SISTEM HVAC
Disusun sebagai salah satu tugas mata konservasi energi pada semester VI
Diusulkan Oleh :
Rechan Afranzia Nugraha
131711021
Informasi yang dikumpulkan dari kegiatan audit enregi dapat diguakan untuk
memperkenalkan ukuran konservasi energi atau teknologi penghematan enregi.
Keterbatasan pasokan energi pada dasawarsa ini menjadi isu yang sangat penting
untuk ditanggapi, baik di skala nasional maupun internasional. Keadaan tersebut
dipengaruhi oleh faktor utama yaitu mulai terjadinya pengurangan produksi dan suplai
energi yang kontradiktif dengan penggunaan energi yang semakin membesar seiring
meningkatnya jumlah pengguna.
Dari faktor tersebut, maka dibutuhkan keseriusan untuk melaksanakan langkah
penghematan energi, yang kini populer dengan istilah konservasi energi. Menurut
Peraturan Menteri ESDM No. 14 Tahun 2012, Konservasi energi adalah upaya
sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri
serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.
Oleh karena itu kegiatan konservasi energi sangat penting dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi dan mengefektifkan suatu alat yang digunakan sehingga rugi-rugi
yang terjadi dapat dimanfaatkan kembali dan tidak terbuang sia-sia.
I.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem HVAC
2. Mahasiswa dapat mengoperasikan rangkaian dan alat ukur pada sistem HVAC
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi konservasi energi yang terjadi pada sistem
HVAC
4. Mahasiswa dapat mengetahui penghematan setelah dilakukan konservasi energi
pada sistem HVAC
Gambar 2
Siklus
Refrigerasi Kompresi Uap pada Diagram P-H
(sumber: Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia, 2006)
Keterangan:
1 2 : Proses Evaporasi = Refrigeran masuk dalam fasa cair dan tekanan rendah dan
menyerap kalor dari lingkungan sekitar. Selama proses penyerapan kalor refrigeran akan
berubah fasa dari cair menjadi gas. Pada saat keluar dari evaporator, refrigeran telah
menjadi uap panas lanjut (superheated).
2 3 : Proses Kompresi = Uap panas lanjut ini akan masuk ke kompresor dimana
tekanannya akan dinaikkan. Pada proses ini suhu juga akan meningkat karena refrigeran
menerima energi dari kerja kompresor. Maka refrigeran keluaran kompresor memiliki
suhu paling tinggi dan berada pada tekanan yang tinggi pula.
3 4 : Proses Kondensasi = Uap refrigeran akan dialirkan menuju kondensor. Pada
proses kondensasi refrigeran akan melepas kalor ke lingkungan. Selama proses ini
refrigeran akan berubah fasa dari gas menjadi cair. Proses pelepasan kalor pada
kondensor ini dapat dibantu dengan aliran udara maupun air. Jumlah kalor yang dilepas
jumlah sama dengan kalor yang diserap di evaporator ditambah kerja kompresor.
4 1 : Proses Ekspansi = Cairan refrigeran yang sudah didinginkan dan bertekanan
tinggi akan dialirkan melalui peralatan ekspansi yang dapat berupa katup ekspansi atau
pipa kapiler. Alat ekspansi ini akan mengurangi tekanan refrigeran dan mengendalikan
aliran menuju evaporator. Proses ekspansi terjadi pada entalpi konstan sehingga tidak ada
kalor yang diserap maupun dilepas.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa mesin refrigerasi tidak hanya
berfungsi sebagai mesin refrigerasi saja tapi juga bisa berfungsi sebagai mesin pompa kalor
(heat pump). Kalor yang dilepas pada kondensor jumlahnya cukup besar tapi pada umumnya
dibuang begitu saja. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk memanaskan air dengan media heat
exchanger. Untuk mengetahui performa pada AC maka digunakan parameter-parameter
berikut:
1. Kalor yang diserap di evaporator
=
(21)(1)
Ket:
m = Laju alir refrigeran (kg/s)
h2 = Entalpi refrigeran keluar evaporator (kJ/kg)
h1 = Entalpi refrigeran masuk evaporator (kJ/kg)
h 2h 1
h 3h 2 .(3)
COP=
h 2h 4
h3h 2 ..(4)
Size category
Minimum efficient
Test Procedure
2,8 COP
3,5 IPLV
ARI 550/590
All capacities
3,10 COP
3,45 IPLV
ARI 550/590
All capacities
4,20 COP
5,20 IPLV
ARI 550/590
<150 tons
150 tons - < 300
tons
300 tons
<150 tons
Water cooled,
electrically operated,
centrifugal
Air cooled
absorption single
effect
Water cooled
absorption single
effect
Absorption double
effect, Indirect fired
Absorption double
effect, direct fired
4,45 COP
5,20 IPLV
4,90 COP
5,60 IPLV
5,5 COP
6,15 IPLV
5,0 COP
5,25 IPLV
5,55 COP
5,90 IPLV
6,1 COP
6,40 IPLV
All capacities
0,6 COP
All capacities
0,6
All capacities
All capacities
1 COP
1,05 IPLV
1 COP
1 IPLV
ARI 550/590
ARI 550/590
ARI 560
Keterangan:
T1 = Temperatur refrigeran keluar kondensor
T2 = Temperatur refrigeran keluar evaporator
T3 = Temperatur refrigeran keluar kompresor
T4 = Temperatur refrigeran keluar heat exchanger
P1 = Tekanan refrigeran keluar kondensor
P2 = Tekanan refrigeran keluar evaporator
P3 = Tekanan refrigeran keluar kompresor
P4 = Tekanan refrigeran keluar heat exchanger
Tin = Temperatur air masuk heat exchanger
Tair = Temperatur air di dalam heat exchanger
Temperature di setting 18 C
2.
Data Praktikum
Sebelum Konservasi
Tabel 2. Data Sebelum Konservasi
Berdasarkan aplikasi galaxy sensors didapatkan data primer yang lainnya yaitu temperatur
lingkungan dan kelembaban pada waktu praktikum di lab bawah koversi energi sebagai
berikut:
B. Data Olahan
Analisis Berdasarkan Data Aktual
Sebelum Konservasi
Berdasarkan perhitungan pada aplikasi refrop dengan R-22 didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4 nilai entalpi sebelum konservasi
Berdasarkan pers (3) dan pers (4) untuk mencari nilai COP didapatkan sebagai berikut :
Tabel 5 nilai COP sebelum konservasi
Setelah Konservasi
Berdasarkan perhitungan dengan aplikasi refrop R-22 didapatkan hasil sebagai berikut :
Berdasarkan pers (3) dan pers (4) untuk mencari nilai COP didapatkan sebagai berikut :
Tabel 7 nilai COP setelah konservasi
T refrigerant = 96,1 0C
ER = Pu x A x vu x (hu,in hu,out)
Berdasarkan pada hasil percobaan yang telah dilakukan pada temperatur setting
180C, diperoleh data rata-rata sebagai berikut :
Tu,in
= 26,70C
Tu,out
= 180C
RHu,in
= 51,2 %
RHu,out = 51,2%
Vu
= 1,13 m/s
= 0,028m2
Tu,in
Tu,out = 180C
RHu,in
= 51,2 %
RHu,out = 51,2%
Maka diperoleh
Hu,in
= 55,43 KJ/Kg
Pu,in
= 1,157 Kg/m3
= 1,200 Kg/m3
Mencari nilai Pu
Pu =
Pu+ Pu out
2
= 1,178 Kg/m3
Mencari nilai ER
ER = Pu x A x vu x (hu,in hu,out)
= 1,178 Kg/ m3 x 0,028 m2 x 1,13 m/s ( 55,43-34,7)KJ/Kg
= 0,77 KW
Tu ,eva Tr , eva
Ee =
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada temperatur setting 16 0C,
diperoleh data rata-rata sebagai berikut :
Tu,eva in
= 28,51 0C
Berdasarkan P-h diagram R22 pada setting temperature 180C, diperoleh data
sebagai berikut :
Tr,eva out = 59,470C
Tr,eva in = -69,710C
Mencari nila Ee
Tr , eva out Tr , eva
Tu ,eva Tr , eva
Ee =
( 59,47(69,71 ) ) C
= ( 28,51(69,71 ) ) C
= 1,31 KW
D. Menghitung Nilai Daya Evaporator (Qe)
0,77 KW
1,31
= 0,58 KW
E. Mencari Nilai Laju Aliran Massa Refrigerant (mr)
= 1,31
H1 = 453,69 KJ/Kg
H4 =137,96 KJ/Kg
Mencari nilai mr :
mr =
ER
Ee (h 1h 4)
0,77 KW
1,31 ( 453,69137,96 ) KJ / Kg
Untuk mencari nilai daya yang diserap air (Qa) digunakan persamaan sebagai
berikut :
Qa =
Ta , outTa ,
Pa x Va
x CPa x
t permukaan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada temperature setting 180C
diperoleh data rata-rata sebagai berikut :
Ta,in
= 25,2 0C
Va
t pemanasan = 3600 s
Menghitung nilai Tf
Tf =
Ta ,+Ta , out
2
( 25,2+27,2 ) C
2
= 26,2 0C
= 4,1814 KJ/Kg0C
Pa
= 1000
Mencari nilai ma
ma =
pa x Va
t pemanasan
1000
Kg
x 0,05 m3
m3
3600 s
= 0,0138 Kg/s
Mencari nilai Qa
Qa = ma x Cpa x (Ta,out Ta,in)
= 0,0138 kg/s x 4,1814 KJ/Kg0C ( 27,2 25,2) 0C
= 0,115 KW
Efektifitas HE =
Th ,Tc ,
Cmin
Ch(Th ,Th , out)
Tr 2Tu ,
Cmin
Cr (Tr 2Tr 3)
Mr
Tr2
= 96,1 0C
Tr3
= 28,52 0C
Ta,in = 25,2 0C
Ma
= 0,0138 Kg/s
Trf2 = 62,31 0C
Mencari nilai Cpd
Menggunakan aplikasi coolpack refrigerant calculator R22 pada kondisi super
heated dengan :
P2
= 0,448 bar
Trf2 = 62,32 0C
Maka diperoleh :
Cpr = 0,69 Kj/Kg 0C
Ca = ma x Cpa
= 0,0138 Kg/s x 4,1814 KJ/Kg0C
= 0,057 KW/0C
Efektifitas HE =
( 96,128,52 ) C
( 96,125,2 ) C
= 0,95
H. Menghitung Daya Kondensor Total (Qc)
Untuk mencari nilai daya kondesnor total (Qc) digunakan persamaan sebagai
berikut :
Qc = mr ( h2 h3 )
= 1,81 x 10-3 kg/s (479,34 - 137,96) Kj/Kg
= 0,61 KW
I. Menghitung Daya Yang Dilepas Kondensor (Qc)
Untuk mencari nilai daya yang dilepas kondensor (Qc) digunakan persamaan
sebagai berikut :
Qc = Qc (Qa/Ef HE)
= 0,61 Kw ( 0,115Kw / 0,95)
= 0,48 KW
Berdasarkan Tabel 2 tentang data pengukuran, data yang didapatkan sesuai dengan
teori dibuktikan dengan temperetur refiregeran kompresor tinggi sedangkan
kondensor rendah begitupun dengan tekanan di kondensor lebih tinggi dari tekanan di
evaporator, sehingga dari data tersebut didapatkan nilai entalpi untuk menghitung
COP dari sistem HVAC tersebut.
2. Langkah konservasi berdasarkan data aktual yaitu dengan memanfaatkan kalor yang
relatif besar dari kondensor yang dibuang kelingkungan yang ditunjukan oleh H4
pada Tabel 2. Cara agar dapat memanfaatkan kalor yang terbuang kelingkungan
tersebut adalah dengan memanfaatkannya untuk memanaskan air menggunakan Heat
Exchanger.
3. Dari analisis data aktual praktikum dicari nilai COP dengan mencari nilai entalpinya
menggunakan aplikasi refrop, analisis dengan metode ini menggunakan persamaan
COP=
h 2h 4
h3h 2
pada h1 dan h4 yang menyebabkan sistem hvac terbsebut lebih bekerja optimal karena
kalor yang terbuang percuma dimanfaatkan dengan penambahan HE, jika dilihat dari
analisi teori perhitungan untuk mendapatkan nilai COP = Daya kondensor/Daya
kompresor,
Qc = mr ( h2-h3)
berdasarkan data nilai h2 dan h3 relatif lebih besar dibandingkan sebelum konservasi.
6. Perbandingan sebelum dan setelah konservasi dilihat dari nilai COP nya
Sebelum konservasi
Setelah konservasi
Karena nilai COP rata-rata setelah konservasi menggunakan analisis data
aktual dengan teori perhitungan relative sama maka, saya mengambil nilai COP
berdasrkan analisis aktual agar dapat dibandingkan pada kondisi waktu yang
sama.
COP 3
2
1
0
10
15
20
25
Waktu (menit)
Setelah
sebelum
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Langkah konservasi yang mungkin dilakukan adalah dengan penambahan Heat
Exchanger pada keluaran kompresor sehinga kalor yang terbuang pada sisi kondensor
dapat termanfaatkan dan sistem pun menjadi lebih efisien.
2. Terjadi kenaikan nilai COP dari sebelum konservasi dan setelah konservasi yang
mengindikasikan bahwa langkah konservasi mengoptimalkan kinerja dari sistem
HVAC
3. Perhitungan analisis berdasarkan teori hasil yang didapatkan lebih detail
dibandingkan analisis aktual dimana pada analisis teori mempertimbangkan
pembagian konsumsi energy pada kompresor,kondensor,heat exchanger sehingga nilai
COP yang didapatkan lebih akurat sesuai persamaan COP = daya kondensor / daya
kompresor
DAFTAR PUSTAKA
2016.Modul Praktikum Konservasi Sistem HVAC. POLBAN
https://teachintegration.wordpress.com/hvac-forum/intermediate/cop/ diunduh pada tanggal
28-4-2016
http://planet-energy.blogspot.co.id/2008/05/teknik-konservasi-energy-pada-hvac.html
diunduh pada tanggal 28-4-2016 pukul 20.00
LAMPIRAN