Anda di halaman 1dari 18

KUSTA

Oleh:
Tri Widya Astuti

Pembimbing :
dr. Heryanto S, Sp.KK

STASE ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH ISLAM JAKARTA SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

SINONIM
EPRA (LEPROSY)
ORBUS HANSEN

EPIDEMIOLOGI
Tersebar di seluruh dunia terutama di daerah tropis dan subtropis.
Dapat menyerang semua umur.
Prevalensi tertinggi pada kelompok umur antara 30-50 tahun
Lebih sering mengenai laki-laki dari pada wanita.
Anak-anak < 14 th. 13 %.

ETIOLOGI
Disebabkan oleh Mycobakterium leprae.
Ditemukan oleh G.H. Armauer Hansen tahun 1873 di Norwegia.
Basil tahan asam, bentuk pleomorf lurus, batang ramping.
Ukuran panjang 1-8 um dan diameter 0,25-0,3 um.
Basil ini hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu rendah
dan tidak dapat dikultur dalam media buatan (in vitro).

ETIOLOGI

PATOGENESIS
BTA

Masuk
kedalam
tubuh

Bersarang di
sel Schwann

Sel Schwann
mengalami
kematian

Resp
on
imun

Tubuh
melakukan
proteksi

Basil kusta
dikenali oleh
sistem imun

Sel Schwann
pecah

Makrofag
menjadi
aktif

Memfagosi
t basil
lepra

Ada yang
tidak
mampu
dicerna

Muncul rentangan
spektrum gambaran
penyakit lepra

KLASIFIKASI
Ridley & Jopling
Borderline Lepromatous (BL), Lepromatous (LL), Mid Borderline (BB), Borderline
Tuberculoid (BT), Tuberculoid (TT).

Madrid
Interdeterminate (I), Tuberkuloid (T), Borderline (B),
Lepromatosa (L)

WHO
Pausibasiler (PB) Sedikit basil : TT, BT, I
Multibasiler (MB) Banyak basil : BB, BL, LL

PEDOMAN UTAMA DALAM MENENTUKAN


KLASIFIKASI / TIPE KUSTA MENURUT WHO
Tanda utama

Pausibasiler
(PB)

Multibasiler
(MB)

Bercak kusta.

Jumlah 1
sampai dengan
5

Jumlah lebih
dari 5

Penebalan
Hanya satu
saraf tepi yang saraf
disertai dengan
gangguan
fungsi

Lebih dari satu


saraf

Pemeriksaan
bakteriologi.

Dijumpai basil
tahan asam
(BTA positif)

Tidak dijumpai
basil tahan
asam (BTA
negatif)

DIAGNOSIS
Berdasarkan penemuan Tanda Kardinal yaitu
1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak
hipopigmentasi/eritematosa
2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/3. Ditemukan basil tahan asam
Cuping telinga
Lesi kulit aktif
Biopsi

GAMBARAN KLINIS
KELAINAN KULIT

Bentuk
Jumlah
Distribusi
Permukaan
Batas
Anastesia

: Makula, infiltrat, papul, nodus


: Satu, beberapa, banyak
: Simetris, asimetris
: Halus, berkilat, kering bersisik
: Jelas, tidak jelas
: Jelas, tidak jelas, tidak ada

GAMBARAN KLINIS

BENTUK LESI KULIT PADA LEPRA

KERUSAKAN SARAF PADA LEPRA

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Bakterioskopik
2. Pemeriksaan Histopatologik
Untuk memastikan gambaran klinis
Penentuan klasifikasi kusta

3. Pemeriksaan Serologis
Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)
Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination)
Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)

PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
Multi Drugs Treatment (MDT)
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Klofazimin (Lamprene)
Rifampisin
Pemberian MDT
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan

PENATALAKSANAAN
OBAT ALTERNATIF
Ofloksasin
Minosiklin
Klaritromisin

PENATALAKSANAAN
MDT Pausibasiler (PB) I, TT dan BT
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Diberikan 6 9 bulan
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan

PENATALAKSANAAN
MDT Multibasiler (MB) BB, BL dan LL atau semua
tipe BTA (+)
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
Diberikan 2 3 tahun bakterioskopik (-)
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai