Anda di halaman 1dari 10

SISTEM SOSIAL BUDAYA DAN HUKUM MASYARAKAT PESISIR

(Pengertian tentang sistem sosial dan budaya)

TUGAS MATA KULIAH SISTEM SOSIAL BUDAYA DAN HUKUM MASYARAKAT PESISIR

Dosen : Prof. Dr. Ir. Azis Nur Bambang, MS.

Program Studi Magister Ilmu Kelautan

Disusun Oleh
AHMAD FADLAN
26020114420018

MAGISTER ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2015

BAB I
PENDAHULUAN

Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia harus dipandang sebagai sebuah


kekayaan bukan kemiskinan. Bahwa Indonesia tidak memiliki identitas budaya yang
tunggal bukan berarti tidak memiliki jati diri, namun dengan keanekaragaman budaya yang
ada membuktikan bahwa masyarakat kita memiliki kualitas produksi budaya yang luar
biasa, jika mengacu pada pengertian bahwa kebudayaan adalah hasil cipta manusia
Namun dengan semakin majunya zaman, seiring dengan perkembangan teknologi yang
semakin canggih, kebudayaan atau budaya Indonesia semakin tidak di perhatikan
keberadaanya. Bahkan belakangan ini banyak sekali budaya Indonesia yang diklaim oleh
negara lain, dan mungkin mereka lebih peduli daripada kita yang memilikinya.
Jika mengacu pada konsep diatas bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya
maka dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya, subur dan seharusnya juga
makmur. Tapi apa yang terjadi? Karena masih sedikitnya pengetahuan tentang sistem sosial
dan budaya di Indonesia, sehingga dalam kurun waktu yang singkat ini banyak
penyimpangan-penyimpangan dari sistem sosial dan budaya itu sendiri, bukan orang lain
yang melakukannya, dan anehnya itu dilakukan oleh kita sendiri sebagai bangsa Indonesia
yang seharusnya menjaga nilai-nilai kebudayaan tersebut.
Adapun istilah dari sistem budaya mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati
kehidupan sosial dan budaya masyarakat, baik praktisi maupun akademisi. Istilah tersebut
mulai menarik perhatian para peneliti, khususnya peneliti kehidupan budaya masyarakat,
karena sering dihubungkan dengan perilaku masyarakat dalam kehiupan sehari-hari.
Sekilas, tampak nilai budaya sangat mempengaruhi prilaku masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari walaupun terkadang budaya yang diturunkan dari nenek moyang sebagian besar
tidak tertulis namun selalu dipatuhi oleh masyarakat. Hal ini tidaklah aneh karena sanksi
sosial bagi masyarakat yang tidak mematuhi nilai-nilai budaya masyarakat setempat
membuat siapapun tidak akan merasa nyaman.
Berdasarkan kondisi tersebut, mengetahui sistem budaya yang berjalan dan terbentuk
ditengah masyarkat khususnya masyarakat Indonesia yang bermukim dikawasan pesisir
sangat penting untuk diketahui dan dipelajari, apalagi beberapa kawasan pesisir di Indonesia
masih sangat memegang teguh nilai budaya serta hukum adat wilayah setempat yang sudah
menjadi kearifan lokal bagi wilayah tersebut.
Pada makalah ini, akan dibahas dasar-dasar tentang pengertian dari sistem sosial dan
budaya. Dimana dari pengetahuan dasar ini, diharapkan mampu memberikan gambaran
tentang maksud dari suatu sistem sosial dan budaya, sehingga kedepannya kita dapat
menjaga serta berperan aktif dalam sistem tersebut.

BAB II
PENGERTIAN SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA
II.1 SISTEM
Beberapa definisi sistem yang popular diantaranya :
a. Suatu sistem adalah jaringan kerja atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu
sasaran tertentu
b. Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
c. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak,
d. Sistem adalah sekelompok bagian yang disusun dan diatur dengan baik yang bekerja
sama untuk melakukan suatu maksud
Dari beberapa definisi sistem tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
dikelompokkan menjadi dua bagian yakni bagian yang menekan pada prosedurnya dan
bagian yang menekan pada elemen atau bagian-bagiannya. Kedua kelompok ini merupakan
kesamaan dalam maksud dari sebuah sistem namun yang membedakan adalah dari cara
pendekatannya.
Menurut Sigit (1999) bahwa sistem memiliki komponen-komponen diantaranya:
Penghubung sistem, batasan sistem lingkungan luar, masukan,keluaran, dan tujuan. Menurut
Budiarti (1999) menyatakan bahwa elemen sistem adalah bagian yang terkecil yang
teridentifikasi, ini merupakan penyusunan dan karakteristik dari sistem. Adapun pengertian
masing-masing karakteristik sistem adalah sebagai berikut :
a. Komponen sistem
Suatu sitem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling
bekerja sama dan membentuk satu kesatuan.
b. Batasan Sistem
Merupakan wilayah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau
dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar
Merupakan segela sesuatu yang berada diluar batas sistem dan mempengaruhi operasi
sistem.
d. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan subu sistem yang lainnya.
e. Masukan Sistem
Merupakan energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan
perawatan yakni energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi dan masukan
sinyal yakni energy yang dproses untuk didapatkan hasil keluaran.
f. Keluaran Sistem
Merupakan hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna
2

g. Sasaran atau Tujuan Sistem


Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran,
kalau tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sasaran dari
sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang
akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuannya.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan juga pada
banyak bidang, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum,
sebuah sistem adalah sekumpulan segala sesuatu yang memiliki hubungan di antara mereka.
Adapun model yang menggambarkan tentang pengertian sistem terdapat pada gambar
berikut.

Gambar 1. Model sebuah sistem


II.2

SOSIAL
Sosial berarti segala sesuatu yang berakaitan dengan sistem hidup bersama atau hidup
bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur,
organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. (Nasikun, 2006)
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Sedangkan
menurut Daryanto (1998), sosial merupakan sesuatu yang menyangkut aspek hidup
masyarakat. Namun jika dilihat dari asal katanya, sosial berasal dari kata socius yang
artinya segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama-sama.
Sedangkan sistem sosial adalah suatu sinergi antara berbagai subsistem sosial yang saling
mengalami keterkaitan dan ketergantungan. Dalam hal ini terdapat adanya hubungan yang
saling berketerkaitan, beriterkasi, dan saling ketergantungan. Adapun gambaran dari sistem
sosial adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Model sistem sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat


Alvin L. Bertand (1980) menerangkan bahwa terdapat beberapa syarat yang mendukung
terbentuknya suatu sistem sosial di masyarakat, yakni;
a. Terdapat dua orang atau lebih
b. Terjadi interaksi antara keduanya/ mereka
c. Memiliki tujuan
d. Memiliki struktur, harapan bersama yang didomaninya. Dalam sistem juga pada
umumnya terdapat proses yang saling mempengaruhi dimana disebabkan karena adanya
proses yang saling keterkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya.
Pada dasarnya aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan Sistem Sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati
dan didokumentasikan.
Adapun proses-proses yang terjadi dalam sebuah sistem sosial adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Komunikasi
Penjalinan sistem
Sosialisasi
Pengawasan sosial
Pelembagaan
Perubahan sosial

Dalam memahami sebuah sistem sosial, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan
yaitu :
a. Pendekatan Struktural Fungsional
Dimana masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya terhadap nilai
dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya.

b. Pendekatan Konflik Dialektika


Memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai
yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan
kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
Kehidupan sosial (masyarakat) sebagai sistem sosial harus dilihat sebagai suatu keseluruhan
atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain
saling tergantung dan berada dalam satu kesatuan. Sistem sosial sifatnya tidak empiris
4

(abstrak) sehingga komponennya tidak dapat dilihat tapi hanya dapat dibayangkan dengan
suatu kontruksi berfikir
II.3

BUDAYA
Budaya berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik
dengan alam dan lingkungan hidupnya yang didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta,
rasa, karsa, dan karya, baik yang fisik materil maupun yang psikologis, idil, dan spiritual.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. (Lestari, 2014)
Definisi lain menjelaskan bahwa budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya juga merupakan suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kemudian, jika sebuah budaya disandingkan dengan sebuah sistem maka akan
membentuk sebuah sistem budaya yang merupakan rangkaian konsep abstrak yang hidup
dalam alam pikiran sebagian besar suatu warga masyarakat. Hal itu menyangkut apa
dianggapnya penting dan bernilai. Maka dari itu suatu sistem nilai budaya merupakan bagian
dari kebudayaan yang memberikan arah serta dorongan pada perilaku manusia. Sistem
tersebut merupakan konsep abstrak, tapi tidak dirumuskan dengan tegas. Karena itu konsep
tersebut biasanya hanya dirasakan saja, tidak dirumuskan dengan tegas oleh warga
masyarakat yang bersangkutan. Itu lah juga sebabnya mengapa konsep tersebut sering sangat
mendarah daging, sulit diubah apalagi diganti oleh konsep yang baru.
Banyak yang beranggapan bahwa, budaya dan sikap seseorang adalah sama. Padahal
antara konsep kebudayaan dan sikap itu berbeda. Konsep sikap bukanlah bagian dari
kebudayaan. Sikap merupakan daya dorong dalam diri seorang individu untuk bereaksi
terhadap seluruh lingkungannya. Bagaimana pun juga harus dikatakan bahwa sikap
seseorang itu dipengaruhi oleh kebudayaannya. Artinya, yang dianut oleh individu yang
bersangkutan.
Dengan kata lain, sikap individu yang tertentu biasanya ditentukan keadaan fisik dan
psikisnya serta norma-norma dan konsep-konsep nilai budaya yang dianutnya. Namun
demikian harus pula dikatakan bahwa dalam pengamatan tentang sikap-sikap seseorang
sulitlah menunjukkan ciri-cirinya dengan tepat dan pasti. Itulah juga sebabnya mengapa tidak
5

dapat menggeneralisasi sikap sekelompok warga masyarakat dengan bertolak (hanya) dari
asumsi yang umum saja.
II.4

PENGERTIAN SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA

Dari penjelasan di atas mengenai pengertian sistem, sistem sosial dan sistem budaya
dapat dinyatakan secara sederhana dalam arti luas bahwa pengertian Sistem Sosial Budaya
yaitu suatu keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial dan tata laku manusia yang
saling berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara mandiri serta bersama sama satu
sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat.
Talcot Parson dalam teori fungsionalisme strukturalnya, membagi sistem sosial budaya
menjadi beberapa bagian yakni sebagai berikut:
a. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem dari pada bagian-bagian yang saling
berhubungan satu dengan yang lain;
b. Hubungan pengaruh mempengaruhi diantara bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda
dan timbal balik (resiprositas); sekalipun integrasi sosial tidak terjadi secara sempurna,
namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak kearah equilibrium
yang bersifat dinamis.
c. Perubahan-perubahan yang terjadi didalam sistem hanya akan mencapai derajat yang
minimal, sekalipun terjadi disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpanganpenyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi dalam jangka panjang keadaan tersebut
pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan
proses institusionalisas
d. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual
melalui penyesuaian dan tidak secara revolusioner.
e. Perubahan-perubahan secara drastis hanya terjadi pada bentuk luarnya saja, akan tetapi
unsur-unsur sosial yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami
perubahan;
f. Pada dasarnya perubahan sosial timbul atau terjadi karena; penyesuaian-penyesuaian
yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang
dari luar; pertumbuhan melalui differensiasi structural dan fungsional; dan penemuanpenemuan baru oleh anggota masyarakat.
g. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan sistem sosial adalah
konsensus diantara anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.
Jadi sistem nilai meruapakan sumber berkembangnya integrasi sosial
Bila dikaitkan dengan kondisi masyarakat pada wilayah pesisir, sistem sosial budaya
yang telah dijelaskan diatas sudah menjadi bagian yang penting yang pada umumnya dimiliki
oleh masyarkat tersebut. Pada umumnya masyarkat wilayah pesisir merupakan masyarakat
yang secara relatif mandiri, memiliki kebudayaan yang sama yang identik dengan alam
pesisir dan melakukan kegiatannya di dalam kelompok tersebut.
Masyarakat pesisir sebagai komunitas kecil merupakan sistem ekologi dengan
masyarakat dan kebudayaan penduduk serta lingkungan alam setempat sebagai dua unsur
pokok dalam suatu lingkaran pengaruh timbal balik yang sangat baik. Terhadap alam,
umumnya mereka tunduk, dan menjaga keselarasannya, hal ini sesuai dengan pandangan
mereka bahwa alam memiliki kekuatan mistis.
6

Dari interaksi mereka dengan alam dalam menjaga keselarasannya (ekosistem), sangat
berpengaruh pula pada sistem pengetahuan tentang cara penangkapan ikan, dimana mereka
hanya cukup dengan seutas tali dengan sebuah batu pemberat, mampu mendeteksi arah dan
kekuatan arus, serta kedalaman laut. Demikian juga dengan ciri-ciri warna air laut, mereka
dapat mengetahui bahwa saat itu ada ikan atau tidak, ikan besar ataukah ikan kecil. Kondisikondisi seperti inilah yang timbul dan berkembang ditengah masyarkat yang umumnya
dikenal dengan kearifan lokal masyarakat wilayah pesisir (Tahir, 2013)

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahsan makalah pengertian sistem sosial budaya ini dapat disimpulkan bahwa
definisi suatu sistem sosial dan budaya adalah keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata
sosial dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara
mandiri serta bersama sama satu sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup
manusia dalam bermasyarakat. Dan dari terbentuknya suatu sistem tersebut yang
berkembang di dalam kehidupan masyarakat khususnya pada wilayah pesisir, maka
memuncukan hubungan atau interkasi yang sangat kuat antara alam dan masyarakat yang
dikenal sebagai kearifan lokal masyarakat pesisir.

3.2 SARAN
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tentang pengertian sistem sosial dan budaya ini maka
disarankan kepada masyarkat pada umumnya, tetap memegang teguh sistem sosial budaya
yang berkembang di masyarakat selagi sistem tersebut bermanfaat bagi kelangsungan hidup
dalam bermasyarkat. Jangan sampai dengan perkembangan zaman yang semakin modern,
membuat nilai-nilai budaya yang tadinya berkembang ditengah-tengah masyarakat malah
tersingkir. Mari jadikan sistem sosial dan budaya ini sebagai suatu ciri khas pada suatu
wilayah yang harus dipertahankan agar wilayah tersebut dapat dikenal dari ciri khas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Alvin L. Betrand. 1980. sosiologi, (terjemahan: Sanapiah S. F). Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
hlm. 117.
Budiarti, Dwi. 1999. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Mondial.
Daryanto. 1998. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Lestari, M. D. 2014. Problematika Sosial dan Budaya, Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Semarang: Universitas Dian Nuswantoro
Nasikun. 2006. Sistem Sosial Indonesia. Rajawali Pers
Ranjabar, Jacobus.2006.Sistem Sosial Budaya (Suatu Pengantar).Bogor:Ghalia
Sigit, Ponco W.1999. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: Mondial
Tahir, A. B. 2013. Sistem Sosial budaya Masyarkat Pesisir. Ambon: Jurnal Fakultas Ushuludin
dan Dakwah IAIN

Anda mungkin juga menyukai