Anda di halaman 1dari 13

Tinjauan

TinjauanTerkini
Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

Perdagangan Indonesia
Volume 1, Maret 2010

TINJAUAN UMUM : JANUARI 2010 ekspor nonmigas (79,8%). Ekspor nonmigas


Daftar Isi … mencapai US$9,2 milyar atau naik sebesar
 Pencapaian ekspor Indonesia bulan 47,6% dibandingkan Januari 2009. Bila dilihat
 Tinjauan Umum Januari 2010 adalah awal yang positif selama triwulan terakhir tahun 2009 tren
bagi perekonomian tahun ini. Total pertumbuhan ekspor juga menunjukkan
 Ekspor & Impor ekspor dan ekspor nonmigas Indonesia kecenderungan yang positif, dimana ekspor
Januari 2010 masing-masing mencapai rata-rata tumbuh sebesar 4,4%.
 Perdagangan dengan
US$11,6 milyar dan US$9,2 milyar, atau  Jika dibandingkan dengan bulan Desember
Mitra Dagang Utama
naik sebesar 59% dan 47,6% dibandingkan 2009 terlihat nilai ekspor 2010 menurun
bulan Januari 2009 (year-on-year). Nilai sebesar 13,3% dikarenakan faktor musiman,
 Beberapa Produk yang ekspor bulan itu merupakan yang tertinggi terutama karena fluktuasi penurunan ekspor
Mengalami sepanjang sejarah bulan Januari, dan dari sektor sektor industri sebesar 17,4% dari
Peningkatan Ekspor bahkan lebih tinggi dari bulan Januari US$ 8,2 miliar menjadi US$ 6,7. Sedangkan
dan Impor 2008, sebelum krisis ekonomi dunia ekspor hasil minyak dan gas mengalami
mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. peningkatan, masing-masing sebesar 5,2%
 Fokus Bulan Ini:  Tingginya pertumbuhan ekonomi dan 9,0% (Tabel 2).
Indonesia National Republik Rakyat Tiongkok (RRT)
 Kuatnya kinerja ekspor nonmigas
Single Window (INSW) menjadikannya pasar ekspor Indonesia
menyebabkan surplus neraca perdagangan
kedua terpenting setelah Jepang dengan
Indonesia di Januari 2010. Surplus neraca
 Lampiran peningkatan ekspor sebesar 118% di
perdagangan Indonesia pada Januari 2010
Januari 2010 (year-on-year). Sementara
mencapai US$2 milyar, naik signifikan
itu, impor dari RRT di Januari 2010 naik
dibandingkan suplus neraca perdagangan
sebesar 35,9% (year-on-year).
pada Januari 2009 yaitu sebesar US$679 juta.
 Kenaikan impor bahan baku dan Sebagian besar surplus neraca perdagangan
penolong sebesar 47,9% di Januari 2010 pada Januari 2010 disebabkan oleh surplus
(year-on-year) menunjukkan optimisme neraca perdagangan produk nonmigas (Tabel
Penanggung Jawab pelaku usaha terhadap prospek 1). Surplus neraca perdagangan Indonesia
perekonomian nasional. Adapun 43% dari juga terus dapat dipertahankan dalam kwartal
Balitbang Perdagangan kebutuhan impor Indonesia di Januari terakhir tahun 2009 dengan kenaikan surplus
2010 dipenuhi oleh RRT, Jepang dan rata-rata sebesar 4,1%. Kenaikan ini didukung
Singapura. oleh naiknya surplus migas, yaitu 44,4%
Tim Penulis sementara surplus nonmigas meskipun naik
 Kelangsungan pemulihan perekonomian
namun masih relatif kecil, yaitu 0,4%. Namun
Yati Nuryati  Pencapaian nilai ekspor Januari 2010 adalah fluktuasi bulanan surplus neraca perdagangan
Deasi Natalia yang tertinggi dibandingkan bulan-bulan terjadi dimana surplus pada bulan Januari
Januari sebelumnya. Selama bulan Januari 2010 mengalami penurunan sebesar 33,4%
2010 ekspor Indonesia mengalami bila dibandingkan dengan bulan Desember
Supervisi peningkatan sebesar 59% dibandingkan 2009. Penurunan tersebut disebabkan
ekspor Januari 2009 dengan nilai ekspor penurunan surplus migas sebesar 5,5% dan
Sjamsu Rahardja mencapai US$11,6 miliar. Peningkatan ini nonmigas sebesar 37,7% (Tabel 1).
Ernawati Munadi terjadi karena pergeseran pasar tujuan
ekspor ke RRT, India dan Korea Selatan yang
merupakan salah satu hasil dari kesepakatan
TINJAUAN UMUM: kerjasama dalam kerangka Free Trade
JANUARI 2010 Agreement (FTA). Selain itu, peningkatan
terjadi juga dikarenakan oleh diversifikasi
produk di luar 10 komoditas utama. Hampir
delapan puluh persen dari pertumbuhan
ekspor tersebut merupakan kontribusi dari

1
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

 Meski kinerja ekspor Indonesia hingga awal 2010 terus yang sama, kontribusi ekspor produk pertambangan
menunjukkan tren penguatan, kelangsungan tersebut dan lainnya serta produk pertanian terhadap ekspor
akan dipengaruhi oleh kekuatan pemulihan ekonomi nonmigas masing-masing sebesar 18,3% dan 3,2%.
negara mitra dagang. Belum stabilnya pemulihan krisis
ekonomi global ini dapat berdampak pada fluktuasi  Ekspor komoditas utama menunjukkan pembalikan
permintaan ekspor Indonesia ke beberapa negara tren ke arah penguatan selama triwulan terakhir 2009.
tujuan utama, seperti ASEAN, RRT dan Jepang. Kontribusi ekspor komoditas utama mencapai 47,6%
Sebagaimana yang dilaporkan dalam WEO Projection terhadap total ekspor nonmigas Januari 2010 dan tren
(2009) bahwa pertumbuhan PDB Jepang kwartal IV pertumbuhan ekspor komoditas utama selama triwulan
2009 di bawah ekspektasi, yaitu -1,3% dari 0,6% dan di terakhir mencapai 3,9%. Komoditi yang merupakan
tahun 2010 pertumbuhan PDB Jepang diperkirakan pendorong ekspor Indonesia adalah sawit dan produk
akan mencapai 1,4% sawit, kakao serta karet dan produk karet dengan rata-
rata pertumbuhan masing-masing sebesar 7,7%, 7,8%
dan 5,6%. Produk elektronik dan TPT pada periode ini
Tren Total Ekspor dan Impor masih terus Menguat telah tergeser oleh sawit. Produk yang tetap tumbuh
positif selama tahun 2009 adalah kakao dan elektronik,
Miliar USD
15,0 masing-masing tumbuh sebesar 10,9 dan 0,4%.
Ekspor Impor Neraca
Sementara itu pada periode yang sama, ekspor komoditi
12,0
potensial menyumbangkan 6,3% terhadap total ekspor
9,0 nonmigas dengan pertumbuhan 1,5%. Ekspor komoditas
6,0
potensial yang mempunyai prospek yaitu tanaman obat,
rempah-rempah, minyak atsiri dengan pertumbuhan
3,0
masing-masing sebesar 8,1%, 4,0%, dan 4,3%. (Tabel 4).
0,0
Jan.07 Jul.07 Jan.08 Jul.08 Jan.09 Jul.09 Jan.10
 Bahan Baku Penolong merupakan impor dominan
-3,0
Indonesia selama Januari 2010 dengan Pangsa 74,3%
terhadap total impor. Impor nonmigas selama Januari
Sumber: BPS, diolah
2010 mencapai US$7,6 miliar atau meningkat 42,6%
dibandingkan bulan sebelumnya tahun 2009.
Peningkatan impor tersebut didorong oleh
Kontraksi Nilai Ekspor di Bulan Januari 2010 tidak meningkatnya impor seluruh golongan barang, yaitu
Merubah Tren Penguatan Ekspor Nonmigas bahan baku dan penolong mengalami peningkatan
tertinggi sebesar 47,9% disusul oleh impor barang modal
Miliar USD naik sebesar 35,6% dan barang konsumsi naik 36,3%.
12,0
Ekspor Impor Neraca Meningkatnya impor bahan baku dan penolong serta
barang modal menunjukkan adanya perbaikan pada
9,0
industri nasional. Adapun 43% dari kebutuhan impor
Indonesia di Januari 2010 dipenuhi oleh RRT, Jepang dan
6,0
Singapura.
3,0

0,0
Jan.07 Jul.07 Jan.08 Jul.08 Jan.09 Jul.09 Jan.10

Sumber: BPS, diolah

EKSPOR & IMPOR


 Sektor Industri masih menjadi leading sector untuk
bulan Januari 2010. Keberlanjutan ekspor Indonesia
masih sangat ditentukan oleh ekspor industri serta
pertambangan & lainnya. Selama bulan Januari 2010
ekspor sektor industri masih memberikan kontribusi
yang paling besar yaitu sebesar 58,2% terhadap
pendapatan ekspor nonmigas. Kontribusi sektor
industri ini lebih rendah 5% dibandingkan dengan
kontribusinya pada bulan Desember 2009. Pada bulan

2
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

PERDAGANGAN DENGAN MITRA DAGANG


UTAMA Perkembangan Ekspor Non Migas ke China Beberapa produk Indonesia yang memiliki pangsa
diatas 7% di pasar China
Nilai ekspor Pangsa
Bijih logam
2008

 Pangsa ekspor Indonesia di Uni Eropa, Jepang, dan 10,000

9,000
10

9
Sayuran

Kertas
2004

Amerika Serikat beralih ke pasar RRT, Korea Selatan 8,000 8 Kopi, teh dan rempah-rempah

Instrumen alat musik


dan India. Berdasarkan negara tujuan utama, periode 7,000 7

Nilai Ekspor (US$ Juta)


6,000 6 Pulp

Pangsa (%)
bulan Januari 2010 ekspor Indonesia terkonsentrasi 5,000 5 Alas kaki

Karet
pada 15 pasar ekspor dengan total pangsa mencapai 4,000

3,000
4

3 Kako

79,4%. Di antara negara-negara tujuan utama ekspor 2,000 2


Timah

Minyak nabati
tersebut, pangsa ekspor keempat negara tujuan utama 1,000

0
1

0
Bahan Anyaman dari tumbuhan

yaitu Uni Eropa, RRT, Jepang dan Amerika Serikat 2005 2006 2007 2008 2009 0 5 10 15 20 25 30 35

mencapai 47,4%. Sementara pangsa ekspor Indonesia Sumber: BPS (diolah) Sumber: COMTRADE (diolah)
Persen

untuk negara ASEAN mencapai lebih dari 21,2% (Tabel


5). Selain itu pada bulan Januari ini juga terjadi
peningkatan pangsa ekspor ke negara-negara Asia  Produk ekspor Indonesia yang mempunyai peluang
Timur, seperti RRT dan Korea Selatan. Pangsa pasar cukup tinggi di pasar RRT antara lain minyak
Indonesia ke India di bulan Januari 2010 mencapai nabati (produk sawit dan turunannya), timah, kakao,
7,7%. karet, alas kaki, pulp dan instrumen musik (piano,
akordion, harmonika, gitar, biola dan perkusi) yang
memiliki pangsa antara 6-22%. Pada tahun 2008,
pangsa ekspor produk sawit Indonesia di pasar RRT
meningkat dari 17,4% (2007) menjadi 22% (2008).

 Disamping sebagai mitra dagang ekspor Indonesia,


RRT juga masih merupakan sumber impor terbesar
Indonesia namun tren-nya cenderung menurun
terhadap Desember 2009, meskipun tren-nya naik
terhadap Januari 2009. Seperti halnya pada periode
sebelumnya, RRT masih merupakan sumber impor
terbesar Indonesia selama bulan Januari 2010, dengan
nilai impor sebesar US$1,4 miliar, disusul oleh Jepang
dan Singapura dengan nilai impor masing-masing
sebesar US$1,1 miliar dan US$0,8 miliar. Pangsa pasar
ketiga negara tersebut di Indonesia masing-masing
mencapai 18,6%, 14,1% dan 10,3% (Tabel 5).
Sementara itu total pangsa negara-negara ASEAN di
Indonesia mencapai 22,4%. Namun demikian tren
pertumbuhannya cenderung menurun di Januari 2010
sebesar 5% (month on month/mom) dibandingkan
pesaingnya yang cenderung naik 0,6%. Meskipun tren
pertumbuhan terhadap Januari 2009 naik sebesar 35%,
namun angka ini masih lebih rendah dibanding
pesaingnya Jepang yang tumbuh sebesar 40,7%.

 India merupakan pasar ekspor Indonesia yang


meningkat secara signifikan. Pangsa ekspor Indonesia
di India tahun 2005 hanya mencapai 4,3% dari total
ekspor nonmigas, namun tahun 2009 pangsa ekspor
 RRT menjadi pasar ekspor kedua terpenting bagi Indonesia meningkat menjadi 7,5%. Pada bulan Januari
Indonesia setelah Jepang. Ekspor nonmigas Indonesia 2010 ekspor nonmigas Indonesia ke India mencapai
ke pasar RRT menunjukkan tren penguatan. Meski lebih US$710,8 juta atau naik sebesar 65,1% dibandingkan
rendah dari nilai ekspor Desember 2009, total ekspor dengan Januari 2009. Pangsa pada Januari 2009
Indonesia ke RRT di Januari 2010 meningkat sebesar sebesar 6,9% dan mengalami peningkatan menjadi
118% (year-on year). Menguatnya ekspor nonmigas sebesar 7,7% pada Januari 2010. Dengan peningkatan
Indonesia ke RRT telah meningkatkan pangsa pasar pangsa ekspor yang dicapai tersebut, menunjukkan
Indonesia di negara tersebut dan memperkuat sebagai bahwa India saat ini menjadi salah satu negara tujuan
mitra dagang Indonesia. utama Indonesia.

3
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

 Produk dengan pertumbuhan ekspor yang sangat


 Produk sawit Indonesia mempunyai pangsa ekspor signifikan. Selain produk tersebut, terdapat satu
terbesar di India. Ekspor produk sawit Indonesia ke komoditi yang mengalami lonjakan positif yang sangat
India selama tahun 2008 mencapai pangsa pasar 69% signifikan yaitu nikel (HS 75) dengan pertumbuhan
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2005, yaitu mencapai 186738,2% dengan pangsa mencapai 2,7%
hanya sebesar 53,4%. Produk ekspor Indonesia lainnya dan senjata amunisi (HS 93) dengan pertumbuhan
ke India adalah kopi, teh dan rempah-rempah, timah, 1878,5%, namun dengan pangsa yang sangat kecil
pulp, bahan anyaman dari tumbuhan, getah damar, kurang dari 0,01%.
aneka produk kimia dan serat buatan.
Produk Ekspor Yang Mengalami Pertumbuhan Positif

Perkembangan Ekspor Non Migas ke India Beberapa produk Indonesia yang memiliki pangsa
diatas 7% di pasar India KAPAL LAUT (89)
Nilai ekspor Pangsa

8,000 8 2008
BENDA-BENDA DARI BESI DAN
Serat buatan
2004 BAJA (73)
7,000 7
Aneka produk kimia Jan'10/Des'09
ALAS KAKI (64) Jan'10/Jan'09
6,000 6
Getah damar
Nilai Ekspor (US$ Juta)

5,000 5
Bahan anyaman dari tumbuhan BAHAN KIMIA ORGANIK (29)
Pangsa (%)

4,000 4
Pulp
TEMBAGA (74)
3,000 3
Timah
2,000 2
Kopi, teh dan rempah2 KERTAS/KARTON (48)
1,000 1
Produk sawit
BAHAN BAKAR MINERAL (27)
0 0
2005 2006 2007 2008 2009 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sumber : BPS (diolah) Persen - 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0
Sumber: COMTRADE (diolah)

BEBERAPA PRODUK YANG MENGALAMI


PENINGKATAN EKSPOR DAN IMPOR: JANUARI  Lebih dari 42% produk pada HS 2 digit mengalami
2010. pertumbuhan impor positif. Untuk impor, produk yang
mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 42,3%
 Hampir 32% produk pada HS 2 Digit mengalami atau sekitar 41 produk dari total 97 produk pada HS 2
pertumbuhan ekspor positif. Selama bulan Januari digit.
2010, produk yang mengalami pertumbuhan ekspor
yang positif mencapai 31,9% atau sekitar 31 produk dari  Produk dengan pertumbuhan impor sedang namun
97 produk pada HS 2 digit . kontribusinya terhadap impor nonmigas tinggi. Produk
impor yang memiliki pangsa yang cukup tinggi terhadap
 Produk dengan pertumbuhan ekspor sedang tapi
total impor nonmigas tetapi pertumbuhannya kecil
kontribusinya terhadap ekspor nonmigas tinggi. Di
yaitu mesin/pesawat mekanik (HS 84), plastik dan
antara produk-produk yang mengalami pertumbuhan
barang dari plastik (HS 39) dengan pertumbuhan
positif tersebut, produk dengan pertumbuhan sedang
masing-masing sebesar 0,9; dan 0,6% dan kontribusi
tetapi memiliki kontribusi terhadap total ekspor
lebih dari 23%.
nonmigas yang cukup tinggi diantaranya adalah bahan
bakar mineral (HS 27) tumbuh sebesar 15,06% dengan
pangsa sebesar 18,9%. Diikuti oleh produk tembaga Produk Impor Yang Mengalami Pertumbuhan Positif

(HS74) dengan pertumbuhan sebesar 1,9% dan pangsa GANDUM-GANDUMAN

sebesar 3,4%; serta kertas/karton (HS 48) tumbuh KARET DAN BARANG DARI KARET

sebesar 0,86% dengan pangsa mencapai 3,4%. KAPAS

 Produk dengan pertumbuhan ekspor cukup tinggi KAPAL LAUT

namun kontribusinya terhadap ekspor nonmigas BENDA-BENDA DARI BESI DAN BAJA

sedang. Produk ekspor yang mengalami pertumbuhan PLASTIK DAN BARANG DARI PLASTIK

yang tinggi tetapi memiliki pangsa pasar yang sedang KENDARAAN DAN BAGIANNYA
Jan'10/Des'09
diantaranya adalah bahan kimia organik (HS 29) dengan BESI DAN BAJA Jan'10/Jan'09

pertumbuhan sebesar 12,6% dengan pangsa sebesar MESIN/PERLATAN LISTRIK

2,5%; alas kaki (HS 64) dengan pertumbuhan 14,6% MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK
dengan pangsa 2,3%; benda-benda dari besi dan baja
-40,0 -20,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0
(HS 73) dengan pertumbuhan sebesar 45,1% dengan
pangsa sebesar 1,3% serta kapal laut (HS 89) dengan
pertumbuhan sebesar 115,1% dengan pangsa mencapai
1,1% terhadap total ekspor nonmigas.

4
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

Produk Impor Yang Mengalami Pertumbuhan Positif

BIJI-BIJIAN BERMINYAK

BUBUR KAYU/PULP

TEMBAGA

KAPAL TERBANG DAN Ja n'10/Des'09


BAGIANNYA
Ja n'10/Ja n'09

BAHAN KIMIA ORGANIK

-100,0 -50,0 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0


(%) pertumbuhan

 Produk dengan pertumbuhan impor cukup tinggi


namun kontribusinya terhadap impor nonmigas
sedang. Produk impor yang memiliki pertumbuhan
cukup tinggi tetapi pangsa sedang diantaranya adalah
Karet dan barang dari karet (HS 40); bubur kayu/pulp
(HS 47); gandum-ganduman (HS 10) serta biji-bijian
berminyak (HS 12) dengan pertumbuhan masing-masing
sebesar 7,1%; 18,3%; 11,7% dan 43,1% dengan
kontribusi keempat produk tersebut terhadap total
impor hampir 6%.
 Produk dengan pertumbuhan impor sangat signifikan.
Selain produk-produk tersebut di atas, terdapat produk
impor yang mempunyai pertumbuhan tinggi dan pangsa
yang cukup besar yaitu bahan kimia organik (HS 29) dan
benda-benda dari besi dan baja (HS 73), yaitu 10,6%
(pangsa 5,4%). Produk impor lainnya yang mempunyai
pertumbuhan yang sangat tinggi namun kontribusinya
relatif sangat kecil yaitu tembaga (HS 74) dengan
pertumbuhan 50,4% dan pangsa hanya mencapai 0,9%.

5
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

Tabel 1. Perdagangan Indonesia Januari 2010 (Juta USD)

Okt-09 Nop-09 Des-09 Jan-Des.09 Jan-10 Januari mom (%) yoy (%)
DESCRIPTION
Juta USD 2009 2010 Jan/Des 10/09
EKSPOR
Total 12.242,7 10.775,4 13.348,1 116.510,0 11.574,7 7.280,1 11.574,7 -13,3 59,0
Non Migas 10.131,2 8.438,0 10.845,2 97.491,7 9.232,4 6.254,6 9.232,4 -14,9 47,6
Migas 2.111,5 2.337,4 2.502,9 19.018,3 2.342,3 1.025,5 2.342,3 -6,4 128,4
Minyak Mentah 819,3 743,1 955,7 7.820,3 667,1 373,2 667,1 -30,2 78,7
Hasil Minyak 168,7 246,2 297,7 2.262,3 313,3 149,8 313,3 5,2 109,1
Gas 1.123,5 1.348,1 1.249,5 8.935,8 1.361,9 502,5 1.361,9 9,0 171,0
IMPOR
Total 9.430,1 8.814,7 10.299,9 96.829,2 9.543,3 6.600,6 9.543,3 -7,3 44,6
Non Migas 7.514,0 6.983,8 8.204,4 77.848,5 7.586,0 5.319,1 7.586,0 -7,5 42,6
Migas 1.916,1 1.830,9 2.095,5 18.980,7 1.957,3 1.281,5 1.957,3 -6,6 52,7
Minyak Mentah 721,0 798,0 834,7 7.362,2 848,3 365,3 848,3 1,6 132,2
Hasil Minyak 1.166,4 1.003,7 1.225,5 11.129,4 1.054,0 828,8 1.054,0 -14,0 27,2
Gas 28,7 29,2 35,3 489,0 55,0 87,4 55,0 55,8 -37,1
NERACA
Total 2.812,6 1.960,7 3.048,2 19.680,8 2.031,4 679,5 2.031,4
Non Migas 2.617,2 1.454,2 2.640,8 19.643,2 1.646,4 935,5 1.646,4
Migas 195,4 506,5 407,4 37,6 385,0 -256,0 385,0
Minyak Mentah 98,3 -54,9 121,0 458,0 -181,2 7,9 -181,2
Hasil Minyak -997,7 -757,5 -927,8 -8.867,1 -740,7 -679,0 -740,7
Gas 1.094,8 1.318,9 1.214,2 8.446,8 1.306,9 415,1 1.306,9
Sumber : BPS

Tabel 2. Ekspor Indonesia Berdasarkan Sektor ( Juta USD)

Okt-09 Nop-09 Des-09 Jan-Des.09 Jan-10 Januari mom (%) yoy (%) Pangsa (%)
Sektor
Juta USD 2009 2010 Jan/Des 10/09 (Jan '10)

Migas 2.111,5 2.337,4 2.502,9 19.018,3 2.342,3 1.025,5 2.342,3 -6,4 128,4 20,2
Minyak Mentah 819,3 743,1 955,7 7.820,3 667,1 373,2 667,1 -30,2 78,7 5,8
Hasil Minyak 168,7 246,2 297,7 2.262,3 313,3 149,8 313,3 5,2 109,1 2,7
Gas 1.123,5 1.348,1 1.249,5 8.935,8 1.361,9 502,5 1.361,9 9,0 171,0 11,8
Non Migas 10.131,2 8.438,0 10.845,2 97.491,9 9.232,4 6.254,6 9.232,4 -14,9 47,6 79,8
Pertanian 443,9 388,9 428,8 4.352,8 373,5 261,6 373,5 -12,9 42,8 3,2
Industri 7.591,8 6.340,5 8.164,3 73.435,8 6.741,0 4.977,7 6.741,0 -17,4 35,4 58,2
Pertambangan & Lainnya 2.095,5 1.708,6 2.252,1 19.703,1 2.117,9 1.015,3 2.117,9 -6,0 108,6 18,3
Total 12.242,7 10.775,4 13.348,1 116.510,2 11.574,7 7.280,1 11.574,7 -13,3 -26,3 100,0

Sumber: BPS

Tabel 3. Impor Indonesia Berdasarkan Golongan Barang ( Juta USD)

Okt-09 Nop-09 Des-09 Jan-Des.09 Jan-10 Januari mom (%) yoy (%)
Golongan Barang
Juta USD 2009 2010 Jan/Des 10/09

Konsumsi 639,2 639,1 653,7 6.752,6 633,2 464,4 633,2 -3,1 36,3
Bahan Baku & Penolong 7.148,4 6.494,0 7.255,4 69.638,1 7.088,9 4.793,1 7.088,9 -2,3 47,9
Barang Modal 1.642,5 1.681,6 2.390,8 20.438,5 1.821,2 1.343,1 1.821,2 -23,8 35,6
Total 9.430,1 8.814,7 10.299,9 96.829,2 9.543,3 6.600,6 9.543,3 -7,3 44,6

Sumber: BPS

6
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

Tabel 4. Ekspor Komoditi Utama (Juta USD)

Okt-09 Nop-09 Des-09 Trend (%) Januari - Desember yoy (%) Pangsa thd
Sektor Non Migas (%)
Juta USD 2007 2008 2009 2008 2009 2009

Total Komoditi Utama 4.379,1 4.015,9 5.423,0 3,86 45.826,6 55.046,7 46.370,2 20,1 -15,8 47,56

Sawit dan Produk Sawit 825,5 856,5 1.856,8 7,72 7.868,6 12.375,6 10.367,6 57,3 -16,2 10,63
TPT 761,1 731,5 911,5 1,09 9.810,2 10.144,9 9.264,0 3,4 -8,7 9,50
Elektronik 954,5 798,5 736,8 3,63 7.913,7 8.640,7 8.677,4 9,2 0,4 8,90
Produk Hasil Hutan 699,1 591,6 674,9 2,06 7.810,1 8.363,9 6.679,4 7,1 -20,1 6,85
Karet dan Produk Karet 517,7 469,5 574,8 5,63 6.248,7 7.637,3 4.912,8 22,2 -35,7 5,04
Alas Kaki 133,4 149,9 181,0 -0,55 1.638,0 1.885,5 1.736,1 15,1 -7,9 1,78
Otomotif 187,0 150,3 192,1 2,15 2.039,0 2.729,8 1.725,2 33,9 -36,8 1,77
Kakao 125,8 146,4 173,1 7,83 869,0 1.206,7 1.338,5 38,9 10,9 1,37
Udang 91,2 69,6 73,2 0,20 992,9 1.070,9 845,2 7,9 -21,1 0,87
Kopi 84,0 52,2 48,9 2,02 636,4 991,5 824,0 55,8 -16,9 0,85

Total Komoditi Potensial 619,9 581,6 612,1 1,52 5.045,4 6.099,6 6.145,5 20,9 0,8 6,30
Kulit & produk Kulit 14,4 10,9 10,1 1,15 2.002,9 2.692,4 2.785,4 34,4 3,5 2,86
Rempah-Rempah 28,5 23,2 22,1 3,99 897,5 1.068,8 1.191,8 19,1 11,5 1,22
Perhiasan 91,4 123,4 97,8 -3,19 730,2 895,4 864,3 22,6 -3,5 0,89
Makanan Olahan 307,1 268,8 281,4 3,60 624,2 570,6 568,8 -8,6 -0,3 0,58
Tanaman Obat 1,6 1,0 1,1 8,05 267,5 292,6 245,4 9,4 -16,1 0,25
Minyak Atsiri 9,4 8,9 8,8 4,29 149,8 171,4 197,5 14,4 15,2 0,20
Kerajinan 51,4 43,4 80,0 3,06 183,9 176,3 121,1 -4,2 -31,3 0,12
Peralatan Kantor 7,4 4,8 4,3 -1,05 101,1 147,1 90,6 45,5 -38,4 0,09
Ikan & Produk Perikanan 86,7 79,3 86,7 2,12 82,1 75,6 68,7 -7,9 -9,1 0,07
Peralatan Medis 21,9 17,8 19,7 4,17 6,4 9,4 11,8 48,4 24,8 0,01
Sumber : BPS

Tabel 5. Perdagangan Indonesia Dengan Mitra Dagang Utama (Juta USD)

Okt-09 Nop-09 Des-09 Jan-Des.09 Jan-10 Januari mom (%) yoy (%)
No. Negara
Juta USD 2009 2010 Jan/Des 10/09

EKSPOR
ASEAN 2.048,9 1.816,5 2.154,6 20.448,4 1.957,7 1.262,8 1.957,7 -41,1 55,0
1. Singapura 700,6 650,8 713,8 7.947,6 701,5 580,7 701,5 -45,6 20,8
2. Malaysia 607,3 506,6 730,3 5.636,4 600,4 281,7 600,4 -42,1 113,1
3. Thailand 313,5 245,6 274,3 2.598,4 288,6 147,9 288,6 -38,6 95,1

UNI EROPA 1.263,9 1.168,6 1.448,9 13.533,4 1.049,6 1.037,8 1.049,6 -15,1 1,1

UTAMA LAINNYA 4.571,5 3.364,8 4.492,8 39.418,8 4.132,9 2.371,6 4.132,9 -31,2 74,3
4. Jepang 1.694,9 947,2 1.250,2 11.979,0 1.315,5 791,7 1.315,5 -33,3 66,2
5. Amerika Serikat 982,5 918,3 1.044,1 10.470,1 997,7 779,8 997,7 -4,4 27,9
6. Rep.Rakyat Cina 878,1 873,9 1.206,8 8.920,1 1.011,7 462,9 1.011,7 -16,2 118,6
7. Korea Selatan 676,4 419,2 699,0 5.174,3 522,6 219,7 522,6 -25,2 137,9
8. Taiwan 339,6 206,2 292,6 2.875,5 285,4 117,4 285,4 -2,4 143,0
Lainnya 2.246,9 2.088,0 2.749,0 24.091,1 2.092,2 1.582,5 2.092,2 -23,9 32,2
Total 10.131,2 8.438,0 10.845,2 97.491,7 9.232,4 6.254,6 9.232,4 -14,9 47,6
IMPOR
ASEAN 1.755,7 1.591,4 1.685,7 18.046,5 1.700,3 1.206,9 1.700,3 0,9 40,9
1. Singapura 835,2 767,6 784,9 9.236,7 784,2 651,5 784,2 -0,1 20,4
2. Thailand 472,0 432,9 466,6 4.570,9 482,7 291,1 482,7 3,5 65,8
3. Malaysia 351,4 275,4 298,2 3.184,2 330,8 212,6 330,8 10,9 55,6

UNI EROPA 740,7 787,5 846,1 8.649,2 675,6 579,1 675,6 -20,2 16,7

UTAMA LAINNYA 3.524,7 3.378,8 4.354,1 37.521,4 3.783,6 2.693,6 3.783,6 -13,1 40,5
4. Jepang 980,8 917,2 1.064,5 9.810,5 1.071,2 761,2 1.071,2 0,6 40,7
5. Rep.Rakyat Cina 1.271,1 1.256,7 1.482,6 13.491,3 1.408,0 1.035,7 1.408,0 -5,0 35,9
6. Amerika Serikat 547,4 554,3 1.093,4 7.037,7 593,6 410,9 593,6 -45,7 44,5
7. Korea Selatan 401,8 385,9 360,4 3.807,7 395,4 235,0 395,4 9,7 68,3
8. Australia 323,6 264,7 353,2 3.374,1 315,4 250,8 315,4 -10,7 25,8
Lainnya 1.492,9 1.226,1 1.318,5 13.631,5 1.426,5 839,5 1.426,5 8,2 69,9
Total 7.514,0 6.983,8 8.204,4 77.848,5 7.586,0 5.319,1 7.586,0 -7,5 42,6

Sumber: BPS

7
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

Grafik Perkembangan Harga Internasional

Harga Internasional Produk Perkebunan Harga Internasional Komoditi Pangan

500 700

Kopi Arabika (b/c/kg) Kopi Robusta (b/c/kg) 600

400 500

400
300
300

200
200
100 Bera s ($/mt) Ga ndum ($/mt) Kedela i (b/$/mt)

0
100 Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10
Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10

Harga Internasional Produk Perkebunan Harga Internasional Produk Pertambangan


400
8.000

350 7.000 Timah (b/c/kg)


Kakao ($/kg) Karet ($/kg)
Tembaga ($/mt) (RHS)
6.000
300
5.000
250
4.000

200 3.000

2.000
150
1.000

100 0
Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10 Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10

Harga Internasional Produk Perkebunan Harga Internasional Produk Pertambangan


70 120

60 100

50 80

40 60

30 40 Batubara ($/mt) (LHS)


Gula…
Minyak Bumi (a/$/bbl)
20 20

10 0
Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10
Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10

Harga Internasional Produk Perkebunan Harga Internasional Produk Pertambangan


900
14

800 12

10
700
8
600
6 Gas (a/$/mmbtu)

500 Sawit ($/mt) 4

400 2
Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10 Jan'09 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan'10

Sumber : World Bank

8
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

o Meningkatkan validitas dan akurasi data dan


Indonesia National Single Window (INSW): informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan
Definisi, Latar Belakang, Kebijakan, Ekspektasi Ke impor.
Depan, dan Peran Kementerian Perdagangan o Meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan
mendorong masuknya investasi.

 Indonesia National Single Window (INSW)  Komponen Utama dan Konsep Dasar Sistem NSW
merupakan komitmen pemerintah terhadap
o Seluruh Instansi Pemerintah (Government
kerjasama ekonomi regional (ASEAN) dan tuntutan
Agencies/GA) dan Institusi Pendukung Lainnya
nasional untuk mendorong kinerja pelayanan
Bertanggung jawab untuk memasok layanan ke
ekspor-impor untuk mengatasi permasalahan yang
sistem NSW sesuai dengan Service Level Arrangement
menghambat kelancaran arus melalui
(SLA) dan Standard Operating Procedure (SOP) yang
penyederhanaan proses ekspor-impor.
telah ditetapkan.
 Dasar hukum yang melandasi implementasi INSW  Customs, instansi perijinan (GA) impor/ekspor,
adalah Perpres No. 10/2008, yaitu untuk port operator, banks, dll.
mendukung ASEAN Single Window maka
dibentuklah National Single Window. o Pengguna Jasa (pelaku usaha dan masyarakat)
Melakukan akses langsung melalui layanan portal
 INATRADE adalah inisiatif Kementerian
INSW, untuk mendapatkan semua layanan dari
Perdagangan dalam mendukung pelaksanaan
seluruh Instansi Pemerintah & Institusi pendukung
INSW.
lainnya.
 Dengan INATRADE, proses perijinan menjadi lebih
 Importir, eksportir, PPJK, forwader, shipping/air-
sederhana karena diproses melalui layanan
line, perusahaan transportasi, warehousing.
elektronik online serta biaya yang lebih murah.
 Kebijakan umum Sistem NSW di Indonesia o Sistem NSW Negara Lain (ASEAN)
menganut dua pilar kebijakan, yaitu “Trade-System Melakukan pertukaran data elektronik dan akses
data bersama, melalui kendali dan tatanan sistem
Definisi Indonesia National Single Window (INSW) ASW.
 Sistem NSW di sepuluh negara anggota ASEAN.
 Indonesia National Single Window (NSW), merupakan
suatu sistem yang mendukung upaya peningkatan o Pengelola Portal INSW
ekspor Indonesia melalui penyederhanaan proses Mengelola keseluruhan sistem (feature, facility &
ekspor-impor. Single window merupakan sistem yang function) portal INSW, serta menjadi pengendali
menerapkan single submission document, single and hubungan antar muka (interface) antar seluruh
synchronous processing document, dan single decision- komponen yang terkait, di bawah kendali Tim
making untuk proses penyelesaian kewajiban Nasional atau Badan yang ditetapkan Pemerintah.
kepabeanan (customs release). INSW merupakan
langkah lanjut dari implementasi ASEAN Single Window  Penerapan Sistem NSW di Indonesia dilakukan secara
(ASW) di Indonesia. INSW akan terintegrasi dengan bertahap dengan penekanan pada aspek-aspek target
ASW yaitu suatu lingkungan dimana sistem NSW dari waktu, instansi pemerintah, pelaku usaha (user) dan
negara anggota ASEAN dioperasikan dan diintegrasikan cakupan sistem. Strategi pentahapan sistem
sehingga dapat meningkatkan kinerja penanganan lalu berdasarkan pada skala prioritas dan tingkat risiko yang
lintas barang untuk mendorong percepatan proses ada. Pada tahapan berikutnya dilakukan perluasan
customs clearance. Dasar hukum pelaksanaan NSW di coverage entitas yang dilibatkan dan pengembangan
Indonesia mengacu pada Perpres No 10/2008, yaitu atas fitur dan kelengkapan sistem. Dengan strategi
untuk mendukung ASEAN Single Window maka pentahapan yang jelas dan dukungan serta komitmen
dibentuklah National Single Window. dari seluruh entitas yang terkait, terutama dari instansi-
instansi pemerintah, sampai dengan akhir Juni 2008
 Tujuan Umum Penerapan Sistem NSW telah dilakukan penerapan implementasi tahap kedua
sistem NSW di Indonesia. Setelah penerapan tahap
o Meningkatkan kecepatan penyelesaian proses kedua, sistem NSW di Indonesia masih akan terus
ekspor-impor melalui peningkatan efektifitas dan melanjutkan ke tahapan-tahapan berikutnya. Persiapan
kinerja sistem layanan yang terintegrasi antar seluruh telah dilakukan untuk pengembangan yang lebih luas ke
entitas yang terkait. sistem lainnya sesuai kebijakan yang akan ditetapkan
o Meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan pemerintah, serta mengejar target integrasi dengan
dalam penanganan lalu lintas barang ekspor-impor, ASEAN Single Window. Strategi pentahapan tersebut
terutama terkait dengan proses customs release and secara umum dapat digambarkan dalam matriks pada
clearance of cargoes. Tabel 7. Dan pada akhir Januari 2010 INSW sudah

9
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

mencapai tahap kelima yaitu implementasi secara secara lebih baik, terutama yang terkait dengan isu
nasional. terorisme, trans-national crime, drug trafficking,
illegal activity, Intelectual Property Right dan
Latar Belakang Indonesia Nasional Single Window perlindungan konsumen.

 Penerapan sistem NSW di Indonesia bukan hanya o Kinerja sistem pelayanan yang perlu ditingkatkan
karena komitmen RI terhadap kesepakatan di tingkat Untuk meningkatkan daya saing perekonomian
regional ASEAN, tetapi terutama adanya kebutuhan di nasional, perlu dilakukan peningkatan kinerja sistem
tingkat nasional untuk meningkatkan kinerja pelayanan dengan menerapkan prinsip-prinsip good-
pelayanan ekspor-impor. Harus diakui bahwa kondisi governance melalui pembangunan otomasi sistem
kinerja layanan ekspor-impor di Indonesia masih pelayanan yang terintegrasi.
tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara lain,
terutama bila dilihat dari lead-time pelayanan impor, o Sistem pelayanan yang belum terintegrasi
masih banyaknya point of services dalam penyelesaian menghambat kelancaran arus barang
impor, masih tingginya biaya yang harus dikeluarkan Untuk meningkatkan kelancaran arus barang ekspor-
dan adanya ketidakpastian dalam proses pelayanan impor, sangat dibutuhkan adanya integrasi sistem
ekspor-impor. Selain itu, dari sisi kepentingan nasional antar Instansi Pemerintah yang akan mampu
perlu dilakukan peningkatan validitas dan akurasi data meningkatkan efisiensi pelayanan keseluruhan proses
ekspor-impor, serta pengawasan terhadap lalu lintas ekspor-impor.
barang antarnegara. Ada beberapa faktor yang
mendorong penerapan sistem NSW di Indonesia, Kebijakan dalam National Single Window?
diantaranya:
 Pengembangan sistem NSW di Indonesia berpedoman
o Komitmen RI terhadap kesepakatan di tingkat pada kebijakan umum yang disebut dengan “Kebijakan
regional ASEAN. Dua Pilar Sistem” serta kebijakan teknis yang berkaitan
o Kesepakatan Pemimpin Negara Anggota ASEAN dengan kejelasan dan pengaturan yang terkait dengan
dalam The Declaration of ASEAN Concord II (Bali data yang mengalir melalui Portal INSW.
Concord II), 7 Oktober 2003
o Kesepakatan Menteri Ekonomi ASEAN dalam ASEAN o Kebijakan Umum Pembangunan Sistem NSW
Agreement to Establish & Implement The ASEAN Pengembangan sistem NSW di Indonesia secara
Single Window, 9 Desember 2005 umum mendasarkan pada ASW Technical Guidance
o Kesepakatan Menteri Keuangan ASEAN dalam dan beberapa standar referensi internasional dalam
ASEAN Protocol to Establish and Implement The pengembangan sistem NSW. Namun demikian,
ASEAN Single Window, April 2006 mendasarkan pada kepentingan nasional Indonesia
o Kesepakatan Pemimpin Negara Anggota ASEAN dan agar lebih efektif dalam pencapaian tujuan untuk
dalam Declaration on the ASEAN Economic meningkatkan kinerja layanan ekspor-impor, konsep
Community Blueprint, 20 November 2007. kebijakan umum Sistem NSW di Indonesia sedikit
berbeda dengan negara lain, yaitu dengan
Hal apa saja yang diperbaiki oleh INSW: menambahkan sistem kepelabuhanan/kebandar-
o Kondisi kinerja pelayanan ekspor-impor yang perlu udaraan (seaport/airport system). Dengan demikian
ditingkatkan sistem NSW di Indonesia tidak hanya memfasilitasi
o Lead Time waktu penanganan barang impor dan otomasi dan integrasi data yang terkait dengan
ekspor yang masih terlalu lama (dibandingkan kegiatan trading saja (trade-system) namun juga
dengan negara anggota ASEAN lainnya) mencakup kegiatan layanan kapal dan barang di
o Masih banyaknya titik layanan (point of services) pelabuhan (port-system). Kebijakan ini sering disebut
dalam penanganan lalu lintas barang ekspor-impor, sebagai “Kebijakan Dua Pilar Sistem: “Trade-System
sehingga mengakibatkan ekonomi biaya tinggi (high dan Port-System”.
cost economy)  Trade System (“TradeNet”) bertujuan untuk
o Tingkat validitas dan akurasi data atas transaksi dan mendorong percepatan dalam penyelesaian
kegiatan ekspor-impor yang belum memadai, dokumen pelayanan ekspor-impor (flow of
terutama terkait dengan data perijinan ekspor- document). Customs clearance, yang melakukan
impor. pertukaran data:
Dari customs-system: data realisasi impor/ekspor
o Kepentingan nasional untuk mengontrol lalu lintas (utilization-report)
barang antar negara Dari trade-system (GA): perijinan ekspor impor.
Untuk melindungi kepentingan nasional, perlu adanya
kontrol terhadap lalu lintas barang ekspor-impor

10
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

portal INSW adalah mengenai aspek keamanan atas


 Port system (“PortNet”) bertujuan untuk mendorong
data, informasi dan jaringan sistem yang digunakan.
percepatan dalam penanganan lalu lintas fisik barang
ekspor-impor (flow of goods) dan cargo release, yang
5. Prasyarat teknis penerapan sistem NSW
melakukan pertukaran data:
Untuk dapat melakukan penerapan sistem NSW
Dari customs-system: cargo manifest (inward dan
sesuai dengan target yang telah ditetapkan,
outward) dan release approval (SPPB dan
diperlukan prasyarat teknis:
Persetujuan Ekspor/PE)
Dari port-system (GA): discharge list/loading list Ketersediaan jaringan (network availability), sistem
dan gate in/gate out list. cadangan (redundancy system) dan sistem
penanggulangan bencana (disaster recovery system)
o Kebijakan Teknis Pembangunan Sistem NSW Ketersediaan perangkat pengaman jaringan
Untuk melakukan kegiatan teknis dalam (network security)
pembangunan dan pengembangan sistem NSW di Jaminan atas kehandalan jaringan (network
Indonesia, diperlukan kejelasan dan pengaturan yang reliability)
terkait dengan data yang mengalir melalui portal Otomasi seluas mungkin, proses kepabeanan,
INSW serta kebijakan atas aspek teknis yang lain perijinan ekspor-impor, kepelabuhanan,
dalam pengelolaan dan operasional portal INSW. kebandarudaraan dan proses lain yang mendukung
sistem NSW (payment, logistic, dll).
1. Kebijakan terhadap data dan informasi Integrasi data lintas sistem aplikasi (web-services)
Kebijakan atas data dan informasi yang mengalir sehingga memudahkan pertukaran data dan
melalui portal INSW, diputuskan untuk tetap ketersediaan informasi untuk mendukung
berdasarkan pada regulasi dan perundangan yang pengambilan keputusan dalam proses customs
ada. Hal ini mencakup hak penyimpanan dan clearance dan cargo release.
pengelolaan data, publikasi data, dan hak akses atas
data, sedangkan Portal INSW hanya akan
menyediakan repository data untuk kebutuhan
referensi proses.

2. Standar komponen teknis sistem NSW


Kebutuhan teknis sebuah sistem NSW, minimal
mencakup beberapa komponen standar:
Gateway-portal: berupa common-portal
nasional yang berfungsi sebagai portal bagi
pengajuan dan proses dokumen yang diperlukan
dalam proses clearance and release cargo
(portal INSW)
Interface (aplikasi antar muka): diperlukan untuk
interkoneksi antar sistem para pengguna sistem
NSW (instansi pemerintah maupun para pelaku
usaha)
Sistem pelayanan (in-house system): berada di
internal masing-masing Instansi Pemerintah

3. Standarisasi elemen data


Tim Persiapan NSW telah menyepakati bahwa
dalam pembangunan, pengembangan dan
pengoperasian sistem NSW dan semua sistem yang
terkait dengan portal NSW (in-house system di
semua GA), akan menggunakan acuan dan referensi
standar “WCO Data Model, ASEAN Data Set,
UNeDocs, UNTDED dan UN-EDIFACT”.

4. Kebijakan atas keamanan data


Semua data dan informasi yang mengalir melalui
portal INSW adalah data yang sangat penting dan
dilindungi kerahasiaannya oleh aturan perundangan
yang ada. Untuk itu prioritas utama pembangunan

11
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

Tabel 7: Strategi Pentahapan dalam penerapan sistem NSW di Indonesia

Implementasi Tahap Implementasi Tahap Implementasi Tahap


Uraian Uji coba awal NSW Implementasi Tahap ketiga
kesatu kedua Nasional
Target Waktu 19 Nopember 2007 17 Desember 2008 01 Juli 2008 Akhir Desember 2008 Akhir Juni 2009
Instansi Pemerintah DJBC (KPU) + BPOM 5 GA: DJBC (KPU) + Seluruh GA Perijinan Seluruh GA Perijinan Impor Seluruh GA Perijinan Impor +
BPOM, DJ DAGLU, Impor = 15 GA + GA Ijin Ekspor yang Ekspor + GA pendukung
Barantan, Puskari dominan (5 GA) lainnya
Pelaku usaha (user) 10 MITA Prioritas dengan Seluruh MITA Prioritas (97 Seluruh MITA Prioritas + Semua Importir + PPJK Semua Importir +PPJK
komoditi MMO dari 102) MITA non prioritas Eksportir Dominan Semua Eksportir + PPJK
Cakupan sistem SAP Impor, Inhouse ystem di SAP Impor, Inhouse SAP Impor, SAP Manifes, SAP Impor, SAP Ekspor, SAP SAP Impor, SAP Ekspor, SAP
BPOM (BPOM, Daglu, Inhouse (15 GA), Sea-Port Manifes, Inhouse (GA Manifes, Inhouse (GA
Barantan,Puskari) Sistem Impor+Ekspor), Sea-Port Impor+Ekspor), Sea-Port
ystem, Air-Port ystem ystem, Air-Port sistem

Sumber: Tim Persiapan NSW Indonesia

Tabel 8: Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mendapatkan Perijinan yang dikeluarkan oleh Departemen
Perdagangan berdasarkan jenis pelayanan, manual dan online

Waktu yang diperlukan

No Perijianan Jenis Pelayanan

Manual Elektronik (INATRADE)

Importir Jalur Prioritas Importir selain MITA


(Hari) MITA Non Prioritas
(IJP/MITA Prioritas) Prioritas dan Non Prioritas
(Hari)
(Jam/hari) (hari)
1 Nomor Pengenal Impor
Khusus (NPIK) 5 8 jam 3 5

2 Importir Produsen (IP)


5 - 15 8 jam – 7 hari 3-7 5-7

3 Importir Terdaftar (IT)


15 8 jam 3 5

4 Persetujuan Impor (PI)


10 - 15 8 jam – 10 hari 3 - 10 5 - 10

Sumber: Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan

12
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 1, Maret 2010

tidak perlu lagi datang ke Kementerian Perdagangan


Harapan Selanjutnya terhadap INSW untuk melihat status perijinannya. Laporan realisasi
 INSW diharapkan mampu memberikan kepastian yang harus disampaikan oleh importir atau eksportir
kepada dunia usaha dalam hal referensi data dan sebagai amanat Peraturan Menteri Perdagangan juga
waktu, mempermudah dan mempercepat urusan dapat dikirimkan melalui website tersebut, sehingga
logistik tanah air, mempercepat proses dan penyampaian hardcopy dengan mendatangi kantor
menurunkan biaya ekspor dan impor barang sehingga Kementrian Perdagangan tidak perlu dilakukan.
akan meningkatkan daya saing Indonesia dalam
persaingan global. Gambaran tentang pemangkasan  Peraturan Menteri Perdagangan yang berkaitan
waktu yang bisa dilakukan melalui sistem NSW seperti dengan INATRADE. Dalam menunjang pelaksanaan
ditunjukkan pada Tabel 8 yang memperlihatkan sistem INATRADE tersebut maka telah diterbitkan
perbandingan waktu yang diperlukan untuk Peraturan Menteri Perdagangan. Peraturan-peraturan
memperoleh perijinan impor yang dikeluarkan oleh tersebut dapat diakses langsung di website Kementrian
Kementerian Perdagangan. Dengan sistem aplikasi Perdagangan http://www.depdag.go.id. Peraturan-
manual, untuk memperoleh perijinan NPIK diperlukan peraturan tersebut terdiri dari:
waktu lima hari, tetapi dengan aplikasi elektronik
INATRADE hanya diperlukan waktu delapan jam. o Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Sebagai suatu sistem single window, proses No. 28/M-DAG/PER/6/2009 tentang Ketentuan
penyelesaian kewajiban kepabeanan (customs release) Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem
pada akhirnya akan mempercepat proses dan Elektronik Melalui INATRADE dalam Kerangka
menurunkan biaya impor/ekspor barang sehingga pada Indonesia National Single Window;
akhirnya akan meningkatkan daya saing Indonesia o Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
dalam persaingan global. No. 30/M-DAG/PER/6/2009 tentang Jenis Perijinan
Ekspor dan Impor, Prosedur Operasi Standar
Kontribusi Kementrian Perdagangan dalam (Standard Operating Procedure) dan Tingkat Layanan
Mensukseskan INSW (Service Level Arrangement) Dengan Sistem
 INATRADE merupakan sistem perijinan secara Elektronika Melalui INATRADE Dalam Kerangka
elektronik melalui internet (e-licencing) yang dibangun Indonesia National Single Window;
dan dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan o Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
dalam rangka mendukung pelaksanaan program No. 934/M-DAG/KEP/6/2009 tentang Pembentukan
INSW. Sistem INATRADE beroperasi sejak tanggal 17 Tim Pengelola INATRADE;
Desember 2007 bersamaan dengan implementasi NSW o Peraturan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tahap I di pelabuhan Tanjung Priok. Semula sistem ini No. 14/DAGLU/KEP/8/2009 Tentang Prosedur
hanya dapat digunakan oleh Importir Jalur Prioritas dan Operasi Standar (Standard Operating Procedure)
Mitra Utama Non Prioritas. Namun sejak bulan Registrasi Hak Akses INATRADE dan Dokumen
Desember 2009, sejumlah 33 perijinan impor telah Persetujuan Hak Akses INATRADE dalam Kerangka
dapat diajukan secara online melalui website Indonesia National Single Window.
http://inatrade.depdag.go.id oleh seluruh importir
dengan terlebih dahulu harus memiliki password dan
user name sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Referensi:
Sampai dengan akhir tahun 2009 sisa perijinan impor
yang diproses secara manual dikirimkan ke portal NSW
Badan Pusat Stastistik, 2009
melalui webservice INATRADE. Sampai saat ini seluruh
perijinan impor (sebanyak 78) telah dikirim ke portal
Kepmenkeu.No. 132/PMK.01/2008 tentang pedoman
NSW. Laporan Surveyor (LS) dan Certificate of Inspection
dan pentahapan dalam rangka pembangunan dan
(COI) untuk impor juga telah dikirim ke portal NSW
penerapan Indonesian National Single Windows
melalui INATRADE. Perijinan-perijinan baik yang telah
diajukan secara online maupun yang telah dikirim ke
Tim Persiapan NSW-RI (2009). Pedoman dan
portal NSW dapat diakses pada website Kementerian
Pentahapan dalam Rangka Pembangunan dan
Perdagangan http://www.depdag.go.id.
Penerapan Sistem National Single Window (NSW) di
Indonesa.
 Website INATRADE dapat digunakan untuk
mengajukan perijinan, melihat status perijinan World Economic Outlook, October 2009
manual, dan laporan realisasi. Website INATRADE tidak
hanya dapat digunakan untuk mengajukan perijinan
secara online namun juga untuk melihat status perijinan
manual yang diajukan oleh pemohon perijinan pada
Ditjen Perdagangan Luar Negeri, sehingga pelaku usaha

13

Anda mungkin juga menyukai