Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH DZIKIR TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERATIF


SEDANG DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT CIREMAI
KOTA CIREBON TAHUN 2016

OLEH :
TAUFIK
NIM. 4201.0112.A.053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
CIREBON
2016

HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operatif Sebelum Dilakukan Terapi
Dzikir di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon Tahun 2016
Tingkat Kecemasan
No
1.
2.
3.
4.
5.

(Pre Test)
Tidak ada kecemasan (<14)
Kecemasan ringan (14-20)
Kecemasan sedang (21-27)
Kecemasan berat (28-41)
Kecemasan berat sekali (4256)
Total

Jumlah
0
0
4
20
6
30

Persentase
(%)

13,3

66,7

20,0
100

Tabel di atas menunjukkan bahwa pasien pre operatif


sedang sebelum dilakukan terapi dzikir mempunyai
tingkat kecemasan sedang (21-27) sebanyak 4 orang
(13,3%), tingkat kecemasan berat (28-41) sebanyak 20
orang (66,7%), dan tingkat kecemasan berat sekali (4256) sebanyak 6 orang (20,0%). Hal ini menunjukkan
bahwa hampir semua pasien pre operasi di ruang rawat
inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon mempunyai
tingkat kecemasan berat sebelum dilakukan terapi dzikir.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operatif Sesudah Dilakukan Terapi
Dzikir di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon Tahun 2016
Tingkat Kecemasan
No

1.
2.
3.
4.
5.

(Pre Test)
Tidak ada kecemasan (<14)
Kecemasan ringan (14-20)
Kecemasan sedang (21-27)
Kecemasan berat (28-41)
Kecemasan berat sekali (42-56)
Total

Jumlah

4
6
18
2
0
30

Persentase
(%)
13,3
20,0
60,0
6,7
0
100

Tabel di atas menunjukkan bahwa pasien pre operatif sedang


setelah dilakukan terapi dzikir diantaranya tidak ada kecemasan
(<14) sebanyak 4 orang (13,3%), tingkat kecemasan ringan (14-20)
sebanyak 6 orang (20,0%), tingkat kecemasan sedang (21-27)
sebanyak 18 orang (60,0%), dan tingkat kecemasan berat (42-56)
sebanyak 2 orang (6,7%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir
semua pasien pre operasi di ruang rawat inap Rumah Sakit Ciremai
Kota Cirebon mempunyai tingkat kecemasan sedang setelah
dilakukan terapi dzikir.

Tabel 5.3 Uji Normalitas Saphiro Wilk


Variabel
P value
Tingkat
0,000
Kecemasan Pre
Tingkat
0,000
Kecemasan Post

Berdasarkan tabel 5.3 yang mengenai uji


normalitas saphiro wilk telah didapatkan
hasil data tidak terdistribusi normal karena
nilai Signifikansi berdasarkan uji normalitas
statistik kurang dari < 0,05.

Tabel 5.4 Uji Pengaruh Wilcoxon


Variable

Tingkat
Kecemasan Pre
Tingkat
Kecemasan Post

Median
Min
Max

P Value

30

0,000

30

0,000

Berdasarkan rerata tabel 5.4 setelah dilakukan uji


normalitas saphiro wilk, didapatkan hasil pretest dan
posttest dalam terapi dzikir terhadap penurunan tingkat
kecemasan. Kemudian peneliti menggunakan uji wilcoxon
atau uji pengaruh. Berdasarkan hasil analisa statistik
kategori tingkat kecemasan pre minimum adalah 3,
maksimum adalah 5, dan p value adalah 0,000.
Sedangkan hasil analisa statistik kategori tingkat
kecemasan post minimum adalah 1, maksimum adalah 4,
dan p value adalah 0,000.

SIMPULAN
Berdasarkan pengukuran tingkat kecemasan yang dilakukan sebelum
terapi, sebagian besar responden menunjukkan tingkat kecemasan
pada rentang 28-41 (berat) sebanyak 20 orang (66,7%).

Berdasarkan pengukuran tingkat kecemasan yang dilakukan


setelah terapi, sebagian besar responden menunjukkan
tingkat kecemasan pada rentang 21-27 (sedang) sebanyak
18 orang (60,0%).
Dari hasil penelitian pada dzikir yang dianalisa dengan uji
wilcoxon, secara signifikan terdapat penurunan tingkat
kecemasan pada responden tersebut dengan nilai p<0.05
yaitu 0.000. Maka ada pengaruh terapi dzikir terhadap
tingkat kecemasan pada pasien pre operatif sedang.

SARAN
Bagi Institusi Pendidikan
Bagi Peneliti
Bagi Ilmu Keperawatan
Bagi Rumah Sakit
Bagi Perawat
Bagi Pasien

SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai