumlah hal.

terdapat pengaturan yang berbeda


dari rezim pemilihan kepala daerah
sebelumnya. Ketiga, KPU merumuskan
itu dalam draft naskah PKPU.
Terakhir, KPU juga berkoordinasi
dengan Kementerian Dalam Negeri
membicarakan berbagai aspek
penyelenggaraan pilkada serentak ini.

Pertama, mengidentifikasi pengaturan tindak


lanjut yang diamanatkan Perppu. Setidaknya
ada 12 peraturan yang harus dipersiapkan
KPU dalam pelaksanaan pilkada. Kedua, KPU
memetakan isu-isu strategis terkait dengan
pengaturan yang akan dimuat dalam PKPU.

Bagaimana mekanisme pelaksanaan


Pilkada serentak itu ?
Pilkada serentak didefinisikan sebagai
penyelenggaraan pilkada serentak
secara nasional terhadap daerah-daerah
yang jabatan kepala daerahnya habis
pada satu kurun waktu tertentu. Perppu
mengatur bahwa pilkada serentak
dikonsentrasikan pada tiga titik waktu,
yaitu tahun 2015, 2018, dan 2020.

Ada banyak hal yang harus diubah dan


didiskusikan secara mendalam karena

Pilkada serentak tahun 2015 diperuntukkan


bagi daerah-daerah yang masa jabatan

Pilkada serentak tahun 2015 diperuntukkan bagi daerah-daerah yang masa jabatan
kepala daerahnya habis pada tahun 2015. Sementara itu, bagi daerah-daerah
yang masa jabatan kepala daerahnya habis pada tahun 2016 sampai dengan 2018
dilaksanakan pada tahun 2018.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

14

Wawancara

Uji publik bertujuan untuk mengukur integritas dan kompetensi


bakal calon. Klarifikasi tanggapan dan masukan masyarakat
menyangkut bakal calon juga turut menjadi materi uji publik.
kepala daerahnya habis pada tahun 2015.
Sementara itu, bagi daerah-daerah yang
masa jabatan kepala daerahnya habis
pada tahun 2016 sampai dengan 2018
dilaksanakan pada tahun 2018.
Seluruh daerah-daerah di Indonesia
kemudian akan melaksanakan pilkada
serentak pada tahun 2020. Yang
dipersiapkan KPU saat ini penjadwalan
pilkada serentak 2015.
KPU merancang keserentakan waktu
pelaksanaan pilkada putaran pertama,
dan melihat kemungkinan keserentakan
putaran kedua. Jika ada pilkada putaran
kedua direncanakan digelar pada
tahun 2016. Selain itu, KPU juga sedang
mengkaji untuk jadwal pelantikan secara
serentak.
Di dalam Perppu terdapat aturan yang
menyebut calon gubernur, bupati dan
walikota disyaratkan menjalani uji
publik. Bagaimana mekanismenya dan
seberapa besar peran KPU dalam uji
publik tersebut ?

pencalonan. Lantas, sejauh mana uji


publik itu mempengaruhi pencalonan?
Memang demikian aturannya dan itu
menjadi salah satu titik lemah Perppu ini.
Positifnya adalah nanti tidak ada calon
dadakan yang muncul di menit-menit
terakhir pendaftaran calon.
Publik jauh-jauh hari sudah tahu siapa yang
akan maju baik dari calon perseorangan
maupun partai politik. Khusus untuk
calon dari partai politik, publik dapat
memberikan masukan mengenai siapa
yang tepat untuk diusung.
Dengan demikian, partai secara tidak
langsung dipaksa untuk tidak melakukan
rekruitmen secara serampangan.
Sejauh ini, apa kendala yang ditemui

Uji publik bertujuan untuk mengukur


integritas dan kompetensi bakal calon.
Klarifikasi tanggapan dan masukan
masyarakat menyangkut bakal calon
juga turut menjadi materi uji publik.
Mereka yang telah mengikuti uji publik
kemudian akan mendapatkan surat
keterangan telah mengikuti uji publik,
yang hanya berlaku sebagai pemenuhan
syarat calon di lokasi pemilihan
dilaksanakannya uji publik.
Di dalam Perppu juga disebutkan
uji publik tidak menggugurkan

Pilkada sendiri sebenarnya bukan


sesuatu yang baru bagi daerah. Jadi pada
dasarnya daerah siap. Memang ada hal
yang harus dikonsolidasikan terhadap
seluruh KPU di daerah supaya pilkada
serentak dapat berlangsung dengan baik.
Sebab, beberapa perubahan dalam
pengaturan pilkada membawa dampak
pada program dan anggaran. Termasuk
pemahaman KPU di daerah menyangkut
regulasi yang nanti dibuat KPU. Ini yang
perlu daerah perkuat.
Dari segi anggaran, bagimana
mekanismenya dalam pelaksanaan
pilkada serentak?
Khusus pilkada serentak tahun 2015
berasal dari APBD setempat. Sedangkan
pilkada di periode berikutnya dibiayai
oleh APBN. Anggaran ini menjadi isu
penting karena ada saja masalah yang
menggelayutinya.
Pengalaman pilkada sebelumnya, ada
daerah yang pemdanya mengalokasikan
dibawah standar kebutuhan dan sulit
mencairkan anggaran. Bahkan ada
juga yang menjadikannya sebagai alat
menekan pelaksanaan pilkada.

Uji publik dilaksanakan paling lambat


tiga bulan sebelum pendaftaran calon
dibuka. Uji publik ini adalah tiket wajib
bagi mereka yang ingin menjadi calon
kepala daerah.
Ia menjadi bagian syarat calon.
Pelaksanaannya secara terbuka dengan
melibatkan 5 orang dari unsur akademisi,
komisioner, dan tokoh masyarakat.

Sejauh ini, bila merujuk pada pemetaan


KPU, daerah mana saja yang dinilai telah
siap melaksanakan pilkada serentak?

KPU terkait rencana pelaksanaan


Pilkada serentak tahun depan?
Sejauh ini KPU sedang mempersiapkan
segala sesuatunya dengan baik. KPU juga
memikirkan bagaimana hal-hal positif
dalam pelaksanaan pemilu 2014 dapat
diadopsi dalam pelaksanaan pemilihan
kepala daerah serentak.
Bagaimana kesiapan KPU sendiri bila
Perppu Pilkada kelak ditolak DPR?
KPU adalah pelaksana undang-undang.
Kita siap apa pun keputusannya. DPR kita
harapkan mendengar suara rakyat.

Apa harapan anda kepada DPR yang


akan membahas dan memutuskan
nasib Perppu Pilkada tersebut?
Pemilihan langsung sesungguhnya
telah menjadi khasanah demokrasi dan
kekayaan Indonesia di mata dunia. Selain
itu elemen-elemen pro demokrasi dan
rakyat juga melihat pemilihan langsung
bukan jalan sesat.
Saya tidak mengingkari bahwa ada
beberapa kekurangan praktik pilkada
namun itu sesuatu yang dapat diperbaiki.
Harapan saya, pilkada ini praktik yang
baik yang mesti dilanjutkan sembari
memperbaiki yang kurang. DPR Insya
Allah membaca dan mendengar gema
demokrasi ini.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

15

Wawancara

n Ari Junaedi:

Uji Publik Wajib Menekankan


Komitmen Anti KKN
Sebelum diterima atau ditolak oleh DPR dalam masa sidang Januari 2015, Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1/2014 tentang Pemilihan
Gubernur, Bupati dan Walikota tetap saja menjadi wacana publik yang menarik
untuk disimak. Meski memang, melihat situasi di DPR saat ini, hampir bisa dipastikan
Perppu yang diterbitkan Presiden SBY pada 2 Oktober lalu itu akan diterima DPR.
SUARA KPU. Di luar itu, ada hal lain
yang juga menarik yang tertuang dalam
Perppu. Dalam Pasal 38 disebutkan, calon
kepala daerah wajib mengikuti uji publik
dalam pemilihan kepala daerah di tahun
2015. Muncul pertanyaan, seberapa
besar dampak yang ditimbulkan dari
aktifitas uji publik pemilihan kepala
daerah ini. Apakah ini akan menjadi
semacam formalitas belaka, atau
memang sungguh-sungguh.

peneguhan terhadap pelaksanaan


pilkada secara langsung yang menjadi
roh dari semangat kita melaksanakan
demokrasi. Perppu Pilkada menjadi katup
pengaman terhadap pelaksanaan pesta
demokrasi. Jika pilkada dikembalikan

menjadi kepala daerah.


Bagaimana pandangan Anda terkait
dengan uji publik bagi kepala
daerah yang termuat dalam Perppu
tersebut?

Suara KPU pun berhasil mewawancarai


DR. Ari Junaedi, pengajar program S2
Universitas Indonesia, S2 Magister Ilmu
Komunikasi Universitas Diponegoro, S2
Universitas Dr. Soetomo Surabaya, dan S2
Universitas Persada Indonesia Indonesia YAI
Jakarta. Berikut petikan wawancaranya :
Bagaimana pandangan Anda terkait
dengan Perppu Pilkada yang hingga
saat ini masih menjadi wacana
menarik?
Perppu Pilkada adalah langkah legal
dari Pemerintahan era SBY untuk
melakukan koreksi atas kesalahan
pilihan politik Fraksi Demokrat saat
dilakukan voting tentang Rancangan
Undang-Undang (RUU) pemilihan
kepala daerah secara langsung. Perppu
Pilkada juga memuat revisi atas
kelemahan-kelemahan yang ada di
undang-undang tentang pilkada.
Apakah menurut Anda ada hubungan
antara Perppu ini dengan proses
konsolidasi demokrasi di Indonesia?
Ya jelas. Perppu Pilkada adalah sikap
Edisi Desember 2014

Suara KPU

16

pada pilihan elit-elit di parlemen daerah


sama saja dengan menyuburkan oligarki
(pemerintahan yang dipegang elit-elit
kecil) dalam politik.
Calon yang muncul hanyalah titipan
partai dan kader partai sehingga
menutup peluang munculnya
pemimpin alternatif. Saya tidak bisa
membayangkan kalau pilkada lewat
DPRD figur seperti Abdullah Azwar
Anaz di Banyuwangi, Tri Rismaharinidari
Surabaya, Nurdin Abdullah dari
Bantaeng, Ridwan Kamil dari Bandung,
Bima Arya dari Bogor dan Ganjar
Pranowo dari Jawa Tengahakan mucul

Uji publik menjadi esensi penting dari


Perppu Pilkada dan menjadi alat seleksi
yang bisa dipertanggungjawabkan
secara akademis maupun sosial.
Justru melalui esensi publik kadar
kemampuan calon kepala daerah diuji
kemampuannya melalui panel yang
berintikan sosok-sosok yang kapabel.
Uji publik juga menjadi filter hadirnya
calon kepala daerah yang tidak layak
memimpin. Sebagaimana kita ketahui,
ada kepala daerah yang terindikasi
terlibat kasus korupsi bahkan ada yang
sudah divonis pengadilan.

Wawancara
adalah integitas dan komitmennya
sebagai wacth dog (anjing penjaga) bagi
tegaknya demokrasi. Istilahnya seperti
sapu yang akan membersihkan halaman
maka sapu tersebut harus benar-benar
bersih dari debu guna menyapu halaman
yang penuh debu.
Dengan komposisi yang ganjil dalam
hal jumlah anggota maka keputusan uji
publik bisa dianggap sahih dan kredibel
dalam hal putusan diambil melalui jalan
voting. Uji publik harus berjalan transpa
ran dan bisa diakses publik sehingga bisa
dikontrol oleh masyarakat dan media.
Dalam Perppu hasil uji publik
tidak menggugurkan pencalonan.
Tanggapan Anda?

Apa yang paling signifikan dan penting


dalam uji publik tersebut?
Dalam uji publik yang harus ditekankan
adalah komitmen sikap anti KKN dari
calon kepala daerah. Yang tidak kalah
pentingnya adalah uji kemampuan
secara akademis, psikologis dan sosial
terhadap calon kepala daerah.
Sudah menjadi keniscayaan, kepala
daerah hendaknya mengedepankan
sikap pamong yang bisa mengemong
warganya dan layak menjadi tokoh
panutan di tengah-tengah masyarakat.
Kita berharap lahirnya tipe
kepemimpinan ideal seperti Khalifah
Umar bin Khatab, dan mantan Presiden
Iran Ahmadinejad. Kepala daerah
hendaknya mendahulukan kepentingan
umum dari pada kepentingan pribadi
dan kerabatnya. Apalagi kepentingan
partai yang mengusungnya
Dalam Perppu disebutkan, uji publik
dilakukan oleh lima komponen yang
terdiri dari dua akademisi, dua tokoh
masyarakat dan anggota KPUD.
Apakah ini sudah cukup ideal?

Dengan komposisi terdiri atas dua
akademisi, dua tokoh masyarakat dan
anggota KPU provinsi/kabupaten kota,
saya rasa tim penguji publik sudah ideal.
Dari sisi akademis dan pengetahuan,
kehadiran akademisi bisa menggali
kemampuan intelektual calon kepala
daerah.

Demikian juga keterwakilan tokoh


masyarakat bisa menjadi penyaring
kepekaan calon kepala daerah terhadap
masalah-masalah sosial dan kompleksitas
masalah kemasyarakatan. Sedangkan
keterwakilan anggota komisi kemilihan
umum daerah dalam proses uji publik
menjadi penyeleksi administrasi
pengajuan calon kepala daerah.
Yang menjadi idealisasi dari uji publik

Sangat lucu jika rekomendasi yang


dihasilkan uji publik tidak menggugurkan
pencalonan, mengingat semua proses
tahapan pengujian telah dilakukan
secara akuntabel dan transparan.
Pilkada langsung hendaknya dimaknai
rakyat dengan gembira sekaligus
bermanfaat dalam penguatan sendisendi kehidupan demokrasi. Karena itu,
uji publik harusnya tidak sekedar asesoris
tetapi menjadi penentu seseorang layak
atau tidak layak menjadi calon kepala
daerah.

Nama
: Dr. Ari Junaedi, M.Si
Tempat/tanggal lahir : Malang, 19 November 1967
Pendidikan:
S1 Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
S1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia
S2 Magister Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
S3 Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
PENELITIAN DISERTASI:
Studi Interaksi Simbolik dan Komunikasi Politik Para Pelarian Politik
Tragedi Politik 1965 di Mancanegara Pekerjaan dan Aktivitas
KARIR:
Pengajar S2 Universitas Indonesia
Pengajar S2 Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro
Pengajar S2 Universitas Dr Soetomo, Surabaya
PengajarS2 Universitas Persada Indonesia Indonesia YAI, Jakarta
Pembicara pada berbagai seminar dan diskusi nasional
Nara sumber komunikasi politik dari media massa nasional dan
internasional
Penghargaan:
World Custom OrgizationSertificate of Merit 2014
Edisi Desember 2014

Suara KPU

17

suara Sosok

n Arief Budiman

Demokrasi
Itu Harus
Diperjuangkan
foto: Dosen Humas KPU RI

Arief Budiman memiliki segudang pengalaman di dunia kepemiluan. Dua periode mengemban
tugas sebagai komisioner KPU di Provinsi Jawa Timur telah menempa dirinya menjadi seorang
komisioner KPU RI yang tangguh. Arief memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik tentang
aspek teknis dan dinamika politik penyelenggaraan Pemilu.
SUARA KPU. Setelah berhasil
menumbangkan rezim Soeharto, 21 Mei
1998, mahasiswa mendesak percepatan
pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu).
Kepentingan utama digelarnya Pemilu
sebelum tahun 2003 adalah untuk
mengembalikan kepercayaan publik,
termasuk dunia internasional terhadap
pemerintahan. Produk Pemilu tahun
1997 mengalami krisis legitimasi
karena digelar di era Soeharto yang
menjalankan kekuasaan secara otoriter.
Setelah sidang istimewa MPR tahun 1998 yang
memutuskan menggelar Pemilu Tahun 1999,
mahasiswa mulai konsentrasi dengan rencana
penyelenggaraan Pemilu. Sejumlah tokoh
gerakan mahasiwa masuk ke dalam tim revisi
Undang Undang Partai Politik atau tim tujuh
dan tim seleksi partai politik atau tim sebelas.
Sebagian lagi membentuk dan bergabung
dengan lembaga pemantau Pemilu untuk
memastikan Pemilu 1999 berjalan langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Salah satu jaringan pemantau Pemilu yang
aktif mengawal Pemilu 1999 adalah University
Network for Free and Fair Election (UNFREL) yang
dibentuk pada 5 Desember 1998. UNFREL yang
merupakan wujud kerja sama 14 Perguruan
Tinggi di Indonesia menerjunkan relawan ke
berbagai wilayah di Indonesia untuk mengawal
Pemilu pertama pasca orde baru. UNFREL tidak
ingin tindakan manipulatif yang terjadi dalam
setiap Pemilu pada era orde baru kembali
terulang di era reformasi.
Di Jawa Timur, seorang aktivis
mahasiswa, bernama Arief Budiman
bergabung ke dalam wadah UNFREL.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

18

Pengalamannya yang panjang dalam


aktivitas kemahasiswaan menjadikan
dirinya didaulat sebagai koordinator
UNFREL untuk wilayah Jawa Timur.
Arief memberikan pembekalan dan
mengkoordininir sejumlah relawan
untuk memantau tahapan demi tahapan
Pemilu, khususnya pemungutan
dan penghitungan suara di tempat
pemungutan suara (TPS) di provinsi di
ujung Pulau Jawa itu.
Menurut Arief, menjamurnya lembaga
pemantau Pemilu pada tahun 1999 merupakan
gejala positif bagi negara yang baru memasuki
era demokrasi. Kegiatan pemantauan di
berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jawa
Timur telah memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas penyelenggaraan Pemilu.
Distorsi suara rakyat yang terjadi selama orde
baru dapat dicegah. Secara umum, hasil Pemilu
1999, telah menggambarkan kehendak rakyat
yang genuine.
Setelah berkutat dalam aktivitas pemantauan
Pemilu tahun 1999, jalan hidup Arief
Budiman seakan tak dapat dilepaskan dari
dunia kepemiluan. Arief yang sebelumnya
berada di luar sistem sebagai pemantau
Pemilu, sejak tahun 2003 bertransformasi
menjadi bagian dari penyelenggara Pemilu.
Arief tertarik masuk Komisi Pemilihan Umum
(KPU) karena ada perubahan besar-besaran
dalam kelembagaan penyelenggara Pemilu.
Sejak tahun 2003, unsur partai politik dan
pemerintah dalam keanggotaan KPU
dihapus. KPU bertransformasi menjadi
lembaga yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri. Keanggotaannya direkrut dari
kalangan profesional.

Arief selama dua periode menjadi anggota


KPU Provinsi Jawa Timur. Dia telah ditempa
mengelola serangkaian peristiwa elektoral,
mulai dari Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung
pertama tahun 2004 dan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Rentetan
peristiwa elektoral itu telah menjadikan Arief
Budimankhatamdengan kepemiluan baik
menyangkut electoral system (sistem Pemilu),
electoral process (tahapan Pemilu) dan electoral
law (kerangka hukum Pemilu).
Selama 10 tahun menempa diri sebagai
komisioner KPU di Jawa Timur, tahun
2012 Arief menjajal seleksi KPU RI.
Setelah melewati serangkaian tahapan
seleksi yang panjang dan sangat
melelahkan, Arief terpilih menjadi satu
dari tujuh anggota KPU RI periode 20122017. Seleksi akhir di DPR, Arief berada
diurutan ketiga dengan perolehan suara,
43 suara. Selama di Jawa Timur itu kan
seperti kawah candradimuka sebelum
masuk ke Jakarta, kata Arief, suatu ketika.
Menurut Arief demokrasi itu harus
diperjuangkan. Kualitas demokrasi tidap
dapat diserahkan sepenuhnya kepada
penyelenggara Pemilu. Perlu kontribusi
dari semua pihak baik pemerintah,
peserta pemilu dan masyarakat untuk
turut merawat tumbuh kembangnya
demokrasi. Arief berkeyakinan peran dari
para stakeholders akan mempercepat
terwujudnya demokrasi yang terkonsolidasi.
Demokrasi yang tidak sekadar bertumpu
pada pemenuhan aspek-aspek prosedural,
tetapi bergerak menuju demokrasi yang
substansial. (Amel)

suara Sosok

hal terpenting bagi penyelenggara pemilu adalah sikap independensi, tidak bisa
diintervensi oleh apapun dan siapapun. Dan terus memperjuangkan demokrasi. Hal
itu yang dia terapkan selama menjabat anggota KPUD.
Nama: Arief Budiman
Pendidikan:
SDN Perak Utara II No.59 Surabaya, 1987
SMPN 2 Surabaya, 1990
SMAN 9 Surabaya, 1993
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2000
Universitas Airlangga Surabaya, 2002
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2010
Karir:
Peneliti Jawa Pos Institute of Pro Otonomi
Wiraswasta
Anggota KPU Provinsi Jawa Timur
Anggota KPU RI
Organisasi:
Ketua I OSIS SMA Negeri 9 Surabaya (1991)
Ketua Bidang I Senat Fakultas Sastra Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (1995)
Pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Sastra Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (1996)
Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga Surabaya (1997)
Chairman Of English Conversation Club Faculty Of Letters University Of 17 Agustus 1945 Surabaya (1996)
Delegasi Universitas Airlangga pada pertemuan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik se-Indonesia di Surabaya (1997)
Delegasi Kunjungan Ilmiah dan Budaya Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga Ke University Malaya (Malaysia) (1997)
Koordinator Bidang I Badan Pekerja Senat Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya (1997)
Koordinator University Network For Free And Fair Election Jawa Timur (UNFREL Jatim), Pemantau Pemilu 1999
Direktur Eksekutif National Network For Democracy Empowerment Jawa Timur (NaNDE Jatim) (1999)
Anggota Badan Pekerja Forum Kota Surabaya (2000)
Ketua Ikatan Alumni Sarjana Hubungan Internasional Universitas Airlangga Surabaya (2003)
Sekretaris Tim Pemulihan Paska Kebakaran Pasar Turi Surabaya (2007)
Ketua Tim Pemulihan Paska Kebakaran Pasar Turi Surabaya (2008)
Wakil Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah JawaTimur Periode 2010 2015
Majelis Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Wilayah JawaTimur, Bidang Pengembangan Peran Kebangsaan dan Politik Ummat, (2011)
Pengalaman mendukung tugas kepemiluan:
Koordinator University Network For Free And Fair Election Jawa Timur (UNFRELJatim), Pemantau Pemilu 1999
International Observer At Taiwan Legislative Election,ANFREL (Asian Network For Free Elections), (2004)
Participant in the International Visitor Leadership Program Of The United States Department Of State, on Accountability in
Goverment and Business, (2005)
Participant in BRIDGE (Building Resources in Democracy, Governance and Elections) Module Training, (2011)
Sekretaris Dewan Kehormatan KPU Provinsi Jawa Timur, (2011)
Participant International Conference on Voter Registration, (2012)
Peserta Diskusi Panel Pengurangan Jumlah Anggota fraksi ABRI di DPR dalam Perspekti fHukum dan Politik (1995)
Participant in One-Day International Seminar on American Studies, (1998)
Peserta Diskusi Panel Format Politik ABRI Masa Depan, (1998)
Peserta Seminar Nasional: Pemilu Lokal Reformasi KPU, (2000)
Peserta Konsultasi Nasional Evaluasi Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 1999, (2001)
Peserta aktif Workshop merumuskan Model SistemPemilu di Indonesia (2002)
Peserta Diskusi Publik dan Simulasi Pemilihan Legislatif & Pemilihan Presiden, (2003)
Peserta Seminar Nasional Kedaulatan Rakyat Dalam menyongsong Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2004, (2003)
Pembicara dalam Seminar Sehari Mengurai Potensi Konflik Pilgub: Mewujudkan Pilgub yang Demokratis, Berkeadaban dan Damai
(Nir-Kekerasan) (2007)
Pembicara dalam Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan, Wisata Parlemen Pendidikan untuk Pemula, dan Kunjungan ke Redaksi Jawa
Pos SMA se-Surabaya Sidoarjo (2008)
Pembicara Workshop Menyongsong Pemilu tahun 2014 Menuju Pesta Demokrasi Modern yang Demokratis (2009)
Partisipan dalam Expert Meeting Kajian dan Tindak Lanjut Perempuan dalam Pemilukada 2010: Kandidasi Perempuan di JawaTimur
dan Sulawesi Utara, (2010)

Edisi Desember 2014

Suara KPU

19

suara Sosok

Foto-foto: Dosen Humas KPU RI

n Arif Rahman Hakim

Bawa Prinsip Kerja Tuntas


Pria kelahiran Brebes, Jawa Tengah pada 12 Maret 1966, ini dikenal sebagai pekerja keras. Bila
diberi tanggung jawab, ia berprinsip harus tuntas. Penyelesaian pekerjaan pun tak mau
ditunda-tunda. Begitu ada pekerjaan, langsung ia selesaikan.
SUARA KPU. Pria yang dimaksud adalah
Arif Rahman Hakim yang kini dipercaya
menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Sejak
mengemban amanah sebagai Sekjen
KPU pada Februari 2013 lalu, Arif Rahman
Hakim memiliki keinginan membenahi
sejumlah hal di tubuh lembaga
penyelenggara pemilu itu.

jenderal KPU tak diragukan lagi. Arif


memiliki pengalaman panjang di
birokrasi pemerintahan. Sebelum
menjadi sekjen, Arif telah dipercaya
memegang sejumlah posisi penting
di Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) dan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (LKPP).

Banyak hal yang perlu dibenahi di KPU.


Peningkatan kualitas sumber daya manusia
serta perbaikan sarana dan prasarana
di semua satuan kerja (satker) mutlak
diperlukan untuk mendukung peningkatan
kualitas dukungan teknis Pemilu, ujarnya.

Banyak hal yang perlu dibenahi di KPU. Peningkatan


kualitas sumber daya manusia serta perbaikan sarana
dan prasarana di semua satuan kerja (satker) mutlak
diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas
dukungan teknis pemilu,

Komitmen dan kemampuan Arief


Rahman Hakim untuk menata sekretariat
Edisi Desember 2014

Suara KPU

20

Sejumlah posisi penting dan strategis


yang pernah dijabat Arief di Bappenas
yaitu, Kepala Sub Direktorat Kualitas
Tenaga Kerja di Bappenas pada Tahun
2008 dan Kepala Sub Direktorat Analisis
Ekonomi Bappenas tahun 2002-2008.
Di LKPP, Arief pernah menjabat sebagai
Direktur Bina Sertifikasi Profesi pada

suara Sosok
Direktorat Bina Sertifikasi Profesi LKPP
pada periode 2008-2012 dan Kepala Biro
Perencanaan, Organisasi dan Tata Laksana
pada tahun 2013 sebelum akhirnya hijrah
ke KPU pada tahun yang sama.
Menurut Arief, KPU sebagai lembaga
yang sangat strategis membutuhkan
sumber daya manusia yang handal. Untuk
itu, serangkaian program peningkatan
kapasitas telah disiapkan. Salah satunya
mengirim sejumlah pegawai KPU untuk
mengikuti kursus singkat kepemiluan di
luar negeri.
KPU butuh kepercayaan yang besar
dari publik. Kinerjanya dari waktu ke
waktu harus ditingkatkan. Salah satu
langkah yang telah kita lakukan dengan
cara mentransformasikan KPU menjadi

lembaga yang terbuka, akuntabel dan


aksesibel. Dalam rangka itu, kebutuhan
sumber daya manusia yang handal
mutlak diperlukan, ujarnya.
Pria lulusan Teknik Industri ITB dan
University of Illinois Amerika Serikat itu
mengatakan selain persoalan sumber
daya manusia, sarana dan prasarana
KPU juga membutuhkan pembenahan.
KPU di sejumlah daerah belum memiliki
gedung yang permanen.
Selain gedung, hal lain yang mendesak
untuk dibenahi adalah infrastruktur
komunikasi. KPU dengan jumlah satker
yang sangat bayak, mencapai 533 satker
membutuhkan fasilitas komunikasi yang
baik untuk memudahkan koordinasi
dan supervisi penyelenggaraan setiap

tahapan Pemilu.
Meski saat ini fasilitas yang tersedia
di KPU belum maksimal, Arief
enggan mengeluh. Arief berprinsip
mengoptimalkan sumber daya yang
ada sambil menata dan menyediakan
berbagai kebutuhan yang diperlukan
untuk perbaikan kinerja secara
keseluruhan.
Fasilitas yang tersedia di KPU belum
sepenuhnya sempurna. Tapi situasi
yang demikian bukan alasan untuk
bekerja asal-asalan. Dimanapun kita
berada dan apapun kondisinya, kita
harus berupaya memberikan karya
yang terbaik. Setiap tugas yang
diamanahkan harus dikerjakan sampai
tuntas, tukasnya. (Amel)

Nama

Ir. Arif Rahman Hakim, MS

NIP

19660312 199203 1 004

Pangkat/Golongan

Pembina Utama Madya /IV d

Tempat dan Tanggal lahir

Brebes, 12 Maret 1966

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Agama

Islam

Pekerjaan

Sekretaris Jenderal KPU Periode 2013 - Sekarang

S-2 : Policy Economics, University of Illinois at Urbana Champaign, USA 1999

A. RIWAYAT PENDIDIKAN
Riwayat Pendidikan

S-1 : Teknik Industri, ITB, 1990

Pengalaman Pekerjaan:

a.

Kepala Biro Perencanaan, Organisasi dan Tata Laksana, 2013, LKPP;

b.

Direktur Bina Sertifikasi Profesi, Direktorat Bina Sertifikasi Profesi - LKPP,

2008 -2012 ;

c.

Kepala Sub Direktorat Kualitas Tenaga Kerja, 2008, Bappenas;

d.

Kepala Sub Direktorat Analisis Ekonomi, 2002 2008, Bappenas;

e.

Kepala Sub Direktorat Analisis Harga dan Kelembagaan Ekonomi, 2001

2002, Bappenas;

Kepala Bagian Analisis Harga dan Kelembagaan Ekonomi, 2000 2001,

f.

Bappenas;

Kasubbag Pengembangan Statistik Pada Bagian Pengembangan Statistik

g.

dan Indikator Pembangunan pada Biro Analisa Ekonomi dan Statistik,

1994 2000, Bappenas;

Staf Perencana, 1992 1994, Bappenas.

h.

B.Pengalaman Organisasi :
Sekjen Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia (IAPI) 2011-2013, Organisasi Profesi Ahli Pengadaan, Sekertaris Jenderal Yayasan Izatul
Umah Al Qudwah, Organisasi Kemasyarakatan dengan aktifitas membantu pendidikan dasar dan pembinaan usaha mikro
masyarakat kurang mampu 2009 - Sekarang.

Edisi Desember 2014

Suara KPU

21

Suara Imam Bonjol

Foto:Dosen Humas

Peserta Rakornas.

KPU Evaluasi Menyeluruh


Penyelenggaraan Pemilu 2014
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) pasca
pemilihan anggota DPR, DPD dan DPRD serta pemilu presiden dan wakil presiden, Rabu
(17/12) bertempat di Hall Ecovention Ecopark Ancol, Jakarta.
Rakornas yang dihadiri Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf
Kalla ini bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh
terhadap pelaksanaan pemilih DPR, DPD dan DPRD serta pemilu
presiden dan wakil presiden tahun 2014.
Komisioner KPU RI Divisi Humas, Data, Informasi dan Hubungan
Antar Lembaga Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, rakornas
dihadiri ketua, anggota dan sekretaris KPU dari 33 provinsi serta
ketua, anggota dan sekretaris KPU kabupaten/kota dari 497
daerah di Indonesia.
Rakornas bertujuan untuk mengevaluasi penyelenggaraan
pemilu legislatif dan pmilu presiden, sekaligus melahirkan
semangat baru bagi semua penyelenggara pemilu untuk
bekerja lebih baik lagi pada penyelenggaraan pemilu di masa
mendatang, kata Ferry kepada Suara KPU, Rabu (17/12).
Ferry menambahkan, rakornas sangat penting untuk
Edisi Desember 2014

Suara KPU

22

mengetahui sejauh mana pemilu 2014 telah berhasil


diselenggarakan dengan memenuhi kriteria pemilu yang
demokratis, mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh KPU dalam penyelenggaraan pemilu 2014, serta
menyampaikan rekomendasi untuk perbaikan pemilu serentak
2019 mendatang.
Yang tidak kalah penting mempersiapkan pemilihan gubernur,
bupati dan walikota secara serentak tahun 2015 yang telah
di depan mata, ujarnya. Selain melakukan evaluasi terhadap
penyelenggaraan pemilu, rakornas menjadi ajang pemberian
penghargaan kepada penyelenggara pemilu di berbagai jenjang
dan sejumlah stakeholders (pemangku kepentingan) yang
dianggap memberikan kontribusi lebih pada perbaikan kualitas
penyelenggaraan Pemilu.
Penghargaan itu ditujukan untuk memotivasi para pihak agar
pada pemilu berikutnya dapat meningkatkan partisipasinya

Suara Imam Bonjol


dalam menyukseskan perhelatan demokrasi Indonesia. Sejumlah
KPU provinsi dan kabupaten/kota yang mendapat penghargaan
mengaku surprise dengan penghargaan tersebut.
Ya, kami surprise sekali, karena nggak membayangkan
sama sekali bisa memperoleh KPU Award, ujar Ketua KPU Kota
Semarang. KPU Semarang diganjar penghargaan karena paling
kreatif dalam sosialisasi pemilu sebab melibatkan pemilihan
ketua OSIS di daerahnya. Untuk di tingkat provinsi, penghargaan
diraih KPU Provinsi Bali.
Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Wiarsa Rakasandi juga mengaku
terkejut ketika institusinya disebutkan berhak menerima
penghargaan. Ini anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang
Maha Esa. Ini kerja keras semua pihak. Seluruh rakyat Bali punya
andil besar menyukseskan jalannya pileg dan pilpres, sehingga
dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan, ungkapnya.
Perasaan gembira juga dirasakan Ketua KPU provinsi Gorontalo,
Salahudin Pakaya. Tak ada firasat apa pun. Ini takdir Allah bisa
terpilih, tuturnya usai menerima penghargaan pemenang
kategori Daftar Pemilih Tetap (DPT) berkualitas tingkat provinsi.
Demikian juga yang disampaikan oleh Ketua KPU kabupaten
Bireun, Mukhtaruddin.
Ini semua tidak terlepas dari dukungan TNI/Polri, pimpinan
parpol baik lokal maupun nasional, serta doa dan dukungan
masyarakat Bireuen yang telah memberikan kepercayaan
kepada KPU Bireuen dalam menyelenggarakan pemilu 2014
dengan aman, damai, jujur dan adil, ucap Mukhtaruddin setelah
menerima penghargaan kategori iklan layanan masyarakat
kreatif tingkat kabupaten/kota. (Mel/Sof)

Berikut kategori beserta nama-nama


pemenang yang diganjar penghargaan KPU.
Kategori Transparansi Informasi Pemilu tingkat kabupaten/kota.
Nominasi: Kota Denpasar, Kota Bogor , Mandailing Natal.
Pemenang: Kota Bogor.
Kategori Transparansi Informasi Pemilu tingkat provinsi.
Nominasi: Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Barat, .
Pemenang: Bali.
Kategori DPT Berkualitas tingkat kabupaten/kota.
Nominasi: Sambas, Pandeglang, Jembrana
Pemenang: Jembrana.
Kategori DPT Berkualitas tingkat provinsi.
Nominasi: Sulawesi Tenggara , Gorontalo, Bali.
Pemenang: Gorontalo.
Kategori Akses Pemilu tingkat kab/kota.
Nominasi: Samosir, Kota Yogyakarta, Pare-Pare
Pemenang: Kota Yogyakarta.
Kategori Akses Pemilu tingkat provinsi:
Nominasi: Jawa Barat, Provinsi DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan.
Pemenang: DI Yogyakarta.
Kategori Iklan Layanan Masyarakat Kreatif tingkat kab/kota:
Nominasi: KIP Bireun, Gorontalo, Sukamara.
Pemenang: KIP Bireun.
Kategori Iklan Layanan Masyarakat Kreatif tingkat provinsi.
Nominasi: Bengkulu, DI Yogyakarta, Gorontalo
Pemenang: Bengkulu.
Kategori Pemilu Berintegritas Tingkat kab/kota.
Nominasi: Indragiri Ulu, Kotamobagu, Majane.
Pemenang: Kotamobagu.
Kategori Pemilu Berintegritas Tingkat Provinsi.
Nominasi: Kalimantan Barat, NTB, Bengkulu
Pemenang: Kalimantan Barat.

Foto:Dosen Humas

Ketua KPU Husni Kamil Manik sedang memberikan sambutan disela-sela kegiatan Rakornas.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

23

Suara Imam Bonjol

Dubes Brasil Transfer


Ilmu Pemilu Berbasis IT
Negara Brasil berhasil menyelenggarakan pemilu berbasis komputer. Sistem ini
aman, mudah dan simpel, selama kurang lebih 20 tahun kami tidak menemukan
kendala yang cukup berarti baik di kota-kota maupun di pedalaman. Mungkin
negara lain belum ada yang menyamai capaian ini.
SUARA KPU. Duta Besar (Dubes) Brasil untuk
Indonesia, Paulo Alberto Da Silveira Soares
berbagi ilmu dan pengalaman tentang
keberhasilan negaranya menyelenggarakan
Pemilihan Umum (Pemilu) berbasis komputer
selama kurang lebih 20 tahun.
Soreas menjelaskan bahwa teknologi komputer
yang digunakan oleh penyelenggara Pemilu
di negaranya cukup simpel dan aman dari
gangguan jaringan ataupun peretas.
Kami berhasil menyelenggarakan
pemilu berbasis komputer. Sistem ini
aman, mudah dan simpel, selama kurang
lebih 20 tahun kami tidak menemukan
kendala yang cukup berarti baik di kota-

kota maupun di pedalaman. Mungkin


negara lain belum ada yang menyamai
capaian ini, tutur Soreas saat berkunjung
di kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol,
Jakarta, Senin (1/12).
Dalam kunjungan itu Soreas bersama
rombongan diterima langsung oleh Ketua
KPU RI, Husni Kamil Manik, Sekretaris
Jenderal KPU RI, Arif Rahman Hakim, dan
Komisioner KPU RI, Hadar Nafis Gumay.
Menurut dia, Indonesia dan Brasil
memiliki kondisi geografis yang sama
dalam penyelenggaraan Pemilu. Ia pun
mengundang KPU RI guna melakukan
kajian penyelenggaraan Pemilu berbasis
komputer di negaranya.

Brasil memiliki daerah pedalaman seperti


daerah Papua, dan Maluku. Jika KPU
ingin mengkaji penyelenggaraan pemilu,
kami sangat terbuka untuk menjelaskan
bagaimana Brasil menyelenggarakan pemilu
menggunakan metode ini, ujar Soreas.
Merespon undangan tersebut, Ketua KPU
RI sangat berterima kasih atas kunjungan
Dubes Brasil dan perhatian negara-negara lain
mengenai perkembangan sistem demokrasi
di Indonesia. Husni melanjutkan bahwa
sebenarnya KPU RI pernah ke Brasil pada
September 2014 lalu, guna mengevaluasi
pelaksanaan Pemilihan Presiden RI di sana
Dalam kesempatan itu, KPU RI juga mendapat
informasi tentang Pemilu Presiden di Brasil.

Brasil memiliki daerah pedalaman seperti daerah Papua, dan Maluku. Jika KPU
ingin mengkaji penyelenggaraan pemilu, kami sangat terbuka untuk menjelaskan
bagaimana Brasil menyelenggarakan pemilu menggunakan metode ini,

Dubes Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto Da Silveira Soares sedang berbincang dengan Ketua KPU Husni Kamil Manik
Edisi Desember 2014

Suara KPU

24

Foto:Dosen Humas

Suara Imam Bonjol

Foto:Dosen Humas

Kedutaan Indonesia berkomunikasi


dengan KPU Brasil, dan mendapat
undangan untuk menghadiri pemungutan
suara di sana, tetapi karena tim harus
pulang maka tidak jadi, ungkap Husni.
Ia menjelaskan, saat ini KPU sedang
membentuk tim kajian untuk
menerapkan sistem Pemilu yang tepat.

suara. Sejalan dengan pernyataan Ketua,


Komisioner KPU RI, Hadar Nafis Gumay
menyampaikan bahwa sistem Pemilu
Indonesia sangat kompleks dan perlu
penelitian lebih lanjut untuk menyusun
aplikasi yang mumpuni dan tampilan yang
bersahabat bagi pemilih.

Saat ini KPU tengah membentuk tim


kajian yang mengkaji penggunaan
teknologi yang baik dan tepat guna
dalam pelaksanaan Pemilu di Indonesia,
kami (KPU) sangat berterima kasih atas
kunjungan dan inisiasi ini, tutur dia.

Indonesia menggunakan sistem


proporsional dengan daftar terbuka,
yang menampilkan ratusan kandidat
dalam satu surat suara dengan 15
partai, ditambah dengan tiga jenis surat
suara. Itu yang menyulitkan kami dalam
menyusun aplikasi yang baik dan adaptif
bagi pengguna hak pilih, tambah Hadar.

Mengenai kendala dalam Pemilu, Husni


menyampaikan bahwa permasalahan KPU
tidak hanya kondisi geografis. Menurutnya
sistem Pemilu di Indonesia cukup kompleks
sehingga butuh kajian mendalam jika KPU
akan menggunakan teknologi berbasis
komputer dalam proses pemungutan

Diakui Hadar, Brasil contoh negara yang


berhasil menyelenggarakan Pemilu
dengan bantuan IT yang baik selama 20
tahun tanpa halangan tertentu. Lewat
tayangan sebuah video, Soreas lantas
memperlihatkan sistem teknologi dalam
pemungutan suara dan rekapitulasi

Saat ini KPU tengah membentuk tim kajian yang mengkaji


penggunaan teknologi yang baik dan tepat guna dalam
pelaksanaan Pemilu di Indonesia, kami (KPU) sangat
berterima kasih atas kunjungan dan inisiasi ini,

Pemilu di negaranya. Dari video tersebut,


pemungutan suara tampak berjalan
simpel dan juga penghitungannya dapat
rampung dalam hitungan jam.
Tidak bermaksud menjual teknologi, ini murni
bantuan dan melakukan transfer teknologi,
dan melakukan transfer ilmu politik dalam
penyelenggaraan Pemilu,ucap Soreas.
Hadar menambahkan, undangan Soreas
merupakan momentum yang baik
untuk KPU RI dalam mempelajari sistem
Pemilu negara lain untuk memperoleh
banyak referensi sebelum memutuskan
metodologi apa yang akan digunakan
nanti dalam penyelenggaraan Pemilu
di Indonesia. Namun, lanjut Hadar, jika
memang KPU akan menggunakan sistem
komputer dalam penyelenggaraan
pemilu maka harus inklusif dan bebas dari
kepentingan manapun. Hal ini sematamata untuk menjaga pelaksanaan Pemilu
di Indonesia tetap berintegritas dan dapat
diterima oleh semua pihak.
Jika kami belum siap dan memaksakan
penggunaan teknologi hal itu akan
mempengaruhi kpu sebagai institusi
penyelenggara Pemilu yang tidak
kompeten, tandasnya.[wid]
Edisi Desember 2014

Suara KPU

25

Suara Imam Bonjol

KPU Tetap Pakai Pilkada Langsung


Polemik Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun
2014 yang diterbitkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika itu, yang sekarang
di tangan DPR, tinggal menunggu waktu pengesahan.
SUARA KPU. Sebagai penyelenggara
Pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU)
hanya bisa bekerja berdasarkan hukum
positif yang berlaku saat ini. KPU tidak
ingin terlibat dalam polemik politik
soal regulasi terkait pemilihan kepala
daerah (Pilkada). KPU tidak ingin bekerja
melampaui wewenang.
Polemik Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu) Nomor 1
Tahun 2014 yang diterbitkan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono ketika itu,
yang sekarang di tangan DPR, tinggal
menunggu waktu pengesahan.
Apakah Perppu Nomor 1 tahun 2014
(tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota) ini ditolak (DPR) atau diterima,
tapi kami selalu mengerjakan sesuatu
sesuai fakta hukum positif. Sekarang yang
ada ya Perppu Nomor 1, jadi kami tidak
punya angan-angan untuk menyiapkan
plan B, tegas Komisioner KPU, Arief
Budiman di Jakarta, Minggu (7/12).
Saat ini, jelas Arief, KPU tengah
bekerja untuk menyiapkan
penyelenggaraan Pilkada serentak
tahun 2015 secara langsung.
Persiapan itu juga meliputi beberapa
regulasi dalam bentuk Peraturan
KPU di antaranya tahapan Pemilu,
pemutakhiran data, pencalonan,
hingga pembiayaan yang berbeda
dari Pemilu sebelumnya.

kelompok atau partai tertentu saja. KPU


pasti akan menunggu apa yang dikeluarkan
parlemen. Kita tidak mungkin menunggu
orang per orang atau kelompok per
kelompok, itu tidak mungkin. Kita tidak
mungkin ikut-ikutan seperti itu, katanya.

serentak berlangsung 2015. Ini karena


targetnya, kepala daerah yang terpilih pada
2015 akan berakhir masa jabatannya pada
2020. Aturan ini dibuat agar mulai 2020
mendatang, penyelenggaraan pemilu bisa
efektif dan efisien.

Arief mengaku hingga kini KPU belum


menerima satu pun laporan dari daerah
yang menolak Pilkada serentak. Justru
yang ada, daerah cenderung setuju
membahas dan memasukkan anggaran
Pilkada serentak 2015 dalam APBD.
Lebih lanjut Arief menekankan, Perppu
Pilkada harus dimaknai secara utuh. Apalagi
ada pasal yang mengatur bahwa Pilkada

Oleh karena itu pelantikan seharusnya


didesain 2015. Nanti di daerah-daerah itu
pelantikannya berbeda-beda tanggalnya.
Asal tidak melampaui tahunnya, its
oke. Kalau sudah melampaui, akan
mempengaruhi penetapan tanggal
keserentakan di 2020. Kalau desain Perppu
tercapai, nanti akan tercapai Pilkada yang
efektif dan efisien, jelas Arief.(Sof)

Pengerjaan draft PKPU itu bisa dilakukan KPU


dengan cepat karena tidak tergantung pada pihak
lain. Kalau kapan (PKPU) itu diundangkan, itu baru
ada faktor yang mempengaruhi, yaitu konsultasi
dengan pemerintah dan DPR dan penomoran PKPU
di Kementerian Hukum dan HAM,

Pengerjaan draft PKPU itu bisa dilakukan


KPU dengan cepat karena tidak tergantung
pada pihak lain. Kalau kapan (PKPU) itu
diundangkan, itu baru ada faktor yang
mempengaruhi, yaitu konsultasi dengan
pemerintah dan DPR dan penomoran PKPU
di Kementerian Hukum dan HAM, ujarnya.
Terkait dengan sikap sejumlah partai
politik yang mendukung Pilkada lewat
DPRD, Arief menegaskan, pihaknya tidak
mau menanggapi berdasarkan pendapat
Edisi Desember 2014

Suara KPU

26

Rakor persiapan Pilkada serentak di Jogja

Foto:Dosen Humas

Suara Imam Bonjol

KPU Jalin Kerja Sama dengan BinN dan IPC


Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjalin kerja sama dengan Building Resources
in Democracy, Governance and Election/BRIDGE Indonesia Network (BInN) dan
Indonesia Parliamentary Center (IPC) untuk meningkatkan sumber daya manusia di
bidang kepemiluan. Hal itu dianggap penting demi perbaikan kualitas penyelenggara
pemilu di masa-masa mendatang.
Sementara kerjasama KPU dengan IPC dalam
rangka Implementasi Undang Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan
informasi publik, khususnya pada lembaga
penyelenggara Pemilu. Kerjasama tersebut
mencakup Standard Operational Procedure
pengelolaan dan pelayanan informasi publik,
konsultasi publik peraturan KPU tentang
pengelolaan dan pelayanan informasi publik,
Traning of Trainer bagi pejabat pengelola
informasidan dokumentasi di Provinsi dan
Kabupaten/Kota, dan pembuatan produk
sosialisasi pelayanan informasi publik di KPU.

Foto:Dosen Humas

SUARA KPU. Kerja sama itu tertuang dalam


Nota Kesepahaman (MoU) dalam Program
Pembangunan Sumber Daya di Bidang
Demokrasi, Tata Kelola dan Kepemiluan melalui
program-program BRIDGE yang diteken Ketua
KPU, Husni Kamil Manik dengan Kepala BInN,
Abdul Azis dan IPC di Gedung KPU Jalan Imam

Bonjol, Jakarta, Jumat (28/11).


Program tersebut termasuk penguatan
kapasistas sumber daya manusia di
lingkungan KPU RI, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, dan Badan ad hoc
penyelenggara Pemilu.

Hasil pelatihan dengan Bridge merupakan


bagian yang inheren (melekat) dengan
KPU. Banyak anggota dan sekretariat
KPU, baik di pusat maupun di daerah,
yang sudah pernah mengikuti pelatihan
Bridge. Sebenarnya, program (pelatihan)
ini sudah berjalan sejak lama. MoU
ini hanya tinggal akadnya (perjanjian
tertulis, red) saja, ujar Husni Kamil
Manik dalam sambutannya pada acara
penandatanganan MoU.

Penerapan E-Voting Butuh Uji Coba dan Konsensus


KPU merasa penting membentuk tim pengkaji e-voting yang diisi orang- membentuk tim pengkaji e-voting
yang diisi orang-orang bereputasi baik
orang bereputasi baik dari berbagai kalangan.
SUARA KPU. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
RI tidak ingin tergesa-gesa menerapkan
elektronik voting (e-voting) dalam
pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu).
Menurut Ketua KPU RI Husni Kamil
Manik, kerangka hukum yang tersedia
dan kondisi masyarakat Indonesia yang
sudah familiar dan adaptif dengan
teknologi informasi dan komunikasi
belum cukup sebagai argumentasi untuk
menerapkan e-voting.
E-voting tidak otomatis dapat
diterapkan pada pemilihan gubernur,

bupati, dan walikota tahun depan


(2015). Implementasinya tidak sekadar
mengadakan perangkat teknologi dan
mendistribusikannya ke tempat pemungutan
suara (TPS) serta mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi. Perlu ada sejumlah proses
seperti diseminasi, percobaan, evaluasi dan
konsensus dari peserta Pemilu, terang Husni
saat menjadi pembicara utama pada acara
evaluasi penyelenggaraan Pemilu Tahun
2014 KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
se-Sumatera Barat di Pangeran Beach Hotel
(Jumat,14/11).
Untuk itulah, KPU merasa penting

dari berbagai kalangan. Meski peluang


penerapan e-voting dalam pemilihan
gubernur, bupati dan walikota yang
direncanakan pada September 2015
tidak serta merta dapat dilaksanakan,
tetapi penggunaan teknologi informasi
untuk membantu kecepatan dan akurasi
pelaksanaan setiap tahapan tetap
diperlukan. Adopsi teknologi, kata Husni,
akan membantu upaya KPU dalam
menerapkan manajemen kepemiluan yang
transparan, akuntabel, efektif dan efesien.
KPU, kata Husni, penting menjaga dan
menumbuhkan dua variabel demokrasi
dalam pemilihan kepala daerah, yaitu
kontestasi dan partisipasi. (Sop)
Edisi Desember 2014

Suara KPU

27

Suara Imam Bonjol

Humas Garda Terdepan


Diseminasi Informasi Kepemiluan
Humas merupakan salah satu jembatan penting penghubung KPU dengan
publik. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU memiliki peran strategis, yang
tidak bisa lepas dari dinamika yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Termasuk dapat menjadi wadah pelengkap sosialisasi persiapan pelaksanaan
pilkada serentak.
Foto:Dosen Humas

humas KPU perlu berkoordinasi dengan


pihak mana pun. Seperti perguruan
tinggi, LSM, instansi pemerintah, ormas,
dan lain sebagainya. Semua itu dapat
kita ajak kerjasama. Dan membangun
citra kerja itu boleh-boleh saja yang
tidak boleh itu membangun citra yang
mengada-ngada, ujarnya lagi.
Sementara, tenaga ahli Direktorat
Jenderal Informasi dan Komunikasi
Publik, Subagyo menjelaskan, saat ini
arus informasi sangat melimpah. Dan,
hal itu sekarang ini dapat menimbulkan
anomali ditengah-tengah masyarakat.
Saat ini ada kelebihan arus informasi
dari berbagai sumber dan media, jika
hal ini dibiarkan, akan terjadi anomali
informasi yang dapat membingungkan
masyarakat, ujar dia.

Ketua KPU Husni Kamil Manik memberikan pengarahan kepada peserta Rakor Bakohumas.

Selain itu humas juga didorong untuk


mampu menjadi garda terdepan dalam
menyerap dan mendiseminasikan
informasi kepemiluan bagi masyarakat
luas. Oleh karena itu, KPU harus
melakukan koordinasi dengan
berbagai pihak untuk bekerjasama
menyebarluaskan informasi tersebut,
Dengan begitu masyarakat dapat
menerima informasi kepemiluan secara
berkelanjutan tanpa terputus di tengah
jalan. Sekretaris Badan Koordinasi
Hubungan Masyarakat (Bakohumas)
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik,
Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo), Helmi Manik, menjelaskan,

bahwa Hubungan Masyarakat (Humas)


Komisi Pemilihan Umum (KPU)
merupakan garda terdepan dalam
penyebarluasan informasi kepemiluan.
Humas adalah garda terdepan dalam
menyerap dan mendiseminasikan
informasi kepemiluan bagi masyarakat
luas, tutur Helmi Manik. karena
itu, sambung dia, KPU mesti bisa
mengkoordinasikan seluruh pihak terkait
untuk mengoptimalkan kerjasama
penyebaran informasi kepemiluan ke
tengah-tengah masyarakat.
Untuk mencapai kepercayaan,
kerjasama dan dukungan masyarakat

Mencegah hal tersebut, humas perlu


melakukan intervensi arus informasi,
menurut Subagyo hal itu dapat dilakukan
dengan menyusun agenda kebijakan
seraya memperkuat kelembagaan humas
itu sendiri.
Intervensi humas dapat dilakukan
dengan cara berkoordinasi menyusun
informasi olahan, membuat agenda
kebijakan dan penguatan lembaga
humas untuk memberi pencerahan dan
titik terang terhadap suatu persoalan,
terangnya.
Lebih lanjut ia berpendapat, Humas KPU
harus menjadi pangkalan informasi yang
menguraikan simpul-simpul informasi
menjadi suatu kesatuan informasi yang
bersumber dari satu kanal. Humas KPU

Saat ini ada kelebihan arus informasi dari berbagai sumber dan media,
jika hal ini dibiarkan, akan terjadi anomali informasi yang dapat
membingungkan masyarakat,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

28

Suara Imam Bonjol


harus menjadi pangkalan informasi,
sehingga simpul-simpul informasi
dapat mengalir menuju satu kanal yang
terpusat. One vision, one identity, one
goal and competence berjejaring antar
tingkatan, terang dia.
Helmi menambahkan, untuk membentuk
Bakohumas tidak diperlukan struktur
yang rumit. Pembentukan Bakohumas
hanya perlu payung hukum dari
instansi. Sesuaikan struktur dengan
kebutuhan antara pusat dan daerah.
Sangat sederhana, yang diperlukan
payung hukum dan komitmen untuk
memberikan informasi yang baik kepada
masyarakat, tambah Helmi.
Pembentukan Bakohumas diharapkan
dapat membangun legitimasi Humas
KPU yang mampu melakukan koordinasi,
diseminasi program prioritas, menyusun
agenda kebijakan dan penguatan
networking antar lembaga.
Sementara, Ketua KPU RI, Husni Kamil
Manik menyebutkan bahwa bagian
humas merupakan salah satu jembatan
penting yang menghubungkan lembaga
dengan masyarakat.
Humas ini merupakan salah satu
jembatan yang penting untuk
menghubungkan KPU dengan publik.
Sebagai penyelenggara pemilu,
KPU memiliki peran strategis, tidak
boleh lepas dari dinamika yang ada
di masyarakat, sebut Husni saat
memberikan sambutan di depan peserta
pembentukan Bakohumas Senin, (15/12).
Melalui forum yang dilaksanakan

di gedung KPU RI tersebut, Husni


menegaskan KPU tidak boleh bersikap
pasif dan diam di ruang hampa tanpa
bersentuhan dengan pihak lain.
Penyelenggara pemilu tidak boleh
hidup di dunia hampa yang tidak
bersentuhan dengan siapapun. KPU
perlu inklusif (menyeluruh), merangkul
semua stakeholder penyelenggaraan
pemilu, tambahnya.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat
untuk membentuk sistem kehumasan
yang baik. Tidak ada kata terlambat
untuk memulai, walaupun kita telah
melewati agenda besar (Pemilu) tahun
2014, kita harus siap dengan agenda
selanjutnya, 204 pilkada (Pemilihan
Gubernur, Walikota, dan Bupati) serentak
pada Tahun 2015, tutur dia.
Karena belum memiliki pengalaman
dalam menyelenggarakan pilkada
serentak, ia berharap humas KPU bisa
memainkan perannya untuk menjaga
arus informasi antara KPU Pusat dengan
KPU Daerah. Kita belum memiliki
pengalaman menyelenggarakan pilkada
secara serentak, peran humas sangat
penting untuk menjaga arus informasi
antara pusat dengan daerah, jika terjadi
kesalahan di salah satu kabupaten, KPU
provinsi dan KPU pusat bisa juga terkena
dampaknya, lanjut dia.
Dalam rakor yang dihadiri oleh ketua
dan anggota dari 29 KPU Provinsi seluruh
Indonesia itu, Husni juga menyampaikan,
setiap penyelenggara pemilu merupakan
humas KPU, baik dan buruk kegiatan

humas tersebut tercermin dari


pelaksanaan fungsi dan tugas kedinasan.
Kita bisa menjadi agen kehumasan
yang baik ataupun tidak baik, perilaku
kita menjadi cerminan bagaimana kita
berperilaku pada saat pelaksanaan
tugas. Kehumasan yang tidak baik akan
mengurangi deposit kepercayaan yang
diberikan publik kepada kita (KPU),
tandasnya.
Dari Rakor itu, Husni berharap dapat
membentuk sistem bakohumas KPU
yang proaktif dan kompeten dalam
menciptakan informasi kepemiluan
sebagai rujukan utama masyarakat.
Bakohumas KPU harus menjadi alarm
yang terus-menerus memproduksi info
yang baik dan berkualitas. Banyak hal
sisi positif yang perlu kita sampaikan
epada masyarakat, jika kita tidak
menyampaikan, publik tidak akan
tahu mengenai capaian yang telah kita
lakukan. Ini satu tantangan yang perlu
kita selesaikan dengan mengelola sistem
kehumasan yang baik
Rapat koordinasi Bakohumas KPU yang
berlangsung dari 15-16 Desember
2014 selain menghadirkan nara
sumber dari Kementerian Komunikasi
dan Informatika selaku pengurus
Bakohumas Pusat, juga peserta
dibekali dengan strategi komunikasi
publik dan sosialisasi peraturan
KPU tentang pelayanan informasi
publik. Ditargetkan mulai tahun 2015
Bakohumas KPU se-Indonesia sudah
terbentuk. (Amel/Sof)

Foto:Dosen Humas

Peserta Bakohumas KPU


Edisi Desember 2014

Suara KPU

29

Suara Imam Bonjol

Suasana pembekalan tim seleksi KPU Papua Barat berlangsung hangat

Foto:Dosen Humas

Pembekalan Tim Seleksi


Anggota KPU Papua Barat
Tim seleksi bertanggungjawab atas jalannya tahapan seleksi, mulai proses
seleksi administrasi para kandidat, hingga menyusun laporan hasil seleksi.
SUARA KPU. Tim seleksi anggota Komisi
Pemilihan Umum Papua Barat periode
2015-2020 diminta bekerja secara
profesional dalam menjalankan tugas.
Kita harap tim seleksi bekerja profesional
dan independen, karena mereka yang
dipilih memiliki status pendidikan bergelar
magister dan doktor, ujar seorang calon
pendaftar, Yafet Valentinus Wainarisi, Jumat
(12/12).
Menurut Yafet, selayaknya seleksi anggota
KPU Papua Barat bisa benar-benar
berlangsung secara profesional dan bebas
kepentingan.
Tim seleksi KPU adalah orang-orang yang
punya kapasitas kapabilitas, sehingga yang
dihasilkan juga orang- orang yang punya
kualitas, tegasnya.
Baru-baru ini, tim seleksi anggota KPU
Papua Barat mengikuti pengarahan dari
Biro Sumberdaya Manusia (SDM) KPU RI di
Jakarta. Mereka adalah tokoh masyarakat
Papua Barat, DR. Ir. H. Abdul M. Killian,
MS., Anggota KPU RI Periode 2007-2012,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

30

Dra. Endang Sulastri, M.Si., Tokoh Agama


Papua Barat, Pendeta Musa Ekol Opur, S.Th.,
M.Pd.K., Pembantu Rektor III Universitas
Negeri Papua, DR. Hanike Monim, M.Sc.,
dan Pemimpin Redaksi Media Papua, Mus
Mualim, SE, ME.
Komisioner KPU RI Divisi Sosialisasi,
Pendidikan Pemilih dan Pengembangan
SDM, Sigit Pamungkas memimpin jalannya
proses pembekalan, didampingi Kepala
Biro SDM, Farida Fauzia. Pembekalan
tersebut dilakukan untuk mempersiapkan
jadwal dan tahapan selama proses seleksi.
Tim seleksi menurut Humas KPU RI,
bertanggungjawab atas jalannya tahapan
seleksi, mulai proses seleksi administrasi
para kandidat, hingga menyusun laporan

hasil seleksi. Tim tersebut akan dibantu oleh


sekretariat KPU Provinsi Papua Barat.
Mereka setidaknya akan bekerja
selama tiga bulan untuk memilih 10
besar kandidat. Laporan hasil seleksi
Timsel itu akan diberikan kepada
KPU RI, untuk kemudian dilakukan uji
kelayakan dan kepatuhan terhadap
sejumlah kandidat terpilih. Selanjutnya
KPU RI akan menyusun peringkat
terbaik dari sejumlah kandidat yang
direkomendasikan oleh Timsel.
Dua tahapan terakhir yang dilakukan oleh
KPU RI adalah menerbitkan keputusan
KPU tentang pengangkatan anggota KPU
provinsi, dan dilanjutii dengan pelantikan
lima Anggota KPU Provinsi Papua Barat
terpilih hasil proses seleksi.

Kita harap tim seleksi bekerja professional


dan independen, karena mereka yang
dipilih memiliki status pendidikan bergelar
magister dan doktor,

Suara Imam Bonjol

ICW Laporkan Monitoring Dana


Kampanye Pilpres 2014
Sanksi iklan kampanye, tidak berada di KPU atau Bawaslu
melainkan pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
SUARA KPU. Indonesia Corruption Watch
(ICW) menyerahkan sejumlah laporan
hasil monitoring yang mereka lakukan
terhadap penerimaan dan penggunaan
dana kampanye Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden (Pilpres) 2014 kepada komisioner
KPU RI.
Serah terima laporan dari ICW itu sendiri
berlangsung di Ruang Rapat lantai I
Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol No.29
Jakarta, Kamis (11/12).
Ketua KPU Husni Kamil Manik
menyambut baik laporan yang
disampaikan ICW tersebut.
Laporan yang diserahkan ICW
ini sangat membantu KPU untuk
membuat catatan evaluasi terhadap
proses penyelenggaraan monitoring
penerimaan dan penggunaan dana
kampanye Pilpres 2014, dimana KPU
sedang membuat finalisasi juga terhadap
laporan yang ada, ujar Husni yang
didampingi Komisioner KPU Ferry Kurnia
Rizkiyansyah, Ida Budhiati, Hadar Nafis
Gumay dan Sigit Pamungkas.
Sepintas, laporan secara umum hasil
audit hampir sama dengan laporan yang
disampaikan teman-teman (ICW) ini.
Ada yang berbeda mungkin pada bagian
yang kegiatannya dilakukan secara
mandiri oleh ICW melalui investigasi.
Dan apa yang menjadi hasil monitoring
kita ini telah dibantu oleh jasa auditor,
jadi tidak dilakukan sendiri oleh KPU.
Sehingga kita berharap hasilnya lebih
optimal, lanjut Husni.
Ia menambahkan, KPU sudah sejak awal
menyampaikan kepada penyelenggaraan
jasa audit bahwa mereka harus bekerja secara
profesional. Kami (KPU) tidak mendikte
mereka, tapi mereka bekerja secara mandiri.
Kami juga mengingatkan mereka tidak boleh
melakukan keberpihakan terhadap salah
satu atau kedua-duanya dari masing-masing
pasangan calon. Itu sudah dilakukan dan
hasilnya sudah kami terima, papar Ketua KPU.

Sementara itu, Koordinator Divisi Politik


ICW, Abdullah Dahlan menerangkan
hasil temuan lembaganya terkait dengan
penerimaan dan penggunaan dana
kampanye Pilpres 2014. Dari temuan
itu terungkap adanya kecenderungan
masing-masing pasangan calon
presiden dan calon wakil presiden yang
melanggar batas spot iklan.
Catatan-catatan penting yang menjadi
rekomendasi kita, iklan kampanye
ini seharusnya menjadi domain
penyelenggara. Tahapan waktu dan
durasi iklan ini sendiri kami ingin
bisa ditentukan dan ditetapkan oleh
penyelenggara, dalam hal ini KPU dan
Bawaslu, ujar Abdullah.

Ia juga menyinggung soal sanksi iklan


kampanye, yang tidak berada di KPU
atau Bawaslu melainkan pada komisi
penyiaran. Dan sanksinya lebih banyak
pada subyek media penyiarnya. Tidak
ada klausul sanksi yang bisa dikenakan
kepada peserta pemilunya. Ini mungkin
salah satu poin perubahan dalam
undang-undang pilpres ke depan.
Harapannya agar pengaturan soal iklan
media, dari sisi jadwal dan tahapan
tadi, menjadi bagian dari kewenangan
KPU, papar Abdullah.
Komisioner KPU Sigit Pamungkas berharap
hasil riset ICW itu bisa menginspirasi pihakpihak lain di daerah untuk memonitor atau
melakukan review kembali laporan pilpres
dan pileg di tingkat lokal. Jadi ini nanti bisa
dikomunikasikan dengan elemen-elemen
civil society yang lain, kata Sigit.
Foto:Dosen Humas

ICW menyerahkan laporan hasil monitoring penerimaan penggunaan dana kampanye pilpres
kepada KPU

Sepintas, laporan secara umum hasil audit hampir


sama dengan laporan yang disampaikan temanteman (ICW) ini. Ada yang berbeda mungkin pada
bagian yang kegiatannya dilakukan secara mandiri
oleh ICW melalui investigasi,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

31

suara galeri pusat

Rapat Kordinasi Nasional KPU di Eco Park, Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 17 Desember 2014 dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla

Ketua KPU Husni Kamil Manik menerima penghargaan Ikon Pemilu


dari majalah Gatra

Wapres Jusuf Kalla menyerahkan penghargaan Lifetime Achievement


award kepada Bung Hatta yang diwakili Meutia Hatta.

Para penerima KPU Award foto bersama pimpinan KPU pusat.

Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah menyalami para penerima


penghargaan KPU Award.

Edisi Desember 2014

Suara KPU

32

suara galeri pusat

Rapat Kordinasi pembentukan badan koordinasi humas KPU Senin, 15-16 Desember 2014

Edisi Desember 2014

Suara KPU

33

suara galeri PUSAT

Pembekalan anggota tim KPU Papua Barat tentang kepemiluan


5 Desember 2014

In house training biro keuangan 08 desember 2014

Edisi Desember 2014

Suara KPU

34

suara galeri daerah

Foto-foto: Dosen Humas KPU RI

Kegiatan Media Gathering di Bogor, Jawa Barat 6-7 Desember 2014

Edisi Desember 2014

Suara KPU

35

suara bilik

Betty Epsilon Idroos:

Dari Pemantau Hingga


Jadi Penyelenggara
Mengelola tahapan Pemilu membutuhkan tim kerja yang solid. Sebab, setiap tahapan
Pemilu sudah terjadwal. Diperlukan manajemen yang baik untuk mengalokasikan sumber
daya yang tersedia dalam melaksanakan setiap tahapan, program dan kegiatan.
perempuan dan masyarakat marginal
untuk lebih mengenali pemilu dalam
rangka peningkatan partisipasi pemilih
di pemilu 2009.
Begitulah pengalaman kepemiluan
dialami ibu dari 3 (tiga) anak ini.
Kemudian pengalaman praktisnya itu
dilengkapi dengan kesempatannya
sebagai tenaga ahli di Komisi 2 DPR RI,
Komisi II salah satunya juga membidangi
mengenai pemilu.

Betty Epsilon jadi narasumber dalam kegiatan bertema menjadi pemilih pemilu yang cerdas

SUARA KPU.Betty Epsilon Idroos adalah


satu dari dua perempuan yang kini
mendapat amanah sebagai anggota
komisioner DKI Jakarta periode 20132018. Meski baru pertama kali menjadi
anggota KPU tetapi sepak terjangnya di
dunia kepemiluan tak diragukan lagi.
Betty bergabung menjadi pemantau
Pemilu sebagai relawan UNFREL di
Pemilu 1999 di Bogor ketika masih
menjadi mahasiswa. Dari menjadi
pemantau ini, Betty sedikit banyak
belajar tentang Pemilu dan dinamika
yang terjadi dalam setiap tahapan.
Dari pengalaman inilah mantan Ketua
Umum Kohati PB HMI ini tertarik untuk
mendalami dunia kepemiluan.

Tahun 2004 Betty ambil bagian dalam


kegiatan pendidikan pemilih untuk
pemilih pemula. Betty dipercaya sebagai
ketua panitia Voter Education Program
salah satu organisasi perempuan tingkat
nasional di Indonesia yang konsen dalam
membangun kemandirian masyarakat sipil.
Aktivitas Betty di dunia kepemiluan
terus berlanjut, tahun 2009 ia menjadi
salah satu konsultan di media center KPU
dengan spesialisasi mobilisasi sosial.
Di masa tersebut, ia ikut melakukan
kreasi program yang melibatkan banyak
pihak yang dibagi menjadi beberapa
segmentasi masyarakat yakni kelompok
pemuka agama, pemuda dan mahasiswa,

Selama menjadi tenaga ahli di Komisi


II DPR, Betty dipercaya sebagai tim
asistensi beberapa rancangan UndangUndang seperti UU No. 2 Tahun 2011
tentang Partai Politik, UU No. 15 Tahun
2011 tentang Penyelenggara Pemilu dan
UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum DPR, DPD dan DPRD.
Dari pengalamannya ini, ia memperoleh
banyak pengetahuan dan keilmuan
mengenai pemilu, bertemu banyak
pihak terkait dan mengkonsepsi perihal
kepemiluan.
Setelah cukup lama bergelut di
dunia kepemiluan Betty akhirnya
memberanikan diri mengikuti seleksi KPU
provinsi DKI Jakarta. Ia kemudian terpilih
dan dilantik menjadi komisioner periode
2013-2018. Betty sadar betul bahwa
pekerjaan ini adalah suatu amanah yang
harus dijalani dengan penuh profesional
dan integritas.
Di KPU Provinsi DKI Jakarta, Betty
diberi tugas menjadi Ketua Divisi
Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih,

Relawan demokrasi yang dibentuk dari masyarakat telah banyak membantu


KPU dalam penyebaran informasi dan sosialisasi kepemiluan kepada warga DKI
Jakarta. Begitu juga teman-teman Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan
Panitia Pemungutan Suara (PPS) telah melaksanakan sosialisasi dengan baik,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

36

suara bilik

Betty menerangkan proses tahapan pemilu kepada lembaga pemantau pemilu asing

serta Pengembangan SDM. Ia juga


menjadi Ketua Pokja Pemungutan dan
Penghitungan Suara di Pemilu 2014.
Beban kerja yang berlipat tak membuat
Betty terbebani. Malah sebaliknya,
ia menikmati setiap pekerjaan yang
dilakoninya.
Betty sadar kegiatan sosialisasi tidak
akan berjalan optimal hanya dengan
mengandalkan potensi yang ada di
internal KPU DKI Jakarta. Peran dari para
stakeholder seperti NGO/LSM, organisasi
masyarakat dan pemerintah daerah mutlak
diperlukan. KPU kemudian menggalang
kekuatan masyarakat sipil dalam wadah
relawan demokrasi untuk melakukan
kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada
pemilih di sejumlah segmen. Seperti
kelompok agama, pemilih pemula,
penyandang disabilitas, kaum perempuan
dan kelompok marginal.
Relawan demokrasi yang dibentuk dari
masyarakat telah banyak membantu
KPU dalam penyebaran informasi dan
sosialisasi kepemiluan kepada warga
DKI Jakarta. Begitu juga teman-teman
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan
Panitia Pemungutan Suara (PPS) telah
melaksanakan sosialisasi dengan baik,
pungkas Betty.

Misalnya,
pemilih yang tercatat
di dalam daftar pemilih
sementara (DPS) telah
meninggal dunia atau
pindah domisili, publik
dapat berpartisipasi
dengan memberikan
koreksi,
Dalam kegiatan sosialisasi, Betty
berupaya memperkenalkan terobosanterobosan yang telah dilakukan KPU
dalam peningkatan kualitas tahapan
demi tahapan pemilu. Seperti daftar
pemilih dan biodata daftar calon legislatif
yang dapat diakses publik secara online.
Betty berkeinginan publik merespons
dengan memberikan masukan
dan tanggapan terhadap setiap
penyelenggaraan tahapan pemilu.
Misalnya, pemilih yang tercatat di dalam
Daftar Pemilih Sementara (DPS) telah
meninggal dunia atau pindah domisili,

publik dapat berpartisipasi dengan


memberikan koreksi, terang Betty.
Diakui Betty, mengelola tahapan
Pemilu membutuhkan tim kerja
yang solid. Sebab, setiap tahapan
Pemilu sudah terjadwal. Diperlukan
manajemen yang baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang
tersedia dalam melaksanakan setiap
tahapan, program dan kegiatan.
Meski telah berupaya mengelola pemilu
secara professional tetap saja ada pihak
yang merasa tidak puas. Betty dan empat
anggota komisoner KPU yang lain pun
sempat menghadapi persidangan di
Dewan Kehormatan Penyelenggaraan
Pemilu (DKPP).
Namun Betty bersama komisioner KPU
yang lain dapat meyakinkan DKPP bahwa
mereka telah bekerja sesuai aturan.
Akhirnya, Betty dan komisioner yang
lain lolos dari ancaman pemecatan.
Pengalaman itu dijadikan Betty sebagai
pemicu untuk meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan di bidang kepemiluan.
Betty sadar menjadi penyelenggara
pemilu tidak cukup hanya memiliki
kemampuan teknis kepemiluan tapi
juga harus memahami dinamika politik
penyelenggaraan pemilu. (Sof)
Edisi Desember 2014

Suara KPU

37

suara lintas batas

Kurangi Golput PPLN Fiji Gunakan Drop Box


SUARA KPU.Sebagai anggota Panitia
Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Perwakilan
Suva, Rudd Abby, mengaku mendapat
banyak pelajaran dan pengalaman
menarik yang diperoleh selama proses
pemungutan suara di Republik Fiji.
Secara geografis, Fiji mirip dengan
Indonesia sebagai negara kepulauan
sehingga hasil laut merupakan sumber
devisa utama bagi Fiji. Uniknya sebagian
besar pelaut atau anak buah kapal
yang bekerja di kapal penangkapan
ikan berasal dari Indonesia. Keluar
masuk kapal penangkapan ikan yang
berlabuh di King Wharf, Suva atau Port
Lautoka, Lautoka berpengaruh terhadap
pendataan Warga Negara Indonesia
(WNI) yang mempunyai hak politiknya
untuk turut aktif dalam pencoblosan.
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap Pemilu
2014 yang telah ditetapkan oleh PPLN
Suva adalah 452 orang.Sebagian besar
pemilih adalah anak buah kapal. Ini
kesulitan, pada saat dilakukan pendataan
ulang ternyata sebagian besar pemilih
tetap sudah meninggalkan Fiji. Namun
yang berlabuh ke pelabuhan Fiji hampir
sama besarnya. Perlu diketahui waktu
penangkapan ikan dilakukan selama
100 hari kemudian kembali ke Fiji untuk
bongkar hasil tangkapan. Istirahat
selama beberapa hari, mereka kembali
lagi melaut. Kalau waktu berlabuhnya
bersamaan dengan jadwal pemungutan
suara maka Daftar Pemilih Tetap akan
terpenuhi. Tapi ini sukar diprediksi.
Dengan situasi dan kondisi pemilih yang
ada di Fiji maka tiga hal yang bisa dilakukan
dalam pemungutan suara kali ini. Yang
pertama melalui pemungutan suara
langsung ke TPS, kedua jemput bola ke lokasi
pemilih berada atau istilahnya drop box dan
ketiga melalui surat. Pemungutan suara
melalui surat dilakukan kepada pemilih yang
tidak memungkinkan untuk datang ke TPS
karena pekerjaan tidak dapat ditinggal atau
tidak mendapat ijin dari pemilik perusahaan,
lokasi tempat tinggal yang sangat jauh dan
membutuhkan waktu lama seperti beberapa
pemilih yang tinggal di Cook Islands dan
lain-lain.
Kebetulan ia bersama dua orang anggota
Kelompok Kerja Panitia Pemungutan
Luar Negeri (KPPSLN) lainnya ditugaskan
untuk melakukan pemilihan via drop box.
Waktu telah ditentukan yaitu tanggal 3
Edisi Desember 2014

Suara KPU

38

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Perwakilan Suva, Fiji

April 2014.

hadir berjumlah 64 orang.

Bukan pekerjaan mudah untuk bisa


melakukan drop box ini. Kami melakukan
metode jemput bola dari kota-kota yang
berada di barat Fiji. Ini cukup efektif
kurangi golput di sini, ungkapnya.

Ada cerita menarik pada saat pe


mungutan suara di Lautoka ini.
Sekitar pukul 9 pagi, kami sudah
berada di kantor pemilik kapal. Baru
saja melakukan persiapan untuk
proses pemilihan, ternyata sudah
ada tujuh orang anak buah kapal di
ruang tunggu dan menanyakan kapan
pemungutan suara dapat dilakukan,
tuturnya.

Dimulai dari Nadi, ada tiga pemilih yang


bekerja sebagai pekerja bangunan.
Kami mendatangi booth camp mereka.
Sambutan yang ramah dan antusias yang
tinggi untuk aktif memilih sangatlah
memudahkan pekerjaan kami.
Tanpa menunggu waktu yang lama, sudah
tiga suara yang masuk ke dalam drop box.
Berbeda dengan Nadi, menurut Rudd,
di Lautoka, petugas KPPSLN harus kerja
terencana dan berkoordinasi dengan
pemilik kapal. Seminggu sebelumnya, ia
sudah meminta kepada pemilik kapal untuk
menyebarkan informasi tentang Pemilu
Legislatif via drop box dan dilakukan di
kantor pemilik kapal. Alhamdulillah pemilik
kapal sangat kooperatif dan mengizinkan
salah satu ruang meeting sebagai tempat
pencoblosan. Bukan hanya itu saja, pemilik
kapal memberikan informasi yang kami
butuhkan tentang anak buah kapal Indonesia
yang bekerja di Port of Lautoka, lanjutnya.
Jumlah awal diperkirakan sekitar 61
orang, ternyata anak buah kapal yang

Sesuai dengan prosedur pemilihan maka


dilakukan registrasi dan pencocokan
data pemilih terlebih dahulu.Setelah itu
mereka diperkenankan untuk melakukan
pencoblosan.Kami pikir setelah tujuh
orang tersebut, maka akan datang
gelombang pemilih berikutnya. Ternyata
yang terjadi setelah hampir satu jam
tidak ada anak buah kapal yang datang.
Selidik punya selidik ternyata sebagaian
besar pemilih berada di kapal mereka
masing-masing yang sedang jangkar di
tengah laut dan lokasinya tersebar di
perairan dekat pelabuhan Lautoka. Selain
itu mereka juga sedang menunggu
perahu boat penjemputan yang memang
sebelumnya sudah dipesan oleh pemilik
kapal. Satu per satu rombongan dalam
satu kapal tiba di tempat pencoblosan.
Terlihat sekali antusias mereka untuk
melakukan pencoblosan.(wid)

Ada cerita menarik pada saat pemungutan suara di Lautoka


ini. Sekitar pukul 9 pagi, kami sudah berada di kantor pemilik
kapal. Baru saja melakukan persiapan untuk proses pemilihan,
ternyata sudah ada tujuh orang anak buah kapal di ruang
tunggu dan menanyakan kapan pemungutan suara dapat
dilakukan, tuturnya.

suara luar negeri

Langkah Besar Tunisia


Menuju Demokrasi

Mahasiswi Tunisia melintasi tembok yang disediakan untuk memasang poster pemilu.

SUARA KPU. Akhir Oktober lalu, Tunisia


melangsungkan pemilihan umum
(pemilu) secara langsung untuk pertama
kalinya. Pesta demokrasi tersebut
merupakan langkah terakhir negara di
bagian utara Benua Afrika itu melewati
transisi sejak revolusi 2011 yang
mengakhiri kekuasaan Zine El-Abidine
Ben Ali. Pemilu itu disebut-sebut akan
menjadi langkah besar Tunisia menuju
demokrasi.
Komisi Pemilihan Independen Tunisia
menetapkan tanggal 26 Oktober 2014
sebagai hari pemungutan suara untuk
memilih anggota legislatif (pileg) dan 23
November 2014 adalah hari pemilihan
presiden (pilpres). Pileg diikuti oleh 33
partai yang bersaing. Lebih dari lima juta
penduduk atau sekitar setengah populasi
total telah mendaftar dalam pemilu. Untuk
pertama kalinya, mereka akan memilih
secara langsung 217 orang untuk menjadi
anggota parlemen dari ribuan kandidat.
Perlu diketahui, kegiatan kampanye di
Tunisia sangat rapi. Para peserta pemilu

tidak bisa seenaknya dan tidak ada yang


seenaknya menempelkan gambar partai
ataupun foto di sembarang tempat.
Sebagai gantinya, pemerintah telah
menyediakan tembok dan dinding di
beberapa kawasan yang telah diberi
nomor masing-masing peserta dan hanya
pada nomornya itu tiap peserta boleh
menempelkan gambar. Ini terlihat berbeda
dengan yang ada di Indonesia yang
seenaknya saja masing-masing pendukung
menempelkan gambar, bahkan di tempat
yang dilarang sekalipun.

Tounes mendapat 8 kursi.

Usai proses pemungutan suara, perhi


tungan pun dilakukan. Partai Nidaa Tounes
mendapat suara terbanyak dengan meraih
83 kursi. Sementara itu partai Islam terbesar
di negara Afrika Utara itu, Ennahda, hanya
berhasil mendapat 68 kursi dan berada
di tempat kedua. Dua partai lainnya,
Free Patriotic Union dan Popular Front,
mendapatkan masing-masing 16 dan
11 kursi secara berurutan. Partai sekuler
lainnya, UNL mendapat 16 kursi, Popular
Front Movement yang berhaluan kiri
mendapat 15 kursi dan Partai liberal Afek

Calon yang paling diunggulkan adalah


mantan Perdana Menteri Beji Caid
Essebsi, veteran berusia 87 tahun yang
dari Partai Nidaa Tounes, yang menang
dalam pileg. Rivalnya, adalah presiden
sementara Tunisia Moncef Marzouki dan
beberapa menteri yang pernah menjabat
dalam pemerintahan era mantan diktator
Zine El Abidine Ben Ali seperti tokoh
sayap kiri Hamma Hammami, pengusaha
Slim Riahi dan capres wanita satu-satu
nya yang merupakan seorang hakim
Kalthoum Kannou.

Hingga tiba pada tanggal 23 November


2014, di mana rakyat Tunisia akan
menentukan sosok yang akan menjadi
orang nomor satu di negara itu. 27
kandidat bersaing dalam pilpres di negara
yang disebut-sebut sebagai negara
paling sejahtera ketiga di kawasan Afrika.
Berdasarkan ketetapan KPU Tunisia, jika
tidak ada kandidat yang menang lebih dari
50 persen suara, putaran berikutnya akan
digelar pada tanggal 28 Desember 2014.

Edisi Desember 2014

Suara KPU

39

suara luar negeri


Kebanyakan kandidat presiden Tunisia saat
ini menjanjikan adanya lapangan kerja
baru. Itu karena setengah dari pemilih
Tunisia saat ini merupakan generasi muda
yang sebagian besar belum bekerja.
Dengan janji tersebut, diharapkan para
generasi muda mau turut serta dalam
pemilihan dan bersedia mempertahankan
negaranya dari serangan ekstremis.
Tempat Pemungutan Suara (TPS) mulai
dibuka pukul 08.00 dan ditutup 10 jam
kemudian. Namun, pilpres akan dibatasi
hanya selama lima jam di sekitar 50 lokasi
yang berbatasan dengan perbatasan
Aljazair, di mana kelompok bersenjata aktif
seperti Al-Qaeda beroperasi. Oleh karena
itu, puluhan ribu polisi dan tentara dikerah
kan untuk menjamin keamanan di tengah

kekhawatiran kelompok tersebut untuk


mengacaukan pemilu.
Menurut catatan Komisi Pemilihan
Independen Tunisia hanya sekitar 64
persen pemilih, dari total sekitar 5,3
juta warga yang memenuhi syarat,
menggunakan hak suaranya. Setelah
melakukan perhitungan suara hasil
pilpres, ditetapkan pemimpin sekuler Beji
Caid Essebsi mendapatkan suara lebih
unggul mengalahkan presiden sementara
Moncef Marzouki. Essebsi dari Partai Nidaa
Tounes meraih 39,46 persen unggul dari
Marzouki dengan perolehan suara 33,4
persen. Dengan tidak adanya kandidat
yang meraih suara lebih dari 50 persen,
maka Komisi Pemilihan Independen
akan menggelar putaran kedua pada 28

Desember 2014.
Latar belakang Essebsi yang pernah
menjadi pengabdi Ben Ali dikhawatirkan
akan mengembalikan Tunisia pada masa
kelam. Apalagi Partai Nidaa Tounes berhasil
menguasai parlemen dan sekarang tinggal
posisi presiden. Namun, menurut Essebsi,
ketakutan tersebut tidak beralasan. Itu
karena bukan berarti masa kediktatoran
kembali hanya karena ada satu partai yang
dominan di parlemen dan kepresidenan.
Siapapun dia, perlu diingat di bawah
konstitusi baru Tunisia, kekuasaan presiden
akan terbelah pada jabatan perdana
menteri dan koalisi parlemen. Presiden
hanya akan mengurus masalah luar negeri
dan pertahanan, sisanya diberikan kepada
perdana menteri. (Sof)

Calon yang paling diunggulkan adalah mantan Perdana Menteri


Beji Caid Essebsi, veteran berusia 87 tahun yang dari Partai Nidaa
Tounes, yang menang dalam pileg.

Wanita Tunisia memasukan kertas suara pemilu


Edisi Desember 2014

Suara KPU

40

suara luar negeri

Amerika Serikat Kalah Jauh


Soal Hak Politik Perempuan
SUARA KPU. Amerika Serikat (AS) mungkin
menganggap dirinya sebagai negara
demokrasi termaju di dunia. Tak jarang
negeri Paman Sam melakukan segala
cara, termasuk operasi militer, untuk
mengekspor paham demokrasinya kepada
negara lain dengan dalih kebebasan hak
asasi manusia.
Namun, tahukah Anda bahwa negara
yang terbentuk dari 13 bekas koloni
Inggris itu sungguh jauh di belakang
negara kita Indonesia dalam bidang hak
politik perempuan?
AS terbentuk dari 13 bekas koloni Inggris
selepas Revolusi Amerika setelah deklarasi
kemerdekaan pada tanggal 4 Juli 1776.
Perang ini dimulai karena koloni merasa
diperlakukan tidak adil oleh Inggris. Setelah
Revolusi, Amerika Serikat menghadapi
banyak masalah, seperti perbudakan orang
kulit hitam dan perang saudara (tahun
1861 hingga 1865) antara kelompok Utara
dengan Selatan. Perang ini diakibatkan
karena sengketa mengenai hak-hak negara
bagian, perbudakan, dan masa depan
Amerika Serikat. Beberapa negara bagian di
Selatan meninggalkan Amerika Serikat dan
mendirikan Konfederasi.
Selain perbudakan dan perang saudara,
sampai diskriminasi ras yang dampaknya
masih terasa bahkan sampai saat
ini di beberapa wilayah tertentu, AS
juga terbilang cukup lamban dalam
memberikan hal politik yang luas kepada
kaum perempuannya. Padahal ada
adagium yang menyatakan: jika ingin
melihat maju tidaknya suatu negara,
lihatlah dari cara mereka memperlakukan
kaum perempuannya.
Sejak berdirinya negara, perbudakan di AS baru
dihapus secara konstitusional pada tahun 1865.
Dan ironisnya, hak pilih wanita baru ditetapkan
secara nasional pada tahun 1920.

Partisipasi politik perempuan AS dalam setiap pemilu terus meningkat

Jika kita bandingkan dengan negara


demokrasi termaju itu, tentu saja Indonesia
tergolong jauh lebih modern dalam soal
perempuan. Jika Paman Sam butuh waktu
ratusan tahun sejak berdirinya untuk
mengakui kesetaraan politik perempuan
dan pria, Indonesia termasuk negara yang
langsung mengakui hak politik perempuan.
Adanya perwakilan perempuan dalam
sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun
1945 adalah kebanggaan dan lompatan
besar dalam sejarah perpolitikan Indonesia.
Saat itu ada dua perwakilan perempuan di
BPUPKI, yaitu Ny. Maria Ulfa Santoso dan
Ny. R.S.S Soenarjo Mangoenpoespito.
Bahkan pada pemilu 1955 yang merupakan
pemilu pertama dalam sejarah Indonesia,

perempuan bukan hanya punya hak pilih


dan memilih. Saat itu sudah berdiri partai
perempuan yang turut bertarung, yakni
Partai Wanita Indonesia/Partai Wanita
Rakjat, walaupun gagal mendapatkan kursi.
Dalam pemilu pertama di Indonesia, ada 19
perempuan yang terpilih sebagai anggota
parlemen (DPR): 4 dari PNI, 4 dari Masyumi,
5 dari NU, 5 dari PKI, dan 1 dari PSI.
Ya, Indonesia hanya butuh waktu sekejap
untuk menyadari dan mengakui kesetaraan
politik laki-laki dan perempuan.Sedangkan
AS baru mengakui hak pilih bagi
perempuan pada tahun 1920, beberapa
abad setelah negaranya berdiri.Tak hanya
itu, hak politik perempuan tersebut baru
diaktualisasikan setelah masa perang dunia
kedua. (ald)

AS terbentuk dari 13 bekas koloni Inggris selepas Revolusi Amerika setelah deklarasi kemerdekaan
pada tanggal 4 Juli 1776. Perang ini dimulai karena koloni merasa diperlakukan tidak adil oleh
Inggris. Setelah revolusi, Amerika Serikat menghadapi banyak masalah, seperti perbudakan orang
kulit hitam dan perang saudara (tahun 1861 hingga 1865) antara kelompok utara dengan selatan.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

41

suara luar negeri

Perjalanan Panjang E-Voting


Negeri Bollywood
SUARA KPU. Pemilihan umum secara
digital atau dikenal dengan istilah electronic
voting (e-voting) merupakan mekanisme
pemilihan umum yang mengacu pada
penggunaan teknologi informasi. Teknologi
yang dimaksudkan beragam, termasuk
penggunaan kartu pintar, penggunaan alat
pemungutan suara, layar sentuh, internet,
ataupun jenis teknologi lainnya.
Indonesia sendiri diketahui berencana
menerapkan mekanisme pemilihan umum
dengan cara e-voting dengan berbagai
pertimbangan, antara lain adalah menekan
anggaran pemilu, meminimalisir potensi
kecurangan serta ramah lingkungan. E-voting di
Indonesia sendiri telah dipastikan konsitutsional
berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
pada 30 Maret 2010 selama tidak melanggar
asas pemilu yang luber dan jurdil.
Sejumlah negara berkembang pun saat
ini sudah menerapkan e-voting, termasuk
di Asia. Salah satu negara yang telah lebih
dahulu menerapkan e-voting adalah negeri
bollywood India.
Penerapan e-voting di India tidak semertamerta dilakukan seketika, melainkan melalui
rangkaian proses yang tidak sebentar.
E-voting di India pertama kali diujicobakan
pertama kali pada pemilihan Majelis Bort
Parur di Negara Bagian Kerala sejak tahun
1982. Namun pada saat itu, hasil pemilihan
Edisi Desember 2014

Suara KPU

42

suara itu dibatalkan Mahkamah Agung India


karena tidak sesuai dengan hukum yang
berlaku di negara tersebut. Atas dasar ini
kemudian dilakukan amandemen terhadap
Undang-undang Perwakilan Rakyat untuk
mengesahkan pemilu yang diselenggarakan
melalui mesin pemungutan suara atau
Electronic Voting Machine (EVMs).
India kemudian mencoba lagi pelaksanaan
e-voting secara nasional pada tahun 2004
juga pada tahun 2009 serta tahun 2014 ini.
Pemilihan umum itu mulai menggunakan
EVMs. Alat tersebut kemudian digunakan
baik untuk pemilihan umum maupun
pemilihan di negara bagian.
Menurut data statistik India, pada tahun 2009
itu ada lebih dari 400 juta pemilih atau sekitar
58,13 persen dari pemilih yang terdaftar
menggunakan hak suaranya melalui EVMs.
Sementara itu pada pemilu 2014 lalu, jumlah
pemilih meningkat yakni sebanyak 814,5
juta pemilih atau sekitar 66,38 persen yang
menggunakan hak suaranya.
Perlu diketahui, mesin voting itu sendiri
menggunakan dua sistem bagian dengan

unit pemungutan suara yang menyuguhkan


para pemilih tombol yang dapat ditekan
pemilih sesuai dengan calon yang dipilihnya
dalam pemilu itu. Setiap pilihan dihubungkan
dengan kabel ke kotak suara elektronik yang
akan merekam jumlah pilihan tersebut.
Keberhasilan penerapan e-voting di negara
yang pada tahun 2013 tercatat memiliki
populasi sebanyak 1.252 miliar jiwa itu
bukan semata-mata karena soal teknologi,
melainkan juga karena sistem pemilihan
umum yang sederhana. India menggunakan
system first past the post atau sistem distrik
yang merupakan varian paling sederhana
dan mudah dalam keluarga sistem mayoritas/
pluralitas. Dengan kata lain hanya ada satu
kandidat dari setiap partai di surat suara.
Selain menggunakan EVMs, India rupanya
semakin terbuka akan teknologi dengan
menerapkan e-voting melalui internet.
Namun hal itu belum diterapkan secara
nasional, melainkan baru di daerah
tertentu dalam lingkup yang lebih kecil.
Negara bagian India yang pertama kali
menerapkan e-voting lewat internet adalah
Gujarat pada April 2011 lalu. (Mel)

Penerapan e-voting di India tidak semerta-merta dilakukan seketika,


melainkan melalui rangkaian proses yang tidak sebentar. E-voting
di India pertama kali diujicobakan pertama kali pada pemilihan
Majelis Bort Parur di Negara Bagian Kerala sejak tahun 1982.

suara daerah

Jatim Monitoring Evaluasi Pemilu 2014


SUARA KPU. KPU Provinsi Jawa Timur
melakukan verifikasi terhadap kelengkapan
seluruh data hasil penyelenggaraan
Pemilu 2014 di tingkat KPU Kabupaten/
Kota, baik Pemilu Anggota DPR, DPD dan
DPRD maupun Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014.
Beberapa data yang diverifikasi tersebut
meliputi di antaranya Laporan Relawan
Demokrasi, Data Pemantau, Partisipasi
Pemilih Pemula, Laporan Harta Kekayaan
Pejabat Negara DPRD, Laporan Pileg dan
Laporan Pilpres.
Target kami adalah agar terkumpul data
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014 secara komprehensif, sekaligus
sebagai evaluasi penyelenggaraan Pemilu
2014 di Provinsi Jawa Timur, ucap komisioner
KPU Provinsi Jawa Timur, Dewita Hayu Shinta
saat mengunjungi kantor KPU Kabupaten
Sidoarjo, dalam rangka Monitoring
Kelengkapan Data dan Dokumentasi
Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2014, Rabu
(3/12).
Kedatangan Dewita Hayu beserta tiga
orang staf Sekretariat KPU Provinsi Jawa

Komisioner KPU Jawa Timur, Dewita Hayu Shinta

Timur disambut hangat Ketua KPU


Kabupaten Sidoarjo, M. Zainal Abidin,
M.PdI dan empat anggota komisioner
KPU lainnya.
Monitoring ini merupakan tindak lanjut
dari Surat Edaran KPU Provinsi Jawa
Timur Nomor : 539.03/KPU-Prov-014/
XII/2014 tanggal 1 Desember 2014
perihal Permintaan Data, jelas Dewita.
Dewita menambahkan, monitoring tak

semata fokus pada KPU Kabupaten Sidoarjo,


tapi ke seluruh KPU Kabupaten/Kota di Jawa
Timur, mulai 2-11 Desember 2014.
Selanjutnya, hasil dari monitoring ini,
akan dibawa ke Rapat Koordinasi Seluruh
KPU se-Indonesia dan Penghargaan
KPU Award yang dijadwalkan oleh KPU
Republik Indonesia di Jakarta, tanggal 17
sampai dengan 19 Desember 2014.

KPU Padang Pariaman Siap


Melaksanakan Pilkada Serentak

Dalam pelaksanaan pemilihan kepala


daerah serentak, KPU kabupaten Padang
Pariaman bersandar pada Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perppu) nomor 1 tahun 2014 tentang
pilkada langsung. Dan, nantinya sesuai
dengan pasal 4 ayat 2 Perppu nomor 1
tahun 2014 DPRD akan memberitahukan
secara tertulis kepada Bupati Padang
Pariaman dan kepada KPU setempat
tentang berakhirnya masa jabatan kepala
daerah tersebut. Hal itu akan disampaikanya
paling lambat 6 bulan sebelum masa
jabatannya berakhir, tutur pria kelahiran

Sungai Laban, 11 Februari 1977 ini.


Zu l n a d i m e n a m b a h k a n K P U a k a n
menggelar berbagai kegiatan tahapan
pemilu. Antara lain membentuk panitia
uji publik, yang tugasnya akan melakukan
pengujian terhadap bakal calon kepala
daerah. Uji publik bersifat mandiri. Dan
akan dilakukan secara terbuka, yang
dalam pelaksanaannya meliputui tentang
kompetensi dan integritas bakal calon.
Uji publik merupakan langkah pertama
dalam mempersiapkan calon kepala daerah.
Sesuai ketentuan dalam pelaksanaan uji
publik bakal calon akan memaparkan profil
atau rekam jejak, visi dan misi serta progam
yang akan dilakukan ketika terpilih nanti.
Panitia uji publik yang akan dibentuk
berjumlah 5 orang. Formasinya 2 orang

Foto: Aldi H Gultom

Komisioner Komisi Pemilihan Umum


kabupaten Padang Pariaman, Sumatera
Barat, Zulnadi menegaskan penyelenggara
pemilu siap melaksanakan pemilihan
kepala daerah serentak 2015 dengan
penuh professional dan integritas.

Zulnaidi
dari akademis. Dua orang dari tokoh
masyarakat. Dan satu orang dari anggota
KPU kabupaten Padang Pariaman, ujar
Zulnadi lagi.
Lanjut dia, sedangkan khusus untuk kepala
daerah yang akan mengikuti pemilihan
kepala daerah untuk masa selanjutnya
memiliki ketentuan tersendiri yang diatur
dalam Perppu nomor 1 tahun 2014 yakni
pada pasal 71 ayat 1,2,3 dan ayat 4.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

43

suara daerah

Pelantikan PAW KPU Kabupaten Jembrana


SUARA KPU. Ketua KPU Provinsi Bali
resmi melantik Made Widiastra, SE sebagai
anggota KPU Kabupaten Jembrana
menggantikan Ketut Rahayu Tantrawan
yang meninggal pada 19 Oktober 2014
Pelantikan dan pengangkatan sumpah
janji Pengganti Antar Waktu Anggota KPU
Kabupaten Jembrana ini berlangsung di
ruang rapat KPU Provinsi Bali, Senin (24/11).
Hadir dalam acara pelantikan ini yaitu
Ketua Bawaslu Provinsi Bali, Anggota
KPU Provinsi Bali, Sekretaris KPU Provinsi
Bali, Ketua KPU Kabupaten/Kota se-Bali,
Kepala BKPB Kabupaten Jembrana,
Anggota KPU Kabupaten Jembrana,
Sekretaris KPU Kabupaten/Kota se-Bali
dan pejabat stuktural di lingkungan
Sekretariat KPU Provinsi Bali.
Sesuai dengan peraturan KPU yang
ada, yang mengamanatkan bahwa PAW
Anggota KPU Kabupaten Jembrana adalah

Suasana pelantikan PAW komisioner KPU Kabupaten Jembrana Bali

Calon Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/


Kota urutan berikutnya dari hasil pemilihan
yang dilakukan oleh KPU Provinsi.
Berkaitan dengan hal tesebut KPU Provinsi
telah melakukan verifikasi terhadap calon
anggota KPU Kabupaten Jembrana nomor
urut 6 atas nama Made Widiastra, SE,
yang ditetapkan melalui rapat pleno pada
tanggal 11 November 2014.
Pada kesempatan ini juga Ketua
KPU Provinsi Bali, I Dewa Kade

Wiarsa Raka Sandi, ST menekankan


bahwa dalam melaksanakan tugas
hendaknya memperhatikan koordinasi
dan kemitraan dilingkungan Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Jembrana
dibawah koordinasi KPU Provinsi Bali.
Kepada anggota KPU Kabupaten Jembrana
yang baru dilantik diucapkan selamat
menjalankan tugas semoga Ida Sang Hyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan bimbingan dan tuntunannya.

Orientasi Tugas KPU Kabupaten/Kota se-Maluku

Peserta orientasi tugas KPU se-Maluku

SUARA KPU. Sedikitnya 53 Komisioner


KPU Kabupaten/Kota se-Maluku
mengikuti Orientasi Tugas yang
berlangsung selama empat hari, 25-28
November 2014 di Hotel Amaris, Ambon.
Ketua KPU Provinsi Maluku, Musa
L. Toekan dalam sambutannya
menekankan, pentingnya kegiatan
orientasi ini karena sejak dilantiknya
anggota KPU Kabuapten/Kota
berselang beberapa hari kemudian
dilangsungkannya Pemilu Legislatif
Edisi Desember 2014

Suara KPU

44

Tahun 2014. Sehingga Kegiatan Orientasi


terhadap Anggota KPU Kabupaten/Kota
sempat tertunda.
Orientasi tugas ini dilakukan sebagai
penguatan kapasitas kelembagaan untuk
benar-benar bekerja sesuai aturan yang
berlaku, apalagi pada tahun 2015 ada
dua Kabupaten yakni Kabupaten Aru dan
Kabupaten Seram Bagian Timur yang akan
menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah.
Selaku penyelenggara kita semua

bertanggung jawab terhadap


keberhasilan lembaga ini dengan
memperhatikan semua tugas, kewajiban
dan melaksanakannya dengan baik
sesuai visi, misi KPU menciptakan suasana
kerja yang berintegritas, transparan,
akuntabel, yang ditunjukkan dengan
tercipta dan terjaganya soliditas di
antara komisioner, serta hubungan yang
bak/harmonis, saling menghargai dan
menghormati satu dengan yang lain
juga dengan kesekretariatan, menjaga
etika penyelenggara dengan menjaga
independensi, tidak berpihak, menjunjung
tinggi nilai-nilai penyelenggaraan dan
benar-benar memposisikan diri pada
tempat yang sebenarnya, papar Musa.
KPU Provinsi Maluku juga dihadirkan
narasumber berkompeten di bidangnya
yakni Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilu (DKPP) RI, Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) RI, Pemerintah Provinsi
Maluku, BPK Perwakilan Maluku, serta
fasilitator berpengalaman. Kegiatan ini
diikuti peserta dengan penuh antusiasme
yang tinggi, sarat keakraban, yang
ditunjukkan dengan kehadiran mereka
hingga berakhirnya acara dan partisipasi
aktif dalam diskusi-diskusi yang digelar.

suara daerah

Ketua KPU Sulsel Iqbal Latif

11 Kabupaten di Sulsel Gelar


Pilkada Serentak Tahun 2015
SUARA KPU. Dipastikan 11 kabupaten di
Provinsi Sulsel akan menggelar pemilihan
kepala daerah (Pilkada) pada tahun
depan. Masing-masing Kabupaten Gowa,
Bulukumba, Selayar, Maros, Pangkep,
Barru, Soppeng, Luwu Utara, Luwu Timur,
Tana Toraja, dan Toraja Utara.
Sebagai landasan hukumnya, Ketua KPU
Sulsel Iqbal Latif mengatakan, KPU sudah
menerbitkan surat edaran bernomor
1667/KPU/XI/2014 sebagai tindak lanjut
terbitnya Perppu. Dalam surat edaran
tersebut dimuat tiga point.
Pertama, provinsi dan kabupaten/
kota yang masa jabatan kepala
daerahnya berakhir pada tahun
2015 dilaksanakan pemilihan
secara serentak pada tahun 2015,
sebagaimana dimaksud dalam pasal
201 ayat (1) Perppu Nomor 1 Tahun
2014. Penetapan hari, tanggal, dan
bulan pelaksanaan pemilihan kepala
daerah secara serentak tahun 2015.
Kedua, berkenaan dengan hal tersebut pada
angka 1, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP

kabupaten/kota diminta tetap melanjutkan


koordinasi dengan pemerintah daerah terkait
penyediaan anggaran pemilihan gubernur,
bupati, dan walikota, sehingga anggaran
dapat ditetapkan dalam APBD tahun 2015
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 200
ayat (1) Perppu Nomor 1 Tahun 2014. Ketiga,
petunjuk teknis terkait dengan penyusunan
program, jadwal, dan tahapan pemilukada
akan diberitahukan lebih lanjut.
Atas dasar surat edaran itu, sambung
Iqbal, maka Pilkada Toraja Utara (Torut)
yang digelar 2016 akan dimajukan
ke 2015. Untuk Torut, kami majukan
pelaksanaan pemilihan kepala daerahnya
di tahun 2015 daripada diundur ke 2018,
kata Iqbal.
Menurutnya, percepatan pelaksanaan
pilkada Torut tidak akan mengganggu
masa jabatan kepala daerah setempat

ketimbang daerah tersebut dijabat


caretaker hingga 2018.
Namun kita akan konsultasikan ke KPU
RI dan gubernur terkait pelaksanaan
Pilkada serentak, kata Iqbal Latif.
Dosen non aktif Unhas ini menambahkan,
pembahasan anggaran pelaksanaan
Pilkada sudah bisa diajukan ke pemda
sambil menunggu kepastian pembahasan
Perppu yang direncanakan akan dibahas
pada awal Januari 2015 mendatang.
Ketua KPU Toraja Utara, Merry Parura
turut mengakui jika percepatan Pilkada
tidak mengganggu masa jabatan kepala
da erah. Kami sudah komunikasi dengan
KPU Provinsi, pelaksanaan Pilkada Torut
dimajukan di 2015. Tahapan akan kami
mulai April 2015, jelas Merry Parura
melalui sambungan telepon.

Untuk Torut, kami majukan pelaksanaan


pemilihan kepala daerahnya di tahun 2015
daripada diundur ke 2018,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

45

suara daerah

KPU Resmikan Tiga Gedung Baru di Sulbar


SUARA KPU. Setelah meresmikan gedung
KPU kota Bandar Lampung, Ketua Komisi
Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik,
kembali meresmikan gedung baru KPU di
berbagai daerah. Ketiga gedung KPU yang
diresmikan itu yakni gedung KPU Kabupaten
Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten
Poso di Provinsi Sulawesi Tengah.
Secara simbolis peresmian ketiga gedung
itu dilakukan di Kabupaten Donggala,
Sabtu (16/11). Ketua KPU Husni Kamil Manik
menjelaskan, dibangunnya gedung baru itu
menempuh beberapa tahap. Seperti surat
keterangan hibah tanah dari pemerintah
daerah setempat hingga pengajuan anggaran
pembangunan gedung kepada KPU RI.
Untuk merealisasikannya, tentu memerlukan
dukungan dari beberapa pihak. Dari perhitungan
yang ada, baru sekitar 25 persen dari seluruh
kantor KPU, baik di provinsi maupun di
kabupaten/kota yang sudah memiliki gedung
sendiri. Karena demikian, dalam kesempatan ini
saya berterima kasih kepada pemerintah daerah
dan juga DPRD yang telah menyetujui hibah
tanah kepada tiga kabupaten (Kab. Donggala, Sigi

dan Poso) sehingga dapat terealisasi seperti saat


ini, ujar Husni.
Berdasarkan informasi yang dihimpun,
dari ketiga kabupaten itu, gedung
Sekretariat KPU Kabupaten Donggala
sudah sempat dipakai saat putaran
pertama Pemilihan Bupati - Wakil Bupati
(Pilbup) Donggala pada 4 September
lalu. Itu karena kebutuhan ruang untuk
pelaksanaan tahapan Pilbup. Sehingga,
kantor ini belum sempat diresmikan tapi
sudah kami pakai dulu, sebab kantorkantor lama sudah tidak lagi menampung
berkas kami, ujar Sofandi Sohar, anggota
KPU Kabupaten Donggala.
Peresmian ketiga gedung kantor KPU itu
ditandai dengan penandatanganan batu
prasasti oleh Ketua KPU RI dilanjutkan
dengan pengguntingan pita secara
simbolis.
Meskipun anggotanya banyak dirundung
pelanggaran etik selama Pemilu Legislatif 9
April lalu, KPU di Sulsel tetap percaya diri bakal
memboyong penghargaan KPU Award tingkat

nasional pada minggu ketiga Desember 2014.


Hingga kini, ada 10 KPU kabupaten/kota di
Sulsel yang masuk nominasi dan bersaing
mewakili Sulsel. Nanti akan mengerucut
menjadi satu KPU mewakili setiap kategori,
ujar Divisi Sumber Daya Manusia KPU
Sulsel, Faisal Amir, Selasa (9/12).
Faisal menjelaskan, nominasi tersebut akan
bersaing untuk mewakil Sulsel di Jakarta.
Sejumlah daerah yang menjadi unggulan
dengan mengacu pada hasil Pileg dan
Pilpres yakni KPU Bone, Selayar, Luwu
Timur, dan Pinrang diunggulkan.
Mantan Ketua KPU Takalar ini menyebutkan,
terdapat enam kategori KPU Award yang
meliputi kreasi sosialisasi, kategori daftar
pemilih berkualitas, penyelenggara pemilu
berintegritas, transparansi informasi pemilu,
iklan layanan masyarakat, serta pemilu akses.
Sementara Ketua KPU Sulsel, Muh Iqbal
Latief mengatakan, enam KPU kabupaten/
kota yang dianggap terbaik pada masingmasing kategori sudah dikirim namanya
ke KPU RI. Sama dengan Faisal, Iqbal juga
masih merahasiakan nominator KPU Award.
Menurut dia, seleksi penjaringan nominator
KPU Award melibatkan pihak ketiga yang
dianggap netral. Proses seleksi dilakukan
oleh perwakilan dari akademisi, praktisi,
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Selain itu disaat yang bersamaan, KPU
Sulsel juga membentuk Pejabat Penyedia
Indoformasi dan Dokumentasi (PPI)
disetiap KPU kabupaten/kota. KPU Sulsel
memberi batas akhir kepada seluruh KPU
kabupaten/kota sudah membentuk PPID
paling lambat 31 Desember 2014.

Ketua KPU Husni Kamil Manik menandatangani prasasti peresmian gedung baru KPU Kabupaten Donggala,
Sulawesi Barat

Pembentukan PPID merupakan amanat


dari Undang-Undang nomor 14/2009
tentang Kebebasan Informasi Publik.
Nantinya PPID wajib menyediakan dan
memberikan informasi khususnya yang
terkait dengan pemilu dan Pemilukada
kepada masyarakat yang membutuhkan.

Dari perhitungan yang ada, baru sekitar 25 persen dari seluruh kantor KPU, baik di provinsi
maupun di kabupaten/kota yang sudah memiliki gedung sendiri. Karena demikian, dalam
kesempatan ini saya berterima kasih kepada pemerintah daerah dan juga DPRD yang telah
menyetujui hibah tanah kepada tiga kabupaten (Kab. Donggala, Sigi dan Poso) sehingga dapat
terealisasi seperti saat ini,
Edisi Desember 2014

Suara KPU

46

suara pakar

Urgensi Uji Publik Calon Kepala


Daerah Via Pilkada Serentak
Oleh:

P a n g i S y a r w i C h a n i a go
Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Peneliti Politik Nusantara Institute

Selama ini masyarakat kenal calon kepala daerah melalui spanduk, baliho dan media
massa. Masyarakat hanya sekedar kenal wajah dan nama namun masih kurang
mendalami tentang seluk beluk calon kepala daerah
SUARA KPU. Pemilihan suatu pemilu
merupakan salah satu keputusan
kelembagaan yang penting bagi setiap
negara demokratis. Pemilu mempunyai
pengaruh besar bagi kehidupan politik
masa depan negara yang bersangkutan
dan kesejahteraan masyarakat tentunya.

Pertanyaan sederhananya adalah,


seberapa penting uji publik calon
kepala daerah via pilkada serentak
dilaksanakan? Uji publik calon kepala
daerah sangat penting dalam rangka
memaparkan visi misi programnya,
termasuk menyampaikan profil atau
rekam jejak masing-masing untuk
memberikan informasi yang lebih
komprehensif kepada masyarakat.

Biaya penyelenggaraan pilkada masih


dan perlu ditekan dengan mengubah
metode sistem pemilihan. Upaya
mengatur agar biaya pemilu lebih efektif
dan efisien harus terus dipikirkan. Biaya
pemilu yang tak terlalu membebani
APBN akan menghasilkan demokrasi
yang relatif lebih sehat.
Sistem pemilihan dengan biaya yang lebih
murah menjadi keinginan banyak orang.
Ada banyak opsi untuk melakukan efisiensi
dari segi biaya, salah satunya dengan
penyelenggaraan pilkada serentak. Hal ini
bisa dikongkritkan dan akan menghemat
dana negara yang tidak sedikit.
Komisi Pemilihan Umum akan menggelar
pemilihan kepala daerah secara serentak,
ada 188 daerah yang akan melaksanakan
pilkada serentak di tahun 2015. Pilkada
serentak harus dipastikan benar-benar
menyehatkan demokrasi, mencerminkan
semangat efektivitas dan efisiensi. Kalau
misi itu tak terwujud maka pilkada
serentak tak ada arti dan kering makna.
Urgensi Uji Publik Calon Kepala
Daerah

Dalam pelaksanaan pilkada 2015 ada


yang menarik untuk dicermati yaitu
adanya uji publik calon kepala daerah
adalah syarat atau kehendak demokrat
mendukung pilkada langsung disahkan.
Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perppu) Nomor 1 tahun
2014 Pasal 38 disebutkan, calon kepala
daerah wajib mengikuti uji publik dalam
pemilihan kepala daerah (pilkada) di
tahun 2015.
Pertanyaan mendasar yang muncul
ke permukaan adalah seberapa besar
dampak yang ditimbulkan dari aktifitas
uji publik pemilihan kepala daerah,
jangan sampai uji publik hanya sekedar
formalitas, seremoni belaka.

Uji publik bertujuan untuk mengukur


dan menguji kompetensi, keterampilan,
gambaran tentang action plan dan
integritas sang bakal calon kepala
daerah. Masyarakat bisa menilai
langsung kapasitas, pengetahuan,
pandangan dan gagasannya serta
menilai bagaimana sang calon pemimpin
memecahkan sebuah problem yang
muncul. Sehingga diharapkan pemilih
lebih kenal dan lebih mengetahui
karakter masing-masing calon pemimpin
mereka.
Selama ini masyarakat kenal calon kepala
daerah melalui spanduk, baliho dan
media massa. Masyarakat hanya sekedar
kenal wajah dan nama namun masih
kurang mendalami tentang seluk beluk
calon kepala daerah. Forum uji publik
baik format, materi, isi dan konsepnya
harus tampil berbeda dengan dialog
terbuka sebagai ajang kampanye yang
pernah digelar berbagai forum termasuk
melalui televisi, kelompok masyarakat
dan LSM.

Uji publik bertujuan untuk mengukur dan menguji kompetensi, keterampilan,


gambaran tentang action plan dan integritas sang bakal calon kepala daerah.
Masyarakat bisa menilai langsung kapasitas, pengetahuan, pandangan dan gagasannya.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

47

suara pakar
Ada baiknya model-model seperti ini
untuk terus dikembangkan KPU sebagai
wahana pendidikan politik untuk
rakyat. Tidak ada peluang bagi calon
yang tidak siap ditelanjangi dan diuji
kemampuannya. Sehingga masyarakat
tidak akan seperti membeli kucing
dalam karung, atau sesat memilih ibarat
memilih timun bungkuk dalam karung.
Ada pun mekanisme teknis uji publik
terdapat dalam Pasal 38 ayat 2 Perppu
nomor 1 tahun 2014, disebutkan
bahwa partai politik atau gabungan
dapat mengusulkan lebih dari 1 (satu)

bakal calon gubernur, bupati, dan


walikota untuk dilakukan uji publik. Lalu
ayat 4 menyatakan, panitia uji publik
beranggotakan 5 (lima) orang yang
terdiri dari 2 (dua) orang yaitu dari unsur
akademisi, 2 (dua) orang dari tokoh
masyarakat, dan 1 (satu) orang anggota
KPU.
KPU tidak akan menetapkan seorang
bakal calon kepala daerah menang
atau kalah. Melainkan hanya bertugas
menggelar uji publik kemudian
mengeluarkan surat keterangan (SK)
bahwa para bakal calon tersebut telah

diuji.
Semoga saja pemilihan kepala daerah
(pilkada) serentak di tahun 2015
dipastikan menghemat APBN. Begitu
juga uji publik calon kepala daerah
benar benar memiliki dampak yang
besar melahirkan kepala daerah yang
berkualitas, pemimpin yang mencintai
rakyat dan rakyat mencintainya.
Harapan penyelenggaraan uji publik
dapat membantu menyebarkan
informasi kepada masyarakat, sehingga
publik betul-betul memiliki banyak
pengetahuan sebelum menjatuhkan
pilihannya di bilik suara. Semoga!

Tidak ada peluang bagi calon yang tidak siap ditelanjangi


dan diuji kemampuannya. Sehingga masyarakat tidak akan
seperti membeli kucing dalam karung, atau sesat memilih
ibarat memilih timun bungkuk dalam karung.

Banjir tak menyurutkan petugas KPU menegakkan demokrasi


Edisi Desember 2014

Suara KPU

48

suara Pustaka

Berpolitik Tanpa
Partai Fenomena Relawan
dalam Pilpres
Oleh: Fransisca Ria
Pemilu Presiden 2014 menampilkan fenomena
yang berbeda dalam sejarah politik Indonesia.
Partisipasi publik terhadap kandidat presiden dan
wakil presiden yang maju dalam Pilpres muncul
begitu massif.
Menyebut diri sebagai relawan, individu maupun
komunitas yang bergerak dalam Pilpres 2014 lebih
termotivasi untuk melihat Indonesia lebih baik.
Kemunculan mereka terjadi persis saat kepercayaan
publik kepada kinerja partai politik nyaris runtuh.
Beberapa komunitas relawan memang ada yang
digerakkan oleh kader-kader parpol pendukung,
tapi lebih banyak lagi adalah komunitas-komunitas
baru yang lahir karena tak menginginkan
kembalinya rezim otoritarian Orde Baru.
Buku ini berkisah tentang mereka. Tentang sebuah
gerakan yang digerakkan oleh idealisme berbangsa,
bukan sekadar pragmatisme kursi. Pada gerakan ini,
partai politik semestinya bisa melakukan refleksi. **
Komentar :
Buku ini menggugah tumbuhnya masyarakat sipil
dalam mengkritisi kebijakan dan mengawal tata kelola
pemerintahan yang baik.
- Sudharto P. Hadi; Rektor dan Profesor Universitas
Diponegoro, Semarang
Sebagai salah satu dari ribuan orang yang ikut hadir
mendukung Konser Salam Dua Jari, saya merasakan
sendiri ketulusan dan antusiasme masyarakat biasa
dari berbagai kalangan untuk berpartisipasi dan
mempengaruhi jalannya proses pemilihan langsung
Presiden yang sudah tersandera mesin politik dan
kampanye hitam.

Data Buku:
13.5 x 20 cm
Tebal : 232 halaman
Terbit : Oktober 2014
Cover : Softcover
ISBN : 978-602-03-1065-7
No Produk : 20701140014
Edisi Desember 2014

Suara KPU

49

suara selebriti
Ade Herlina:

E-Voting? Why Not?


Selain beralih dari sistem pemilihan manual menjadi
elektronik, e-voting juga bisa mengakomodir kebutuhan
terutama di daerah-daerah pelosok serta menekan
anggaran penyelenggaraan pemilu
SUARA KPU. RENCANA penerapan
sistem pemilihan secara elektronik atau
e-voting di Indonesia diapresiasi oleh
salah seorang selebritas Indonesia, Ade
Herlina.
Presenter kawakan yang mengawali
karir sebagai penyiar radio dan model
itu menilai, penerapan sistem e-voting
di Indonesia akan lebih mengefektifkan
penyelenggaraan pemilu serta turut
memberikan dampak lingkungan.
Kita kan sudah punya e-KTP, kenapa
sih pemilu kemarin kita masih harus
didaftarin melalui surat-surat pemilih.
Kenapa tidak e-KTP kita difungsikan
seperti ATM. Jadi ketika masuk TPS, e-KTP
kita di-scan atau dimasukkan nomornya
saja untuk mengetahui apakah kita

sudah terdaftar sebagai pemilih atau


belum, kata Ade kepada Suara KPU.
Menurutnya, sistem manual seperti itu
lebih rumit dan rentan akan kesalahan
serta penyalahgunaan. Ia mencontohkan
sejumlah kasus yang diamatinya dalam
pemilihan umum 2014 lalu di mana
banyak warga yang tidak mendapatkan
surat suara dan ketika hendak
menggunakan KTP untuk memilih di TPS,
justru namanya menjadi ganda.
Di luar negeri juga banyak yang
komplain kalau pakai e-KTP atau paspor
secara online kan akan masalah seperti
itu akan bisa lebih terhindar, jelas Ade.
Untuk menghindari masalah-masalah
itu mungkin lebih simple e-voting itu,

sambungnya.
Ade menambahkan, selain beralih
dari sistem pemilihan manual
menjadi elektronik, e-voting juga bisa
mengakomodir kebutuhan terutama di
daerah-daerah pelosok serta menekan
anggaran penyelenggaraan pemilu.
Saya setuju karena efisien. Cost
pemerintah lebih irit karena tidak perlu
kirim surat-surat suara, produksi kertaskertas tidak perlu, box-box suara dan
keperluan lainnya yang dikirimkan ke
daerah-daerah juga bisa lebih dipangkas,
ujar Ade.

Arzeti Bilbina

E-Voting Tak Ubahnya


Pemilihan Idol Televisi
Arzeti Bilbina dalam sebuah percakapan
dengan Suara KPU beberapa waktu lalu,
sistem pemilihan umum lebih baik bila
dilakukan secara manual seperti yang
berlaku hingga saat ini yakni dengan cara
mencoblos kertas suara di bilik suara TPS.
Karena hasil pemungutan suara seperti
itu, menurutnya, lebih murni.
Lebih baik seperti kemarin saja, biarlah
masyarakat memilih langsung pemimpin
mereka dengan cara seperti itu. Hasil
pemungutan suara yang ditampung pun
menjadi lebih murni, ujarnya.
SUARA KPU. Rancangan penerapan
elektronik voting atau e-voting dalam
sistem pemilihan umum di Indonesia
dinilai kurang tepat. Pasalnya, hal tersebut
dapat menggerus nilai-nilai sosial yang
kental terbangun di masyarakat Indonesia.
Menurut artis sekaligus model senior
Edisi Desember 2014

Suara KPU

50

Arzeti menambahkan, kendati lebih


modern dan efisien, namun pelaksanaan
e-voting lebih rentan manipulasi.
Pasalnya setiap orang di mana pun bisa
menggunakan hak pilihnya. Hal itu
justru memperbesar potensi manipulasi.
Bukan hanya itu, Arzeti juga menyebut
bahwa penerapan e-voting tak ubahnya
pemilihan idol di televisi.

Pemilihan seperti itu, setiap PH (production


house) itu mereka bisa membeli hingga
500 juta voucher untuk memilih satu artis
yang mereka usung, kata wanita kelahiran 4
September 1976 itu.
Jadi bisa dikatakan pemilihan semacam itu
tidak murni. Justru lebih murni dan akurat
kalau pemilihan dilakukan secara manual,
begitupun dengan e-voting, sambungnya.
Menurutnya, pemilihan umum dengan
sistem yang berlaku hingga saat ini
dapat memicu semangat silaturhami
masyarakat sebagai pemilik suara.
Masyarakat jadi punya cerita untuk
datang ke TPS, ada silaturhami.
Sebelum TPS dibangun ada rapatrapat musyawarah terlebih dahulu dari
panitia setempat. Menurutku itu lebih
membentuk ikatan batin bila dibanding
penggunaan e-voting nantinya, kata
Arzeti.

suara selebriti
Judika

Senang Banyak Anak Muda Ikut Pemilu 2014


Banyaknya kalangan muda Indonesia yang terlibat dalam mengambil bagian pada Pemilu
2014 menandakan kepedulian kalangan muda untuk masa depan bangsa.
mantan Putri Indonesia 2007, Duma Riris
Silalahi ini kepada Suara KPU.

SUARA KPU. Kesempatan menggunakan


hak suaranya sebagai warga negara
Indonesia dalam pemilu tak pernah
dilewatkan oleh seorang musisi seperti
Judika.

Hal ini menurut Judika karena kuatnya


dukungan terhadap masing-masing
capres sehingga menciptakan hasil suara
yang beda tipis. Tentunya (pemilu) kali
ini sangat menarik karena kita hanya
mendapatkan dua kandidat pemimpin,
Namun hasil akhir yang beda tipis itu
sebenarnya bisa dilihat sebagai bukti
bahwa kedua kandidat pemimpin kita
memang sama-sama kompeten dan
didukung oleh masyarakat, jelasnya.

Pelantun jingle Pemilu 2014 yang


berjudul Memilih untuk Indonesia
ini mengaku kalau dirinya sangat
bersemangat mengikuti pesta demokrasi
lima tahunan ini.
Tahun ini aku paling bersemangat untuk
berkontribusi kepada Pemilu 2014. Selain
berkontribusi lewat lagu, tuturnya.
Artis jebolan ajang pencarian bakat salah
satu stasiun televisi swasta ini merasa
keberlangsungan pesta demokrasi kali ini
sangat menarik.
Saya lihat di Pemilu kali ini rasanya

seluruh warga negara Indonesia excited


menggunakan hak pilihnya. Sepertinya,
jumlah pemilih jauh melebihi pemilupemilu sebelumnya, kata suami dari

Judika juga merasa senang dan bangga


di mana kalangan muda Indonesia
banyak yang terlibat dalam mengambil
bagian pada Pemilu 2014 kemarin.
Menurutnya, itu menandakan kepedulian
kalangan muda untuk masa depan
bangsa. (Mel)

Jadi Moderator Debat Capres,


Hikmahanto Tak Bisa Tidur
Indonesia (UI) sampai tidak bisa tidur
setelah ditunjuk Komisi Pemilihan
Umum (KPU) memandu acara yang akan
mengulik visi-misi kedua capres.
Jadi waktu dengar saya yang terpilih
(sebagai moderator debat capres) saya
langsung kaget, tegang, dan gak bisa
tidur. Saya harus baca banyak buku,
mempelajari (debat) yang sebelumnya,
dan lain sebagainya. Itu tegang sekali,
kisahnya.
Selain itu, Hikmahanto juga masih
merasa perlu banyak belajar mendalami
kiat-kiat menjadi seorang moderator.
SUARA KPU. Mendapat kesempatan
sebagai moderator dalam debat
calon presiden (capres)putaran ketiga
merupakan kesempatan yang sangat luar
biasa bagi seorang Hikmahanto Juwana.
Diakuinya, meski kerap wara-wiri di layar
kaca sebagai narasumber, namun Guru
Besar Hukum Internasional Universitas

Saya biasa jadi narasumber, yang


ditanya, eh tiba-tiba diminta jadi
presenter (moderator). Jadi mindset itu
yang harus saya rubah dan kemudian
belajar dari debat-debat yang ada di luar
negeri. Meskipun tidak sama tapi sebagai
inspirasi saya supaya bisa menjalankan
tugas dengan baik, ungkapnya.
Profesor termuda di Fakultas Hukum UI
(FHUI) ini sempat heran mengapa harus

dirinya yang ditunjuk memandu debat


capres bertemakan Politik Internasional
dan Ketahanan Nasional.
Saya kan biasa bicara hukum, hukum
internasional, dan hubungan internasional.
Jadi saya pada waktu itu bertanya-tanya
kenapa bisa saya yang dipilih oleh kedua
tim (sukses capres) ini, ujarnya.
Namun, masalah itu dikatakannya dapat
terselesaikan dengan adanya kerjasama
dari calon-calon moderator yang ada,
di mana mereka adalah para pakar
hubungan internasional.
Hikmahanto juga merasa bersyukur
kalau pertanyaan yang akan dilemparkan
dalam acara yang disiarkan secara live di
beberapa stasiun televise swasta pada 22
Juli lalu bukan ia yang buat.
Saya sendiri kan tidak boleh bertanya.
Pertanyaan itu diformulasikan oleh tim.
Nah, jadi saya sangat terbantu di situ,
kata pria kelahiran Jakarta, 23 November
1965. [Sof]
Edisi Desember 2014

Suara KPU

51

serba serbi

Tekanan Darah Tinggi & Penyebabnya


Tekanan darah tinggi merupakan masalah umum yang dapat menyebabkan penyakitpenyakit serius seperti stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular. Tekanan
darah tinggi terjadi pada 1 dari setiap 3 orang dewasa.
Naiknya tekanan darah kerap tidak
disadari oleh mereka yang menderita
hipertensi. Tiba-tiba saja mereka
mengalami pusing, atau bahkan
serangan jantung akibat meningkatnya
tekanan darah.
Meskipun dibilang sepele, namun
kondisi tersebut tak bisa dibiarkan begitu
saja, karena jika dibiarkan maka dapat
berkembang menjadi penyakit kronis
seperti stroke dan jantung. Maka dari
itu, mengenali penyebab hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah hal yang
penting sebagai tindakan pencegahan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
seseorang terkena tekanan darah tinggi,
diantaranya adalah :
Usia
Semakin bertambahnya usia seseorang,
semakin tinggi pula risikonya untuk
terkena hipertensi. Hal ini karena ketika
seseorang beranjak senja, maka akan
cenderung terjadi pengerasan arteri
yang pada akhirnya membuat tekanan
darah menjadi naik.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

52

Jenis Kelamin
Tak banyak yang tahu bahwa pria
lebih berpotensi terkena hipertensi
dibandingkan wanita. Meskipun
demikian, wanita juga harus berhatihati dan tetap waspada akan datangnya
hipertensi. Maka dari itu, terapkan selalu
pola hidup dan makan yang sehat.

dari itu, hindarilah konsumsi alkohol.


Stress
Tekanan yang Anda dapat dari stres
secara otomatis bisa membuat tekanan
darah Anda naik. Maka dari itu, ketika
Anda mengalami stres, maka kelola stres
Anda dengan baik dan tenangkan diri
segera mungkin.

Kelebihan Berat Badan


Kondisi seperti gemuk atau bahkan
berujung obesitas, bisa menjadi
penyebab utama naiknya tekanan darah.
Hal ini karena lemak yang ada dalam
tubuh dapat mengganggu sirkulasi
darah.

Pemakaian Kontrasepsi
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan
bahwa penggunaan kontresepsi seperti pil
KB dapat meningkatkan risiko yang lebih
besar untuk terjadi naiknya tekanan darah.

Sensitivitas Garam
Sebagian orang mempunyai sensitivitas
yang tinggi terhadap garam sampai
menyebabkan tekanan darah meningkat.
Maka dari itu, apabila Anda mengalami
hal tersebut, segera batasi konsumsi
garam Anda.
Alkohol
Alkohol dapat meningkatkan tekanan
darah Anda sampai dua kali lipat. Maka

Bermalas-malasan
Bermalas-malasan adalah kegiatan yang
sebaiknya anda hindari karena dapat
meningkatkan timbunan lemak dalam
tubuh anda yang pada akhirnya bisa
menjadi penyebab hipertensi.
Konsumsi obat-obatan tertentu
Mengonsumsi obat tertentu dapat
membuat tekanan darah menjadi
naik. Oleh karena itu berkonsultasilah
terlebih dahulu pada dokter saat anda
mendapatkan resep obat.

serba serbi

5 Cara Sederhana Menurunkan


Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan masalah umum yang dapat menyebabkan penyakitpenyakit serius seperti stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular. Tekanan
darah tinggi terjadi pada 1 dari setiap 3 orang dewasa.
Obat-obatan telah lama digunakan
sebagai solusi, namun ada juga beberapa
cara sederhana yang dapat mengontrol
dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Metode murah ini meliputi olahraga,
menjaga berat badan, dan perubahan
gaya hidup yang dapat mengontrol
hipertensi. Para ahli percaya bahwa
gaya hidup sehat dapat mencegah dan
melawan hipertensi.

sering dikaitkan dengan tekanan darah


tinggi.

Berikut Cara Sederhana


Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi :

Kurangi Berat Badan


Kenaikan berat badan menjadi salah satu
faktor penyebab hipertensi. Mengurangi
berat badan walau hanya beberapa
kilogram saja sudah dapat menurunkan
tekanan darah yang tinggi. Pinggang
adalah indikator yang baik terhadap
berat badan. Bertambahnya ukuran
lingkar pinggang bisa menjadi alarm
akan datangnya hipertensi.

Olahraga
Olah raga rutin merupakan cara
yang efektif untuk menurunkan
tekanan darahtinggi. Dianjurkan
untuk melakukannya beberapa
kali dalam seminggu, kurang lebih
selama 30 hingga 60 menit setiap kali
berolahraga. Aktivitas seperti ini dapat
menurunkan tekanan darah hingga 4-9
mmHg. Seseorang dengan hipertensi
harus sering terlibat dalam aktivitas
fisik. Hal ini juga berlaku bagi pasien
prehipertensi demi menghindari
terjadinya hipertensi. Olahraga juga
dapat membantu mengurangi berat
badan, di mana berat badan berlebih

Hindari alkohol
Mengonsumsi alkohol tidak baik bagi
kesehatan dan dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi yang pada akhirnya
akan memperbesar risiko terjadinya
hipertensi. Jadi, jauhkan diri Anda dari
minuman beralkohol.

Pada orang yang kelebihan berat badan


atau obesitas, semakin banyak berat
badannya berkurang, maka tekanan
darah juga akan ikut berkurang. Untuk
mewujudkannya bisa dilakukan dengan
pola makan sehat, diet, ataupun
berolahraga.
Mengurangi asupan sodium

(natrium)
Mengurangi asupan natrium bisa
membantu menurunkan tekanan darah.
Umumnya, natrium dikaitkan dengan
makanan yang tinggi garam, walaupun
terkadang keduanya tidak selalu berjalan
berdampingan.
Garam yang biasa kita kenal terdiri
dari 40 persen natrium, dan sisanya
adalah ion klorida. Agar kesehatan
tubuh selalu terjaga dan terhindar dari
naiknya tekanan darah, asupan natrium
yang direkomendasikan adalah 2300
miligram atau kurang. Bagi orang-orang
yang berusia lebih dari 51 tahun keatas,
asupan harian yang direkomendasikan
adalah 1500 gram atau kurang.
Hindari stres
Stres merupakan faktor penting dari
beberapa penyakit dan juga sering
dikaitkan dengan tekanan darah
tinggi. Kecemasan dan stres dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah
walau sifatnya hanya sementara. Maka
dari itu, usahakan jangan sampai stres.
Latihan pernapasan merupakan salah
satu cara terbaik untuk mengatasi
stress dan dapat mengurangi risiko
hipertensi. Pasien dengan tekanan
darah tinggi sangat disarankan untuk
mencari bantuan dari seorang konselor
profesional. (mel)

Edisi Desember 2014

Suara KPU

53

Suara Publik

Evaluasi Pilkada langsung


Taraf hidup masyarakat yang tinggi juga dengan sendirinya akan menghilangkan
upaya vote buying (money politic) dari para elit, karena bisa dipastikan tidak ada
satu kandidat pun yang akan mampu untuk melakukan vote buying sehingga
praktik perang ide dan program akan lebih mendominasi ketimbang perang
uang dalam pilkada.
Ketiga, ketidaksiapan masyarakat secara
psikologis maupun kedewasaan politiknya
dalam menghadapi persaingan yang
cenderung keras dan terbuka pada pilkada
langsung berdampak terhadap retaknya
hubungan sosio cultural di dalam masyarakat.

SUARA KPU. Kajian Pilkada langsung atau


lewat DPRD sebenarnya sudah dimulai 1,5 - 2
tahun yang lalu. Hal ini saya tahu karena Prof.
Djohermansyah sebagai salah seorang yang
diminta pemerintah untuk mengkaji ulang
Pilkada langsung adalah dosen S2 ilmu politik
UI. Dia cerita banyak di kelas kala itu, bahkan
soal UAS kita waktu itu adalah membuat
paper kajian dampak positif dan negatif
Pilkada langsung. Jadi ini bukan soal Koalisi
Merah Putih atau bukan.

Hal ini terlihat dari data hingga Agustus


2013 dimana 75 jiwa sudah melayang, 256
korban luka berat dan ringan, kerusakan 279
tempat tinggal, kerusakan fasilitas umum di
156 lokasi, kantor pemerintahan di 56 lokasi.
Data tersebut belum termasuk kerusakan
kendaraan bermotor, kantor partai politik,
kantor media massa, hotel, hingga kawasan
pertokoan yang dirusak dan dibakar massa.

Mengutip tulisan Prof. Djohermansyah dan


hasil diskusi dengan kepala atase politik
kedutaan besar Amerika Serikat beberapa
waktu lalu, disebutkan bahwa pelaksanaan
proses demokrasi yang baik di dalam
suatu masyarakat negara berbanding lurus
terhadap lahirnya pemerintahan yang baik
(almond & powell). Hiruk pikuk mengenai
Pilkada langsung ataupun tidak langsung
telah menjadi perhatian kita bersama.

Keempat, merebaknya politik uang yang


tidak lagi terbatas pada elite politik, institusi
politik dan penegak hukum tetapi sudah
merambah luas kepada masyarakat pemilih.
Bahkan di beberapa tempat masyarakat
berani memasang spanduk yang berbunyi
disini menerima serangan fajar.

Tulisan ini mencoba mendudukkan persoalan


pada evaluasi pelaksanaan pilkada langsung
yang tepat satu dekade kita lalui bersama.
Sedikitnya ada tujuh catatan pelaksanaan
Pilkada langsung yang dapat menjadi
pertimbangan mengapa akhirnya pemilihan
melalui perwakilan DPRD di kabupaten/
kota menjadi sebuah pilihan yang realistis
dan masuk akal untuk Indonesia saat ini dan
bukan semata persoalan koalisi merah putih
atau Indonesia hebat saja.
Pertama, biaya yang dikeluarkan para calon
kepala daerah dalam pilkada langsung sangat
mahal dan menjadi benih-benih praktek
korupsi. Beberapa calon kepala daerah
mengaku menghabiskan 20 miliar hingga
128 miliar untuk bisa memenangkan Pilkada.
Sehingga tidak mengherankan jika saat
ini tidak kurang 320 kepala daerah produk
Pilkada langsung menjadi pesakitan di
tahanan KPK.

Kedua, biaya yang dikeluarkan oleh KPU


daerah dalam pelaksanaan Pilkada rata-rata
menghabiskan 4-10 persen APBD. Bahkan
yang paling ironis adalah pelaksanaan
pilkada Jawa Timur yang menghabiskan biaya
1 triliun rupiah.
Bayangkan jika biaya ini digunakan
untuk membangun sekolah, rumah sakit,
puskesmas atau subsidi biaya kesehatan
dan pendidikan tentu akan lebih banyak
manfaatnya bagi masyarakat.

Demokrasi yang seharusnya memuliakan


manusia, malah merusak akhlak dan moral
masyarakat kita. Kelima, pilkada langsung
menyebabkan besarnya beban hutang
ekonomi maupun hutang politik yang
harus ditanggung seorang kepala daerah
baik sponsor, partai politik pengusung, tim
sukses, hingga birokrat dan konstituen itu
sendiri sehingga cenderung menghadirkan
pemerintahan daerah yang tidak efektif.

Keenam, mimpi demokratisasi


masyarakat di daerah yang dapat
didorong oleh pilkada langsung adalah
mimpi di siang bolong. Mengapa? karena
demokrasi sejatinya (John Stewart,
Democracy and Local Governement)
bukanlah demokrasi prosedural sebatas
pelaksanaan pemilihan kepala daerah,
namun lebih jauh dari itu adalah

Biaya yang dikeluarkan oleh KPU daerah dalam pelaksanaan Pilkada rata-rata
menghabiskan 4-10persen APBD. Bahkan yang paling ironis adalah pelaksanaan
pilkada Jawa Timur yang menghabiskan biaya 1 triliun rupiah.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

54

Suara Publik
meningkatnya partisipasi publik dalam
pemerintahan daerah dan kebijakannya.
Ketujuh, pilkada langsung sebagai
pelaksanaan demokrasi prosedural tidak
serta merta menjamin pelaksanaan
demokrasi yang substantif. Hal ini dapat
dilihat dari 58 kepala daerah yang terbukti
masuk dalam politik dinasti yang jelas-jelas
menunjukkan bahwa pilkada langsung
hanya membuat masyarakat larut dalam
hingar bingar politik yang semu.
Apa Solusinya?
Pilkada langsung memang sebenarnya
dalam konteks demokrasi liberal
akan lebih baik ketimbang sistem
keterwakilan karena dia melibatkan
masyarakat secara langsung. Namun hal
ini menjadi efektif dan dapat dijalankan
jika masyarakat itu sendiri telah
memenuhi beberapa syarat.

Demikian juga halnya dengan tingkat


pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan sesorang maka semakin tinggi
juga kesadaran hukumnya. Orang yang
memilki tingkat pendidikan tinggi tentu
selalu melihat segala sesuatunya atas dasar
perhitungan untung rugi yang lebih rasional.
Masyarakat dengan tingkat pendidikan
tinggi biasanya akan lebih memahami
mengenai hak dan kewajiban mereka
sebagai warga negara, sehingga
masyarakat dalam taraf ini akan lebih
terbuka dengan perbedaan dan lebih
kritis dalam menjalankan proses
demokrasi bukan hanya berpikir
keuntungan yang pragmatis.

Sehingga menjadi wajar jika Pilkada


langsung di Indonesia berubah menjadi
bencana demokrasi karena selain
masyarakatnya memiliki taraf hidup
yang rendah, masyarakat Indonesia
pun saat ini masih diisi oleh mayoritas
masyarakat berpendidikan dasar dan
menengah dengan angka rata-rata
usia belajar 7,7 tahun. Kurang dari 10
persen masyarakat kita yang mampu
mengenyam pendidikan tinggi.
Randy Bagasyudha
Kandidat Master Ilmu Politik Universitas
Indonesia Jalan Pelangi 2, Blok F,
Jakasampurna,
Bekasi Selatan.

Mengapa di Amerika sistem ini berjalan


dengan baik sedangkan di Indonesia
hanya melahirkan bencana demokrasi? Hal
ini karena dua alasan utama dan mendasar
yaitu tingkat taraf hidup kesejahteraaan
dan tingkat pendidikan masyarakat
Amerika jauh di atas Indonesia.
Mengapa demikian? Karena jika taraf
hidup sudah tinggi maka masyarakat
tidak akan bisa lagi di bujuk dengan
politik uang berimbas pada ongkos
politik para kandidat yang semakin
sedikit dan benih-benih korupsi juga
akan semakin sedikit, dengan demikian
satu-satunya cara membujuk masyarakat
adalah dengan menawarkan program
kerja yang spesifik dan dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat.
Contohnya kalau di Indonesia dengan
uang 50.000 (kurs dolar US /10.000 berarti
5 dolar) atau 100.000 (10 dolar) masyarakat
Indonesia masih merasa wah maka hal
yang serupa tidak akan terjadi di Amerika.
Dengan uang sebesar itu para kandidat
akan ditertawakan oleh masyarakat karena
dengan uang sebesar itu masyarakat
Amerika hanya bisa membeli kentang
goreng atau jajanan pinggir jalan lainnya.
Artinya kondisi taraf hidup masyarakat
yang tinggi juga dengan sendirinya
akan menghilangkan upaya vote buying
(money politic) dari para elit, karena bisa
dipastikan tidak ada satu kandidat pun
yang akan mampu untuk melakukan
vote buying dengan jumlah 50-100 dolar
per orang sehingga praktik perang ide
dan program akan lebih mendominasi
ketimbang perang uang dalam pilkada.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

55

Refleksi

Antara Voting dan Uji Publik


Oleh: S i g i t J o y o w a r d o n o,
Kepala Biro Teknis dan Hupmas KPU RI

Voting merupakan proses dua langkah. Pertama, orang harus memilih kandidat mana
yang mereka sukai, dan kedua, memutuskan apakah akan memilih atau tidak.
pengaturan preferensi (selera) yang koheren
(teratur).

Proses dua langkah ini, sebagaimana


disebutkan oleh C.J. Williams dari University
of North Texas, terlihat sederhana. Namun
prakteknya, dalam menentukan kandidat yang
disukai saja rumitnya bukan main. Lebih-lebih
bila ada lebih dari dua kandidat yang muncul.

Kerumitan dalam menentukan pilihan bagi


individu pemilih, juga menjadi keruwetan
bagi para kandidat pemimpin. Bukan perkara
mudah bagi seorang kandidat untuk merebut
kepercayaan publik dan membuka ruang
kepantasan untuk dipilih. Kampanye monologis,
semakin hari semakin tidak menarik untuk
merebut hati pemilih.

Komparabilitas, yang merupakan salah


satu prinsip penting dalam memilih secara
rasional menurut panduan Donald M. Gooch,
menemukan ganjalan di lapangan. Mencari
tahu dan lalu membandingkan dua kandidat
untuk kemudian dipilih, bukan perkara mudah.
Di lapangan, ada banyak faktor dan variable
mengapa pemilih mendukung si A dan bukan
si B. Lebih rumit ketika irisan-irisan variabel itu
ada pada dua kandidat. Berelson, Lazarsfeld
dan McPhee pernah melakukan penelitan di
Amerika Serikat terkait dengan perilaku pemilih.

Fakta yang diungkap oleh Zaller ini diperkuat


oleh penelitian lain yang dilakukan Iyengar dan
Kinder. Iyengar dan Kinder menemukan bukti
yang mendukung peran media melalui media
priming, media framing dan agenda setting.

Hasil studi mereka, yang kemudian dibukukan


dalam Voting; A Study of Opinion Formation in
a Presidential Campaign, menunjukkan bahwa
konteks sosial memberikan dampak terbesar
pada penentuan pilihan.

Di luar itu, sebagaimana disimpulkan C.J.


Williams, ternyata juga ditemukan fakta bahwa
kondisi psikologis juga menentukan pilihan.
Pendekatan psikologis ini mengungkap bahwa
individu punya afinitas (kedekatan) psikologis
pada satu partai tertentu.

Seseorang, dalam memegang pandangan


tertentu dan memilih kandidat dari partai
tertentu, juga sangat tergantung pada
interaksinya dengan anggota kelompok lain
atau organisasi yang lain.

Afinitas ini mewarnai sikap individu terhadap


kandidat. Artinya, pemilih memilih karena sejumlah
alasan psikologis, dan yang paling penting adalah
kekuatan afiliasi (hubungan) partisan.

Juga ditemukan fakta bahwa, kecondongan


seseorang pada kandidat atau bahkan ideologi
tertentu, kemudian menjauhi kandidat yang
lain atau bahkan ideologi yang lain, sangat
tergantung pada kelas sosial, kelompok agama,
rasa atau etnis, dan bahkan juga keluarga.
Persoalan voting semakin kompleks ketika
juga ditemukan fakta bahwa menentukan atau
memilih kandidat tertentu juga ternyata sangat
dipengaruhi oleh media.

Hal yang pasti, di luar persoalan-persoalan


di atas, individu yang serius terlibat dalam
partisipasi politik sekali pun, akan mengalami
ketidakpastian tertentu dalam menentukan
pilihan. Bahkan bisa saja ia kekurangan
informasi untuk membandingkan antarkandidat secara lengkap dan sempurna.
Lebih-lebih pemilih yang pasif, ia akan
terseok-seok dalam memutuskan di antara
sejumlah alternatif yang saling berkompetisi
seraya memiliki informasi yang luas serta

Di tengah persoalan yang bisa membingungkan


pemilih dan juga bisa mengganggu calon
dipilih inilah uji publik untuk menentukan
bakal calon pemimpin pemerintah menjadi
cukup relevan. Tentu saja, ini akan menjadi
relevan bila uji publik dilakukan secara serius
dan sungguh-sungguh. Dalam uji publik itu
misalnya dibongkar secara mendalam setiap
sosok kandidat.
Ke depan, uji publik juga harus digelar memang
untuk menguji, bukan untuk memuji. Karena
itu, menjadi pekerjaan rumah yang cukup
merepotkan sebab uji publik yang substansial
ini juga harus mengikis habis mental-mental
feodalistik (keningratan).
Sehingga dalam ujian tersebut, publik benar-benar
disajikan informasi yang mendalam dan dihidangkan
kritik yang tajam, sehingga bisa membandingkan
satu sama lain. Perbandingan juga baru bisa
dilakukan ketika bakal kandidat pemimpin memiliki
garis pembeda secara diametral (berseberangan)
satu sama lain; baik dari sisi mau pun program.
Medium uji publik ini, bila digarap dengan
serius, tentu saja akan mematangkan
proses demokratisasi di Indonesia. Ini
akan melahirkan generasi pemilih yang

benar-benar rasional, juga akan memicu


munculnya pemimpin yang berkualitas dan
berintegritas. Semoga!

Persoalan voting semakin kompleks ketika juga ditemukan fakta


bahwa menentukan atau memilih kandidat tertentu juga ternyata
sangat dipengaruhi oleh media.
Edisi Desember 2014

Suara KPU

56

Anda mungkin juga menyukai