Anda di halaman 1dari 78

ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NYN BAYI CUKUP

BULAN DENGAN CAPUT SUCCADENEUM DI RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 31 MEI S/D 02 JUNI 2011

KARYA TULIS

ILMIAH

OLEH :

HAFSAH MUSTAFA
1208036

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2011

ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NYN BAYI CUKUP BULAN


DENGAN CAPUT SUCCADENEUM DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 31 MEI S/D 02 JUNI 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Pada Program Studi D III Kebidanan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Gema Insan Akademik Makassar

OLEH :

HAFSAH MUSTAFA
1208036

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2011

BIODATA PENULIS

Nama

: HAFSAH MUSTAFA

Tempat / tanggal lahir

: KUPANG, 17 JANUARI 1989

Agama

: ISLAM

Suku

: KUPANG

Asal

: KUPANG

Alamat

:JL.TANJUNG ALANG 1, NO 6

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TAMAT SD INPRES OE-USAPI KUPANG

TAHUN 2002

2. TAMAT MTS NEGERI KUPANG

TAHUN 2005

3. TAMAT MAN MODEL KUPANG

TAHUN 2008

4. MENGIKUTI PENDIDIKAN D III KEBIDANAN STIK GIA MAKASSAR


MULAI TAHUN 2008 SAMPAI SELESAI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segenap puji hanya milik Allah semata.


Tempat kami memuji, memohon pertolongan, dan mohon ampun. Dan
kami berlindung dari kejahatan diri kami dan kesalahan amal-amal kami.
Dalam karya tulis ini, penulis mencoba untuk membahas secara
singkat tentang Asuhan Kebidanan Pada N Dengan Caput
Succadeneum DiRumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar
tanggal 31 mei S/D

02 juni 2011. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

merupakan salah satu syarat dalam menyelaesaikan pendidikan Program


Diploma III Program Studi Diploma III Kebidanan STIK GIA
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun pengadaan
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.. Dan penulis
mengucapkan terima kasih,penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1.

Bapak H. M. Aras dan Ibu, selaku Ketua dan Ibu Yayasan STIK GIA
Makassar

2. Ibu Hj.Saenab Dasong, SKM. M. Kep. Selaku ketua STIK GIA


Makassar.
3. Ibu Marinus Rombe Seru Dortje Sampetau. S.SiT.SH M.Kes, selaku
ketua HIMAPRODI DIII Kebidanan STIK GIA Makassar, yang telah

banyak memberikan dorongan dan motivasi pada penulis sehingga


penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Bapak DiRektur Rumah sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar
beserta seluruh stafnya yang telah memberikan izin pada penulis.
5. Ibu Herlinty,S.Sit Dan Ibu Hj.Saenab Dasong, SKM. M. Kep selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan banyak
arahan

dan

bimbingan

serta

motivasi

kepada

penulis

dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


6. Teristimewa buat Ayahanda tercinta Mustafa Saleh dan Ibunda
tersayang Bungah Bachtiar, serta saudara-saudaraku yang tiada hentihentinya memberikan motivasi, doa, dan dukungan baik moril maupun
materil hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengaharapkan agar kiranya
semua pihak yang telah membantu penulisan karya tulis ini senantiasa
memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan penyusunan karya
tulis ini. Dan akhirnya terimalah persembahan penulis sebagai wujud
karya nyata kami mengabdi kepada masyarakat.

Makassar, 25 juni 2011

HAFSAH MUSTAFA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN ..........................................................

ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI.............................................................

iii

BIODATA PENULIS ..............................................................................

iv

KATA PENGANTAR .............................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................

vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

A Latar Belakang .....................................................................

B Ruang lingkup Penulisan ......................................................

C Tujuan Penulisan ..................................................................

D Manfaat Penulisan ................................................................

E Metode Penulisan .................................................................

F Sistematika Penulisan.
.............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................

11

A Tinjauan Umum Tentang Caput Succadeneum ...................

11

1. Pengertian Caput Succadeneum.............................................

11

2. Etiologi Caput Succadeneum ..................................................

12

3. Patofisiolgi Caput Succadeneum..........................

12

4. Sebab-sebab Terjadinya Caput Succadeneum .. . .

13

5. Tanda dan Gejala.....................................................................

13

6. Metode Digunakan Untuk Mengevaluasi Kondisi NeonatuS...

13

7. Penatalaksanaan......................................................................

15

8. Tindak Lanjut............................................................................

16

9. Macam-macam Caput dan Pengertiannya..............................

16

B Proses Manajemen Asuhan Kebidanan .........

17

1 Pengertian Manajemen Kebidanan....................

17

2 Pengertian Asuhan Kebidanan..................................

17

3 Proses Manajemen Kebidanan.....................................

17

C Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)..........................

21

BAB III STUDI KASUS ....

23

A.

Langkah I : Identifikasi Data Dasar ....


24

1.

Identitas/Data........................................................

24

2.

Riwayat Kehamilan...............................................

25

3.

Riwayat Persalinan dan Kelahiran........................

26

4.

Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi........

26

5.

Data Sosial, psikologi, ekonomi dan Spritual........

26

6.

Pemeriksaan Fisik.................................................

27

B.

Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual...

29

C.

Langkah III : Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial......

30

D.

Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi.

30

E.

Langkah V : Rencana Tindakan .

30

F.

Langkah VI : Implementasi
31

G.

Langkah VII :Evaluasi..


34

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................

39

A. Pengkajian dan Analisa Data Dasar............................................. 39


B. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual....................................... 40
C. Perumusan Diagnosa/ Masalah Potensial................................... 41
D. Melaksanakan Tindakan Segera dan Kolaborasi......................... 42
E. Rencana Asuhan Kebidanan......................................................... 42
F. Implementasi Asuhan Kebidanan................................................. 43
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan...................................................... 44
BAB V PENUTUP.................................................................................. 46
A Kesimpulan........................................................................... 46
B Saran ................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Caput succadeneum merupakan masalah controversial dalam
kebidanan. Penanganan yang optimal dilakukan layaknya pada
asuhan bayi normal.1 Persalinan bahkan persalinan normal sekalipun.
Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup bulan merupakan
tanggung jawab penuh seorang bidan terhadap keselamatannya dan
juga pada ibu pada persalinan normal. Saat ini angka kematian ibu dan
bayi di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi jika di
bandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN.Berdasarkan
Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai
31/1.000 kelahiran. Angka itu 5,2 lebih tinggi di bandingkan Malaysia.
Juga 1,2 lebih tinggi di bandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika
di bandingkan dengan Thailand. Anomin, 2009, Angka kematian bayi. 2

Berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007


sebesar

248/100.000

kelahiran

hidup.

Sementara

untuk AKB,

berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 diperoleh AKB


sebesar 26.9/1.000 kelahiran hidup. di Jawa Timur AKI dan AKB pada
tahun 2006 adalah mencapai 72/100.000 kelahiran. 3
Sedangkan untuk daerah Blitar sendiri pada tahun 2007 tercatat
AKB

sebesar 100,2/100.000 kelahiran hidup. Dan AKI sebesar

3,06/1.000 kelahiran hidup. Dan untuk masalah terjadinya caput


succadeneum Di RS Labuang Baji Makassar yang tercatat dalam
Ruang Neonatus mulai akhir tahun 2010 sampai bulan Mei 2011
berjumlah 31 dari 548 jumlah persalinan. Faktor penyebab dari
kejadian ini adalah persalilnan lama dan persalinan dengan tindakan
ekstraksi dan kala II memanjang.4
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan
pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga
pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi , Sebagian besar
cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau
kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau
presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus
terjadinya cedera in utero. 5
Tidak

ada

penanganan

khusus

pada

kejadian

caput

succedenaum karena dapat menghilang dengan sendirinya. Dari


sumber lain diketahui bahwa pembengkakan ini akan menghilang

dalam 2 4 hari setelah lahir bahkan akan menghilang dalam 1 hari.


Perawatan kebidanan yang dilakukan adalah mengubah posisi bayi
baru lahir dengan hati-hati pada sisi yang berlawanan dengan area
yang terkena dan konsultasi dengan tim pediatric .

Penatalaksanaan Caput Succedaneum adalah bayi dirawat


seperti pada perawatan bayi normal, awasi keadaan umum bayi,
jangan terlalu banyak di gerakan, lingkungan harus dalam keadaan
baik (cukup ventilasi masuk sinar matahari), pemberian ASI yang
adekuat, mencegah terjadinya infeksi,rawat bayi dengan hati-hati,
serta memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang keadaan
trauma pada bayi, dan perawatan bayi sehari-hari serta manfaat ASI.

B. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, bayi yang
mengalami Caput Succadeneum disebabkan Pembengkakan difus
jaringan

lunak

kepala

yang

dapat

melampui

sutura.Caput

Succadeneum merupakan akibat sekuder dari tekanan uterus atau


dinding vagina pada saat kelahiran spontan. oleh

Maka penulis

memberi batasan pada permasalahan tentang penerapan Manajemen


Asuhan Kebidanan pada bayi "N" dengan Caput Succadeneum di
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang baji Makassar.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Diperolehnya

informasi

atau

gambaran

sekaligus

pengalaman nyata tentang proses manajemen asuhan kebidanan


pada bayi N" dengan Caput Succadeneum di Rumah Sakit
Labuang baji Makassar dari tanggal 31 mei s/d 02 juni 2011.

2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada bayi "N" dengan
caput Succadeneum di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang
baji Makassar dari tanggal 31 mei s/d 02 juni 2011.
b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk
menegakkan diagnosa/masalah aktual pada bayi "N" dengan
Caput Succadeneum di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang
baji Makassar
c. Dapat melaksanakan tindakan antisipasi diagnosa / masalah
actual dan potensial pada bayi N dengan Caput
Succadeneum di Rumah Sakit Umum DAerah Labuang baji
Makassar.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna
memecahkan masalah pada bayi N dengan Caput
Succadeneum.
e. Dapat merencanakan tindakan dalam asuhan kebidanan pada
bayi N dengan Caput Succadeneum di Rumah Sakit Umum
DaerahLabuang baji Makassar.

f. Dapat melaksanakan tindakan dalam asuhan kebidanan pada


bayi "N" Dengan Caput Succadeneum di Rumah Sakit Umum
DaerahLabuang baji Makassar
g. Dalam

mengevaluasi

asuhan

kebidanan

yang

telah

dilaksanakan pada bayi "N" dengan Caput Succadeneum di


Rumah Sakit Umum Daerah Labuang baji Makassar.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam
asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada bayi "N"
dengan Caput Succadeneum di Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang baji Makassar.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
a. Merupakan masukan bagi Institusi kesehatan khususnya
kebijaksanaan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan
bayinya.
b. Sebagai sumber informasi bagi tenaga kesehatan untuk
melaksanakan Manajemen Asuhan kebidanan dengan kasus
Bayi Caput Succadeneum.
c. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya diRumah
sakit Labuang baji Makassar dengan penerapan manajemen
asuhan kebidanan dengan kasus Bayi Caput Succadeneum.
2. Manfaat Ilmiah

a. Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu


pengetahuan dan bahan acuan bagi penulis selanjutnya.

3. Manfaat Institusi
a. Merupakan input dalam memberikan bekal bagi mahasiswa
agar berhasil dan menerapkan manajemen asuhan kebidanan,
pada klien dengan kasus Bayi Caput Succadeneum di RSUD
Labuang Baji Makassar
b. Sebagai acuan/ pedoman bagi Institusi jurusan kebidanan untuk
penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya.
4. Manfaat Bagi Penulis
a. Sebagai

salah

satu

persyaratan

dalam

menyelesaikan

pendidikan Diploma III kebidanan di STIK GIA Makassar


b. Merupakan sarana pengembangan ide dan pemikiran penulis
dalam

mengembangkan

potensial

pribadi

dalam

profesi

kebidanan.
c. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
proses manajemen asuhan kebidanan dengan kasus Bayi
Caput Succadeneum.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
secara sistimatis meliputi :

2. Studi Kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku/berbagai
literatur yang berkaitan dengan Caput Succadeneum sebagai
mengakses dari internet dan dasar teoritis yang dapat digunakan
dalam pembahasan karya tulis ilmiah ini.
3. Studi Kasus
Melaksanakan studi kasus pada bayi "N" dengan
menggunakan pendekatan masalah melalui asuhan kebidanan
yang meliputi : pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual
maupun masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi,
serta melaksanakan evaluasi dan dokumentasi terhadap asuhan
kebidanan pada bayi dengan kasus Caput Succadeneum.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Anamnesa/wawacara
Penulis melakukan tanya jawab dengan prang tua dan keluarga
yang dapat membantu memberikan keterangan/ informasi untuk
memberikan masukan kebidanan pada bayi tersebut.
b. Pemeriksaan Fisik
Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien
mulai

dari

kepala

sampai

kaki

dengan

melaksanakan

pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

c. Pengkajian Psikososial Pengkajian Psikososial


Dilakukan

meliputi

pengkajian

status

emosional,respon

terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klirn terhadap


keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya.
4. Studi Dokumenter
Studi dokumenter dilakukan dengan mempelajari status
kesehatan bayi/klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan dan
basil

pemeriksaan

lainnya

yang

dapat

memberi

kontribusi

menyelesaikan penulisan ini.


5. Studi Kasus
Mengadakan konsultasi dengan bidan,yang menangani klien
serta pembimbingan karya ilmiah mengenai masalah yang dialami
klien yaitu Caput Succadeneum.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ini
maka penulis menyusun dengan sistimatika sebagai berikut :
BABI

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Ruang Lingkup Penulisan


C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistimatika Penulisan
BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum Caput Succadeneum
1. Pengertian Caput Succadeneum
2. Etiologi Caput Succadeneum
3. Patofisiologi Caput Succadeneum
4. Caput succadeneum terjadi karena
5. Tanda / Gejala
6. Penatalaksaan Caput succadeneum
7. Tindak Lanjut
8. Macam-macam Caput
B. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan.
2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
C. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan

BAB III

: STUDI KASUS
Langkah

I Identifikasi Data Dasar

Langkah

II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Langkah III Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial


Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi Asuhan
Kebidanan
Langkah V Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Langkah VI Melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan
Langkah VII Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan.
BAB IV

: PEMBAHASAN

BAB V

: PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan umum Caput Succadeneum


1. Pengertian Caput Succadeneum
Caput succadeneum adalah edema kulit kepala anak yang
terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak. Atau
pembengkakan difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau
edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai
bagian kepala terbawah, yang terjadi karena tekanan ini vena
tertutup, tekanan dalam capilair veneus meninggi hingga cairan
masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan
pada tempat yang terendah merupakan benjolan yang difus
kepala, dan melampaui sutura garis tengah.7
Caput Succadeneum merupakan Pembengkakan difus
jaringan lunak kepala yang dapat melampui sutura.Caput
Succadeneum merupakan akibat sekuder dari tekanan uterus
atau dinding vagina pada saat kelahiran spontan.Isi dari
pembengkakan ini adalah getah bening.Bidan perlu meyakinkan

pada ibu tidak mengkhawatirkan.Bayi tidak memerlukan tindakan


dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan.Pembengkakan akan
hilang secara spontan dalam 2-4 hari setelah lahir. Caput
succedaneum adalah Pembengkakan pada satu tempat dikepala
karena

adanya

timbunan

getah

bening

dibawah

lapisan

aponerose diluar periostinum.5


2. Etiologi
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput
succadeneum pada bayi baru lahir yaitu :
a. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succadeneum karena terjadi
tekanan pada jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan
pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam capilair venus
meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgar
dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
b. Persalinan dengan ekstraksi vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering
terlihat adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi
berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang
digunakan.
3. Patofisiologi

a. Pembengkakan

yang

terjadi

pada

kasus

caput

succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan


otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.
b.

Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan


sirkulasi

kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan

tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi


lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui
sutura.
4. Sebab-sebab Terjadinya Caput Succadeneum
a.

Ketuban sudah pecah

b. His cukup kuat, makin kuat his makin besar Caput


succadeneum
c. Selalu terjadi pada yang terendah dari kepala.
d. Anak hidup, tidak terjadi pada anak mati.
5. Tanda dan Gejala
a. Adanya edema dikepala
b. Pada perabaan teraba lembut dan lunak
c. Edema melampaui sela-sela tengkorak
d. Batas yang tidak jelas
Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan.
6. Metode yang di gunakan untuk mengevaluasi kondisi
neonatus.

Bantuan yang sangat bermanfaat dalam mengevaluasi bayi


adalah sistem nilai Apgar yang di terapkan satu dan 5 menit
setelah bayi lahir.

Tabel 1. Sistem nilai apgar


Tanda

Warna kulit

Biru, pucat

(Appearance Color)

badan merah,

Semua

ekstremitas

merah

biru

Denyut jantung

Tdk ada

(Puls)

Lambat

>100

(dibawah 100)

Lemas

Tonus otot
(Grammale)

Iribilitasi refleks

Tidak

(Activity)

memeberi

Sedikit flexi

Gerakan

ekstremitas

aktif

menyeringai

Menangis
keras

respon

Usaha nafas

Tidak ada

(Respiration)

Rendah, tdk

Baik,

teratu

menangis

Sumber.8

Pada umumnya semakin tinggi nilai apgar, sampai


maksimum 10, semakin baik kondisi bayi. Nilai apgar 1-menit
menentukan perlunya resusitasi segera. Kebanyakan bayi
pada saat lahir dalam kondisi yang baik, yang di perlihatkan

dengan nilai apgar 7- 10 dan tidak memerlukan bantuan selain


mungkin penyedotan nesofaring sederhana.
7 . Penatalaksanaan
a. Bayi dengan caput succadeneum diberi ASI langsung dari
ibu tanpa makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu
diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat
dan teratur.
b. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas
daerah edema kepala.
c. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal
d. Mencegah terjadinya infeksi :
1) Perawatan tali pusat
2) Personal
e. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :
1) Perawatan

bayi

sehari-hari,

bayi

dirawat

seperti

perawatan bayi normal


2) Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir
karena benjolan akan menghilang 2-3 hari.
f. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
g. Awasi keadaan umum bayi.
8. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang harus dilakukan adalah saat mandi,
kompres bagian yang bengkak dengan handuk yang lembut

dan sudah dicelupkan dengan air hangat. Kepala akan ke


bentuk normal dalam 2 minggu.
9.

Macam-Macam Caput Dan Pengertiannya


Perubahan-perubahan

bentuk

kepala

anak

karena

persalinan Perubahan bentuk kepala anak di sebabkan oleh:


Caput succadeneum, Moulage, dan Cephal haematon.
a. Caput succadeneum
Caput succadeneum adalah edema dari kulit kepala anak
yang terjadi karna tekanan dari jalan lahir kepada kepala
anak .
b. Moulage
Moulage adalah perubahan bentuk kepala dalam usaha
menyesuaikan diri dengan bentuk pintu panggul ialah
dengan bergesernya tulang tengkorak yang lain
c. Cephal haematom
Cephal haematom adalah pengumpulan darah dibawah
periost biasanya terjadi pada os parietali Haematome ini
terjadi pada persalanan yang normal.

B. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan


1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah


yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien.
2 Pengertian asuhan kebidanan
Penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab

dalam

memberikan

pelayanan

kepada

klien

yang

mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu


masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta
keluarga berencana.
3 Proses manajemen kebidanan
Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pada

langkah

ini

dilakukan

pengkajian

dengan

pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevakuasi


keadaan bayi secara lengkap yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhannya, meninjau data laboratorium dan
membandingkan dengan hasil studi.

Langkah II: Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap


diagnosa

atau

masalah

dan

kebutuhan

bayi

berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.


Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan
diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhkan
penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan
terhadap bayi. Masalah sering berkaitan dengan bayi yang
diidentifikasikan oleh bidan sesuai dengan pengarahan, masalah ini
sering disertai diagnosa.
Langkah III: Mengidentifikasikan Diagnosa/Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau
diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah didentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan melakukan pencegahan, sambil
mengamati

bayi

bidan

diharapkan

dapat

bersiap-siap

bila

diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Mereka dituntut


untuk mampu mengantisipasi masalah potensial sehingga menjadi
benar-benar tidak terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Standar numenkatur diagnosa kebidanan

1. Diakui dan telah di sahkan oleh profesi


2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh klinikal judgemant dalam lingkup praktek
kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Langkah

IV:

Identifikasi

Kebutuhan

Yang

Memerlukan

Penanganan Segera
Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan
kesinambungan

dari

proses

manajemen

kebidanan.

Jadi

manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau


kunjungan prenatal saja tetapi juga selama dalam persalinan.
Langkah V: Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
Pada
ditentukan
merupakan

langkah
oleh

ini

direncanakan

langkah-langkah

kelanjutan

manajemen

asuhan

sebelumnya.
terhadap

menyeluruh,
Langkah

diagnosa

ini
atau

masalah yang telah diidentifikasikan dari kondisi klien atau dari


setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap bayi tersebut seperti apa yang diperkirakan


akan terjadi berikutnya.
Langkah VI: Melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau
sebagian oleh atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri,ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan

pelaksanaannya

(misalnya

memastikan

agar

langkah-langkah tersebut tetap terlaksana). Dalam situasi dimana


bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi. Maka keterlibatan bidan dalam manajemen
asuhan bagi klien adalah tanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen
yang efisien akan menyikat waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu dari asuhan klien.
Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
bagaimana telah diidentifikasikan di dalam masalah diagnosa.

C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)


S : Subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata,
mencakup

nama,

umur,

tempat

tinggal,

pekerjaan,

status

perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil


wawancara langsung pada pasien atau keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
O : Objektif
Merupakan

ringkasan

dari

langkah

dalam

proses

manajemen asuhan kebidanan yang diperoleh melalui inspeksi,


palpasi, auskultasi, perkusi dan hasil pemeriksaan laboratorium dan
USG.
A : Assesment
Merupakan ringkasan dari langkah II, III, IV dalam proses
manajemen

asuhan

kebidanan

dimana

dibuat

kesimpulan

berdasarkan dari data subjektif dan objektif sebagai hasil


pengambilan keputusan terhadap bayi tersebut.
P : Planning
Merupakan ringkasan dari langkah V, VI, VII dalam proses
manajemen asuhan kebidanan dimana planning ini dilakukan

berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan


klien yang diambil dalam rangka mengatasi/memenuhi kebutuhan
bayi.9

Tabel 01 : Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan


Alur Pikir Bidan

Pencatatan dari
Asuhan Kebidanan

Proses

Pendokumentasian

Manajemen

Asuhan Kebidanan

Kebidanan

5 Langkah

Soap Notes

7 Langkah dari
Halen Varney

(Kompetensi
Bidan)

1. Pengumpulan data

2. Merumuskan
Diagnosa
3. Antisipasi Diagnosa/
Masalah Potensial
4. Tindakan Segera
dan kolaborasi
Asuhan Kebidanan
5. Rencana Tindakan
Asuhan Kebidanan

Data

Subjektif
Objektif

Assesment/
Diagnosa

Assesment/
Diagnosa

Membuat
rencana

Planning:
a. Konsul
b. Tes Lab
c. Rujukan
d. Pendidikan/
konseling
e. Follow Up

6. Implementasi
Implementasi
7. Evaluasi

Evaluasi

Sumber : 9

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY N BAYI CUKUP BULAN DENGAN


CAPUT SUCCADENEUM DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 31- MEI S/D 02- JUNI-2011

No.Register

: 15/30/21

Tgl kunjungan

: 31 Mei 2011 jam:16:00 WITA

Tgl Pengkajian

: 31 Mei 2011 jam:16:00 WITA

Nama pengkaji

: Hafsah mustafa

A. Langkah I. Identifikasi data dasar


1. Identitas / Data
a) Identitas Bayi
Nama

: By. Ny. N

Tanggal lahir

: 31 Mei 2011

Waktu

: 12:03 wib

Jenis kelamin

: perempuan

Anak ke

: 1 (pertama)

b) Identitas Suami / Istri


Nama

Ny N / Tn M

Umur

21 Thn / 23Thn

Nikah/Lamanya

1 kali / 1 Thn

Suku

Makassar / Makassar

Agama

Islam / Islam

Pendidikan

SMP / SMA

Pekerjaan

IRT / Wiraswasta

Alamat

: Jln Landak Lama No.14 A. Makassar.

2. Riwayat Kehamilan
1. Go P1 A0
2. HPHT : Tanggal ?-08-2009
3. HTP

: Tanggal ?-05-2010

4. Pemeriksaan kehamilan di RS Labuang baji Makassar


a. ANC
1) .Trimester I: 1 kali
2) .Trimester II: 1 kali
3) .Trimester III: 2 kali
b. Imunisasi TT1, pada tanggal 18-10-2010 dan TT2 pada
tanggal 18-02-2011
c. Selama hamil ibu mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 biji
(3 bungkus) dan Novabion 3 x 500 mg
d. Kadar Hb -. 10,9 gr %

e. Ibu tidak pernah mengalami gangguan/kelainan selama dan


tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, Hipertensi dan
penyakit menular.
3. Riwayat persalinan Dan Kelahiran
a. Keluhan Utama

: Ibu mengatakan bayi lahir 1 hari dengan


benjolan dikepala bayinya, bayi

juga

sering rewel, dan ibu merasa khawatir.


b. Persalinan berlangsung tanggal 31-05-2011 Pukul 12:03 WIB
c. Tempat bersalin

: RSUD Labuang baji Makassar

d. Jenis bersalin

: Spontan pervaginam

e. Bayi

: Menangis

f. Nilai APGAR

: 8 /10

4. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar bayi


e. Nutrisi: Bayi sudah diberi ASI
f. Eliminasi: Bayi sudah BAB dan BAK
g. Personal Hygiene : Bayi sudah dimandikan dengan waslap
basah
h. Pemenuhan kebutuhan tidur belum diidentifikasi.
5. Data social, psikologi, ekonomi dan spiritual
a. Ibu dapat berinteraksi dengan bayinya
b. Ibu dan keluarganya senang akan kelahiran bayinya.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Tanda Vital
S : 36.5 0 C

(N : 36.50 C - 37,20C)

N : 120 x/i

(N : 120x/i - 160x/i)

P : 47 x/i

(N : 40x/i - 60x/i)

b. BB

: 3000 gr

PB : 49 cm.

(N:

2500

gr

4000

gr)

(N :45 cm 50 cm )

c. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut kotor dan terdapat lendir
bercampur darah, pada perabaan teraba lembek dan lunak
terdapat benjolan yang berisi cairan batas tidak jelas,
lingkaran kepala 30 cm
d. Mata
Bentuk mata bulat, simetris kiri dan kanan, keadaan bersih
e. Hidung Bentuk simetris, lubang hidung terdapat sekret,
pernapasan cuping hidung ada,dan keadaan kotoran.
f. Mulut
Bentuk simetris, bibir lengkap atas dan bawah, gusi
normal, reflek hisap baik, tidak ada sumbing.
g. Telinga

Bentuk simetris, telinga teraba lunak, keadaan bersih, tidak


ada sumbatan.
h. Leher
Tidak ada pembesaran vena dan kelenjar thyroid dan
pergerakan

normal.

i. Dada
Bentuk simetris, mamae ada, denyut jantung 120x/menit,
tidak ada

kelainan.

j. Abdomen
Bentuk normal, tidak ada pembesaran, tidak ada benjolan,
tidak ada kelainan.
k. Punggung
Terdapat vernik caseosa, dan cairan ketuban, tidak ada
benjolan.
l. Genitalia
Jenis kelamin perempuan, tidak ada kelainan, anus dan
terdapat labia minora dan mayora.
m. Ekstremitas Atas

Jari tangan dan kaki lengkap, pergerakan tampak lemah


bentuknya simetris.
n. Ektremitas Bawah
Jari tangan dan kaki lengkap, pergerakan tampak lemah
bentuknya

simetris.

o. Reflek
Menghisap (sucking)

: Ada

Menggenggam (graping)

: Ada

Reflek Moro

: Ada

p. Ukuran antropometri
BB : 3000 gr

( 2500 4000 gr)

PB : 49 cm

( 45 50 Cm )

LK : 30 cm

( 33 35 cm )

LD : 29 cm

( 30 33 cm).

B. Langkah II: Identifikasi diagnosa/ masalah aktual


Masalah Aktual : Caput Succadeneum
Data subjektif

: Ada pembengkakan kepala bayi

Data Objektif

: Terdapat Caput di kepala bayi

Analisa dan intervensi data :


Terjadinya odema didalam kulit kepala bayi sebagai akibat dari
adanya Pengeluaran serum dari pembuluh darah.Sering di jumpai
pada partus lama,partus obstruksi,dan pada pertolongan ekstreksi
vakum atau persalinan buatan,hal ini akibat dari tekanan uterus atau
dinding vagina pada kepala bayi yang terlalu lama tetekan didasar
panggul biasanya menghilang pada hari ke-2 S/d ke-5 post partum. 5

C. Langkah III : Identifikasi diagnosa/ masalah potensial


Masalah potensial: Tidak ada data yang menunjang.
D. Langkah IV : Tindakan segera/ kolaborasi
Tidak ada data yang menunjang
E. Langkah V : Rencana tindakan
Masalah Aktual: Caput Succadeneum

Tujuan

: Caput Succadeneum teratasi

Kriteria

: Bayi kuat menangis dan sehat

Pembengkakan pada kepala bayi dapat hilang.


Intervensi Tanggal : 31 Mei 2011 Jam : 16: 00 WITA
Observasi TTV
Rasional: Untuk mengetahui keadaan bayi
Jelaskan pada ibu tanda-tanda bayi normal
Rasional: Agar ibu merasa tenang dan tidak cemas setelah
mengetahui bayi

yang

di lahirkan dalam keadaan

normal.

Beri injeksi Vitamin K pada bayi


Rasional: Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada otak bayi
serta mempercepat proses penyerapan cairan.
4. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar.
Rasional: Agar bayi merasa nyaman saat menyusui serta ASI dapat
keluar dengan lancar dan puting tidak lancet.

5. Timbang berat badan bayi setiap hari


Rasional: Untuk mengetahui penambahan berat badab bayi
6. Atur kepala bayi dengan sedikit eksetensi
Rasional: Dapat membantu mencegah terjadinya aspirasi lendir
7. Jelaskan pada ibu penyebab Caput Succadeneum.
Rasional: Agar ibu mengerti dan tidak cemas dengan keadaan
bayinya.
F. Langkah VI : Implementasi
Tanggal 31mei 2011 jam 16:00 WITA
1.

2.

Mengobsevasi TTV
Hasil: TTV : S: 36.5 0C

(N : 36, 5C-37,2C)

N: 120x/i

(N : 120x/i- 160x/i)

P: 40x/i

(N : 40x/i- 60x/i)
Jelaskan pada ibu tanda-tanda bayi normal

Hasil: Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan


3.

Berikan injeksi vitamin K pada bayi

Hasil: Bayi sudah diinjeksi vitamin K.


4.

Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar


Hasil: Ibu mengerti dan mau melakukanya.

5.

Timbang berat badan bayi setiap hari


Hasil: BB sekarang 3000 gr

6.

Atur kepala bayi dengan sedikit ekstensin

7.

Jelaskan pada ibu penyebab kaput


Succadeneum

8.

Lakukan perawatan tali pusat


Hasil: Tali pusat terbungkus dengan kain kasa steril

9.

Jelaskan pada ibu tentang pentingnya


menjaga kebersihan tali pusat
Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

10.

Jelaskan pada ibu tanda-tanda infeksi (panas,


nyeri, bengkak, merah, bernanah)

11.

Anjurkan pada ibu tidak memberikan apapun


pada tali pusat

Hasil: Ibu mengerti


12.

Anjurkan pada ibu untuk membawa bayinya


untuk imunisasi
Hasil: Ibu bersedia

13.

Pembertahankan suhu tubuh bayi


Hasil: Bayi dibungkus dengan kain bersih dan kering.

14.

Anjurkan pada ibu untuk memakaikan baju dan


selimut yang bersih dan kering pada bayi
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

15.

Bungkus kepala bayi dengan kain bersih dan


kering
Hasil: Kepala bayi dibungkus dengan kain bersih dan kering.

16.

Anjurkan ibu utuk mengganti pakaian bayi


setiap kali BAB dan BAK
Hasil: Pakaian sering diganti setiap kali basah atau bayi BAB.

17.

Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya


pada bayi.
Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
memberitaukan bidan apabila terdapat salah satu tanda bahaya.

G. Langkah VII : Evaluasi


Langkah 31 mei 2011 jam 16:00 WITA
1. Bayi dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dari intra
uterin ke lingkungan ekstra uterin.
2. Bayi tenang dan tidak rewel.
3. Mengisap baik aktif.
4. Suhu tubuh bayi normal.
5. Pernapasan baik dan teratur 50x/m.
6. Tidak terjadi infeksi tali pusat,tali pusat terbungkus dengan kain
kasa steril.
7. KU baik.
8. Caput belum teratasi ditandai Caput masih ada.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI


PADA BAYI NY N BAYI CUKUP BULAN DENGAN CAPUT
SUCCADENEUM DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 31 MEI S/D 2 JUNI 2011

No.Register

:15/30/21

Tgl kunjungan

: 02 juni 2011 jam:10:00 WITA

Tgl Pengkajian

: 02 juni 2011 jam:10:00 WITA

Nama pengkaji

: Hafsah mustafa

a. Identitas Bayi
Nama

: By. Ny. N

Tanggal lahir

: 31 mei 2011

Waktu

: 12:03 WIB

Jenis kelamin

: perempuan

Anak ke
b. Identitas Orang tua

: 1 (pertama)

Nama

Ny N / Tn M

Umur

21 Thn / 23Thn

Nikah/Lamanya

1 kali / 1 Thn

Suku

Makassar / Makassar

Agama

Islam / Islam

Pendidikan

SMP / SMA

Pekerjaan

IRT / Wiraswasta

Alamat

Jln Landak Lama No.14 A. Makassar

Data Subjektif (S) :


1. Bayi lahir tanggal 31 Mei 2011 jam 12:03 WITA
2. Ibu mengatakan bayi lahir 1 hari dengan benjolan dikepala bayinya.
3. Ibu mengatakan bayinya rewel.
4. Ibu merasa khawatir.
Data Objektif (O) :
1. BBL
PB

: 3000gr

(N : 2500 gr 4000 gr)

: 48cm

(N : 45 cm 50 cm)

TTV

: S: 36.5 0C

(N : 36,50C 37,20C)

N: 120x/m

(N : 120x/i-160x/i )

P: 40x/m

(N : 40x/i- 60x/i)

2. Bentuk kepala, rambut kotor dan terdapat lendir bercampur darah, pada
perabaan teraba benjolan, lembek dan berisi cairan batas tidak jelas.
3. Diameter Sub occipitu bregmatika 9,5 cm.
Diameter occipitofrontalis. Jarak antara tulang oksiput dan frontal,
12 cm.
Diameter vertikomento / supraoksipitomental / mento O ccipitalis 13,5
cm, merupakan diameter terbesar, terjadi pada presentasi dahi.
Diameter Submentobregmatika 9,5 cm / Diameter anteroposterior
pada presentasi muka.
4. Bayi kuat menangis.
Asessment (A) :
Diagnosa actual: Caput Succadeneum.
Planning (P) :
1. Memandikan bayi dan merawat tali pusat.

Hasil: Bayi tampak bersih dan segar, tali pusat dirawat dengan
betadine dari ujung tali pusat kepangkal tanpa menyentuh kulit dan
membungkusnya dengan kasa steril.
2. Membungkus dan meberikan bayi pada ibunya untuk menyusui ibunya
Hasil : bayi menyusui sampai payudara terasa kosong
3. Menanyakan BAK dan BAB bayi pada ibunya
Hasil : BAK lancer,BAB 2x dan warna kehitaman
4. Mangajarkan pada ibu cara mengatur posisi bayi saat tidur tanpa
menggunakan bantal
Hasil : ibu mengerti
5. Mengamati caput succadeneum
Hasil : caput sudah menghilang dan bayi pulang jam 13.00 wita.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan kesesuaian maupun


kesenjangan antara tinjauan kasus pada bayi Ny N dengan Caput
Succadeneum di RSUD Labuang baji Makassar dengan teori tentang
penanganan Bayi Caput Succadeneum.

Berdasarkan proses pikir

manajemen kebidanan dapat dikembangkan kesenjangan tersebut sesuai


langkah proses manajemen sebagai berikut.
A. Pengkajian dan Analisa Data Dasar
Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa gambaran klinis
pada bayi Caput Succadeneum diantaranya adalah bayi dengan
Caput succadeneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi
karena

tekanan

pembengkakan

dari
difus,

jalan

lahir

kepada

kadang-kadang

kepala

bersifat

anak.

Atau

ekimotik

atau

edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai bagian

kepala terbawah, yang terjadi.Karena tekanan ini vena tertutup,


tekanan dalam capilair veneus meninggi hingga cairan masuk ke
dalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat
yang terendah.

Merupakan benjolan yang difus kepala, dan

melampaui sutura garis tengah.


Pada tahap ini penulis tidak menemukan suatu hambatan yang
mengganggu pengumpulan data yang kami lakukan karena respon ibu
dalam memberikan informasi sangat membantu begitu pula dengan
keluarganya,dan bidan yang merawat sehinnga penulis dengan
mudah memperoleh data yang diinginkan.data yang di peroleh secara
terfokus pada masalah klien sehingga interfensinya juga lebih terfokus
sesuai dengan keadaan klien.
Berdasarkan studi kasus pada bayi Ny N dengan caput
succadeneum di atas tidak di lakukan tindakan apapun karena
memang kaput succadeneum tidak memerlukan tindakan dan tidak
ada gejala sisa yang di laporkan.dari pembahasan tersebut tidak di
temukan kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus terhadap bayi
Ny N
B. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
Menurut fakta bayi yang normal memiliki bentuk kepala dan
mempunyai ukuran kepala yang normal apabila Bentuk kepala dan
ukuran kepala yang tidak normal artinya ada Sesutu hal yang
menyebabkannya, contohnya Caput Succadeneum adalah edema kulit

kepala anak yang terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala
anak.
Pada tinjauan kasus, bayi Ny "N lahir pada mesa gestasi 40
minggu dan berat badannya 3000 gram, LK: 30, PB: 49 cm yang mana
pada kepala bayi normalnya kurang lebih 30 cm sesuai dengan berat
badan bayi, Sehingga bayi Ny "N diagnosa Caput succadeneum oleh
karena, itu ditemukan adanya kesesuaian antara teori dengan
diagnosa.
C. Perumusan Diagnosa/Masalah Potensial
Menurut teori bayi yang mengalami Caput Succadeneum
mempunyai kepala yang lebih besar dari bayi-bayi lainnya karna
pembengkakan pada difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau
edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai bagian
kepala terbawah, yang terjadi.
Karena tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam capilair veneus
meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar dibawah
lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.Merupakan
benjolan yang difusi kepala dan melampaui sutura garis tengah
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny N di
lahan praktek dapat di identifikasi masalah potensial yaitu tidak terjadi
masalah

potensial

karena

Caput

Succadeneum

tidak

tidak

membutuhkan penanganan khusus dan akan menghilang dengan


sendirinya setelah beberapa hari pasca kelahiran bayi. Dengan
demikian

penerapan

tinjaun

pustaka

dan

manajemen

asuhan

kebidanan pada studi kasus bayi Ny N Nampak ada persamaan dan


tidak di temukan adanya kesenjangan.

D. Melaksanakan Tindakan Segera dan kolaborasi


Tidak ada data yang menunjang untuk melakukan kolaborasi
E.

Rencana Asuhan Kebidanan


1. Bayi dengan Caput Succadeneum diberi ASI langsung dari ibunya
tanpa makanan tambahan apapun maka dari itu perlu diperhatikan
penatalaksana pemberian ASI yang adekuat dan teratur
2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah
edema kepala.
3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal
4. Mencegah terjadinya infeksi :
a. Perawatan tali pusat
b. Personal hygiene baik
5. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :

a. Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi


normal
b. Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena
benjolan akan menghilang 2-3 hari.
6. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
7. Awasi keadaan umum bayi.
Dari penatalaksanaan pada bayi Caput Succadeneum menurut
teori yang telah dikemukakan tadi pada kenyataannya memang
direncanakan untuk dilakukan dalam penanganan kasus ini
sehingga terdapat kesesuaian antara perencanaan tindakan
dengan seharusnya menurut teori.
F. Implementasi Asuhan Kebidanan
Berdasarkan tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan bahwa
melaksanakna rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa
aman klien.implementasi dapat di kerjakan oleh seluruhnya oleh
bidan.ataupun sebagian di laksanakan klien serta kerjasama dengan
tim

kesehatan

direncanakan.pada

lainnya
studi

sesuai
kasus

bayi

dengan
Ny N

tindakan
dengan

yang
caput

succadeneum tindakan yang telah di rencanakan dapat di lakasanakan


semua dengan baik tanpa hambatan karena adanya kerja sama dan
penerimaan yang baik dari klien serta dukungan dari keluarga dan

petugas kesehatan di kamar bersalin

di rumah sakit Labuang Baji

Makassar.
Dalam pelaksanaan tindakan pada kasus ini berdasarkan
alasan perencanaan yang telah di tetapkan. Penulis tidak menemukan
permasalahan yang berarti, hal ini dikarenakan tindakan yang
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dalam rencana. Di
samping itu adanya kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan
yang lain. Sehingga ini menunjukkan adanya kesamaan antara teori
dan studi kasus.

G. Evaluasi Asuhan Kebidanan


Evaluasi Merupakan tahapan dalam asuhan kebidanan yang
penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai.
Berdasarkan teori bahwa setelah dilakukan pelaksanaan tindakan
maka seharusnya masalah yang ditangani dapat berhasil.
Dalam evaluasi selama 3 hari setelah kelahiran pada asuhan
kebidanan bayi Ny "N" dengan Caput Succadeneum yang telah
dilakukan diperoleh hasil :
1.

Bayi dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dari


intra uterin ke lingkungan ekstra uterin di tandai dengan :
a. Bayi tidak mengalami gangguan suhu tubuh

b. Bayi Nampak tenang dan tidak rewel


2.

Menghisap baik aktif

3.

Pernafasan baik dan teratur

4.

KU baik

5.

Tidak terjadi infeksi tali pusat,tali pusat terbungkus dengan


kain kasa steril

6.

Caput teratasi di tandai dengan Caput sudah tidak ada.


Berdasarkan studi kasus bayi Ny N dengan kaput succadeneum

tidak di temukan hal-hal yang menyimpan dari evaluasi tinjauan


pustaka.oleh karena itu bila di bandingkan dengan tinjauan pustaka
dengan studi kasus bayi Ny N secara garis besar tidak ditemukan
kesenjangan.

BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan pengalaman langsung
dari lahan praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan
kebidanan pada bayi Ny "N" dengan Caput Succadeum Di Rumah Sakit
Labuang Baji Makassar, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Bayi dengan Caput Succadeneum adalah edema kulit kepala anak
yang

terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak,

hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar dibawah lingkaran


tekanan dan pada tempat yang terendah.
2. Dari data yang ditemukan pada bayi Ny N penulis dapat
menyimpulkan diagnose bahwa masalah aktual yang dapat di
tegakan pada Studi Kasus ini adalah Caput succadeneum.
3. Dalam kasus bayi Ny N tidak di temukan data yang menunjang
untuk terjadinya masalah potensial.
4. Dalam Data kasus klien bayi Ny N tidak ada data yang menunjang
di lakukan tindakan segerah atau kolaborasi.
5. Rencana tindakan yang dil lakukan yaitu mengajurkan pada Ibu
untuk menyusui bayinya langsung tanpa makanan tambahan
lainya, bayi jangan sering di angkat karna akan memperluas daerah
odema kepala, atur posisi bayi tanpa menggunakan bantal,
mencegah terjadinya infeksi (perawatan tali pusat, personal),
memberikan penyuluhan pada orang tua tentang perawatan bayi
sehari-hari, dan berikan lingkungan yang hangat pada bayi.
6. Penatalaksanaan tindakan Asuhan Kebidanan pada tanggal 02 juni
2011 jam 10.00 wita, sesuai dengan rencana tindakan yang di
lakukan.
7. Pendokumentasian yang dilakukan pada bayi Ny N dalam bentuk
SOAP yang merupakan proses berpikir sistematis, efisiensi dan
efektif.
B. SARAN

a.

Untuk Klien
Menganjurkan ibu untuk sering mengkonsumsi makanan
bergizi untuk kebutuhan energi dan mempercepat proses produksi
ASI, memberi ASI tanpa makan tambahan lainnya sampai usia 6
bulan, dengan teknik yang baik dan benar, menjaga personal
higiene. Merawat bayi dengan bayi jangan terlalu sering di angkat
karena dapat memperluas daerah pembengkakan pada kepala
sehingga pada saat menyusui Ibu dianjurkan agar menyusui
sambil berbaring.

b.

Untuk Bidan
Bidan

harus

lebih

meningkatkan

kemampuan

dalam

melakukan melakukan Asuhan Kebidanan terutama pada kala II


persalinan, yaitu melakukan pimpinan persalinan dengan baik dan
benar pada waktunya sehingga pada kala II berlangsung normal
yaitu pada primigravida berlangsung 1-2 jam dan pada
multigravida 30-1 jam menit, agar potensial terjadinya Caput
Succadeneum dapat berkurang karena tidak terlalu lama kepala
bayi tertekan oleh jalan lahir. Bidan juga harus lebih meningkatkan
kemampuan dalam melakukan Asuhan pada kasus bayi pada
umumnya, dan Caput Succadeneum pada khususnya.
c.

Untuk institusi

Untuk menciptakan tenaga bidan yang profesional dan


berpotensi

maka

penerapan

Manajemaen

kebidanan

dalam

pemecahan masalah lebih di tingkatkan dan di kembangkan


mengingat proses tersebut sangat bermanfaat untuk membina
tenaga Bidan guna menciptakan sumber daya manusia

yang

berpotensi dan profesional.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim,

Caput

Succadeneum,

2010.

(http:www.medem.Com/

medeid/article), 2010.Diakses 03 juni 2011


2. Anomin,2009, Angka Kematian Bayi, (http://www.bappenas.go.id)
diakses 04 juni 2011
3. Anonim,2006,angka kematian ibu dan bayi,(WWW.dinkes jatim.go.id)
diakses tanggal 03 juni 2011
4. Anonim,2007, angka kematian ibu dan bayi, WWW.dinkesbliter.go.id)
diakses tanggal 03 juni 2011.
5. Moctar, Rustam.2001. sinopsis obsetri ,Edisi 2, Jilid 11, ECG : jakarta

6. Arief, dr. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperwatan Anak. Nuha


Medika : Yoyakarta.
7. David T,Y,Liu. 2008. Manual persalinan. Edisi 3, EGC, Jakarta
8. Saifuddin Abdul Bahri. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
9. Anonim. 2010. Caput Succadeneum. (http;//www.bayibarulahir .co.id)
diakses tanggal 04 juni 2011
10. Simatupang. E. J, 2006. Penerapan Unsur-unsur Manajemen Dalam
Kebidanan . Buku Awan Indah : Jakarta.
11. Henderson. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan, ECG : Jakarta
12. Simkin. 2008. Manajemen Komplikasi dan Persalinan, ECG : Jakarta
13. Nur Muslihatun Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Fitramaya : Yogyakarta.
14. Sofyan. 2001. Asuhan Kebidanan, ECG : Jakarta
15. Kenneth J. Leveno MD dkk, E. 2009. Obsetri Willams, edisi 21. ECG
: Jakarta
16. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Salemba Medika :
Jakarta.

17. Suherni. S.pd. dkk, 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya :


Yogyakarta.
18. Anonim.

2010.

Kenali

tanda

tanda

bahaya

pada

(http//www.VIVAnews.com). diakses tanggal 03 juni 2011.

bayi.

Gambar. 1

Gambar 1 Caput succadeneum.


Sumber : Depkes 2002

LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

1 Judul

: Asi Eksklusif

2 Sasaran

: Ny N

3 Tanggal

: 02 juni 2011

4 Jam

: 09.15-09.30 Wita

5 Tempat

: RSUD Labuang Baji Makassar

6
7 Tujuan
a Tujuan Umum
Memberikan pemahaman dan pengetahuan dasar tentang Asi
Eksklusif (ASI)
b Tujuan Khusus
1 Menjelaskan 10 keunggulan ASI
2 Menjelaskan bagaimana menilai cukup tidaknya ASI diberikan
pada bayi
8 Materi
a Pengertian ASI Esklusif
b 10 keunggulan ASI

Menilai kecukupan pemberian ASI pada bayi

9 Metode
a Ceramah
b Tanya jawab
10 Evaluasi
Lisan
11 Referensi :
a. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Salemba
Medika. Jakarta.16
b. Suherni. S.pd. dkk, 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya.
Yogyakarta.17

ASI EKSKLUSIF

A Pengertian Asi Eksklusif


Asi ekslusif atau yang lebih tepat di katakan sebagai
pemberian Asi ekslusif saja adalah pemberian Asi saja tanpa
makanan tambahan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, dan tanpa makanan padat tambahan seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan bubur tim.
B Eksklusif
Bayi hanya diberi ASI saja sampai umur enam bulan yang kemudian
dilanjutkan menyusui sampai 2 tahun dengan makanan pendamping
ASI.
C 10 Keunggulan Asi
1 ASI lebih efesien karna tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan
botol susu, dot, dan sebagainya.
2 ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa
harus membawa banyak perlengkapan seperti : botol, dot, kaleng
susu formula, air panas dan sebagainya.
3 ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
4 ASI lebih murah, karna tidak usah membeli susu kaleng dan

perlengkapannya.

5 ASI selalu bebas kuman, semenrara campuran susu formula belum


tentu steril.
6 ASI tidak akan habis, ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di
wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong, ASI yang tidak
dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam
payudara tidak pernah basih dan ibu tidak perlu memerah dan
membuang ASInya sebelum menyusui.
7 Komposisi ASI ideal untuk bayi.
8 Para dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung,
usus, sembelit, alergi.
9 ASI selalu siap sedia setiap bayi menginginkannya, selalu dalam
keadaan steril dan suhu susu yang pas.
10 ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia seperti halnya susu
sapi adalah yang terbaik untuk sapi
D Menilai kecukupan pemberian ASI pada bayi
Untuk meyakinkan bawa bayi cukup makanan, ibu harus
mengamati / mencatat seberapa sering bayi BAK, BAK paling sedikit 6
x perhari selama 2-7 hari setelah lahir menunjukkan intake yang
adekuat.
Sesudah menyusu atau minum bayi tampak puas, tidak menangis
dan dapat tidur nyenyak. PASI yang diberikan tidak bersisa.

Selambat- lambatnya sesudah 2 minggu lahir, berat badan waktu lahir


tercapai kembali. Penurunan berat badan faali selama 2 minggu
sesudah lahir tidak melebihi 10 %

berat badan waktu lahir. Bayi

tumbuh dengan baik, dapat dilihat pada daftar dari daftar buku berat
badan berdasarkan umur.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

1 Judul

: Tanda bahaya pada bayi

2 Sasaran

: Ny N

3 Tanggal

: 02 Juni 2011

4 Waktu

: 09.15 - 09.30 Wita

5 Tempat

: RSUD Labuang Baji Makassar

6 Tujuan
a Tujuan Umum
Ibu mengetahui tanda bahaya pada bayi
b Tujuan Khusus
1 Ibu mengerti jenis - jenis tanda bahaya pada bayi
2 Ibu langsung membawa bayinya ke rumah sakit
apabila ditemukan tanda-tanda bahaya pada bayi
7 Metode

: Ceramah

8 Pembimbing

: Bidan S

9 Referensi

: http//www.VIVAnews.com. Kenali tanda-

tanda bahaya pada bayi.18

TANDA BAHAYA PADA BAYI

Mengapa penting mengetahui tanda bahaya pada bayi


Bayi

baru lahir.

baru lahir biasanya mudah sakit, jika sakit bisa berubah cepat

kondisi yang serius dan berat. Bahkan, bisa menyebabkan bayi meninggal
dunia. Gejala sakit pada bayi baru lahir memang sulit dikenali . Dengan
mengetahui tanda bahaya,

bayi akan cepat mendapat pertolongan

sehingga dapat mencegah kematian.


Rata-rata bayi yang baru lahir banyak yang meninggal karena
terlambat mengetahui tanda bahaya, terlambat memutuskan membawa
bayi berobat ke dokter dan terlambat sampai ke tempat berobat. Untuk
mewaspadainya kenalilah
tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti di bawah ini :
1 Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum . Dan
ini tandanya bayi terkena infeksi berat.
2 Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir

kadang sulit dibedakan

dengan gerakan normal. Jika melihat gejala atau gerakan yang tak
biasa dan terjadi secara berulang-ulang seperti menguap, mengunyah,
menghisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputarputar dan kaki seperti mengayuh sepeda yang tidak berhenti
kemungkinan bayi kejang.

3 Bayi lemah. Bergerak jika hanya dipegang . Ini tandanya bayi sakit
berat.
4 Sesak nafas 60 kali permenit.
5 Bayi merintih. Ini tanda bayi sakit keras.
6 Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah
sampai ke dinding perut tandanya sudah terjadi infeksi berat.
7 Demam. Suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 C atau tubuh teraba dingin
suhunya di bawah 36,5 C.
8 Mata bayi bernanah banyak . Ini dapat menyebabkan bayi menjadi
buta .
9 Bayi diare, mata cekung, tidak sadar. Jika kulit perut dicubit akan
kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat bisa
menyebabkan kematian.
10 Kulit bayi terlihat kuning . Kuning pada bayi berbahaya jika muncul
pada hari pertama atau muncul setelah kurang dari 24 jam setelah
lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari dan kuning sampai
ketelapak tangan atau kaki
11 Buang air besar atau kotoran bayi berwarna pucat segera periksakan
bayi ke dokter, bidan atau perawat. Jika menemukan satu atau lebih
dari tanda bahaya dari bayi, usahakan bayi tetap

hangat selama

dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan. Dengan cara membungkus


bayi dengan kain yang tebal

Anda mungkin juga menyukai