TUGAS MATA KULIAH SISTEM SOSIAL BUDAYA DAN HUKUM MASYARAKAT PESISIR
Disusun Oleh
AHMAD FADLAN
26020114420018
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PENGERTIAN SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA
II.1 SISTEM
Beberapa definisi sistem yang popular diantaranya :
a. Suatu sistem adalah jaringan kerja atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu
sasaran tertentu
b. Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
c. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak,
d. Sistem adalah sekelompok bagian yang disusun dan diatur dengan baik yang bekerja
sama untuk melakukan suatu maksud
Dari beberapa definisi sistem tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
dikelompokkan menjadi dua bagian yakni bagian yang menekan pada prosedurnya dan
bagian yang menekan pada elemen atau bagian-bagiannya. Kedua kelompok ini merupakan
kesamaan dalam maksud dari sebuah sistem namun yang membedakan adalah dari cara
pendekatannya.
Menurut Sigit (1999) bahwa sistem memiliki komponen-komponen diantaranya:
Penghubung sistem, batasan sistem lingkungan luar, masukan,keluaran, dan tujuan. Menurut
Budiarti (1999) menyatakan bahwa elemen sistem adalah bagian yang terkecil yang
teridentifikasi, ini merupakan penyusunan dan karakteristik dari sistem. Adapun pengertian
masing-masing karakteristik sistem adalah sebagai berikut :
a. Komponen sistem
Suatu sitem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling
bekerja sama dan membentuk satu kesatuan.
b. Batasan Sistem
Merupakan wilayah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau
dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar
Merupakan segela sesuatu yang berada diluar batas sistem dan mempengaruhi operasi
sistem.
d. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan subu sistem yang lainnya.
e. Masukan Sistem
Merupakan energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan
perawatan yakni energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi dan masukan
sinyal yakni energy yang dproses untuk didapatkan hasil keluaran.
f. Keluaran Sistem
Merupakan hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna
2
SOSIAL
Sosial berarti segala sesuatu yang berakaitan dengan sistem hidup bersama atau hidup
bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur,
organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. (Nasikun, 2006)
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Sedangkan
menurut Daryanto (1998), sosial merupakan sesuatu yang menyangkut aspek hidup
masyarakat. Namun jika dilihat dari asal katanya, sosial berasal dari kata socius yang
artinya segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama-sama.
Sedangkan sistem sosial adalah suatu sinergi antara berbagai subsistem sosial yang saling
mengalami keterkaitan dan ketergantungan. Dalam hal ini terdapat adanya hubungan yang
saling berketerkaitan, beriterkasi, dan saling ketergantungan. Adapun gambaran dari sistem
sosial adalah sebagai berikut.
Komunikasi
Penjalinan sistem
Sosialisasi
Pengawasan sosial
Pelembagaan
Perubahan sosial
Dalam memahami sebuah sistem sosial, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan
yaitu :
a. Pendekatan Struktural Fungsional
Dimana masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya terhadap nilai
dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya.
(abstrak) sehingga komponennya tidak dapat dilihat tapi hanya dapat dibayangkan dengan
suatu kontruksi berfikir
II.3
BUDAYA
Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik
dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta,
rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materil maupun yang psikologis, idil, dan spiritual.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. (Lestari, 2014)
Definisi lain menjelaskan bahwa budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya juga merupakan suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kemudian, jika sebuah budaya disandingkan dengan sebuah sistem maka akan
membentuk sebuah sistem budaya yang merupakan rangkaian konsep abstrak yang hidup
dalam alam pikiran sebagian besar suatu warga masyarakat. Hal itu menyangkut apa
dianggapnya penting dan bernilai. Maka dari itu suatu sistem nilai budaya merupakan bagian
dari kebudayaan yang memberikan arah serta dorongan pada perilaku manusia. Sistem
tersebut merupakan konsep abstrak, tapi tidak dirumuskan dengan tegas. Karena itu konsep
tersebut biasanya hanya dirasakan saja, tidak dirumuskan dengan tegas oleh warga
masyarakat yang bersangkutan. Itu lah juga sebabnya mengapa konsep tersebut sering sangat
mendarah daging, sulit diubah apalagi diganti oleh konsep yang baru.
Banyak yang beranggapan bahwa, budaya dan sikap seseorang adalah sama. Padahal
antara konsep kebudayaan dan sikap itu berbeda. Konsep sikap bukanlah bagian dari
kebudayaan. Sikap merupakan daya dorong dalam diri seorang individu untuk bereaksi
terhadap seluruh lingkungannya. Bagaimana pun juga harus dikatakan bahwa sikap
seseorang itu dipengaruhi oleh kebudayaannya. Artinya, yang dianut oleh individu yang
bersangkutan.
Dengan kata lain, sikap individu yang tertentu biasanya ditentukan keadaan fisik dan
psikisnya serta norma-norma dan konsep-konsep nilai budaya yang dianutnya. Namun
demikian harus pula dikatakan bahwa dalam pengamatan tentang sikap-sikap seseorang
sulitlah menunjukkan ciri-cirinya dengan tepat dan pasti. Itulah juga sebabnya mengapa tidak
5
dapat menggeneralisasi sikap sekelompok warga masyarakat dengan bertolak (hanya) dari
asumsi yang umum saja.
II.4
Dari penjelasan di atas mengenai pengertian sistem, sistem sosial dan sistem budaya
dapat dinyatakan secara sederhana dalam arti luas bahwa pengertian Sistem Sosial Budaya
yaitu suatu keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial dan tata laku manusia yang
saling berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara mandiri serta bersama sama satu
sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat.
Talcot Parson dalam teori fungsionalisme strukturalnya, membagi sistem sosial budaya
menjadi beberapa bagian yakni sebagai berikut:
a. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem dari pada bagian-bagian yang saling
berhubungan satu dengan yang lain;
b. Hubungan pengaruh mempengaruhi diantara bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda
dan timbal balik (resiprositas); sekalipun integrasi sosial tidak terjadi secara sempurna,
namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak kearah equilibrium
yang bersifat dinamis.
c. Perubahan-perubahan yang terjadi didalam sistem hanya akan mencapai derajat yang
minimal, sekalipun terjadi disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpanganpenyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi dalam jangka panjang keadaan tersebut
pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan
proses institusionalisas
d. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual
melalui penyesuaian dan tidak secara revolusioner.
e. Perubahan-perubahan secara drastis hanya terjadi pada bentuk luarnya saja, akan tetapi
unsur-unsur sosial yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami
perubahan;
f. Pada dasarnya perubahan sosial timbul atau terjadi karena; penyesuaian-penyesuaian
yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang
dari luar; pertumbuhan melalui differensiasi structural dan fungsional; dan penemuanpenemuan baru oleh anggota masyarakat.
g. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan sistem sosial adalah
konsensus diantara anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.
Jadi sistem nilai meruapakan sumber berkembangnya integrasi sosial
Bila dikaitkan dengan kondisi masyarakat pada wilayah pesisir, sistem sosial budaya
yang telah dijelaskan diatas sudah menjadi bagian yang penting yang pada umumnya dimiliki
oleh masyarkat tersebut. Pada umumnya masyarkat wilayah pesisir merupakan masyarakat
yang secara relatif mandiri, memiliki kebudayaan yang sama yang identik dengan alam
pesisir dan melakukan kegiatannya di dalam kelompok tersebut.
Masyarakat pesisir sebagai komunitas kecil merupakan sistem ekologi dengan
masyarakat dan kebudayaan penduduk serta lingkungan alam setempat sebagai dua unsur
pokok dalam suatu lingkaran pengaruh timbal balik yang sangat baik. Terhadap alam,
umumnya mereka tunduk, dan menjaga keselarasannya, hal ini sesuai dengan pandangan
mereka bahwa alam memiliki kekuatan mistis.
6
Dari interaksi mereka dengan alam dalam menjaga keselarasannya (ekosistem), sangat
berpengaruh pula pada sistem pengetahuan tentang cara penangkapan ikan, dimana mereka
hanya cukup dengan seutas tali dengan sebuah batu pemberat, mampu mendeteksi arah dan
kekuatan arus, serta kedalaman laut. Demikian juga dengan ciri-ciri warna air laut, mereka
dapat mengetahui bahwa saat itu ada ikan atau tidak, ikan besar ataukah ikan kecil. Kondisikondisi seperti inilah yang timbul dan berkembang ditengah masyarkat yang umumnya
dikenal dengan kearifan lokal masyarakat wilayah pesisir (Tahir, 2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahsan makalah pengertian sistem sosial budaya ini dapat disimpulkan bahwa
definisi suatu sistem sosial dan budaya adalah keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata
sosial dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara
mandiri serta bersama sama satu sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup
manusia dalam bermasyarakat. Dan dari terbentuknya suatu sistem tersebut yang
berkembang di dalam kehidupan masyarakat khususnya pada wilayah pesisir, maka
memuncukan hubungan atau interkasi yang sangat kuat antara alam dan masyarakat yang
dikenal sebagai kearifan lokal masyarakat pesisir.
3.2 SARAN
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tentang pengertian sistem sosial dan budaya ini maka
disarankan kepada masyarkat pada umumnya, tetap memegang teguh sistem sosial budaya
yang berkembang di masyarakat selagi sistem tersebut bermanfaat bagi kelangsungan hidup
dalam bermasyarkat. Jangan sampai dengan perkembangan zaman yang semakin modern,
membuat nilai-nilai budaya yang tadinya berkembang ditengah-tengah masyarakat malah
tersingkir. Mari jadikan sistem sosial dan budaya ini sebagai suatu ciri khas pada suatu
wilayah yang harus dipertahankan agar wilayah tersebut dapat dikenal dari ciri khas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin L. Betrand. 1980. sosiologi, (terjemahan: Sanapiah S. F). Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
hlm. 117.
Budiarti, Dwi. 1999. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Mondial.
Daryanto. 1998. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Lestari, M. D. 2014. Problematika Sosial dan Budaya, Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Semarang: Universitas Dian Nuswantoro
Nasikun. 2006. Sistem Sosial Indonesia. Rajawali Pers
Ranjabar, Jacobus.2006.Sistem Sosial Budaya (Suatu Pengantar).Bogor:Ghalia
Sigit, Ponco W.1999. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: Mondial
Tahir, A. B. 2013. Sistem Sosial budaya Masyarkat Pesisir. Ambon: Jurnal Fakultas Ushuludin
dan Dakwah IAIN