Abstrak
Lingkup penelitian ini adalah meneliti mengenai sifat beban dari alat penghemat
energi listrik komersial, yaitu dengan mengukur besaran arus, daya, faktor daya,
THDV, dan THDI. Pengukuran besaran-besaran tersebut dilakukan pada saat tanpa
beban dengan alat tersebut sebagai beban, pengukuran dengan beban lampu pijar
sebelum dan setelah dipasang alat penghemat energi listrik, serta pengukuran dengan
beban lampu TL sebelum dan setelah dipasang alat penghemat energi listrik.
Berdasarkan hasil pengukuran pada alat tersebut dalam keadaan tanpa beban didapat
nilai faktor daya (cos ) sangat rendah dan leading, yang berarti alat tersebut
merupakan beban kapasitif.
Setelah diukur menggunakan alat ukur RLC, nilai kapasitor dalam alat penghemat
energi listrik adalah : save trick = 9,73 F; digital saver = 8,11 F; home electric
saver = 9,77 F. Ternyata di dalam alat tersebut hanya berisi sebuah kapasitor yang
berarti bahwa alat tersebut berfungsi sebagai alat perbaikan faktor daya. Kapasitor
merupakan beban non-linear yang bisa menimbulkan harmonisa, tetapi dari hasil
pengukuran, THD yang dihasilkan oleh alat tersebut masih di bawah standard.
Pemasangan alat penghemat energi listrik yang berfungsi sebagai perbaikan faktor
daya tidak bisa digunakan pada beban lampu pijar karena memperbesar nilai arus
yang disuplai oleh PLN. Berdasarkan hasil pengukuran pada beban lampu TL, nilai
arus yang disuplai oleh PLN menurun setelah dipasang alat penghemat energi listrik.
Penurunan arus ini dikarenakan alat tersebut berfungsi sebagai perbaikan faktor daya.
Kenaikan faktor daya ini memperkecil daya reaktif (Q) dan daya semu (S), tetapi nilai
daya aktif (P) tetap yang berarti bahwa alat penghemat energi listrik tidak bisa
menghemat pemakaian energi listrik (kWh).
POLBAN
2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya-upaya penghematan energi listrik mendapat perhatian serius semua
pihak karena biaya bahan bakar untuk produksi listrik semakin mahal, dan isu
pemanasan global pada proses penyediaan listrik semakin mengemuka karena
sebagian besar listrik PLN diproduksi melalui proses pembakaran. Salah satu upaya
penghematan pemakaian energi listrik yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan
memasang alat penghemat energi listrik yang dijual secara komersial. Para penjual
alat penghemat energi listrik ini umumnya menjanjikan dapat menghemat energi
listrik sampai dengan 40 %. Biasanya para penjual dipersenjatai dengan sebuah alat
demonstrasi untuk menunjukkan kepada calon konsumen bahwa alat penghemat
listrik tersebut memang benar-benar bekerja. Biasanya alat peraga dilengkapi dengan
sumber daya listrik PLN, beberapa beban (Lampu TL, vacuum cleaner, pengering
rambut), amper meter, dan tentunya alat yang dipasarkan. Pertama kali penjual
menyalakan beban tanpa dipasang alat penghemat energi listrik dan mengukur arus
yang dikonsumsi. Setelah itu dipasang alat penghemat energi listrik kemudian
mengukur arus listrik yang dikonsumsi dan ternyata menjadi berkurang.
Atas dasar permasalahan di atas maka perlu dibuktikan apakah dampak
POLBAN
3
2. Pengaruh pemasangan alat penghemat energi listrik pada beban yang bersifat
resistif.
3. Pengaruh pemasangan alat penghemat energi listrik pada beban yang bersifat
induktif.
4. Apakah pemasangan alat penghemat energi listrik benar-benar bisa
menghemat pemakaian energi listrik atau tidak.
5. Keuntungan dan kerugian dari pemasangan alat penghemat energi listrik.
2. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
2.1 Tinjauan pustaka
Energy Saver Devices (ESD) merupakan sebuah perangkat yang memperbaiki
faktor daya, tidak mampu menghasilkan penghematan energi yang berarti pada
bebannya [1].
Unjuk kerja faktor daya input naik setelah menggunakan PFC (Power Factor
Correction). Bila beban diubah-ubah perbedaan faktor daya berkisar antara 0,3
0,35. Terdapat perbaikan faktor daya yang cukup berarti yang dapat dicapai oleh
boost PFC aktif [2].
2.2 Landasan teori
POLBAN
b. Daya reaktif
c. Daya semu
S = V x I .... (3)
Cos
Daya nyata P
P
Dayasemu S
V.I
P
2
P Q2
............................... (4)
S
Q
IS
IR
Z = R + j XL
IR
Z = R + j XL
IC
Vs
VR
Vs
VR
ISI
VS
POLBAN
.X
VR
IS
.RI
IS
I S.R
IC
VR
IR
VSI
I S .Z
L
.X
IS
IS
IS.Z
Gambar 2 Diagram fasor tegangan dan arus untuk faktor daya leading
b. Faktor daya lagging
Faktor daya lagging terjadi pada rangkaian yang bersifat induktif, dan kondisi faktor
daya lagging dapat dilihat pada Gambar 3.
IS
IS
IR
Z = R + j XL
IR
Z = R + j XL
IC
Vs
Vs
VR
VR
VS
VSI
IC
Z
.XI
L
IS
.X
.R
VR
ISI
IS
VR
IS.
IS
I S.Z
.R
IS
IC
IR
IS
Gambar 3 Diagram fasor tegangan dan arus untuk faktor daya lagging
2.2.3 Perbaikan faktor daya (Cos )
Alasan perbaikan faktor daya adalah untuk mengembalikan faktor daya yang rendah
sehingga mendekati satu.
S1 = daya semu awal sebelum
POLBAN
QC
S1
Q1
S2
Q2
2
QC = daya reaktif kapasitor yang diperlukan untuk perbaikan faktor daya (VAR)
V
V2
1
1
;C
XC
C
QC
IC
2f C
2 f XC
.............................. (2)
2.2.4 Harmonisa
Harmonisa adalah gejala pembentukan gelombang-gelombang dengan
frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi
Gelombang fundamental
fundamental (f).
Gelombang terdistorsi
Gambar 5
POLBAN
THD(V) [%]
V
k 2
V1
N
THD(I) [%]
I
k 2
I1
x 100%
V1
2
x 100%
x 100% . (3)
x 100% (4)
7
Tabel 1 Current Distortion Limits for General Distribution Systems [6]
Maximum Harmonic Current Distortion in Percent of IL
individual Harmonic Order (Odd Harmonics)
< 11
11h<17
17h<23
23h<25
35h
4.0
2.0
1.5
0.6
0.3
7.0
3.5
2.5
1.0
0.5
10.0
4.5
4.0
1.5
0.7
12.0
5.5
5.0
2.0
1.0
15.0
7.0
6.0
2.5
1.4
ISC/IL
< 20
20<50
50<100
100<1000
>1000
Note:
Even harmonics are limited to 25% of the harmonic limits above
Current distortion that result in a dc offset are not allowed
ISC = maximum short circuit current at PCC ( point of common coupling)
IL = maximum demand load current (fundamental frequency) at PCC
THD
5.0
8.0
12.0
15.0
20.0
Individual Voltage
Distortion (%)
3.0
1.5
1.0
69 kV
69 kV hingga 161 kV
161 kV
Note:
High voltage systems can have up to 2% THD where the cause is an HVDC terminal
that will attenuate by the time it is tapped for a user
2.3 Hipotesis
POLBAN
8
4. Alat penghemat energi listrik komersial tidak bisa menghemat pemakaian
energi listrik karena hanya berfungsi sebagai perbaikan factor daya.
5. Keuntungan pemakaian alat penghemat energi listrik bisa menurunkan daya
reaktif bila dipasang pada beban yang bersifat induktik, sedangkan
kerugiannya adalah bisa menghasilkan harmonisa.
3. Metode Penelitian
3.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan melakukan pencarian data di Internet, tentang alat
penghemat energi listrik yang dijual secara komersial , juga tentang penelitian dan
pengembangan yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan studi terhadap buku
literatur tentang alat penghemat energi listrik, harmonisa, rangkaian listrik, dan
perbaikan faktor daya.
3.2 Metode Penelitian
Gambar 11 memperlihatkan diagram alur penelitian, Penelitian dilakukan dengan
mengukur besaran tegangan, arus, faktor daya, daya (daya aktif, daya semu, dan daya
reaktif), THD arus, dan THD tegangan pada saat berbeban maupun tanpa beban dan
POLBAN
saat tanpa menggunakan alat penghemat listrik maupun saat dipasang alat penghemat
listrik. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan Oktober 2013 dimulai
dengan persiapan mencari bahan dan alat yang diperlukan dalam penelitian.
2. Melakukan pengujian tanpa beban, yaitu pengujian tanpa beban dengan
dipasang alat penghemat listrik adalah untuk mengetahui sifat beban dari alat
tersebut apakah bersifat induktif, capasitif, atau resistif..
3. Melakukan pengujian dengan beban yang bersifat resistif ( lampu pijar ) dan
beban yang bersifat induktif (lampu TL) sebelum maupun setelah dipasang
alat penghemat energi listrik. Pengujian dengan beban lampu pijar maupun
9
lampu TL adalah untuk mengetahui dampak pemasangan alat penghemat
energi listrik terhadap kualitas daya dengan beban yang bersifat resistif
maupun induktif.
4. Mencatat data hasil pengujian tanpa beban maupun berbeban pada keadaan
sebelum maupun setelah dipasang alat penghemat listrik, besaran yang diukur
adalah arus, daya (daya aktif, daya reaktif, dan daya semu), factor daya, THD
tegangan, dan THD arus.
5. Melakukan pembahasan dan analisis berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil pengukuran, kemudian membuat kesimpulan.
3.3 Peralatan yang digunakan
Alat yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Alat ukur ukur yang digunakan adalah Clamp on Power HiTester :
Merek : HIOKI, E.E Corporation, Japan
Tipe : model 3286-20
Asesoris : 9635 Voltage Cord
Opsional : kabel data dan kabel RS 232 to USB
Clamp On Power HiTester
POLBAN
10
2. Alat penghemat listrik
Merek : Save Trik - Auto Electric Saver
Tipe : 450 Watt 1300 Watt
Nomor Reg. : 555429
Uji BPPT : 04/Lap.jatek/B2TE/BPPT/II/2007
POLBAN
11
4. Alat penghemat listrik
Merek : Home Electric Saver
Tipe : 450 Watt 1300 Watt
POLBAN
12
Persiapan
Pengujian alat
penghemat Energi
listrik (ESD) tanpa
beban
Pengujian dengan
beban lampu pijar
dan lampu TL
Pengujian sebelum
dipasang alat
penghemat listrik
Pengujian setelah
dipasang
alat penghemat
listrik
Pembahasan
POLBAN
Membuat kesimpulan
Penyusunan
laporan
13
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Tanpa Beban
Pengukuran tanpa beban ini dimaksudkan untuk mengetahui arus dan daya
yang dikonsumsi oleh alat penghemat energi listrik, dimana alat tersebut diperlakukan
sebagai beban. Alat tersebut merupakan beban non linier yang bisa menghasilkan
harmonisa, maka pada pengukuran tanpa beban bisa diketahui THDV dan THDI yang
dihasilkan oleh alat tersebut.
Tabel 3 Hasil pengukuran tanpa beban ada tiga buah alat penghemat energi
listrik
Dengan alat
Dengan alat
Tanpa alat Dengan alat
penghemat
penghemat
penghemat
penghemat
energi
energi
energi
energi
listrik
listrik
listrik
listrik (Save
(Home
(Digital
trick)
electric
saver)
saver)
Tegangan (Volt)
231
226,6
230,1
228,5
Arus (A)
0,74
0,60
0,74
Frequensi (Hz)
49,9
49,9
50,1
50,1
0,161
0,137
0,164
0,161
0,137
0,164
Faktor daya
0,003
Leading
0,005
Leading
0,001
Leading
2,6
2,7
3,2
2,9
14,4
16,8
15,4
Kapasitansi (F)
9,73
8,11
9,77
POLBAN
Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 3, setelah dipasang alat penghemat energi
listrik maka THD tegangan maupun THD arus mengalami kenaikan hal ini berati alat
tersebut menghasilkan harmonisa. Hal ini dikarenakan alat tersebut berisi kapasitor
14
yang bersifat kapasitif dengan faktor daya leading. Harmonisa yang dihasilkan oleh
alat tersebut masih di bawah standar yang tercantum pada tabel 1 dan tabel 2.
4.2 Pengukuran dengan Beban Lampu Pijar
Pengukuran dengan beban lampu pijar adalah untuk menguji pengaruh alat
penghemat energi listrik komersial pada beban resistif.
Tabel 4 Hasil pengukuran dengan beban lampu ijar 75 Watt
Dua lampu
Empat lampu
Tegangan (Volt)
231
230,5
230
228,5
231,5
229,5
228,5
229
Frequensi (Hz)
49,9
50,1
50,2
49,8
50
50,1
49,9
50
0,151
0,151
0,151
0,151
0,297
0,297
0,297
0,297
0,011
0,170
0,139
0,165
0,011
0,169
0,138
0,169
0,151
0,227
0,205
0,224
0,303
0,342
0,327
0,342
Faktor daya
0,997
Lag
0,666
Lead
0,735
Lead
0,667
Lead
0,999
Lag
0,870
Lead
0,907
Lead
0,870
Lead
3,0
3,1
2,8
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
2,8
11,3
10,2
11,2
THD arus (%)
Keterangan tabel :
A : tanpa alat penghemat energi listrik
B : dengan alat penghemat energi listrik Save Trick
C : dengan alat penghemat energi listrik Digital Saver
D : dengan alat penghemat energi listrik Home Electric Saver
2,8
7,8
6,8
7,9
POLBAN
15
Dari hasil pengukuran dengan beban lampu pijar seperti pada gambar 12, setelah
dipasang alat penghemat energi listrik nilai arus yang mengalir ke beban lampu pijar
tetap, tetapi arus yang disuplai dari PLN lebih besar dibandingkan sebelum dipasang
alat penghemat energi listrik, hal ini dikarenakan pemasangan alat penghemat energi
listrik pada beban resistif mengakibatkan faktor daya menjadi leading. Pemasangan
alat penghemat energi listrik pada beban resistif (lampu pijar) mengakibatkan naiknya
arus yang disuplai dari PLN sehingga bisa menyebabkan kenaikan suhu penghantar.
Pemasangan alat tersebut juga mengakibatkan naiknya THD tegangan dan THD arus,
yang berati bahwa alat penghemat energi listrik menghasilkan harmonisa.
Besarnya daya aktif sebelum dan sesudah pemasangan alat penghemat energi listrik
tidak ada perubahan (nilainya tetap), ini berati tidak ada penurunan daya listrik (watt)
setelah pemasangan alat tersebut.
Dari tabel 4, nilai daya reaktif (VAR) setelah pemasangan alat penghemat
energi listrik jauh lebih besar dibandingkan sebelum dipasang alat tersebut, hal ini
karena alat penghemat energi listrik merupakan beban yang bersifat kapasitif.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut dapat diketahui bahwa alat penghemat listrik
tidak efektif dan bisa merugika bila dipasang pada beban yang bersifat resistif atau
pada beban yang mempunyai faktor daya mendekati satu seperti pada beban lampu
POLBAN
pijar. Dari tabel 4 di atas terlihat bahwa setelah dipasang alat penghemat energi
listrik, faktor dayanya menjadi leading. Faktor daya leading bisa menyebabkan
kenaikan arus input (arus yang disuplai dari PLN).
4.3 Pengukuran dengan Beban Lampu TL
Pengukuran dengan beban lampu TL adalah untuk menguji pengaruh alat
penghemat energi listrik pada beban induktif. Dari hasil pengukuran arus pada
gambar 13, setelah dipasang alat penghemat energi listrik, nilai arus yang mengalir ke
beban (lampuTL) tetap, tetapi arus totalnya (arus yang disuplai dari PLN) lebih kecil
dibandingkan sebelum dipasang alat penghemat energi listrik. Pemasangan alat
penghemat energi listrik pada beban induktif (lampu TL) ternyata bisa mengurangi
16
arus total (arus yang disuplai dari PLN). Menurunnya arus total tersebut bisa
memperpanjang usia isolasi kabel karena temperatur pada penghantar turun dengan
menurunnya nilai arus yang mengalir pada penghantar tersebut.
Keterangan gambar :
A : tanpa alat penghemat energi listrik
B : dengan alat penghemat energi listrik Save Trick
C : dengan alat penghemat energi listrik Digital Saver
D : dengan alat penghemat energi listrik Home Electric Saver
POLBAN
Empat lampu
Tegangan (Volt)
232,5
230,1
232,4
232,5
232,5
228,5
232,5
228,3
Frequensi (Hz)
49,9
50
49,9
50,1
49,9
50
49,9
50
0,062
0,062
0,062
0,062
0,126
0,126
0,126
0,126
0,174
0,031
0,045
0,033
0,353
0,170
0,215
0,168
0,185
0,069
0,077
0,069
0,375
0,212
0,249
0,21
Faktor daya
0,335
Lag
0,892
Lag
0,813
Lag
0,889
Lag
0,337
Lag
0,581
Lag
0,511
Lag
0,589
Lag
2,9
2,8
3,0
2,8
3,0
2,9
3,0
2,9
13,4
45,0
37,5
45,7
13,1
19,5
18,9
20,2
17
Keterangan tabel :
A : tanpa alat penghemat energi listrik
B : dengan alat penghemat energi listrik Save Trick
C : dengan alat penghemat energi listrik Digital Saver
D : dengan alat penghemat energi listrik Home Electric Saver
Pengukuran daya aktif seperti yang diperlihatkan pada tabel 5, besarnya daya
aktif sebelum dan sesudah pemasangan alat penghemat listrik tidak ada perubahan
(nilainya tetap) yang berati bahwa pemakaian alat tersebut pada beban yang bersifat
induktif tidak bisa menghemat pemakaian energi listrik.
Dalam alat penghemat energi listrik hanya birisi sebuah kapasitor, sehingga alat
tersebut berfungsi sebagai perbaikan faktor daya. Prinsip perbaikan faktor daya
seperti diperlihatkan pada tabel 5, hanya bisa memperbaiki faktor daya sehingga
memperkecil daya reaktif seperti diperlihatkan pada tabel 5, sedangkan daya aktif
nilainya tetap. Menurunnya nilai daya reaktif menyebabkan turunnya nilai arus input.
Pengukuran faktor daya seperti yang diperlihatkan pada tabel 5, setelah
dipasang alat penghemat energi listrik nilai faktor daya menjadi naik dan lagging.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa alat penghemat energi listrik hanya
berisi kapasitor oleh karena itu alat tersebut berfungsi untuk memperbaiki faktor
daya. Lampu TL yang bersifat beban induktif dengan faktor daya rendah dan lagging,
POLBAN
18
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian alat penghemat energi listrik komersial dengan tiga
merek yang berbeda dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengukuran tanpa beban dan tanpa alat penghemat energi listrik nilai
THD arus yang terukur adalah nol, tetapi nilai THD arus setelah dipasang alat
penghemat listrik masing-masing adalah : THD arus pada Save Trick 14,4 %;
THD arus pada Digital saver 16,8 %; THD arus pada Home Electrick Saver
15,4%. THD arus yang dihasilkan masing-masing alat penghemat energi
listrik masih di bawah standard yang direkomendasikan. THD tegangan dari
PLN adalah 2,6 % dan setelah dipasang alat penghemat energi listrik maka
THD tegangan bertambah menjadi : save trick = 2,7 %; digital saver = 3,2 %;
dan home electric saver = 2,9 %. THD tegangan yang dihasilkan oleh ketiga
alat penghemat energi listri masih di bawah standard yang direkomendasikan.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga alat penghemat energi
listrik boleh digunakan karena THD yang dihasilkan masih di bawah standard
yang direkomendasikan.
2. Pada pengukuran dengan beban lampu pijar nilai daya aktif sebelum dan
POLBAN
sesudah pemasangan alat penghemat energi listrik tidak ada perubahan (tetap),
dan faktor daya turun, tetapi nilai daya reaktif dan daya semu bertambah besar
pada saat dipasang alat penghemat energi listrik, sehingga nilai arus
bertambah besar. Dari data-data hasil pengukuran dengan beban lampu pijar
dapat diambil kesimpulan bahwa alat penghemat energi listrik tidak
dianjurkan dipasang pada beban lampu pijar atau beban dengan faktor daya
besar (mendekati satu) karena arus listrik input bertambah besar bila dipasang
alat tersebut. Pemasangan alat tersebut pada beban lampu pijar tidak ada
penghematan pemakaian energi listrik (kWh) karena daya aktif sebelum dan
sesudah dipasang alat tersebut tidak ada perubahan (tetap).
19
3. Hasil pengukuran dengan beban lampu TL nilai arus input turun setelah
dipasang alat penghemat energi listrik. Penurunan arus mencapai 59,5 % pada
saat dibebani 2 buah lampu TL 18 Watt (Save trick dan home electric saver =
59,9 %, dan digital saver = 55,7 %), penurunan arus terendah terjadi saat
dibebani satu buah lampu TL 18 Watt (save trick = 5 %, digital saver = 32,5
%, home electric saver = 2,5 %). Pemasangan alat penghemat energi listrik
pada beban lampu TL tidak menghemat pemakaian energi listrik karena hasil
pengukuran daya aktif sebelum dan sesudah pemasangan alat tersebut nilainya
tidak berubah (tetap).
4. Alat penghemat energi listrik yang dijual secara komersial hanya berisi
sebuah kapasitor, dan dari hasil pengukuran besarnya kapasistansi dalam alat
tersebut : save trick = 9,73 F; digital saver = 8,11 F; home electric saver =
9,77 F, dengan demikian alat tersebut hanya berfungsi sebagai perbaikan
faktor daya, dan tidak bisa mengurangi atau menghemat pemakaian energi
listrik (kWh) karena daya aktif (P) sebelum dan setelah dipasang alat tersebut
nilainya tetap. Karena beban selalu berubah-ubah maka perbaikan faktor daya
yang diberikan oleh alat tersebut tidak optimum.
5. Keuntungan dari pemasangan alat penghemat energi listrik adalah bila
POLBAN
dipasang pada beban induktif maka bisa menurunkan arus yang disuplai dari
PLN sehingga bisa memperpanjang usia isolasi penghantar karena panas pada
penghantar berkurang dan bisa mengoptimalkan pemakaian beban. Kerugian
menggunakan alat penghemat energi listrik adalah menghasilkan harmonisa,
dan bila dipasang pada beban lampu pijar maka sifat beban menjadi leading
sehingga arus yang dipasok dari PLN ke beban bertambah besar.
20
5.2 Saran
Dari hasil penelitian terhadap tiga merek alat penghemat energi listrik komersial,
penulis memberi saran sebagai berikut :
a. Konsumen jangan mudah percaya pada janji yang berlebihan bahwa alat
tersebut bisa menghemat listrik sampai dengan 40 %, karena kenyataannya
tidak ada penghematan energi listrik dengan memasang alat tersebut.
b. Pada saat beban bersifat resistif misalnya hanya lampu pijar yang sedang
dioperasikan, sebaiknya jangan memasang alat penghemat energi listrik
karena arus input (arus yang disuplai dari PLN) bertambah besar dan faktor
daya beban leading. Faktor daya beban leading bisa menyebabkan tegangan
pada sisi beban naik sehingga bisa mebahayakan peralatan pada sistem bila
kenaikan tegangan melebihi tegangan nominal peralatan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Emanuel, A.E., 1997, True and False Energy-Saving Devices, IEEE
Transaction on industry applications VOL. 33, NO. 6.
[2] Taufik, Hernadi, A., Rudianto, R., and Anwari M., June 17-19, 2007,
Performance Study of Power Factor Correction Circuits, Proceedings of the
International Conference on Electrical Engineering and Informatics Institut
Teknologi Bandung, Indonesia.
[3] Gonen, T., 1986, Electric Power Distribution System Engineering McGraw-Hil,
New York, USA.
[4] Dugan, R.C., McGranaghan, M.F., Beaty, H.W., 2004, Electrical Power System
Quality, McGraw-Hil.
[5] Grady, W.M., and Gilleskie, R.J., November 1993, Harmonics and How They
Relate to Power Factor, Proc. of the EPRI Power Quality Issues &
Opportunities Conference (PQA93), San Diego, CA.
[6] Engineering Standards and Technical Support Department, Juni 1998,
Harmonic Distortion, PacifiCorp.
POLBAN