Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayahnya.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit
untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang
menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Menurut data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah penyebab kematian kedua pada
anak dibawah 5 tahun.
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka
kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun
rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan
menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare
merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak (WHO, 2009).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun
2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian
akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7%
dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk tahun 2006, penderita diare di
Indonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%.
Di Provinsi NTB diare masih menjadi masalah, dikarenakan masih buruknya
kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun perilaku masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat. Pada Riskesdes 2013 diantara seluruh Provinsi di Indonesia, Nusa Tenggara
Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi yang kejadian diare berada di atas rata-rata
nasional yaitu 4,1 persen. Pada tahun 2012 kejadian diare di NTB sebanyak 176,920
kasus yang tersebar di Kabupaten/Kota dan kejadian diare di Kabupaten Lombok Timur
sebanyak yaitu 39.461 kasus. (Dinas Kesehatan NTB, 2013).
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan ibu mengenai diare meliputi pengertian, penyebab, gejala klinis,
pencegahan, dan cara penanganan yang tepat dari penyakit diare pada balita berperan
penting dalam penurunan angka kematian dan pencegahan kejadian diare serta
malnutrisi pada anak. Pada penelitian sebelumnya oleh Pujiastuti (2003) di
Karanganyar didapati adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan
sikap ibu, dan juga antara pengetahuan ibu dengan tindakan ibu terhadap pencegahan
diare pada balita.
Dengan keadaan ini penulis tertarik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu dengan tindakan ibu terhadap kejadian diare pada balita
di Puskesmas Cakranegara tahun 2015.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian diare pada balita
diwilayah Puskesmas Cakranegara tahun 2015.
b.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DIARE
1. Pengertian
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan
lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces
(Ngastiyah, 1999). Definisi Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara buang
air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi,2001). Sedangkan menurut
(Arief Mansjoer, 2000) Diare adalah defekasi lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir. Adapun menurut (Richard,1993) Diare adalah suatu peningkatan
frekuensi, keenceran dan volume tinja serta diduga selama 3 tahun pertama
kehidupan, seorang anak akan mengalami 1 3x episode akut diare berat.
2. Etiologi
Adapun faktor penyakit diare yang dibagi menjadi 4(empat) faktor
(Ngastiyah,1997) antara lain :
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi eksternal adalah infeksi saluran pencernaan makanan
a) Infeksi bakteri : vibrio, E coli, rotavirus
b) Infeksi virus : intervirus, adenovirus, rotavirus
c) Infeksi parasit : cacing, protozoa, jamur
2) Infeksi parental adalah infeksi di luar alat pencernaan makanan
a) Tonsilitis
b) Bronkopneumonia
c) Ensefalitis
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsiprotein
c. Faktor Makanan
1) Makanan beracun
2) Makanan basi
3) Alergi terhadap makanan
5
d. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas ( jarang terjadi pada anak yang lebih besar)
3. Penyebab Diare
Penyebab diare berkisar dari 70% sampai 90% dapat diketahui dengan pasti,
penyebab diare dapat dibagi menjadi 2 yaitu (Suharyono,2003) :
a. Penyebab Tidak Langsung
Termasuk dalam penyakit langsung antara lain infeksi bakteri virus dan
parasit, malabsorbsi, alergi, keracunan bahan kimia maupun keracunan oleh racun
yang diproduksi oleh jasad renik, ikan, buah dan sayur-sayuran. Ditinjau dari
sudut
(Suharyono, 2003) :
1) Diare Sekresi
a) Disebabkan oleh infeksi dari golongan bakteri seperti shigella, salmonella,
E. coli, bacilluscareus, clostridium. Golongan virus seperti protozoa,
entamoeba histolitica, giardia lamblia, cacing perut, ascaris, jamur.
b) Hiperperistaltic usus halus yang berasal dari bahan-bahan makanan kimia
misalnya keracunan makanan, makanan pedas, terlalu asam, gangguan
psikis, gangguan syaraf, hawa dingin, alergi.
c) Definisi imun yaitu kekurangan imun terutama IgA yang mengakibatkan
terjadinya berlipat gandanya bakteri dan jamur.
2) Diare Osmotik yaitu malabsorbsi makanan, kekurangan kalori protein dan
berat badan lahir rendah
4. Patogenesis
Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare adalah (Ngastiyah,1997) :
a. Gangguan osmotik yaitu yang disebabkan adanya makanan atau zat yang tidak
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga penggeseran air dan elektrolit berlebihan akan merangsang usus dan
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi yang menyebabkan adanya rangsangan tertentu (misalnya:
foksin) pada dinding usus yang akan terjadi suatu peningkatan sekresi, selanjutnya
menimbulkan diare karena peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus yaitu hiperstaltik yang mengakibatkan kurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan yang menimbulkan diare, sebaliknya
bila peristaltik usus menurun mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
menimbulkan diare.
5. Tanda dan Gejala
1) Cengeng, gelisah
2) Suhu tubuh meningkat
3) Nafsu makan berkurang
4) Timbul diare, tinja encer, mungkin disertai lender atau lendir darah
5) Warna tinja kehijau-hijauan
6) Anus dan daerah sekitar lecet karena seringnya defekasi
7) Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare
8) Banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit sehingga menimbulkan dehidrasi
9) Berat badan menurun, turgor kurang, mata dan ubun-ubun besar, menjadi cekung
(pada bayi) selaput lendir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah,1997).
6. Cara Penularan
Kuman penyakit diare ditularkan melalui fecal oral antara lain melalui
makanan dan minuman yang tercemar tinja dan kontak langsung dengan tinja
penderita (Depkes,2000).
7. Pencegahan diare
Pencegahan diare dapat dilakukan dengan memberikan ASI, memperbaiki
makanan pendamping ASI, membuang sampah pada tempatnya atau menjaga
kebersihan lingkungan, menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, mencuci
tangan sebelum makan,menutup makanan atau menjaga kebersihan makanan,
menggunakan jamban, membuang tinja anak pada tempat yang tepat (Depkes, 2000).
usaha
pencegahan
terhadap
berbagai
faktor
lingkungan
diusahakan
memenuhi
persyaratan
kesehatan,
diusahakan
mendekati persyaratan air sehat yaitu persyaratan fisik yang tidak berasa,
bening atau tidak berwarna. Secara bakteriologi air harus bebas dari segala
bakteri terutama bakteri pathogen. Dari sisi kimiawi air minum yang sehat itu
harus mengandung zat-zat tertentu di dalam jumlah tertentu di dalam jumlah
tertentu seperti flour, chlor, besi.(Notoatmodjo, 2003)
2) Kebersihan Jamban
Dengan adanya jamban dalam rumah mempengaruhi kesehatan
lingkungan sekitar. Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja
terhadap lingkungan maka tinja harus dibuang pada tempat tertentu agar
menjadi jamban yang sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi
persyaratan yaitu tidak mengotori permukaan air di sekitarnya, tidak
terjangkau oleh serangga, tidak menimbulkan bau, mudah digunakan dan
dipelihara, sederhana desainnya, murah, dapat diterima oleh pemakainya
(Notoatmodjo,1999).
2. Faktor Pendukung atau Tidak Langsung
a. Umur
Umur adalah usia yang menjadi indikator dalam kedewasaan di setiap
pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap
pengalamannya. Umur seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi
perilaku, karena semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggung jawab,
lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda (Notoatmodjo,2002).
Karakteristik pada ibu balita berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap cara
penanganan dalam mencegah terjadinya diare pada balita, semakin tua umur ibu
maka kesiapan dalam mencegah kejadian diare akan semakin baik dan dapat
berjalan dengan baik.
10
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga itu
sendiri amat diperlukan seseorang lebih tanggap adanya masalah kesehatan
terutama kejadian diare di dalam keluarganya dan biasa mengambil tindakan
secepatnya (Kodyat,1996).
Berdasarkan tingkat pendidikan ibu, prevalensi diare berbanding terbalik
dengan tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka
semakin rendah prevalensi diarenya. Lamanya menderita diare pada balita yang
ibunya berpendidikan rendah atau tidak sekolah adalah lebih panjang
dibandingkan dengan anak dari ibu yang berpendidikan baik. Insiden diare lebih
tinggi pada anak yang ibunya tidak pernah sekolah menengah (Julianti,1999).
Pendidikan yang rendah, adat istiadat yang ketat
serta nilai
dan
mereka yang terjaga akan semakin baik (Berg, 1986). Pendapatan merupakan
faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan di suatu
keluarga. Demikian ada hubungan yang erat antara pendapatan dan kejadian diare
yang didorong adanya pengaruh yang menguntungkan dari pendapatan yang
meningkatkan, perbaikan sarana atau fasilitas kesehatan serta masalah keluarga
lainnya, yang berkaitan dengan kejadian diare, hampir berlaku terhadap tingkat
pertumbuhan pendapatan. (Berg, 1986).
Tingkat pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, di mana
status ekonomi orang tua yang baik akan berpengaruh pada fasilitasnya yang
diberikan (Notoatmodjo, 2003). Apabila tingkat pendapatan baik, maka fasilitas
kesehatan mereka khususnya di dalam rumahnya akan terjamin, masalahnya
dalam penyediaan air bersih, penyediaan jamban sendiri atau jika mempunyai
ternak akan diberikan kandang yang baik dan terjaga kebersihannya. Rendahnya
pendapatan merupakan rintangan yang menyediakan orang tidak mampu
memenuhi fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan (BPS, 2005). Pada ibu balita yang
mempunyai pendapatan kurang akan lambat dalam penanganan diare karena
ketiadaan biaya berobat ke petugas kesehatan yang akibatnya dapat terjadi diare
yang lebih parah.
e. Status Gizi Balita
Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi
makanan,
penyimpanan
dan
penggunaan
makanan.
Menurut
merupakan data baru yang dikatakan lebih sesuai dengan perkembangan jaman.
Dalam keadaan normal perkembangan berat badan sesuai dengan
pertambahan tinggi badan dengan percepatan tertentu. Indeks berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB) merupakan indikator yang baik untuk mengetahui status
gizi saat ini, terlebih data umur yang sangat sulit diperoleh. Indeks BB/TB adalah
indeks yang independen terhadap umur dan merupakan indicator yang baik untuk
menilai gizi saat ini atau sekarang (Supariasa,2002).
Cara penyajian antopometri dari berbagai jenis indeks tersebut untuk
menginterpretasikan dibutuhkan ambang batas dapat disajikan dengan 3 cara yaitu
:Persen terhadap median, Persentil dan standar Deviasi Unit. Dari ketiga cara di
atas dipilih metode standar Deviasi Unit (Z_Score BB/TB) untuk menghitung
status gizi bayi (Supariasa,2002). Adapun rumus perhitungan Z_Score adalah :
Z_Score = nilai individu subyek nilai median baku rujukan
simpangan baku rujukan
Klasifikasi penilaian status gizi berdasarkan parameter antropometri berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB) adalah :
13
Batas Ambang
Gizi lebih
> 2,0 SD
Gizi kurang
< -2,0 SD
Gizi baik
< -2,0 SD + 2 SD
Gizi buruk
< -3,0 SD
C. Kerangka Teori
14
Tingkat pengetahuan
kualitas sumber
air
kebersihan
jamban
Fasilitas kesehatan
Umur
Tingkat
Pendidikan
Status Pekerjaan
Pendapatan
Keluarga
Status Gizi Balita
Keterangan :
Diteliti
Tidak Diteliti
BAB III
15
MASALAH KESEHATAN
3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cakranegara
3.1.1
Keadaan Wilayah
Puskesmas sebagai penyambung tangan Pemerintah yang secara
langsung menangani masalah kesehatan di masyarakat.
Dalam
SKN
telah
dijelaskan
bahwa
untuk
mencapai
tujuan
Data Geografi
Puskesmas Cakranegara adalah salah satu Puskesmas dari 11 Puskesmas
yang ada di wilayah Kota Mataram, yang terletak paling timur dari Kota
Mataram,
terletak
di
Kecamatan
Sandubaya
yang
merupakan
pusat
Sebelah timur
: Kecamatan Narmada
Sebelah barat
Sebelah utara
Sebelah selatan
: Kelurahan Babakan
16
JUMLAH
LUAS
TOPOGRAFI
LINGKUNGAN
8
10
6
7
5
7
WILAYAH
67,02 Ha
88 Ha
238,572 Ha
100,480 Ha
17,442 Ha
90,130 Ha
Dataran
Dataran
Dataran
Dataran
Dataran
Dataran
1
Cakra Timur
2
Cakra Selatan
3
Bertais
4
Mandalika
5
Turida
6
Selagalas
3.1.3 Demografi
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga
NO KELURAHAN
JUMLAH
PENDUDUK KELUARGA ( KK )
3.841
1.140
6.569
1525
8.448
2.141
11.050
2.647
9.218
2.167
10.266
2.653
49.392
12273
3.1.4
1
Cakra Timur
2
Cakra Selatan
3
Bertais
4
Mandalika
5
Turida
6
Selagalas
7
Puskesmas
Ekonomi dan Sosial
Tabel 2.3 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Puskesmas Cakranegara
No
Kelurahan
Petani
Buruh
PNS
Pedagang
Pensiunan
Cakra Timur
249
113
274
Cakra Selatan
25
2500
50
Bertais
729
170
76
1166
Mandalika
256
321
247
632
Turida
39
34
711
166
24
Selagalas
440
249
315
135
Kelurahan
1
2
Cakra Timur
Cakra Selatan
Sarana Pendidikan
TK/PAUD SD
2
2
2
5
SLTP
0
1
SLTA
0
0
PT
0
0
17
3
4
5
6
7
Bertais
Mandalika
Turida
Selagalas
Puskesmas
1
4
2
3
14
4
3
3
4
23
2
2
2
1
8
0
2
1
1
4
0
1
1
0
2
Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
Tingkat Pendidikan
Tdk Sekolah SD
247
869
111
708
1307
1392
1974
2363
2542
1816
359
931
6576
8079
Cakra Timur
Cakra Selatan
Bertais
Mandalika
Turida
Selagalas
Puskesmas
SLTP
603
165
709
2188
1586
1329
6580
SLTA
1161
538
990
1694
2207
1550
8140
DIII/S1
54/182
200
160
194
1161
396
2347
Tabel 2.6 Data Jumlah Posyandu, Kader Aktif dan Strata Posyandu
No
Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
Cakra Timur
Cakra Selatan
Bertais
Mandalika
Turida
Selagalas
Puskesmas
Jumlah
Posyandu
5
10
6
8
8
8
45
Kader
Aktif
25
50
30
40
40
40
225
Strata Posyandu
Pratama Madya
2
3
6
3
2
3
1
4
4
1
9
20
Purnama
4
1
3
3
3
14
Mandiri
2
2
Kelurahan
Cakra Timur
Cakra Selatan
Bertais
Mandalika
Turida
Selagalas
Puskesmas
Sarana Kesehatan
Pustu
Pokesdes
1
1
1
1
1
1
1
3
5
Puskesmas
1
1
Rumah Sakit
2
2
Rumah Sakit
: 2 buah
: 16 buah
18
: 1 buah
: 1 buah
: 6 buah
Puskesmas
: 1 buah
Puskesmas Pembantu
: 2 buah
Puskesmas Keliling
: 1 buah
Posyandu
: 45 buah
Pokesdes
: 4 buah
Ambulance
: 1 buah
: 1 buah
Kepala Puskesmas
: 1 orang
Ka.Sub.Bag.TU
: 1 Orang
Dokter Umum
: 1 orang
Dokter Gigi
: 1 orang
Bidan
: 5 orang
Bidan Desa
: 4 orang
Perawat
: 13 orang
Perawat Gigi
: 3 orang
Tenaga Gizi
: 4 orang
Penyuluh Kesehatan
: 1 orang
Asisten Apoteker
: 1 orang
Apoteker
: 1 orang
Tenaga Laboratorium
: 4 orang
Tenaga HS
: 3 orang
Pekarya Kesehatan
: 3 orang
Administrasi Umum
: 3 orang
Jumlah seluruhnya
:49 orang
19
Gedung
Ruang Rawat Jalan
Poli KIA/KB
Poli Gigi
Poli Lansia
Poli Jiwa
Poli LKB
Poli Yankestrad
Poli Remaja
Laboraturium
Apotik/Gudang Obat
Loket
Ruang Konseling
UGD
Poli Akupresur
Ruang Imunisasi
Ruang Perawatan
Ruang Persalinan
o Ruang Administrasi
-
Ruang Bendahara
Ruang SP2TP
Ruang P2PL
Ruang Aula
20
Ruang Gizi
Dapur Gizi
21
3.2
Ketenagaan
3.2.1
Struktur Organisasi
22
3.3.2
rangka
23
data
skunder
dari
suatu
sumber
dalam
rangka
mengidentifikasi wilayah.
d. Menyusun laporan hasil pelaksa naan idedntifikasi dengan menggunakan
satu instrument
e. Menyusun rencana kerja/usulan kegiatan tingkat kecamatan
f. Melakukan pendekatan individu/kelompok terhadap masyarakat umum
dan tokoh masyarakat/tokoh agama.
g. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program/sector di tingkat
kecamatan
h. Memberikan pelayanan konsling kepada masyarakat dengan dasar
pendidikan di bawah SMU/SMK.
i. Membimbing dan membantu masyarakat merencanakan Survey Mawas
Diri
b. Penyehatan Lingkungan
24
25
pengamatan
dini
terhadap
KLB
dan
melakukan
3) Laboratorium Kesehatan
a. Mempersiapkan kegiatan lab. Kes :
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk pemeriksaan lab.
30
pemeriksaan
specimen/sample
secara
makroskopik,
2.
3.
4.
5.
6.
Melaksanakan penyuluhan
7.
8.
9.
33
B. Identifikasi Masalah
Melakukan identifkasi masalah pada data Cakupan Kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas
Cakranegara Tahun 2014.
a) KELOMPOK KRITERIA A : BESARNYA MASALAH
Besarnya masalah diperoleh dari selisih antara 100% dengan pencapaian suatu
program.
Pencapaian (<
100%)
73%
Besar
masalah
27%
2. Posyandu mandiri
11%
89%
12%
88%
97%
3%
97%
3%
80%
20%
80%
20%
92%
8%
88%
12%
55%
45%
21%
79%
11%
89%
87%
13%
97%
3%
82%
18%
28%
72%
96%
4%
97%
3%
10%
90%
3%
97%
No
Program
41%
59%
3%
97%
2%
98%
55%
45%
45 %
55%
45%
55%
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besar masalah dari presentasi
pencapaian terbesar dengan pencapaian terkecil.
Keterangan:
n = jumlah masalah
k = jumlah kelas
k = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log (26)
= 5,66
= 6
Interval
=
nilai terbesar nilai terkecil
K
=
98 3
6
=
15,8
No
Program
INTERVAL
(1)
3-18,8
2. Posyandu Mandiri
Nilai
2
INTERVAL
(6)
82,5-98,3
6
6
1
Imunisasi polio
b)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Masalah Kesehatan
Penyuluhan PHBS pada
Rumah tangga/kelompok
Posyandu mandiri
Inspeksi sanitasi sarana air
bersih
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan nifas
Komplikasi neonatus yang
ditemukan
Penanganan komplikasi
neonatal
Kegawatan
Tingkat
Urgensi
Biaya yang
dikeluarka
n
Nilai
10
11
12
11
13
12
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
3
3
3
3
5
5
11
11
10
10
11
13
11
11
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
5
5
5
5
11
11
11
13
13
15
13
12
12
11
11
c)
No
1.
Masalah
Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga/kelompok
Nilai
4
2.
Posyandu mandiri
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
12. Upaya perbaikan gizi balita umur 6-24 bulan Gakin mendapat MPASI
d)
Masalah
Penyuluhan PHBS pada Rumah
tangga/kelompok
Posyandu mandiri
Inspeksi sanitasi sarana air bersih
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan nifas
Komplikasi neonatus yang ditemukan
Penanganan komplikasi neonatal
Cakupan kunjungan balita1
Cakupan kunjungan balita4
Akseptor KB aktif dipuskesmas
Akseptor MKEP di puskesmas
Upaya perbaikan gizi balita umur 6-24
bulan Gakin mendapat MPASI
Cakupan asi eksklusif umur 0-5 bulan
29 hari
Balita yang akan datang dan ditimbang
BB
Balita ditimbang dan naik BBnya
Balita dibawah garis merah
Imunisasi polio
Imuniasai BCG
Imunisasi TT hamil 1
Imunisasi TT hamil 2
Penemuan kasus diare di PKM dan
kader
Kasus Diare ditangani dengan rehidrasi
IV
Rehidrasi rumah tangga kasus diare
Pemberian obat zink selama 10 hari
Penemuan kasus pneumonia dan
pneumonia berat oleh puskesmas dan
kader
Nilai
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
26.
C. Prioritas Masalah
Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula
nilai prioritas dasar ( NPD ) serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas
masalah yang dihadapi:
-
NPD = (A+B) x C
NPT = (A+B) x C x D
Program
10
48
48
URUTAN
PRIORITAS
6
2. Posyandu mandiri
11
68
68
12
90
16
11
22
22
13
20
20
14
13
30
30
11
12
14
14
15
11
36
36
11
36
36
10
39
39
10
45
45
NPD NPT
11
51
51
13
28
28
12
11
48
48
11
36
36
11
32
32
10
11
48
48
11
48
48
13
76
76
13
76
76
15
76
76
13
57
57
12
54
54
12
30
30
11
11
45
45
11
45
45
1 Imunisasi TT hamil 1
URUTAN
PRIORITAS
1
2 Imunisasi TT hamil 2
4 Posyandu mandiri
No
PROGRAM
5
6
7
8
9
3
4
5
6
6
10 Imunisasi polio
11 Imuniasai BCG
7
7
8
9
9
10
11
11
12
13
14
15
16
Jadi, pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah
urutan pertama adalahImunisasi TT hamil 1,Imunisasi TT hamil 2, dan Cakupan Penemuan
Kasus Diare di PKM dan Kader . Jadi peniliti mengambil Cakupan Penemuan Kasus Diare
di PKM dan Kader yang diangkat sebagai kasus penelitian ini.
D. Metodologi
1. Desain penelitian
Rancangan penelitian kami menggunakan penelitian observatif deskriptif
dengan
desain
cross
sectional.Studicross
sectional
adalah
penelitian
non-
Ket :
N
n:
Dengan menggunakan rumus di atas dapat kita masukkan populasi yang digunakan
dengan taraf signifikansi yang kami gunakan adalah 10%=0.1.
n = 91
Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah minimal 90 balita yang berada di
Lingkungan MandalikaCakranegara.
5. Instrument dan cara pengumpulan data
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan metode
wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioneer mengacu pada faktor dari
H.L. Blum.
Cara pengumpulan data kami lakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang
kami dapatkan dari puskesmas dasan agung. Sedangkan pengumpulan data primer
kami langsung turun ke lapanagna untuk melakukan wawancara dengan
menggunakan kuisioner.
PENILAIAN KUISIONER
Tabel 1. Contoh Penilaian kuisioner pada Responden atas nama (
No
PERTANYAAN
Ya
Jawaban
Jarang Tidak
Skor
I.
II.
III.
IV.
PERILAKU
1. Pernahkah mendengar tentang hipertensi
2. Berapa tekanan darah normal
3. Berapa dikatakan hipertensi
4. Riwayat hipertensi
5. Sering memeriksakan diri ke puskesmas
6. Sering mengkonsumsi obat penurun hipertensi
7. Biasa makan asin
8. jumlah konsumsi garam
9. biasa makan tinggi lemak
10. mengkonsumsi alcohol
11. merokok/pernah merokok
12. jumlah rokok batang/hari
13. lama merokok
14. sering berolahraga
JUMLAH
Herediter/Keturunan
15. Riwayat hipertensi dari keluarga
16. Riwayat penyakit jantung dari keluarga
17. riwayat stroke dari kelurga
18. Riwayat obesitas dari keluarga
JUMLAH
Lingkungan
19. Sering cemas, panik, tegang atau stress
20. Lingkungan sekitar menyebabkan stress
21. Sering terpapar asap rokok sehari-hari
JUMLAH
Pelayanan Kesehatan
1. Sering mendapat promosi kesehatan tentang
Hipertensi
2. Tempat pelayanan kesehatan susah dijangkau
3. Fasilitas puskesmas dilingkungan memadai
JUMLAH
0
0
1
0
1
0
2
2
2
0
0
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
2
Keterangan :
I. Perilaku
II. Herediter
III.Lingkungan :
hipertensi.
IV.Pelayanan Keesahatan : Semakin bagus pelayanan kesehatan maka semakin rendah
kejadian hipertensi dan semakin tinggi pula cakupan, begitupun
sebaliknya semakin jelek pelayanan kesehatan maka semakin
tinggi pulakejadian hipertensi dan semakin rendah penemuan kasus
hipertensi.
Dari tabel diatas didapatkan (I) faktor perilaku bernilai 8, (II) faktor herediter bernilai
0, (III)faktor lingkungan bernilai 2, dan (IV) faktor pelayanan kesehatan bernilai 2 dalam
menyebabkan hipertensi pada resopnden A( H. Suparto). Begitu pula cara perhitungan yang
dilakukang untuk responden yang berjumlah 85 orang sesuai dengan sampel.
Tabel 2. Penilaian Kuisioner pada 85 sampel berdasarkan HL BLUM
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Responden
H. Suparto
Mundah
Hj. Samsul
Hj. Badariah
Sumini
Fatimah
Inaq Piin
Jananiq
Maenah
Lalu Kertawang
Syahnun
Hj. Huriah
Safii
Masyah
Inaq Nurmsh
Maryuni
Hj. Siti asenah
M.akwan
Drs. M Said Ismail
Siti aminah
Lalu Buhari Akbar
Sainah
Sumaiah
Mahyudin
Umur
(tahun)
57
52
48
90
60
43
41
51
50
64
65
65
73
76
70
50
80
63
68
45
53
54
58
54
(I)
Perilaku
8
8
10
8
4
6
10
9
8
12
1
11
6
13
13
10
5
9
11
8
15
4
11
9
Kriteria HL BLUM
(II)
(III)
Herediter Lingkungan
0
2
2
2
2
4
0
0
4
4
0
2
0
2
2
6
2
0
2
6
0
0
2
2
6
0
0
2
2
4
4
2
0
0
0
2
2
0
4
0
5
6
2
2
8
2
4
4
(IV)
Yankes
2
2
4
2
0
2
0
2
2
2
2
2
0
2
4
2
4
4
2
2
0
2
0
2
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
Sahuri
Sutiyarni
Munah
Anwar
Murniati
M faozi
Sunarni
Inaq Rumiah
Mahyudin
Idris
Ny. Marwani
Kamariah
Siti aminah
Suhatini
Sadijah
Nuraini
Sri Hidayati
Yuslia
Hj. Samsidiah
H. Isa
Roharah
Hj. Rohaniah
Mahdan
Halimah
Lalu Muhnan
Masrah
Ruknu prawarawati
M. Munsir
Nursihan
Sakirin
Hj. Siti nurisah
H.M. Sahdan
Simah
Nispaini
H.rayahin
M.Saleh
Aspunah
Raimah
Rusnah
Budiman
Rainah
Risnadiati
Rahma
M. sanusi
Suarni
Hadi
Anisah
Rusniadi
51
58
71
63
50
85
58
71
61
59
65
50
45
45
100
65
43
41
59
55
52
60
60
65
50
42
52
52
60
55
50
57
64
45
58
43
40
40
45
46
50
43
50
44
43
47
43
44
5
5
9
8
7
6
10
9
10
10
3
5
6
8
8
8
3
8
8
15
8
7
8
10
13
8
5
13
7
13
1
9
4
8
6
6
14
9
7
14
2
2
1
11
3
5
2
3
0
4
0
0
4
2
0
0
4
0
4
4
0
4
0
4
6
2
2
0
4
2
2
8
4
2
2
2
2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
4
0
6
2
2
4
0
2
2
2
2
2
0
0
2
2
0
4
2
2
0
0
2
0
6
0
6
4
4
0
0
0
4
4
2
1
0
4
2
2
4
0
0
0
2
4
0
4
2
0
0
6
2
4
0
4
0
0
0
0
2
2
0
2
4
2
2
4
2
0
2
2
2
2
2
2
2
4
0
4
2
2
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
2
2
2
0
0
2
0
0
0
2
2
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Almah
Hj. Sulastri
Hj. Nurhayati
Sarah
Nurjanah
Sarafidin
Nurinah
Nurhidayati
Mariam
Sanati
Bahtiar
Suharni
Abidin
Total/Jumlah
Pertanyaan
Rata-rata
65
54
60
60
40
51
53
48
40
40
40
57
49
4
9
5
7
10
6
10
10
9
3
4
5
11
0
2
4
2
0
0
0
0
4
2
4
2
2
2
2
2
4
2
0
4
2
4
2
0
6
0
2
4
2
0
4
0
2
2
2
2
2
0
2
46,57
42,25
58,33
45,33
0,55
0,50
0,69
0,53
POHON FAKTOR
DIARE
PENGETAHUAN
AIR MINUM
YG
DIKONSUMSI
PERILAKU
PENCEGAH
AN DIARE
SIKAP
PENANGANA
N DIARE
PEMBERI
AN
ORALIT
KEBIASAAN
HYGIENE
PERORANGA
N IBU
MEMBAW
A BALITA
KE
YANKES
TURUT
SERTA
PENYULUHA
N DIARE
AIR
JAMBA
N
KESLIN
G
FASILITAS MENUJU
PELAYANAN
KESEHATAN
JARAK
WAKTU
TEMPUH
TRANSPORTA
SI
PENYEBAB MASALAH
1. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang hipertensi
ALTERNATIF SOLUSI
1. Promosi kesehatan
(penyuluhan/konseling) ke
masyarakat tentang
hipertensi
2. Promosi kesehatan
(konseling), olahraga
3. Penyuluhan masyarakat
untuk berhenti merokok dan
rutin berolahraga.
4. (tidak bisa diintervensi)
5. Penyuluhan hipertensi
6. Melakukan pengadaan
fasilitas kesehatan yang
masih kurang
7. Melakukan pengadaan
tempat pelayanan kesehatan
pembantu agar mudah
dijangkau
8. Melakukan kunjungan
untuk mengukuran tensi
Berdasarkan alternative solusi yang kami buat, kami melakukan scoring dengan
menggunakanmetode Reinke yaitu berupa matriks EVEKTIVITAS DAN EFISIENSI :
SKOR = antara 1 sampai 5
Ket.
M
= Prioritas = P=
No
1.
ALTERNATIF
SOLUSI
Promosi kesehatan
EFEKTIVITAS
EFISIENS
M
5
I
5
V
4
I
C
1
RANK
P=
100
80
(penyuluhan/konseling)
ke masyarakat tentang
hipertensi
2.
Penyuluhan masyarakat
untuk berhenti merokok
dan rutin berolahraga.
3.
Melakukan pengadaan
fasilitas kesehatan yang
masih kurang.
4.
Melakukan pengadaan
tempat pelayanan
Sie. Perlengkapan
Sie. Publikasi & dokumentasi
Nama
4 MS
1
dr.4Indradjid,
- dr. Zainul
- dr. Iing
- dr. Suci Nirmala
Angger Bayu Wibisono
Feby Arirahmat
3 Artati
4 Putu3Ayu Septiari
Niluh
RianKarisma Loja
- Susan Dwi Oktulani
- Riska Leonita Fahmi
- Baiq Erika S.
- Uyun Mihwar
- Andry Wijaya
- Amy Aristasya Sintya
- A. Rina Rojiatul
- Putu Bagus Ananta
- Diana Kurniawati
68
12
Berdasarkan tabel pemilihan alternative solusi di atas dapat kami simpulkan bahwa
urutan pemilihan kegiatan yang kami lakukan adalah yang pertama adalah Penyuluhan
tentang hipertensi.
Tabel. Plan Of Action Peningkatan Penemun Kasus Hipertensi pada Lansia dilingkungan Pelita Kelurahan Dasan
Agung
Kegiatan
Penyuluhan
tentang
hipertensi
Tujuan
Meningk
atkan
pengeta
huan
masyara
kat
tentang
hiperten
si
Sasaran
Kader
dan
Masyarak
at
lingkunga
n pelita di
wilayah
kerja
Puskesma
dasan
agung
Tempat
Posyan
du
teratai
Pelaksana
1. Koordinato
r pihak
panitia
pelaksana
: kepala
puskesma
dasan
agung
2. Narasumb
er : Loja
3. Panitia
penyeleng
gara
Biaya
1. Fakulta
s:
UNIZA
R
- Total
biaya
sebesar
3,2juta.
(Rincian
Terlampi
r)
Metode
Ceram
ah dan
tanya
jawab
Tolak ukur
Meningkatn
pengetahu
dan peruba
pola hidup
masyaraka
yang berisi
terkena
hipertensi
Lingkungan
Pelita
Kelurahan
Dasan Agu
Baru serta
terlaksana
penyuluha
mengenai
hipertensid
pelita.
tanya jawab/diskusi)
10.30-10.40 (Postest)
10:40-10:50
(Doorprize dan
pmberian bingkisan)
4. Penutup :
10:50-111:00(
Penutup acara dari
panitia peyelenggara)
BAB IV
PROGRAM KEGIATAN INTERVENSI
A.
B.
penyuluhan
Monitoring
Penyuluhan yang kami lakukan di aula Posyandu Teratai Lingkungan Pelita
Kelurahan Dasan Agung Baru yang pelaksanaan penyuluhannya dilakukan
dengan tokoh masyarakat dan kader dari kelurahan Dasan Agung Baru, target
responden kami sebanyak 50 orang, dan target yang datang sebanyak 25 orang.
Dan acara dimulai sedikit mundur dari jadwal, disebabkan karena peserta
penyuluhan belum semuanya hadir, adapun kronologis/urutan kegiatan adalah
sebagai berikut :
Jam
08.00 WITA
09.00 WITA
09.30 WITA
10.00 WITA
10.10 WITA
Pelaksaan kegiatan
Persiapan panitia,tempat, dan perlengkapan.
Registrasi dan pengukuran tekanan darah
Pretest
Acara di mulai/ pembukaan, ( sedikit mundur jadwal
dikarenakan perserta yang hadir masih kurang dari target).
Sambutan sambutan :
1. Ketua panitia oleh saudara Angger Bayu Wibisono
2. Kepala Puskesmas Dasan Agung Baru oleh pak
Irwansyah SKM.MM
3. Sambutan Lurah Dasan Agung Baru oleh staf yang
10.40 WITA
11.00 WITA
11.40 WITA
11.50 WITA
12.00 WITA
mewakili.
Penyampaian materi oleh saudara Ryan Kharisma Loja.
Diskusi/tanya jawab
Postest
Pembagian doorpizes
Penutup
Selama memberikan penyuluhan dimana dihadiri oleh Kepala Puskesmas
Pembahasan
Penyuluhan yang kami lakukan dengan tujuan ingin memberikan
pengetahuan kepada tokoh masyarakat dan kader tentang hipertensi, agar tokoh
masyarakat dan kader bisa mengetahui, mengerti dan memiliki gambaran tentang
penyakit hipertensi yang merupakan salah satu penyakit degenerative dan dapat
mengakibatkan kematian serta dapat disampaikan kepada masyarakatnya. Selain
itu tokoh masyarakat dan kader bisa mengetahui faktor penyebab maupun
penanggulangan, cara pencegahan, gaya hidup atau perilaku yang sehat dan
bersih, serta pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Penyuluhan yang kami lakukan di lingkungan pelita, dengan Tema Edukasi
tentang Hipertensi isi dari penyuluhan tersebut berupa:
d.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Evaluasi
Inisial Nama
S
MH
HR
H
M1
M2
NLS
Pretest
6
9
4
7
9
7
9
Postest
10
10
8
9
10
10
10
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
RF
HM
R
LS
SM
NA
M2
MT
PH
AB
MN
M3
F
M4
AK
U
9
8
10
9
9
10
7
8
9
7
7
7
9
8
7
5
10
10
10
10
10
10
8
10
9
9
8
9
10
10
8
8
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa hasil postest setelah pemberian
materi oleh pemateri mengalami peningkatan nilai benarnya dibandingkan dengan
nilai pretest. Ini berarti materi yang dismapaikan dapat di mengerti oleh peserta dan
memberi manfaat pengetahuan bagi peserta penyuluhan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penganalisaan data sekunder yang kami lakukan di Puskesmas Dasan
Agungmulai dari tanggal 01 05 Juli 2013kami mendapatkan Hipertensi sebagai sebuah
masalah dikarenakan angka kejadian Hipertensi yang tinggi pada Wilayah kerja
Puskesmas Dasan Agung dan menduduki peringkat ke-4 dari 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Dasan Agung, sehingga kami mengambil angka kejadian Hipertensi menjadi
sebuah prioritas masalah untuk dicari apa penyebab masalah ini. Namun kejadian
hipertensi yang tinggi diwilayah kerja Puskesmas Dasan ini ternyata belum mencapai
target penemuan kasus hipertensi berdasarkan Riskesdes, oleh sebab itu kami
mengangkat tentang Cakupan Penemuan Kasus Hipertensi
Kami mengambil data primer di Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru
karena berdasarkan hasil survey yang kami lakukan kami menemukan banyak faktor
risiko terjadinya hipertensi disana, yaitu memiliki lansia paling banyak dari lingkunganlingkungan lain, dan merupakan lingkungan kalangan atas dan menengah yang beriso
hipertensi.
Dari hasil wawancara dan pembagian quisioner yang kami lakukan pada tanggal
09 13Juli 2013 di Wilayah kerja PuskesmasDasan Agung yaitu di Lingkungan Pelita
Keurahan Dasan Agung Baru kami mengetahui bahwa urutan faktor pemicu terjadinya
hipertensi adalah faktor ingkunga, faktor perilaku/pengetahuan, faktor Yankes dan faktor
herediter. Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih sangat rendah tentang hipertensi,
perilaku masyarakat untuk mencegah hipertensi masih kurang, masyarakat masih kurang
peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyakit hipertensi tersebut.
Karena pengetahuan tentang Hipertensi yang sangat kurang pada Wilayah kerja
Puskesmas Dasan Agung maka kami melakukan intervensi dengan cara penyuluhan guna
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Hipertensi untuk dapat melakukan
pencegahan hipertensi serta melakukan tindakan apabila terjadinya serangan hipertensi
dan penemuan kasus hipertensipun akan tercapai sesuai dengan data Riskesdes tahun
2007.
B. Saran
Puskesmas
- Melakukan penyuluhan yang lebih intens mengenai hipertensi sehingga dapat
-
rutin di Puskesmas
Memberikan pengetahuan bahwa penyakit hipertensi adalah penyakit yang
tidak dapat disembuhkan sehingga memerlukan pengobatan secara rutin dan
bertahap.
Masyarakat
- Lebih peduli dengan penyakit hipertensi
- Lebih mengetahui tanda dan gejala hipertensi
- Mengetahui makanan yang dapat menyebabkan dan memperparah penyakit
-
hipertensi
Mengetahui penyebab penyakit hipertensi
Mengetahui tindakan yang akan dilakukan apabila telah terjadi serangan
hipertensi
- Mengetahui cara pencegahan penyakit hipertensi
Mahasiswa
- Lebih peduli dengan masalah yang terjadi pada masyarakat
- Lebih berperan aktif dalam peningkatan kesehatan masyarakat
- Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dan penyebarannya guna
meningkatkan kesehatan masyarakat baik secara promotif, preventif, kuratif
ataupun rehabilitatif.