TINJAUAN PUSTAKA
10
g.
h.
i.
j.
sempurna
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR >7
m. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik. Reflek sucking
(isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik. Reflek moro
( gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik.
Reflek grasping ( menggenggam) sudah baik.
n. Genitalia
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
sokrotum dan penis yang berlubang.
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra
yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora
3. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahap I : Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama
kelahiran.Pada tahap ini di gunakan system scoring apgar untuk fisik
dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
b. Tahap II : Disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II
dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap ada nya
perubahan perilaku.
c. Tahap III : Disebut tahap periodik, pengkajian di lakukan 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Dewi,2010)
4. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal
a. Menilai bayi dengan cepat( dalam 30 detik), kemudian meletakkan
bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat
yang memungkinkan).
11
12
bayinya
dan
memulai
pemberian
ASI
jika
ibu
13
14
b. Small For Date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur
kehamilan.
e. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine
Adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan.
f. Light for date sama dengan small for date
Adalah bayi yang dilahirkan
lebih
kecil
dari
usia
kehamilannya.
g. Dismaturitas
Adalah suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan
antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan.Atau bayi-bayi
yang lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan.Atau bayi dengan gejala intrauterin malnutrition or wasting.
h. Large for date
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua
kehamilannya, misalnya pada diabetes mellitus (Anonim, 2011).
2. Etiologi
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui
faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain :
a. Faktor genetik atau kromosom
b. Infeksi
c. Bahan toksik
d. Radiasi
e. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
f. Faktor nutrisi
g. Faktor-faktor lain-lain merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa
hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan sebagainya
(Mochtar, 2006).
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas :
a. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membran hilain)
15
4. Diagnosis
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati.
2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
3) Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat,
gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak
lanjut
4) Pertambahan BB Ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya.
16
17
18
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah
dan gangguan lainnya (Anonim, 2011).
7. Penatalaksanaan
a. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu
tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatian prinsip-prinsip
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi.
c. Pengawasan nutrisi / ASI
Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus di lakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan BB
harus dilakukan dengan ketat.
e. Kapasitas lambungBBLR sangat kecil sehingga minum harus sering
diberikan tiap jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi
menjadi cepat lelah, menjadi biru, atau perut membesar/kembung.
f. Kebutuhan cairan untuk BBL 120-150 ml/kg/hari atau 100-120
cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan
bayi untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuan cairan/kalori
(Sarwono, 2012)
g. Metode Kangguru
Salah satu cara untuk mengurangi kesakitan dan kematian
BBLR adalah dengan Perawatan Metode Kangguru (PMK) atau
perawatan bayi lekat yang ditemukan sejak tahun 1983. PMK adalah
perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu (kontak
19
kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat.
Perawatan metode ini sangat menguntungkan terutama untuk BBLR
(Anonim, 2009).
20
langkah.
Manajemen
asuhan
kebidanan
dimulai
dengan
Langkah
ini
membutuhkan
antisipasi,
bila
21
22
mengarahkan pelaksanaanya (misalnya : memastikan agar langkahlangkah tersebut tetap terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter,untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi
klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
klien.
g. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi efektif dari asuhan
yang sudah diberikan pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasikan didalam masalah dan diagnose (Rukiyah, 2010).
D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Metode empat langkah pendokumentasian yang disebut SOAP ini
dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan.Digunakan untuk
mendokumentasikan hasil dalam rekam medis klien sebagai catatan
perkembangan kemajuan yaitu :
1. Subjektif (S)
Data atau fakta yang merupakan informasi biodata yang mencakup
nama, umur, nikah, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, serta
keluhan-keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada
pasien atau keluarga pasien.
2. Objektif (O)
23
24