: Study Of Values
Nama Indonesia
Penyusun
: Gordon W. Alport
Philip E.Vernon
Gardner Lindzey
III. ADMINISTRASI
a. Waktu
Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes study of value ini lebih kurang 30
menit.
b. Alat alat yang digunakan
1. Buku soal SOV
2. Lembar jawaban SOV
3. Lembar skoring SOV
4. Norma SOV
5. Alat tulis ( bolpoin, pensil )
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan tes ini bersifat klasikal yaitu dimulai secara bersama sama dan
diakhiri secara bersama sama. Selain itu tes ini juga dapat dilaksanakan secara
individual.
d. Langkah langkah tes
1. Pembagian buku soal SOV beserta lembar jawaban SOV kepada testee.
2. Pengisian identitas pada lembar jawaban.
3. Pemberian instruksi kepada testee tes bagian I.
4. Memulai tes pada bagian I.
5. Menghentikan tes untuk bagian I.
6. Pemberian instruksi kepada testee tes bagian II.
7. Memulai tes bagian II.
8. Menghentikan tes untuk bagian II dan mengakhiri tes.
kotak (b).
-
a
1
b
2
IV. KEGUNAAN
Kegunaan dari study of value ini adalah untuk mengungkap enam dasar minat dan motif
dalam kepribadian yang relative menonjol yaitu Teoritis, Ekonomis, Estetis, Sosial,
Politik dan Religius.
V.
VI.
VII.
V. SKORING TES
Penyekoran nilai nilai pada tes ini melalui langkah langkah sebagai berikut :
1. Menjumlahkan tiap lajur vertical pada lembar jawaban sesuai dengan kelompoknya.
Dimana bagian 1 dibagi atas 4 kelompok, yaitu kelompok item 1 s/d 8, kelompok item
9 s/d 16, kelompok item 17 s/d 23, kelompok item 24 s/d 30. Pada bagian II dibagi atas
3 kelompok , Yaitu item 1 s/d 6, kelompok item 7 s/d 11 dan kelompok item 12 s/d 15.
2. Menuliskan kembali atau memindahkan jumlah skor dari masing masing kelompok
pada lembar jawaban ke lembar skoring.
3. Melakukan perhitungan pada lembar skoring yang sudah diisi dengan skor dari lembar
jawaban, dengan menambahkan angka korelasi. Dengan tidak lupa mencocokan jumlah
skor pada tiap baris harus sama dengan skor yang sudah tercantum dilembar scoring.
4. Membuat profil nilai, dimana nilai profil didapatkan dari table scoring yang sudah diisi.
5. Untuk interpretasi, kita perlu melihat norma untuk tiap jenis kelamin dan tipe
kepribadiannya, karena pembagian skor tersebut tergolong tinggi, sedang atau rendah
berbeda berdasar atas jenis kelamin dan tipe kepribadiannya.
VI.INTERPRETASI
Menurut Spranger, tipe kepribadian manusia dapat digolongkan menjadi enam tipe
yaitu tipe teoritis, tipe ekonomis, tipe social, tipe estetis, tipe politis dan religius.
1) Tipe Teoritis
Minat manusia teoritis terutama adalah menemukan kebenaran. Ditandai dengan
mengambil suatu sikap yang murni kognitif, seseorang yang menyingkirkan atau
membebaskan dirinya dari pertimbangan pertimbangan mengenai objek objek
yang indah atau jelek, yang berguna atau tidak berguna. Yang penting baginya hanya
benar atau tidak benar karena pendekatan minat manusia teoritis adalah empiris,
kritis, dan rasional, maka ia adalah seorang intelektual sejati.Tujuan utama dalam
hidupnya adalah pengetahuan yang sistematis.
2) Tipe Ekonomis
Manusia ekonomis ditandai dengan minatnya terhadap apa yang berguna atau
bermanfaat.Terutama didasarkan atas kepuasan akan kebutuhan jasmaniah, tertarik
untuk mengembangkan nilai kegunaan, mencakup urusan urusan yang praktis
dalam dunia bisnis, produksi, pemasaran, konsumsi yang baik, perluasan
kepercayaan, pengumpulan kekayaan dengan cermat. Sikap ekonomis sering
menimbulkan konflik dengan nilai nilai yang lainnya, manusia ekonomis
menghendaki pengetahuan yang praktis dan yang diutamakan bukanlah kebenaran
pengetahuannya melainkan guna atau manfaat dari pengetahuan itu. Dalam
berhubungan dengan orang, ia kemungkinan besar akan jauh lebih tertarik pada
kekayaan material daripada menguasainya ( sikap politik ) atau dalam membantunya
atau ( sikap social ).
3) Tipe Estetis
Manusia estetis mencari keindahan. Bentuk dan harmoni merupakan nilai yang
tertinggi baginya.Tiap pengalaman hanyalah dinilai dari sudut keagungan,
kesimetrisan atau keserasian.Ia memandang kehidupan itu sebagai suatu rentetan
peristiwa atau kejadian yang masing-masing dinikmati untuk kepentingannya sendiri.
Sikap estetis bertentangan dengan sikap teoritis, sikap teoritis hanya meninjau dari
Alasan :
Kedua pernyataan ini merupakan pernyataan yang sangat sulit untuk dipilih,
karena subyek memiliki sifat kedua duanya.
No. 30
VIII. NORMA
Laki laki
TIPE KEPRIBADIAN
KATEGORI
Sangat tinggi
teoritis
> 53
ekonomis
> 53
estetik
> 47
sosial
> 46
politik
> 52
religius
> 50
Tinggi
49 52
49 52
41 46
42 45
48 51
45 49
Sedang
39 48
38 48
30 40
33 41
39 47
32 44
Rendah
32 38
33 37
25 29
29 32
35 38
27 31
Sangat rendah
< 31
< 32
< 24
< 28
< 34
< 26
Perempuan
TIPE KEPRIBADIAN
KATEGORI
Sangat tinggi
teoritis
> 48
ekonomis
> 48
estetik
> 50
sosial
> 54
politik
> 48
religius
> 55
Tinggi
43 47
43 47
44 49
49 53
44 47
51 54
Sedang
32 42
34 42
33 43
39 48
35 43
38 50
Rendah
28 31
30 33
29 32
34 38
31 34
32 37
Sangat rendah
< 27
< 29
< 28
< 33
< 30
< 31
VIII.
a. Identitas
Nama
Jenis kelamin
Perempuan
20 tahun
Pendidikan
NILAI
41
KATEGORI
Sedang
EKONOMIS
41
Sedang
ESTETIS
34
Sedang
SOSIAL
43
Sedang
POLITIK
34
Rendah
RELIGIUS
47
Sedang
c. Dinamika Psikologis
Dari hasil tes yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa subyek memiliki
minat social, menjunjung tinggi cinta kasih antar sesame manusia. Oleh karena itu
subyek orangnya baik hati, simpatik dan tidak mementingkan diri sendiri. Bagi
subyek cinta kasih merupakan satu satunya bentuk hubungan antara manusia yang
paling sesuai. Subyek tidak memiliki ketertarikan dibidang politik, ataupun aktivitas
aktivitas lain yang memperlihatkan sikap berkuasa atau memiliki nilai kekuasaan
yang tinggi. Kompetisi dan perjuangan bukan hal utama yang berperan dalam
seluruh hidupnya.
Subyek bukanlah orang yang suka mengatur, berkehendak dan tidak memiliki
hasrat yang tinggi terutama yang berhubungan dengan kekuasaan, pengaruh dan
kemasyhuran pribadi. Maka semboyan pengetahuan adalah kekuasaan , sangat
bertentangan dengan prinsipnya.
Endah Nurvia Y.