BAHASA JERMAN
MelaluiPendekatanSaintifik
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Tujuan ..................................................................................................... 3
C.
Prinsip ..................................................................................................... 5
B.
C.
2.
BAB III
BAB IV
2.
3.
Kompetensi ............................................................................................ 26
B.
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku guru dan
buku siswa);........................................................................................... 27
PENUTUP .....................................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang
berkewajiban
menyusun
rencana
fisik
perlu
serta
melakukan
psikologis
perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara,
bagaimana, apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus dan buku.
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan teknik,
bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil belajar dengan pendekatan
autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan
bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah
melalui
surat
edaran
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
mampu
menggunakannya
untuk
tujuan
komunikasi
meskipun
memiliki
penguasaan kosakata dan tata bahasa yang sangat baik. Sebaliknya seseorang tidak
mungkin mampu berkomunikasi dengan baik bila pengetahuan kosakatanya rendah.
Oleh karena itu, penguasaan kosakata tetap diperlukan untuk berkomunikasi dalam
bahasa Jerman. Dengan demikian penilaian terhadap peserta didik pun meliputi
keseluruhan kompetensi tersebut, dengan menggunakan teknik atau strategi yang
tepat.
Untuk merealisasikan KI dan KD, kurikulum pembelajaran bahasa Jerman yang
berbasis tema
dekonstruksi dan rekonstruksi secara integratif. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
memerlukan metode pembelajaran yang interaktif, dekonstruktif dan rekonstruktif.
Langkah pembelajaran dilaksanakan dalam empat tahap: membangun konteks,
pemodelan, membangun teks bersama-sama,dan membangun teks mandiri.
Memperhatikan hal tersebut di atas, maka Direktorat Pembinaan SMA menyusun
naskah pembelajaran berupa rambu-rambu yang dapat membantu guru bahasa
Jerman dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
mata pelajaran yang diampunya.
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
B.
Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata
pelajaran
C.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik
2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Bahasa Jerman
3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Bahasa Jerman
4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi
D.
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A.
Prinsip
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)
peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru bukan sebagai
satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3)
pendekatan
penggunaan
pendekatan
ilmiah;
(4)
pembelajaran
berbasis
konten
menjadi
keterampilan
keterampilan
aplikatif;
fisikal
(8)
peningkatan
dan
keseimbangan
antara
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah,
di
siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik.
Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar
Kompetensi
Lulusan
dan
sasaran
pembelajaran
mencakup
pengembangan
domain
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki karakteristik berbeda untuk masingmasing mata pelajaran. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,
menghargai,
menghayati,
dan
mengamalkan.
Pengetahuan diperoleh
melalui
aktivitas
mencipta.
Keterampilan
mencoba,
menalar,
menyaji,
mengamati,
menanya,
berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru
harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan menggunakan
pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta
didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya
kontekstual, baik individual
menggunakan model
maupun
pembelajaran
discovery based learning, problem based learning, dan project based learning.
Pembelajaran Bahasa Jerman merupakan
pembelajaran diberikan melalui tema yang sudah ditentukan dan disesuaikan dengan
materi-materi pembelajaran yang ada pada kompetensi dasar mata pelajaran bahasa
Jerman. Berdasarkan tema dan materi yang sesuia tersebut siswa dapat memahami
fungsi
sosial,
struktur
teks,
dan
unsur
kebahasaan
yang
sesuai
konteks
B.
keterampilan
proses
sains
adalah
model
pembelajaran
yang
terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan
dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang
perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang
fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model
ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan
dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana
dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur:
1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.
Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,
dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide
atau
gagasan,
sehingga
secara
bertahap
siswa
belajar
bagaimana
thingking skill), logis, dan sistematis. Proses menanya dapat dilakukan melalui
kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok
memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri,
termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik,
mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup
merencanakan, merancang, dan mencari, serta memperoleh, menyajikan, dan
mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan
otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan
bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa
dalam
kegiatan
tertentu
sehingga
siswa
melakukan
aktivitas
antara
lain
mengomunikasikan
adalah
sarana
untuk
menyampaikan
hasil
C.
1. Discovery Learning
Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik sebagai
pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang diharapkan. Langkahlangkah operasionalnya adalah sebagai berikut.
a.
Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat peserta didik
melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat,
mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari
yang
kontroversi. Pada tahap ini, misalnya, peserta didik mengamati fakta sebuah
teks yang bertema kehidupan sekolah. Bentuk teks yang diberikan pada
peserta didik diupayakan yang menarik buat mereka, seperti sebuah lagu yang
temanya sesuai dengan tema yang sedang dibahas. Syair lagu
dengan
10
(curiosity) peserta didik pada ke dalaman isi dari lagu tersebut..Stimulasi pada
tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Ketika memberikan
stimulus, guru dapat menggunakan teknik bertanya, dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik pada kondisi
internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian, peserta didik terlibat
secara aktif dalam mengamati, menanya dan bereksplor.
b.
dengan cara
Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya pernyataan masalah tersebut. Dalam hal ini informasi yang
dikumpulkan berfungsi untuk
membuktikan
contoh syair lagu berbahasa Jerman, terkait struktur kalimat tanya. Peserta
didik mengumpulkan (collecting) berbagai informasi yang relevan terkait pola
kalimat tanya, membaca literatur, bertanya pada guru, diskusi dalam kelompok
dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara aktif menemukan
pengetahuan baru yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
d.
11
Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan informasi yang
telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan metode lainnya, lalu
ditafsirkan. Semua informasi yang telah dikumpulkan, semuanya diolah, diacak,
dan diklasifikasikan.
e.
Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan masalah. Verifikasi
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,
pernyataan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah
terbukti atau tidak.
f.
Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran
atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari
pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi
dari pengalaman-pengalaman itu.
12
pengertian,
ingatan,
dan
transfer
pengetahuan
karena
j.
13
tuntutan kompetensi.
c.
Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2. membuat deadline penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d.
14
e.
Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian
kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik dan membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
f.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu
temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap awal pembelajaran.
15
keterampilan
pengelolaan
sumber daya;
e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;
f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan
pengetahuan
yang
dimiliki
dan
kemudian
D.
pengetahuan
16
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap
sosial (KI-2)
Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi
pengetahuan dan keterampilan tampak pada tabel 1 berikut.
Dimensi Keterampilan
Dimensi
Pengetahuan
Abstrak
Faktual
Discovery Learning
Discovery Learning
Konseptual
Discovery Learning
Discovery Learning
Discovery Learning
Prosedural
Metakognitif
E.
Konkrit
Role Playing
Role Playing
17
autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam
rangka
mengamati/mengobservasi,
menanya,
mencoba,
menalar,
membangun
jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugastugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (apart of,not apart
from instruction),
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan
masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu,
hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik dalam pembelajaran Bahasa Jerman sebagai berikut;
menanya,
mengeksplor
data,
mengasosiasi,
sampai
18
Rubrik Penilaian
Kriteria
SB
B
C
Indikator
Selalu bersemangat dalam belajar
bahasa Jerman Sudah konsisten
Sering menunjukkan semangat dalam
belajar bahasa Jerman Mulai konsisten
Kadang-kadang menunjukkan
semangat dalam belajar bahasa Jerman
Belum konsisten
Tidak pernah bersemangat dalam
belajar bahasa Jerman Tidak konsisten
Santun
SB
19
Kompetensi Dasar
Rubrik Penilaian
Indikator
Kriteria
Peduli
2.2 Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, percaya
diri, dan
bertanggung jawab
dalam melaksanakan
komunikasi
transaksional dengan
guru dan teman
SB
SB
B
SB
SB
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
20
Kompetensi Dasar
Rubrik Penilaian
Indikator
Kriteria
Sudah konsisten
Sering PD dalam melaksanakan
komunikasi kepada guru dan teman
Mulai konsisten
Kadang-kadang PD dalam
melaksanakan komunikasi kepada guru
dan teman Belum konsisten
Bertanggungjawab
Selalu Bertanggungjawab dalam
melaksanakan komunikasi kepada guru
dan teman Sudah konsisten
SB
Kadang-kadang Bertanggungjawab
dalam melaksanakan komunikasi kepada
guru dan teman Belum konsisten
Nama
Semangat
belajar
Santun
Peduli
Jujur
Disiplin
PD
Bertanggung
jawab
Profil
sikap
secara
umum
Ani
2
3
b. Penilaian Diri dan Penilaian Antar Teman
Penilaian diri dan penilaian antar teman dilakukan oleh peserta didik dengan
cara mengisi instrumen penilaian diri untuk menilai dirinya sendiri dan menilai
temannya dengan cara mengisi instrumen penilaian antar teman.
Teknik
penilaian yang melibatkan peserta didik untuk bisa bekerja sama dalam
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
21
diarahkan pada bidang hubungan sosial dan bentuk sastra yang sederhana seperti
puisi , sebagai usaha untuk menjembatani adanya hubungan baik dua negara
melalui pemahaman budaya, sastra dan bahasa.
Bahasa Jerman dipelajari dalam satu kesatuan utuh berbentuk wacana lisan dan
tulisan, yang diikat oleh tema Identitas Diri (Kennenlernen) dan Kehidupan sekolah
(Schule) untuk kelas X, Kehidupan Keluarga (Familie) dan Kehidupan Sehari-hari
(Alltagsleben)
untukkelas
XI,
Hobi
dan
Waktu
Luang
rumah
(PR).
Pemilihan
bentuk
tes
dilakukan
dengan
mempertimbangkan tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk
memeriksa hasil tes, cakupan materi dan karakteristik mata pelajaran yang
diteskan. Jenis tes yang sering digunakan untuk menguji KD-3 dari KI-3 adalah
tes tertulis. Bentuk tes tertulis seperti pilihan ganda (PG), benar salah, (richtig
22
Jenis/
Materi
Ungkapan
cara menanyakan fakta
terkait waktu,
orang,
matapelajaran dan
perasaan/pendapat
Teknik
Tes/Tes
tertulis
Bentuk
Uraian
diri
(Kennenlernen)
dan kehidupan
sekolah
(Schule)
Indikator Soal
Disajikan
sebuah jadwal
pelajaran,
siswa dapat
membuat
kalimat tanya
dan jawaban
dalam bahasa
jerman
sederhana
berdasarkan
jadwal tersebut
dengan benar
dan tepat
Jumlah
soal
5
dengan
memperhatikan unsur
kebahasaan,
struktur teks
dan unsur
budaya yang
sesuai konteks
penggunaannya
dan
portofolio.
Penilaian
ini
digunakan
untuk
mengukur
ketercapaian KI-4, yang terdiri dari KD 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Instrumen
penilaiannya dilengkapi dengan rubrik,seperti contoh berikut ini.
a. Contoh rubrik penyusunan teks lisan. (tes unjuk kerja)
Penilaian penyusunan tes lisan terdiri dari dua kriteria, yaitu; 1) kriteria
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
23
Kriteria
Erfllung der
Aufgaben-stellung
(Terpenuhinya poin
yang diminta)
Aussprache
(Pelafalan)
2
Aufgabe gut
erfllt,macht fast
keine Fehler
( Poin yang diminta
dapat dipenuhi dan
hampir tidak
melakukan
kesalahan)
sehr gut
verstndlich
(dapat dipahami
dengan baik)
Skor
maksi
mal
: Bahasa Jerman
Tema
Nama Projek
Alokasi waktu
: Dua Bulan
: ..................
Kelas
: ..................
24
Indikator
Kriteria
Skor
1. Perencanaan
Rumusan
Judul,
Penentuan
jadwal
pelaksanaan,
dan
instrumen
teknik
pengumpulan data.
Tepat
Kurang tepat
Tidak Tepat
Tepat
Kurang tepat
Penarikan kesimpulan
( Hasil pengolahan data)
3.
Tidak tepat
Laporan Proyek
Sangat baik
Baik
Cukup
Penilaian
Pengetahuan
Tes dan tugas
(PR)
4.1
3.2
Penilaian
Keterampilan
Tes Tulis
Unjuk kerja
Portofolio
4.2
Rancangan Penilaian
Tes Tulis
Unjuk kerja
Portofolio
25
Kompetensi
Dasar
3.3
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian
Keterampilan
4.3
Rancangan Penilaian
Tes Tulis
Unjuk kerja
Proyek
Proyek
Portofolio
Catatan:
Untuk penilaian proyek dilakukan satu semester sekali, yang merupakan
gabungan tugas dari KD - KD sebelumnya.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai
hasil akhir proyek; Contoh hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaain
proyek mata pelajaran bahasa jerman adalah:
Perencanaan :
Pelaksanaan :
Instrumen pengumpulan data
Data yang terkumpul
Penarikan kesimpulan ( Hasil pengolahan data)
Bukti-bukti pelaksanaan proyek (foto-foto, berita acara, dll)
Pelaporan proyek :
Presentasi sebuah statitistik, dll
Rollenspiel ( Unjuk kerja/performance.)
3.4
4.4
Unjuk kerja
(Karya)
dan atau
portofolio
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A.
Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran
adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan
diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang
diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.
Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan
kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai
berikut.
Tabel 3: Kompetensi Inti kelas X
Kualifikasi Kemampuan
Dimensi
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
26
27
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai
berikut;
Tabel 4: Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII
Deskripsi Kompetensi
Kompetensi
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
B.
28
Penjelasan Bagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang
harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though
IPK Sikap
IPK Pengetahuan
3.1.1
menyimak
wacana
lisan
dengan
seksama
dan penuh
tanggung
jawab
3.1.1 Menandai
kata,frasa dan
kalimat yang
didengar
kehidupan sekolah
(Schule) dengan
memperhatikan unsur
2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
3.1.2
IPK Keterampilan
4.1.1 Menemukan
padanan ujaran
dalam bahasa
tertentu
29
KD
IPK Sikap
kebahasaan ,struktur
teks dan unsur budaya
yang sesuai konteks
penggunaannya
IPK Pengetahuan
IPK Keterampilan
4.1.3
3.1.3
Menentukan
informasi umum,
selektif, dan rinci
4.1 ..
Menjelas-kan
kata-kata terkait
identitas
Dst....
Dst.
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus
b. Sumber/Alat/media; Penentuan sumber, alat, bahan dan media pembelajaran
disesuaikan dengan indikator pencapaian KD (IPK)
3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan dari KD-3. Guru dapat mengembangkan
materi pembelajaran yang sudah tercantum di silabus sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga
(pengetahuan).
Materi pokok yang terdapat dalam silabus sebagai pengembangan dari KD-3
adalah sebagai berikut:
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
(KI 3)
(KI 4)
30
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
(KI 3)
(KI 4)
kebahasaan ,struktur
teksdanunsur budaya
yang sesuai konteks
penggunaannya.
hatikan unsur
kebahasaan,
struktur teks dan
budaya secara
benar dan sesuai
konteks
memberitahu dan
menanyakan fakta,
perasaan dan sikap,
serta cara meminta dan
menawarkan barang
dan jasa terkait topik
identitas diri
(Kennenlernen) dan
kehidupan sekolah
(Schule) dengan
memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur
teks dan unsur budaya
yang sesuai konteks
penggunaannya.
sederhana unsur
kebahasaan, struktur
teks dan unsur budaya
terkait topik identitas
diri (Kennenlernen) dan
kehidupan sekolah
(Schule) yang sesuai
konteks
penggunaannya.
Verben, Adjektiv
Struktur : Prsens
- Prsens, Konjugation
- Personalpronomen
- Fragewrter:
Redemittel sesuai
topic
identitas diri
(Kennenlernen)
dan kehidupan
sekolah (Schule)
dengan
memperhatikan
unsur
kebahasaan,
struktur teks dan
unsur budaya
secara benar dan
sesuai konteks.
identitas diri
(Kennenlernen)
dan kehidupan
sekolah (Schule)
dengan
memperhatikan
Tema / Topik :
Kehidupan Sekolah
Gegenstnde in der
Schule
und Schulsachen
Der Stundenplan
Schulaktivitten
Uhrzeit
Datum
Wortschatz : Nomen,
Verben, Adjektiv,
Adverb, Zeitangabe
Struktur :
- Prsens, Konjugation
- Artikel ;(bestimmt
und unbestimmt)
- Singular / Plural
- Negation ;
kein/keine, nicht
- Nominativ /
Akkusativ
- Satzstellung
- Fragewrter ; wann,
wie lange,
Redemittel sesuai
topik
Karya sastra
31
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
(KI 3)
(KI 4)
unsur kebahasaan,
struktur teks dan
unsur budaya
secara benar dan
sesuai konteks.
4.4. Menyusun teks lisan
Disamping itu, Guru harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik
materi yang sudah tercantum dalam
soal-soal yang
32
c.
inti
mencakup
kegiatan
mengamati,
menanya,
mencoba,
33
BAB IV
PENUTUP
34
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing science for all through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Harding,
Feminisms,
and
Kemendikbud (2013). Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP
RI
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003
No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301). Jakarta
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.
35