Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN INDIVIDU

KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN

KEPERAWATAN ANAK DENGAN MUMPS


(PAROTITIS)

DIII KEPERAWATAN
NAMA: FITRIA UMI ATHIFA
NIM

: P05120214044

KELAS

: II A

DOSEN

: Ns. MARDIANI, S.Kep, M.M

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
KOTA BENGKULU

1 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
askep anak dengan mumps (parotitis) dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu
proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Juga tak lupa kami mengucapkan bayak terimakasih atas
dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca makalah ini dan dapat mengetahui berhubungan dengan
mumps. Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak
kekurangan,

karena

keterbatasan

saya

yang

masih

dalam

tahap

pembelajaran. Karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun

sangat

diharapkan

kami

dalam

pembuatan

makalah

selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca


maupun saya.

Bengkulu,

Maret 2015

Penyusun

2 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...........................................................................................
I
DAFTAR.......................
II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................
1
1.2 Rumusan Masalah..................
2
1.3 Tujuan.......................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan

Teoritis ..................................................................................
2.2

3
asuhan

keperawatan ..............................................................................
11

3 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................
17
3.2 Saran................................
17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul

secara endemik atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang


anak-anak

dibawah

usia

15

tahun

(sekitar

85%

kasus).(Warta

Medika,2009)
Infeksi ini disebabkan oleh virus RNA untai tunggal negative sense
berukuran 100-600 mm, dengan panjang 15000 nukleotida termasuk
dalam genus Rubulavirus subfamily Paramyxsovirinae dan family
Paramyxoviridae (Sumarmo,2008). Penyebaran virus terjadi dengan
kontak langsung, percikan ludah, bahan mentah mungkin dengan urin.

4 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

Sekarang penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa muda sehingga
menimbulkan epidemi secara umum.
Dalam perjalanannya parotitis dapat

menimbulkan

komplikasi

walaupun jarang terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa:


Meningoencepalitis, artritis, pancreatitis, miokarditis, ooporitis, orchitis,
mastitis, dan ketulian.
Insidensi parototis dengan ketulian adalah 1 : 15.000. Meningitis
yang terjadi berupa Meningitis aseptik. Insidensi atau komplikasi dari
parotitis Meningoencephalitis sekitar 250/100.000 kasus. Sekitar 10%
dari kasus ini penderitanya berumur kurang dari 20 tahun. Angka ratatata kematian akibat parotitis Meningoencephalitis adalah 2%. Kelainan
pada mata akibat komplikasi parotitis dapat berupa neutitis opticus,
dacryoadenitis, uveokeratitis, scleritis dan trombosis vena central
retina. Gangguan pendengaran akibat parotitis epidemika biasanya
unilateral, namun dapat pula bilateral. Gangguan ini seringkali bersifat
permanen.
Parotitis yang tidak ditangani dengan tepat dan segera dapat
menimbulkan berbagai komplikasi serius yang akan menambah resiko
terjadinya kematian. Maka melalui makalah ini saya memberikan solusi
dapat memberikan pengetahuan dan tata cara pencegahan dari
penyakit parotitis sehingga skala kejadian penyakit tersebut dapat
menurun

dan

bermanfaat

pula

bagi

perawat

yakni

mampu

melaksanakan asuhan keperawatan atas pasien dengan Parotitis


dengan tepat dan benar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah konsep teoritis pada pasien

dengan

mumps

(parotitis)?
2. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan mumps
(parotitis)?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum

5 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

Memperoleh

informasi

gambaran

pelaksanaan

asuhan

keperawatan mumps.
2. Tujuan khusus
Agar penulis mampu :
a. Mengetahui konsep teoritis mumps
b. Mengetahui askep mumps

6 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
KONSEP TEORITIS
A. DEFINISI
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu
penyakit

menular

(Paramyxovirus)

dimana

yang

sesorang

menyerang

terinfeksi

kelenjar

oleh

ludah

virus

(kelenjar

parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan


pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Penyakit gondongan dapat timbul secara endemik atau epidemik,
Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak dibawah usia 15
tahun (sekitar 85% kasus).(Ngastiyah, 2005)
Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus).
Gejala khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar
parotis.

Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa

pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran.


Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah
zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan
organ lainnya. Adapun mereka yang beresiko besar untuk
menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang
menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk
menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan
zat Iodium dalam tubuh (Sumarmo,2008)
Menurut Sumarmo (2008) penyakit gondong (mumps,
parotitis) dapat ditularkan melalui:
1. Kontak langsung
2. Percikan ludah (droplet)
3. Muntahan
4. Bisa pula melalui air kencing
Bayi sampai umur 6-8 bulan tidak dapat terjangkit penyakit ini
karena masih dilindungi oleh antibodi yang didapatkan dari
ibunya secara transplasental.

7 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

Virus telah diisolasi dari ludah selama 6 hari sebelum


dan 9 hari sesudah munculnya pembengkakan kelenjar ludah.
Penularan agaknya tidak terjadi lebih lama daripada 24 jam
sebelum munculnya pembengkakan atau lebih lambat dari 3
hari sesudah menyembuh. Virus telah diisolasi dari urin dari
hari pertama sampai ke 14 sesudah mulainya pembengkakan
kelenjar ludah.
B. KLASIFIKASI
a. Parotitis Kambuhan
Anak-anak mudah terkena parotitis kambuhan yang timbul
pada

usia

antara

bulan

hingga

akhir

masa

kanak-

kanak.Kambuhan berarti sebelumnya anak telah terinfeksi


virus kemudian kambuh lagi.
b. Parotitis Akut
Parotitis akut ditandai dengan rasa sakit yang mendadak,
kemerahan dan pembengkakan pada daerah parotis. Dapat
timbul sebagai akibat pasca-bedah yang dilakukan pada
penderita terbelakang mental dan penderita usia lanjut,
khususnya apabila penggunaan anestesi umum lama dan
adanya gangguan dehidrasi.
C. ETIOLOGI
Agen penyebab parotitis adalah anggota dari kelompok
paramyxovirus,

yang

juga

termasuk

didalamnya

parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease.

virus
Ukuran

dari partikel paramyxovirus sebesar 90 300 m. Virus telah


diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan
jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai
tunggal genus Rubulavirus subfamily Paramyxovirinae dan family
Paramyxoviridae.
Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini
hanya dapat bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Virus
masuk dalam tubuh melalui hidung atau mulut.Virus bereplikasi
pada mukosa saluran napas atas kemudian menyebar ke kalenjar
limfa local dan diikuti viremia umum setelah 12-25 hari (masa

8 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

inkubasi) yang berlangsung selama 3-5 hari. Selanjutnya lokasi


yang dituju virus adalah kalenjar parotis, ovarium, pancreas,
tiroid, ginjal, jantung atau otak.
D. MANIFESTASI
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus
mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak
menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian
mereka
keluhan,

sama

dengan

yaitu

dapat

penderita
menjadi

lainnya

sumber

yang

mengalami

penularan

penyakit

tersebut. Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar


12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Adapun tanda dan gejala
yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas
dapat digambarkan sdebagai berikut :
a. Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami
gejala: demam (suhu badan 38.5 40 derajat celcius), sakit
kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang
bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai
kaku rahang (sulit membuka mulut).
b. Selanjutnya terjadi pembengkakan

kelenjar

di

bawah

telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah


satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan.Pembengkakan

biasanya

berlangsung

sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.


c. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah
rahang

(submandibula)

(sublingual).

Pada

pria

dan
akil

kelenjar
balik

di

bawah

adalanya

lidah
terjadi

pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran


melalui aliran darah.
E. PATOFISIOLOGI
Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut.
Biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi
akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan
adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum

9 | asuhan keperawatan anak dengan


mumps (parotitis)

akut dan serum konvalesens. Semakin banyak penumpukan virus


di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel
traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (ikurnya virus ke
dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan
kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid.
Keadaan ini disebut parotitis.
Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan
terjadi demam, anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot (Mansjoer,
2000). Kemudian dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar
parotis yang mula-mula unilateral kemudian bilateral, disertai
nyeri rahang spontan dan sulit menelan. Pada manusia selama
fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni
dan liquor. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi
dan nekrosis jaringan.

10 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

F. WOC
paramyxovirus
Masuk saluran pernapasan
Membelah diri
Virus menyebar ke organ sekitar melalui aliran
darah
Terjadi proses infeksi di kelenjar parotis
Pembengkakan kelenjar
parotis
sumbatan pada saluran
telinga

Proses peradangan

Demam

Teraba masa di leher


nyeri leher dan telinga
nafsu makan menurun

MK. Hipertermi

MK:
-

Nyeri akut
Ketidakefektifan
nutrisi dari kebutuhan
tubuh

G. KOMPLIKASI
Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan
atau pengobatan yang kurang dini menurut Nelson (2000) :
1. Meningoensepalitis

11 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

Penderita mula-mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan,


yang kemudian disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan suhu
tubuh yang tinggi (hiperpireksia). Komplikasi ini merupakan
komplikasi yang sering pada anak-anak.
3. Ketulian
Tuli saraf dapat terjadi unilateral, jarang bilateral walaupun
insidensinya rendah (1:15.000), parotitis adalah penyebab
utama tuli saraf unilateral, kehilangan pendengaran mungkin
sementara atau permanen.
4. Orkitis
Peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah
sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang
terjadi kerusakan testis yang permanen Sehingga kemandulan
dapat terjadi pada masa setelah puber dengan gejala demam
tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut bagian bawah,
gejala sistemik, dan sakit pada testis.

Testis paling sering

terinfeksi dengan atau tanpa epidedimitis. Bila testis terkena


infeksi maka terdapat perdarahan kecil.

Orkitis biasanya

menyertai parotitis dalam 8 hari setelah parotitis. Keadaan ini


dapat berlangsung dalam 3 14 hari. Testis yang terkena
menjadi nyeri dan bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan
merah. Rata-rata lamanya 4 hari. Sekitar 30-40% testis yang
terkena

menjadi

atrofi.

Gangguan

fertilitas

diperkirakan

sekitar 13%. Tetapi infertilitas absolut jarang terjadi.


5. Ensefalitis atau Meningitis
Peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit
kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10%
penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh
total.

diantara

400-6.000

penderita

yang

mengalami

ensefalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf


yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.
6. Ooforitis
Timbulnya nyeri dibagian pelvis ditemukan pada sekitar 7%
pada penderita wanita pasca pubertas
7. Pankreatitis

12 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

Peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama.


Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut.
Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan
penderita akan sembuh total. Nyeri perut sering ringan sampai
sedang muncul tiba-tiba pada parotitis. Biasanya gejala nyeri
epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam
tinggi, menggigil, lesu, merupakan tanda adanya pankreatitis
akibat mumps.
8. Nefritis
Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap
penderita

dan

viruria

terdeteksi

pada

75%.

Frekuensi

keterlibatan ginjal pada anak-anak belum diketahui. Nefritis


yang mematikan, terjadi 10-14 hari sesudah parotitis. Nefritis
ringan dapat terjadi namun jarang. Dapat sembuh sempurna
tanpa meninggalkan kelainan pada ginjal.
9. Tiroiditis
Walaupun tidak biasa, pembengkakan tiroid yang nyeri dan
difus dapat terjadi pada umur sekitar 1 minggu sesudah mulai
parotitis dengan perkembangan selanjutnya antibodi antitiroid
pada penderita.
10. Miokarditis
Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi
infeksi ringan miokardium mungkin lebih sering daripada yang
diketahui. Miokarditis ringan dapat terjadi dan muncul 510hari
pada parotitis. Gambaran elektrokardiografi dari miokarditis
seperti depresi segmen S-T, flattening atau inversi gelombang
T. Dapat disetai dengan takikardi, pembesaran jantung dan
bising sistolik.
11. Artritis
Jarang ditemukan pada anak-anak. Atralgia yang disertai
dengan

pembengkakan

dan

kemerahan

sendi

biasanya

penyembuhannya sempurna. Manifestasi lain yang jarang tapi


menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang sering kali
berpindah-pindah.

Gejala

sendi

mulai

1-2minggu

setelah

berkurangnya parotitis. Biasanya yang terkena adalah sendi

13 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

besar khususnya paha atau lutut. Penyakit ini berakhir 1-12


minggu dan sembuh sempurna.
12. Kelainan pada mata
Komplikasi ini meliputi dakrioadenitis pembengkakan yang
nyeri, biasanya bilateral dari kelenjar lakrimalis neuritis optik
(papillitis) dengan gejala-gejala bervariasi dari kehilangan
penglihatan sampai kekaburan ringan dengan penyembuhan
dalam 1020 hari uveokeratitis, biasanya unilateral dengan
fotofobia, keluar air mata, kehilangan penglihatan cepat dan
penyembuhan dalam 20 hari;

skleritis, tenonitis, dengan

akibat eksoftalmus; trombosis vena sentral.


H. PENATALAKSANAAN
Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres
hangat, sialagog seperti tetesan lemon, dan pijatan parotis
eksterna. Cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah
dehidrasi

karena

terbatasnya

asupan

oral.

Jika

respons

suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi, maka


antibiotik intravena mungkin lebih sesuai.
Penatalaksanaan Medik
a. Tirah baring sesuai kebutuhan penderita
b. Diet disesuaikan dengan kemampuan penderita untuk
mengunyah
c. Dapat diberikan obat antianalgetik dan antipiretik (misal
parasetamol)
d. Pemberian profilaksis:
a) Profilaksis passif. Gamma globulin parotitis hiperimun
tidak efektif dalam mencegah parotitis atau mengurangi
komplikasi
b) Profilaksis aktif. Anak yang divaksinasi biasanya tidak
mengalami demam atau reaksi klinis lain yang dapat
dideteksi, tidak mengekresi virus, dan tidak menular
terhadap kontak yang rentan. Jarang parotitis dapat
berkembang 7 10 hari sesudah vaksinasi. Vaksin
gondongan biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi

14 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

dengan campak dan rubella (MMR) pada usia anak 15


bulan, yang disuntik melalui otot paha atau lengan atas.
c) Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan
orang

dewasa

yang

belum

menderita

Gondong.

Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek apanas


atau gejala lainnya. Cukup mengkonsumsi makanan yang
mengandung kadar Iodium, dapat mengurangi resiko
terkena serangan penyakit gondongan.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Darah rutin
Tidak spesifik, gambarannya

seperti

infeksi

virus

lain,

biasanya leukopenia ringan yakni kadar leukosit dalam satu


liter darah menurun. Normalnya leukosit dalam darah adalah 4
x 109 /L darah .dengan limfositosis relatif, namun komplikasi
sering menimbulkan leukositosis polimorfonuklear tingkat
sedang.
b. Amilase serum
Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung
dengan pembengkakan parotis dan kemudian kembali normal
dalam kurang lebih 2 minggu. Kadar amylase normal dalam
darah adalah 0-137 U/L darah.
c. Pemeriksaan serologis
1. Hemaglutination inhibition (HI) test
Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan
onset cepat dan serum yang satunya di ambil pada hari
ketiga. Jika perbedaan titer spesimen 4 kali selama infeksi
akut, maka kemungkinannya parotitis.
2. Neutralization (NT) test
Dengan cara mencampur serum penderita dengan medium
untuk biakan fibroblas embrio anak ayam dan kemudian
diuji apakah terjadi hemadsorpsi. Pengenceran serum yang
mencegah terjadinya hemadsorpsi dinyatakan oleh titer
antibodi parotitis epidemika.

Uji netralisasi asam serum

15 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

adalah

metode

yang

paling

dapat

dipercaya

untuk

menemukan imunitas tetapi tidak praktis dan tidak mahal.


3. Complement Fixation (CF) test
Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan
jumlah respon antibodi terhadap komponen antigen S dan V
bagi diagnosa infeksi parotitis epidemika akut. Antibodi
terhadap antigen V mencapai titer puncak dalam 1 bulan
dan menetap selama 6 bulan berikutnya dan kemudian
menurun secara lambat 2 tahun sampai suatu jumlah yang
rendah dan tetap ada. Peningkatan 4 kali lipat dalam titer
dengan analisis standar apapun menunjukan infeksi yang
baru terjadi.

Antibodi terhadap antigen S timbul cepat,

sering mencapai maksimum dalam satu minggu setelah


timbul gejala, hilang dalam 6 sampai 12 minggu.
d. Pemeriksaan Virologi
Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi
virus dilakukan dengan biakan virus yang terdapat dalam
saliva,

urin,

likuor

serebrospinal

atau

darah.

Biakan

dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan


yang diberi cairan fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan yang
diberi serum hiperimun
2.2
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1 Pengkajian
a. Keluhan Utama Pasien
Umumnya

pada

pasien

penderita

parotitis,

pasien

mengeluhkan Demam, nyeri di bawah telinga, bengkak, dan


sulit menelan
b. Riwayat Penyakit Sekarang pasien
Biasanya

pasien

mengelukan

mengalami

demam

dan

merasakan nyeri pada belakang telinga dan pipi.dan timbul


bengkak dan kemerahan ,adanya rasa nyeri dan bengkak
menyebar ke daerah pipi

16 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

c. Riwayat Penyakit Dahulu:


a) Tanyakan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit
dengan gejala yang sama.
b) Tanyakan punya riwayat penyakit menular, dan riwayat
penyakit alergi.
c)
d) Tanyakan apakah pasien pernah di imunisasi MMR
(Mumps, Morbili, Rubela)
d. Pemeriksaan Fisik
Ukur

Tanda-tanda

Vital

Suhu,Nadi,Nafas

,tekanan

darah,dan Keadaran
e. Pengkajian fisik klien
Head to toe

17 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

B. DIAGNOSA
1 Nyeri berhubungan dengan adanya pembengkakan kelenjar
parotis, dan adanya sumbatan di telinga
2 Ketidak efektifan nutrisi kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan dengan nyeri dan sulit menelan


3 Hipertermi berhubungan dengan adanya proses peradangan
dan demam
C. INTERVENSI
No.
1

Diagnosa
Nyeri

NOC
Pain level
Pain control
Comfrort

berhubungan
dengan
adanya
pembengkakn
kelenjar
parotis,

dan

adanya
sumbatan
telinga

di

NIC
1. Lakukan

Rasional
1. membant

pengkajian

nyeri

menentuk

secara

an pilihan

komperhesi

intervensi

mengontrol

f termasuk

dan

nyeri(tahu

lokasi,

memberik

penyebab

karakteristi

an

nyeri,

k,

untuk

mampu

frekuensi,

perbandin

menggunaka

kualitas,

gan

dan

evaluasi

level
Kriteria hasil
1. Mampu

tehnik

durasi,

faktor

nonfarmatol
ogi

presitipasi
untuk 2. Bantu

dasar

dan

terhadap

mengurangu

membentu

terapi.
2. hubungan

rangi

k hubungan

saling

saling

percaya

percaya

antara

dengan

anak,

nyeri,

mencari
bantuan)
2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan

anak

dan

keluarga.
3. Ajarkan

menggunaka

anak untuk

n manajmen

menggunak

keluarga
dan
perawat
akan
membant

18 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

nyeri
3. Mampu
mengenai
nyeri (sekala
intesitas

an strategi

nonfarmako

proses

logis untuk

penyembu

membantu
anak

frekuensi

mengatasi

dan tanda)
4. Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri

napas

analgesik
Ketidak

efektifan Menunjukkan

relaksasi
membant

(teknik

pemberian

han anak.
3. teknik
akan

nyeri

dalam)
4. Kolaborasi

berkurang

dalam

mengatasi
nyeri.
4. untuk
menguran
gi nyeri.
1 Makanan

1 Berikan

nutrisi kurang dari peningkatan

makan

yang

kebutuhan

lembut

keras

sedikit

tidak

demi

mampu

diharapkan,den

sedikit dan

dikunyah

gan

makanan

oleh

kecil

pasien

tambahan

parotitis.

ke

yang tepat.

Makanan

rentang normal

Menghindar

asam

menmbah

tubuh berat

berhubungan

mencapai

dengan nyeri dan rentang


sulit menelan

badan
yang
Kriteria

hasil:
Berat
kembali

badan

makanan

asam
2 Berikan
diet

rasa tidak
nyaman
cair

atau

pada
pasien

makanan
selang

parotitis.
2 Bila

/hiperalime

masukan

ntasi

kalori

bila

19 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

diperlukan
3 Berikan
minum

gagal
untuk
memenuhi

yang

kebutuhan

sedikit-

metabolic,

sedikit

dukungan

tetapi

nutrisi

sering

dapat
digunakan
untuk
mencegah
malnutrisi
3 Membasa
hi selaput
lendir
mulut
yang
kurang
basah
karena
jarang

Hipertermi

1. Observasi

berhubungan

suhu anak
2. Berikan

dengan

adanya

anak mandi

proses
peradangan
demam

dan

air hangat
3. Anjurkan

mengetah
ui
seberapa
parah
virus

anak
menggunak
an pakaian
yang

digunakan
1. Untuk

tipis

dan
menyerap

tersebut
sudah
menyeran
g

tubuh

dan untuk

20 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

keringat.
4. Kolaborasi
dengan
tenaga

menentuk
an
intervensi
selanjutny

kesehatan
lain

a
untuk 2. mandi

air

merikan

hangat

obat

untuk

antipiretik

mencegah

sesuai

menggigil

anjuran

yang akan

dokter

meningkat
kan

laju

metabolis
me tubuh.
3. menguran
gi

laju

metabolis
me tubuh
dan
membant
u
menurunk
an

suhu

tubuh.
4. membant
u
menurunk
an

suhu

tubuh
anak.
D. IMPLEMENTASI

21 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan


pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang telah
disusun/ ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan
oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga
dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya
seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat memilih intervensi
keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat :
1 Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
2 Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3

Menyiapkan lingkungan terapeutik

4 Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari


5 Memberikan asuhan keperawatan langsung
6 Mengkonsulkan

dan

memberi

penyuluhan

pada

klien

dan

keluarganya.
Implementasi

membutuhkan

perawat

untuk

mengkaji

kembali keadaan klien, menelaah, dan memodifikasi rencana


keperawatn yang sudah ada, mengidentifikasi area dimana
bantuan

dibutuhkan

untuk

mengimple-mentasikan,

mengkomunikasikan intervensi keperawatan.


Implementasi
membutuhkan

dari

pengetahuan

asuhan
tambahan

keperawatan
keterampilan

juga
dan

personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam


catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan,
Prosedur spesifik dan respon klien terhadap asuhan keperawatan
atau juga perawat bisa mendelegasikan implementasi pada
tenaga kesehatan lain termasuk memastikan bahwa orang yang
didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan
tugas sesuai dengan standar keperawatan.
E. EVALUASI

22 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

Hasil yang diharapkan dalam asuhan keperawatan dengan klien


a.
b.
c.
d.
e.

anak parotitis adalah :


Berat badan anak kembali pada ukuran normal
Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi
Nyeri pada daerah parotis yang hilang
Pembengkakan pada daerah parotis hilang
Suhu tubuh anak kembali normal dan tidak demam

23 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Parotitis (Mumps) ialah adanya pembesaran pada kelenjar ludah

yang disebabkan oleh paramyxovirus. Insiden paling tinggi terjadi pada


usia 2 12 tahun, akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada
orang dewasa.
Parotitis ini biasanya diawali dengan bereflikasinya paramyxovirus
melalui

saluran

pernafasan

kemudian

menyebar

melalui

aliran

darah.Tanda dan gejala yang antara lain suhu badan meningkat


(demam 38 400C), pembengkakan kelenjar parotis unilateral ataupun
bilateral, nyeri pada saat menelan makanan atau minuman yang asam,
kemerahan pada daerah yang bengkak.
Komplikasi dapat berupa meningoensefalitis,

orkitis,

oofaritis,

pankreatitis, nefritis, tiroiditis, miokarditis, mastitis, dan ketulian.


Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi MMR pada
usia 15 bulan. Pengobatan dapat diberikan obat antianalgetik dan
antipiretik.
3.2

SARAN
1 TENAGA KESEHATAN (PERAWAT)
Perawat harus lebih memperhatikan faktor-faktor apa saja yang
bisa menimbulkan komplikasa

penyakit lain, karena Banyak

komplikasi yang ditimbulkan oleh peradangan kelenjar saliva ini


sehingga perawat harus sedini mungkin penanganan diawali
dengan

berbagai

tes

laboratorium,

disusul

pada

pemberian

antibiotik. pencegahan penyakit parotitis akan lebih baik bisa di


cegah sedini mungkin dengan pemberian Vaksinasi gondongan
yang merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa anak-anak
2 ORANG TUA
Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan kesehatannya terutama
pada anak-anaknya karena anak sangat rentang terhadap virus atau
bakteri penyebab penyakit dan lebih memperhatikan lingkungan
yang ada di sekitar anak agar anak tidak tertular penyakit yang
berbahaya seperti mumps (parotitis).

24 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

DAFTAR PUSTAKA

Nagastiyah. 2005. Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC


Nurarif, amin huda. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA Nic-Noc, Ed jilid 3.

Jogjakarta : Media Action


Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi Edisi
3.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC

25 | a s u h a n k e p e r a w a t a n a n a k d e n g a n
mumps (parotitis)

Anda mungkin juga menyukai