A. Tujuan Percobaan
Untuk mengeringkan bahan padat dengan mengalirkan udara panas dan menentukan laju alir
pengeringan
B.
1. Plate dryer
1 buah
2. Higrometer
1 buah
1 buah
1 buah
5. Water batch
1 buah
6. Neraca analitik
1 buah
D. Dasar Teori
Drying adalah suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat laninya darei bahan
padatan, sehingga mengurangi kandungan sisa air yang masiih terikat pada zat padat tersebut.
Pengeringan ini merupakan salah satu langkah downstream dari suatu proses yang hasilnya
merupakan produk dari proses tersebut.
Pada umumnya pengeringan ini dilakukan pada slurry yang memiliki viscositas yang
sangat tinggi dapat dikeringkan dengan cara mengalirkan udara panas yang tidak jenuh pada
bahan yang akan dikeringkan. Sebagai conth lain adalah pengeringan air pada kayu, kapas, kertas
dan lainnya. Pada bahan tersebut mengandung air yang terikat yaitu air yang ada pada suatu
bahan yang sulit dipisahkan, walaupun sudah dipisahkan tetap ada. Bond dry adalah suatu bahan
yang tidak mengandung zat cair lagi.
Pada proses drying tidak merusak zat atau senyawa yang dikeringkan. Evaporasi
memiliki jumlah air diupakan lebih besar dari tadah medium pembawa air. Sedangkan drying
memiliki jumlah air diuapkan lebih sedikit karena sudah terjadi evaporasi pada awalnya (untuk
mendapatkan yang lebih pekat).
Klasifikasi
Alat pengering dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok:
1. Berdasarkan proses
Proses batch yaitu material dimasukkan ke dalam pengering dan dikeringkan sampai waktu
tertentu yang diinginkan.
Proses continue yaitu materila dimasukkan ke dalam pengering dan bahan kering diambil secara
sinambung.
Pengeringan nonadiabatik yaitu perpindahan kalor berlangsung dari suatu medium diluar
penyaring.
Pengering adiabatik dan nonadiabatik yaitu kombinasi antara pengering adiabatik dan
nonadiabatik.
Pengering hampa yaitu pengeringan pada tekanan rendah dan proses penguapan berlangsung
cepat.
Pengering beku (freezing drying) yaitu air disublimasikan dari bahan yang dibekukan sebgai
contohnya N2 cair dan seperti silika gel tetapi menjaga bahan tetap beku agar bahan tidak rusak
seperti protein yang rentang terhadap suhu.
Pengeringan dan Aplikasinya
Dalam pengeringan adiabatik zat padat itu bersentuhan dengan gas menurut salah satu cara
berikut:
1. Gas ditiupkan menlintas zat permukaan hamparan atau lembaran zat padat atau melintas
satu atau kedua sisi lembaran atau film sinambung. Proses ini dapat disebut juga
pengeringan dengan sirkulasi silang.
2. Gas yang ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran besar yang ditempatkan diatas
awak pendukung.
3. Zat padat disiramkan disiram ke bawah melalui suatu arus gas yang bergerak perlahanlahan ke atas, terkadang dalam hal ini terdapat pembawa ikutan yang tidak dikehendaki
dari partikel halus oleh gas.
4. Gas dialirkan melaluizat padat dan dengan kecepatan yang cukup membuat bahan
terfluidisasikan.
5. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan diangkat secara
pneumatik dari piranti percampuran ke pemisah mekanik.
Pengeringan adiabatik dibedakan menurut zat padatnya itu berkontak dengan permukaan panas
sumber kalor lainnya. Zat padat dihamparkan diatas permukaan bersama dengan permukaan
horizontal, yang stasioner atau bergerak lambat dan dimasak hingga kering. Sedangkan yang satu
lagi yaitu zat padat tersebar diatas permukaan panas biasanya berbentuk silinder dengan batuan
pengaduk.
Ada beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap laju pengeringan diantaranya adalah sebagai
berikut:
Pengaturan geometris bahan pada permukaan alat atau media perantara perpindahan panas
Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan dikeringkan secara
batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak antara permukaan dengan udara yang
selalu basah dengan cairan sampai cairan habis teruapkan seluruhnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
PERCOBAAN PENGERINGAN ZAT PADAT (DRYING OF SOLIDS)
B.
C. Latar Belakang
Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal
ini air) dapat dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai
media pengeringan. Operasi ini dapat ditempatkan di dalam alat itu
sendiri atau di luar alat pengering. Untuk pekerjaan ini dicapai tray dryer
dengan sumber energi udara panas dari electric heater yang dipasang
diluar alat percobaan, sebagai penghembus udara dipakai blower yang
terpasang satu unit dengan electric heater itu. Alat itu memakai x tray
yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan dikeringkan secara
batch.
Saat
pengeringan
berlangsung,
permukaan
kontak
antara
permukaan dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan
habis teruapkan seluruhnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Percobaan
Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal ini
air) dapat dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media
pengeringan. Operasi ini dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau
di luar alat pengering. Untuk pekerjaan ini dicapai tray dryer dengan
sumber energi udara panas dari electric heater yang dipasang diluar alat
percobaan, sebagai penghembus udara dipakai blower yang terpasang
satu unit dengan electric heater itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya
untuk menempatkan zat yang akan dikeringkan secara batch. Saat
pengeringan berlangsung, permukaan kontak antara permukaan dengan
udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan habis teruapkan
seluruhnya.
Pada periode ini, hubungan antara moisture content dengan drying rate
dapat berupa garis lurus (linier) atau berupa garis lengkung atau mungkin
juga garis lengkung yang patah. Untuk operasi yang telah mantap (steady
state) dengan kondisi adiabatik, kecepatan perpindahan panas dan massa
adalah:
Q
. (i)
NA = kG. A ( PL PG)
. (ii)
Keterangan:
Q
tG
t1
NA
hG
kG
PL
PG
Dari persamaa (i) dan (ii) kecepatan pengeringan tiap satuan luas
permukaan basah dapat dinytatakan sebagai:
Persamaan (iii) di atas dapat dipakai untuk menentukan kecepatan
pengeringan yang akan dipanaskan dan diletakkan di dalam ruang dryer
tersebut. Skema alat tersebut sebagai berikut :
Dari
hasil
hubungan
pengolahan
antara
data
drying
di
rate
atas
kemudian
dengan
digambarkan
moisture
content,
grafik
Seperti
reduce
freight
cost
(less
water
to
ship).
mengurangi
biaya
Pengeringan aplikasi
proses
yang
kaya
senyawa
nonvolatile.
Prinsip-prinsip
penguapan.
Akibatnya,
evaporator
industri
dan
sistem
sumber energi,
BAB III
A. Materi
- Alat.
- Alat pengering ( Dryer ).
- Stop watch.
- Timbangan disebelah dalam pengering.
- Dry bulb temperature.
- Wet bulb temperature.
- Pengaris.
- Bahan.
- Roti tawar
B. Metoda
Prosedur Kerja :
-
Diatur temperatur diadalam alat pengering dan ukur dry bulb dan wet
bulb temperatur.
Diamati dry bulb temperature dan wet bulb temperature di dalam dryer
pada setiap pengamatan.
Dicatat hasilnya.
Di
Diacatat berat sampel dengan cara berat akhir dari sampel adalah berat
tanpa air dan sesudah sampel didinginkan pada temperatur ruangan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Time
Weight
Dry Bulb
Wet Bulb
0
Temperatur ( C )
menit ( T )
Q ( gram )
Temperatur ( oC )tw
4.98
29
28
4.64
94
35
4.29
105
43
12
4.03
90
49
16
3.38
95
52
20
3.66
93
57
24
3.55
94
59
B.
28
3.44
93
62
32
3.33
93
63
10
36
3.26
90
64
11
40
3.17
92
65
12
44
3.12
96
66
13
48
3.03
95
67
14
52
2.99
98
69
15
56
2.93
97
70
16
60
2.93
99
71
17
64
2.93
100
72
18
68
2.93
100
73
Tabulasi Data
PERHITUNGAN
Luas
permukaan
N
O
Sampel
Drying date
(m)
gram/jam
RC gram/cm2h
Moustur
e
H
Kkal/cm2
jam
jam OC
( A ) cm2
1
58
30,597
0,5279
0,699
290,82
58
25,52
0,440
0,583
4,111
58
20,298
0,349
0,461
3,111
58
16,417
0,283
0,375
3,806
58
13,43
0,2316
0,307
2,968
58
10,895
0,187
0,249
2,876
58
9,253
0,1594
0,2116
2,513
58
7,611
0,1312
0,174
2,333
58
5,97
0,102
0,1369
1,8915
10
58
4,925
0,0849
0,1126
1,8006
11
58
3,582
0,0617
0,0819
1,2610
12
58
2,835
0,048
0,064
0,8984
13
58
1,4925
0,0257
0,03412
0,5060
14
58
0,8955
0,0154
0,0204
0.293
15
58
16
58
17
58
18
58
BAB VI
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan modul pengeringan zat padat dengan sampel
roti tawar dengan ukuran luas permukaan 58 cm 2 yang kami lakukan,
maka kami dapat memberikan kesimpulan :
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN
KARAKTERISTIK PENGERINGAN PADA PRODUK PERTANIAN
Oleh:
AHMAD SHODIK
A1H008029
disirkulasikan, yang juga menampung dan membawa air yang diupkan. Dalam
pengeringan vakum bahan yang dikeringkan harus diletakan dalam ruang tertutup
dan panas untuk penguapan ditransfer dengan cara radiasi atau konduksi dari
permukaan yang panas. Berdasarkan sistem pengumpanan bahan, pengering
diklasifikasikan menjadi pengering kontinyu dan pengering tipe batch.
Karena proses utama dalam pengeringan adalah penguapan air dari bahan pangan,
maka perlu terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi yaitu sifat-sifat bahan
pangan yang meliputi interaksi antara bahan tersebut dengan molekul air yang
dikandungnya, molekul air di udara sekitarnya serta faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat-sifat tersebut.
Menurut Taib et al.,(1988), dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan
air ke udara karena perbedaan kandungan udara lebih sedikit atau dengan kata lain
udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah, sehingga terjadi penguapan
selama proses pengeringan, energi yang diterima oleh bahan digunakan untuk
menaikkan suhu bahan dan menguapkan sejumlah air dari bahan.
Panas yang digunakan untuk menaikkan suhu bahan disebut panas sensible,
sedangkan panas yang digunakan untuk menguapkan sejumlah air dari bahan
disebut panas laten (Heldman and Singh, 1981). Besarnya panas sensible dapat
dihitung dengan terlebih dahulu mengetahu besarnya panas spesifik bahan serta
besarnya perubahan suhu bahan yang terjadi selama proses pengeringan.
Panas spesifik (Cp) bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Dickerson (1969) yaitu:
Cp = 1.675 + 0.025 (kadar air)
Beberapa keuntungan dari pemakaian teknologi pengeringan pada sayur dan buah
antara lain: bahan menjadi lebih awet, volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan
juga menjadi berkurang sehingga memudahkan pengangkutan, dengan demikian
diharapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Sedangkan sisi kerugiannya antara
lain: terjadinya perubahan sifat fisis seperti pengerutan, perubahan warna,
kekerasan dan sebagainya. Perubahan kualitas kimia antara lain : penurunan
kandungan vitamin C maupun terjadinya pencoklatan demikian pula kualitas
organoleptisnya (Susanto, 1994).
Tujuan dari pengeringan adalah:
1.Daya simpan bahan lebih lama karena kadar air dalam bahan relatif lebih rendah
sehingga kerusakan enzim maupun mikroorganisme dapat lebih ditekan.
2.Dapat dihasilkan produk yang bernilai ekonomis lebih tinggi.
3.Mempermudah distribusi karena umumnya bahan yang telah dikeringkan
mempunyai berat yang lebih ringan dan bentuk lebih ringkas.
4.Bahan dapat lebih awal dipanen.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dari suatu bahan
pangan adalah:
1.Sifat fisik dan kimia produk (bentuk, ukuran, komposisi dan kadar air).
2.Pengaturan geometris produk sehubungan dengan permukaan alat atau media
perantara pemindah panas (seperti nampan untuk pengeringan).
3.Sifat-sifat fisik dari lingkungan alat pengering (suhu, kelembaban dan kecepatan
udara) (Tim Penyusun, 2009).
Perhitungan
1.
Cawan 1
Kabb =
= 80,95 %
Kabk =
= 425%
Cawan 2
Kabb =
= 92,68%
Kabk =
= 1266,67%
Kadar air rata-rata
Bk = = 845,835 %
Bb = = 86,815 %
Massa bahan = 50 gram
Kadar air bb = 86,815 %
Kadar air bk = 845,835 %
Ka bb =
86,815 =
43,4075 = X x 100 %
43,4075 = X
Massa padatan = 50 43,4075
= 6,5925 gram
t (waktu; menit)
Massa sampel bahan (g)
Ka (%bk)
Ka bb
Kabb/dt kabk/dt
0
50
858,4376
86,815
00
20
48,3
632,651
86,351
0,0232 1,2893
40
47,7
623,549
86,179
0,006 11,2893
60
47,0
612,931
85,973
0,0103 0,5309
80
46,3
602,313
85,761
0,0106 0,5309
100
120
45,6
45,3
591,695
587,145
85,543
85,447
0,0109 0,5309
0,0048 0,2275
B.Pembahasan
Pengeringan merupakan proses pemindahan panas dan uap air secara simultan,
yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang
dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang
biasanya berupa panas.
Pengeringan untuk mengawetkan bahan pangan hasil pertanian dapat dilakukan
dengan beberapa cara tergantung sifat bahan, kegunaan serta nilai ekonomisnya
antara lain: penjemuran (sun drying), pengeringan buatan (artificial drying),
pengeringan secara pembekuan (free drying) dan dehidrasi parsial dengan osmosis
(osmotic dehydration). Sedangkan proses pengeringan terbagi dalam tiga kategori,
yaitu:
1.Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah
tekanan atmosfir.
2.Pengeringan hampa udara
3.Keuntungan dalam pengeringan hampa udara didasarkan pada kenyataan bahwa
penguapan air terjadi lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi.
4.Pengeringan beku
Pengeringan beku terjadiapabila uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan
beku. Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada kondisi ini. Suhu dan
tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat pengering untuk menjamin
terjadinya proses sublimasi.
Pengeringan yang dilakukan pada suatu bahan pertanian memiliki maksud tertentu
yang ingin dicapai antara lain agar produk dapat disimpan lebih lama,
mempertahankan daya fisiologi biji-bijian/benih, mendapatkan kualitas yang lebih
baik, sehingga alat pengering yang digunakan saat proses pengeringanpun harus
diperhatikan dengan baik. Selain dari karakteristik dan proses pengeringan yang
berlangsung, alat pengering juga berpengaruh terhadap proses pengeringan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
1)Faktor yang berhubungan dengan udara pengering
Yang termasuk dalam golongan ini adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran udara
pengering, dan kelembaban udara.
2)Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan
Yang termasuk dalam golongan ini adalah ukuran bahan, kadar air awal, dan
tekanan parsial dalam bahan.
Beberapa mekanisme aliran internal air yang dapat berlangsung :
a.Diffusi
Pergerakan ini terjadi bila equilibrium moisture content berada di bawah titik jenuh
atmosferik dan padatan dengan cairan di dalam sistem bersifat mutually soluble.
b. Capillary flow
Cairan bergerak mengikuti gaya gravitasi dan kapilaritas. Pergerakan ini terjadi bila
equilibrium moisture content berada di atas titik jenuh atmosferik.
Proses pengeringan terbagi dalam tiga kategori, yaitu:
1)Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah
tekanan atmosfir.
Dalam hal ini panas dipindahkan menembus bahan pangan, baik dari udara maupun
permukaan yang dipanaskan. Uap air dipindahkan dengan udara.
2)Pengeringan hampa udara
Keuntungan dalam pengeringan hampa udara didasarkan pada kenyataan bahwa
penguapan air terjadi lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi.
Panas yang dipindahkan dalam pengeringan hampa udara pada umumnya secara
konduksi, kadang-kadang secara pemancaran.
3)Pengeringan beku
Pada pengeringan beku, uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan beku.
Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada kondisi ini. Suhu dan
tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat pengering untuk menjamin
terjadinya proses sublimasi.
Semakin lama waktu pengeringan dalam pengering kabinet semakin kecil massa
pada bahan tersebut.
Grafik hubungan waktu v/s kabk
DAFTAR PUSTAKA
Hardjosentono, M. 1983. Mesin-Mesin Pertanian. CV. Vasa Guna, Jakarta.
Pantastico, B. ER. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Terjemahan oleh Kamariyani, Ir. Prof.
1989. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.